Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Mendongeng : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Manfaat, Istilah, Ciri-Ciri dan Klasifikasi Dongeng

 


KONSEP MENDONGENG

 

Pengertian Mendongeng

Kata dongeng dalam kamus besar Bahasa Indonesia mempunyai arti cerita yang tidak benar-benar terjadi, misalnya tentang kejadian dan cerita zaman dahulu, seperti cerita para dewa. Bentuk verbal dari kata dongeng menjadi mendongeng mengandung arti  menceritakan dongeng.

Menurut Huck, Hepler, dan Hickman, dongeng adalah segala bentuk narasi baik itu tertulis atau oral, yang sudah ada dari tahun ke tahun. “all forms of narrative, written, or oral, which have come to be handed down through the years” (1987). Jadi, dongeng adalah segala bentuk cerita-cerita yang sejak dulu sudah ada dan diceritakan secara turun-temurun.

Dalam perkembangannya, hakikat mendongeng menjadi lebih luas. Mendongeng dapat diartikan sebagai bentuk menyampikan sebuah cerita yang temanya lebih luas dan tidak hanya pada cerita zaman dahulu. Tema-tema dapat mencakup berbagai aspek kehidupan. Ditambahkan oleh Fisher bahwa cerita atau narasi bukanlah merupakan cerita fiksi semata, tapi segala kejadian verbal maupun nonverbal yang memiliki sederet peristiwa yang diberi arti oleh para pendengarnya. (Littlejohn, Stephen W “Theories of Human Communication” Terjemahan PPS Unhas 1999)

 

Tujuan Mendongeng

apak/Ibu pendidik, Kita mungkin sering mendongeng kepada siswa tapi belum tahu apa sebenarnya tujuan dari mendongeng tersebut, pada sub topik ini kita akan membahas tentang tujuan mendongeng. Yuk kita bahas !

Kegiatan mendongeng tidak sekedar bersifat hiburan belaka, melainkan memiliki tujuan yang lebih mulia, yakni penanaman budi pekerti, moral, dan mendorong anak berprilaku positif. Apabila kita perhatikan anak anak mempunyai rasa ingin tahu dan jiwa perasaan yang mudah terpengaruh terhadap apa yang dia dilihat dan didengar.

 

Menurut Priyono (2001:15) mendongeng mempunyai tujuan:

1.     Merangsang dan menumbuhkan imajinasi dan daya fantasi anak secara wajar.

2.     Mengembangkan daya penalaran sikap kritis serta kreatif.

3.     Mempunyai sikap kepedulian terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa.

4.     Dapat membedakan perbuatan yang baik dan perlu ditiru dengan yang buruk dan tidak perlu dicontoh.

5.     Punya rasa hormat dan mendorong terciptanya kepercayaan diri dan sikap terpuji pada anak

 

Fungsi Mendongeng

Dongeng sebagai salah satu dari sastra anak, berfungsi untuk memberikan hiburan, juga sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat pada waktu itu. Dongeng dipandang sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai, dan untuk masyarakat lama itu dapat dipandang sebagai satu-satunya cara. Sesuai dengan keberadaan misi tersebut, dongeng mengandung ajaran moral. Dongeng sering mengisahkan penderitaan tokoh, namun karena kejujuran dan ketahanujiannya tokoh tersebut mendapat imbalan yang menyenangkan. Sebaliknya tokoh jahat pasti mendapat hukuman. (Nurgiyantoro, 2005:200). Hal senada juga dikemukakan oleh (Danandjaja, 2007:83) bahwa dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral), atau bahkan sindiran. Sama halnya yang diungkapkan oleh Carvalho-Neto (dalam Danandjaja, 2007:4) bahwa dongeng mempunyai kegunaan sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan terpendam. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dongeng mempunyai banyak fungsi antara lain: sebagai hiburan atau pelipur lara, pendidik, sarana mewariskan nilai-nilai, protes sosial, dan juga sebagai proyeksi keinginan terpendam.

 

Manfaat Mendongeng

Manfaat Mendongeng Sebagaimana orang dewasa, anak-anak memperoleh pelepasan emosional melalui pengalaman fiktif yang tidak pernah dialaminya dalam kehidupan nyata. Dongeng ternyata merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), sosial, dan aspek konatif (penghayatan) anak-anak. (Asfandiyar, 2007). Banyak manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan mendongeng, baik untuk anak-anak maupun pendongeng nya. Adapun manfaatnya  adalah sebagai berikut:

 

  1. Menumbuhkan sikap proaktif.
  2. Mempererat hubungan anak dengan orang tua.
  3. Menambah pengetahuan.
  4. Melatih daya konsentras.
  5. Menambah perbendaharaan kata.
  6. Menumbuhkan minat baca.
  7. Memicu daya berpikir kritis anak.
  8. Merangsang imajinasi, fantasi, dan kreativitas anak.
  9. Memberi pelajaran tanpa terkesan mengpendidiki.

 

Istilah Dongeng, Mendongeng, Bercerita dan Berkisah

Kita sering dibingungkan dengan istilah dongeng, mendongeng, bercerita dan berkisah. Dimana letak kesamaan dan perbedaan dari istilah tersebut, mar kita bahas!

Dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, meskipun kenyataannya banyak dongeng yang melukiskan kebenaran, mengandung pelajaran moral, atau sindiran.

 

Mendongeng adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain (Bachri, 2005;10).

 

Bercerita Tarigan (1981: 35) menyatakan bahwa bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain. Dikatakan demikian karena bercerita termasuk dalam situasi informatif yang ingin membuat pengertian-pengertian atau makna-makna menjadi jelas.

 

Berkisah pengertian metode berkisah berarti sama dengan metode cerita atau metode dongeng, adalah metode belajar mengajar yang dilakukan dengan menuturkan suatu peristiwa, kejadian atau suatu karangan tentang kisah, baik berbentuk cerita fiktif maupun non fiktif. Secara lebih jelas dikemukakan bahwa metode berkisah mengandung arti suatu “Suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menceritakan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal, yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang lain baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja.

 

Terdapat banyak praktisi dongeng yang menjelaskan dongeng, mendongeng, bercerita dan berkisah. salah satunya adalah dari Kak Awam Prakoso. yuk kita saksikan tayangan  video dari Kak Awam dari kampong dongeng.

 

Ciri-ciri Mendongeng

Bapak/Ibu pendidik PAUD, seperti layaknya cerita-cerita yang lain, dongeng mempunyai beberapa ciri yang membedakannya dengan bentuk cerita yang lain. Dibawah ini merupakan beberapa ciri-ciri dongeng yang benar.  Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yaitu disebarkan dari mulut ke mulut, melalui kata-kata dan dari generasi ke generasi berikutnya. Ciri-ciri tersebut adalah:

 

1.     Disebarkan dalam waktu yang cukup lama karena penyampaiannya dilakukan secara lisan.

2.     Ada dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh cara penyebaran dari mulut ke mulut (lisan).

3.     Bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui lagi.

4.     Biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola seperti kata klise, kata-kata pembukaan, dan penutup baku.

5.     Mempunyai kegunaan (function) dalam kehidupan bersama suatu kolektif, sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan yang terpendam.

6.     Bersifat pralogis, yaitu memiliki logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum.

7.     Menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi sehingga setiap anggota kolektif merasa memilikinya.

8.     Bersifat polos dan lugu sehingga sering kali kelihatannya kasar dan terlalu spontan. Hal ini dapat dimengerti bahwa dongeng juga merupakan proyeksi emosi manusia yang paling jujur manifestasinya.

 

Klasifikasi Dongeng

Bapak/Ibu pendidik PAUD, untuk sub topik yang terakhir ini kita akan bahas tentang klasifikasi dongeng, mari kita bahas.

a. Berdasarkan Perubahan Zaman

Berdasarkan pengertian dongeng sebelumnya, menurut Huck, Hepler, dan Hickman (1987) dongeng berkembang seiring dengan perubahan zaman. Huck dan kawan-kawan membaginya menjadi dongeng tradisional (traditional folk tale) dan dongeng fantasi modern (Modern Fantasy). Dongeng tradisional adalah cerita yang disebarkan dari mulut ke mulut turun-temurun dari satu generasi ke generasi sebelumnya dan tidak jelas pengarangnya (anonymous). Cerita dalam dongeng tradisional bersumber dari cerita yang dialami oleh leluhur atau cerita-cerita yang tertulis dalam kitab-kitab suci. Sedangkan dongeng fantasi modern merupakan kompilasi (compiled) dari berbagai dongeng tradisional dan memiliki pengarang yang jelas.

 

b. Jenis Dongeng yang sesuai untuk Anak Usia Dini

Menurut Yudha (2007), jenis dongeng yang paling cocok disampaikan bagi anak usia dini, di antaranya sebagai berikut.

1.     Dongeng Tradisional, merupakan dongeng yang berkaitan dengan dongeng rakyat dan biasanya turun temurun.

2.     Dongeng Futuristik (Modern) disebut juga dongeng fantasi. Dongeng ini biasanya berdongeng tentang sesuatu yang fantastic. 

3.     Dongeng pendidikan adalah dongeng yang diciptakan dengan suatu misi pendidikan bagi dunia anak-anak, misalnya Dongeng Monster Kuman Gigi agar anak rajin menggosok gigi.

4.     Fabel adalah dongeng tentang kehidupan binatang yang digambarkan bisa berbicara seperti manusia

5.     Dongeng sejarah biasanya terkait dengan suatu peristiwa sejarah. Dongeng ini banyak yang bertemakan kepahlawanan.

6.     Dongeng terapi adalah dongeng yang diperuntukkan bagi anak-anak korban bencana atau anak-anak yang sakit.