Konsep Dasar Diagnosis Kesulitan Belajar
Dalam
pendidikan proses belajar mengajar merupakan hal yang sangat umum, dan pada
pelaksanaannya tidak selalu berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan
sebelumnya, ada saja permasalahan yang dapat menghambat proses pendidikan.
Kesulitan belajar yang dialami siswalah yang mendasari diperlukannya diagnosis
kesulitan belajar untuk mengatasi masalah yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Diagnosis kesulitan belajar dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami
karakteristik kesulitan belajar yang dialami siswa dengan mengumpulkan
data-data atau informasi seobjektif mungkin sehingga dapat mengambil keputusan
dan mencari alternatif pemecahan masalahnya.
Dari
kesulitan-kesulitan tersebut tentunya ada faktor-faktor penyebab kesulitan yang
dialami siswa yang terdiri dari 2 macam, yaitu : (1) faktor internal siswa,
yang meliputi hal-hal atau keadaan yang ada dalam diri siswa. Faktor internal
ini meliputi gangguan psikofisik siswa seperti kekurang mampuan siswa dalam
belajar, labilnya sikap emosional, dan terganggunya alat-alat indera. (2)
faktor eksternal siswa yang meliputi kondisi lingkungan sekitar, contohnya : Di
lingkungan keluarga seperti ketidakharmonisan hubungan ayah dan ibu, di
lingkungan masyarakat seperti teman sepermainan yang nakal, di lingkungan
sekolah seperti kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
Selain faktor tersebut ada juga faktor yang lebih khusus seperti disleksia
yaitu ketidakmampuan belajar membaca, disgrafia yaitu ketidakmampuan belajar
menulis,dll.
Setelah itu
ada juga hal-hal atau prosedur yang harus di ketahui saat akan melakukan
diagnosis terhadap siswa yang mengalami masalah seperti: melakukan observasi
kelas agar guru dapat mengetahui karakter setiap siswa nya, memeriksa
penglihatan dan pendengaran siswa khususnya kepada siswa yang diduga mengalami
gangguan, mewawancarai orang tua atau wali agar guru dapat mengetahui apakan
siswanya memiliki masalah internal atau tidak, memberikan tes diagnostik agar
mengetahui kesulitan yang dialami siswa, memberikan tes IQ khususnya kepada
anak yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk
mengenali berbagai kesulitan yang melanda siswa dengan tujuan untuk menetapkan
masalah siswa agar pemecahannya lebih mudah. Setelah itu dilakukan diagnosis
lalu perlu dilakukan alternatif pemecahan kesulitan belajar, langkah-langkahnya
yaitu: menganalisis hasil diagnosis, mengidentifikasi dan menentukan bidang
yang harusnya diberikan perbaikan, menyusun program perbaikan dan melakukan
remidial teaching.