Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar



PEMBELAJARAN SENI TARI DI SEKOLAH DASAR
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapan dalam bentuk gerak tubuh secara ritmis dan indah dengan diiringi irama musik serta memiliki maksud tertentu dari setiap gerakannya. Pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar merupakan suatu alat yang memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan kemampuan dirinya, karena tari dapat menimbulkan pengaruh dalam berbagai aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar bukan untuk menghasilkan siswa yang pintar menari atau menjadi seniman tari, melainkan agar siswa mendapatkan pengalaman langsung yang dapat mengungkapkannya dalam imajinasi gerak. Pembelajaran tari anak- anak bersifat edukatif dalam membantu perkembangan jiwa peserta didik. Dengan demikian, konsep pembelajaran seni tari adalah sebagai sarana atau media pendidikan (Purwakarta, 1997).

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar dibuat sesuai dengan usia perkembangan peserta didik, gerakan tari dibuat tidak sulit, lebih mengeksplor gerakan yang dilakukan dalam kegiatan sehari-hari, atau mengamati lingkungan yang ada disekitarnya, seperti tumbuhan dan hewan serta mengeksplor suatu profesi. Model pembelajaran yang diperlukan adalah model yang memberikan peranan pada guru untuk mengelola lingkungan alam dan fisik, sosial, budaya, dan individual, serta sekaligus hidup atau bertindak di dalamnya dengan sikap- sikap yang memberi peluang berkembangnya potensi pribadi ke arah kreatif dan apresiatif terhadap seni tari.

Pembelajaran seni tari ini dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran terpadu. Model pembelajaran terpadu ini merupakan pembelajaran dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan ekspresi bebas, disiplin ilmu dan multikultural yang dalam penyampaiannya menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan drill. Model pembelajaran terpadu ini diterapkan dengan memadukan pendekatan ekspresi bebas yang didalamnya menggunakan metode apresiasi dan kreasi, dengan pendekatan disiplin ilmu yang mengajarkan konsep-konsep tari serta pendekatan multikultural yaitu mengenalkan keragaman seni tari yang ada di Indonesia. Metode apresiasi dijalankan secara runtut melalui alur pengenalan, pemahaman, penghayatan dan evaluasi. Metode kreasi dijalankan melalui alur mengembangkan ide dan konsep yang diperoleh dari apresiasi, serta menuangkan ide dan konsep tersebut kedalam gerak tari sesuai dengan kaidah-kaidah tari yang berlaku serta berpijak pada keragaman seni tari yang ada di Indonesia (Kusumastuti, 2014).

Referensi:
Kusumastuti, E. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu Pada Siswa Sekolah Dasar, 1(April), 7–16.
Purwakarta, D. I. (1997). No Title, (1992).