Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Definisi Pendidikan

 


DEFINISI PENDIDIKAN

 

1.1 Latar Belakang

Secara umum, pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan pengubahan sikap atau tingkah laku seseorang yang dilakukan oleh tenaga ahli (pendidik). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan merupakan proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan menurut Langeveld, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap pihak lain yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (M.I. Soelaiman, 1985).

 

Pendidikan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang tertentu. Dengan melalui berbagai sudut pandang,maka akan menghasilkan suatu pandangan serta definisi yang berbeda. Meskipun dilihat dari  sudut pandang yang berbeda, akan tetapi maksud serta tujuan dari pendidikan tetaplah sama yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Maka dari itu, untuk mengetahui lebih dalam mengenai pendidikan diharuskan untuk mengetahui terlebih dahulu mengenai definisi-definisi pendidikan yang dilihat dari berbagai sudut pandang. Definisi pendidikan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) definisi Pendidikan berdasarkan ruang lingkup, (2) definisi Pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah, (3) definisi Pendidikan berdasarkan pendekatan sistem, dan (4) definisi pendidikan berdasarkan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 2003.

 

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa definisi dan karakteristik Pendidikan berdasarkan ruang lingkup?

2. Apa definisi dan karakteristik Pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah?

3. Apa definisi dan karakteristik Pendidikan berdasarkan pendekatan sistem?

4. Apa definisi Pendidikan berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003?

 

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui definisi dan karakteristik Pendidikan berdasarkan ruang lingkup.

2. Mengetahui definisi dan karakteristik Pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah.

3. Mengetahui definisi dan karakteristik Pendidikan berdasarkan pendekatan sistem.

4. Mengetahui definisi Pendidikan berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.

 

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pendidikan Berdasarkan Ruang Lingkup

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk definisi pendidikan berdasarkan ruang lingkup, Redja Mudyahardjo (2001) membedakannya dalam tiga bagian yaitu: (a) definisi pendidikan maha luas, (b) definisi pendidikan secara sempit, dan (c) definisi pendidikan dalam arti luas terbatas.

 

1. Definisi Pendidikan Maha Luas

Definisi pendidikan maha luas maksudnya pendidikan adalah hidup, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non-formal maupun informal, sampai dengan suatu taraf kedewasaan tertentu.

 

Dalam melaksanakan kehidupan yang berlangsung dalam masyarakat tentunya akan mendapatkan pengalaman-pengalaman, baik pengalaman positif atau pengalaman negatif. Pengalaman-pengalaman tersebut dapat dikatakan pendidikan, karena tujuannya adalah untuk meningkatkan harkat martabat manusia itu sendiri. Terjadinya pengalaman dalam setiap kehidupan dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja bila terjadi kontak individu dengan yang lain, karena pendidikan pada dasarnya akan terjadi bila ada saling interaksi antar setiap manusia.

 

Pendidikan tidak terbatas pada kurun waktu tertentu tetapi berlangsung terus sepanjang masa selama ada kontak antar individu atau selama ada pengaruh satu dengan yang lainnya. Tujuan pendidikan secara luas terarah pada apa yang ingin dicapai selama hidup. Jadi pendidikan dalam arti luas hidup adalah pendidikan, dan pendidikan adalah hidup (life is education, and education is life). Maksudnya pendidikan adalah segala pengalaman hidup.

 

2. Definisi Pendidikan Secara Sempit

Definisi pendidikan secara sempit adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas social (Redja Mulyahardja, 2001:6).

 

Pendidikan bersifat terbatas, maksud terbatas disini adalah dalam segi waktu pelaksanaan, materi dan isi pembelajaran, ruang lingkup kegiatan maupun tujuan yang ingin dicapai. Pendidikan hanyalah proses pembelajaran yang diupayakan sekolah pada kurun waktu yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan kurikulum, itu semua terbatas pada apa yang terjadi atau yang dilakukan siswa selama berada di sekolah. Jadi pendidikan hanya mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu sesuai dengan kewenangan sekolah dalam melaksanakan program kurikulum.

 

Tujuan pendidikan dalam arti sempit ditentukan oleh pihak luar individu peserta didik. Pendidikan dilaksanakan di sekolah ataupun tempat khusus yang secara sengaja dibangun untuk pendidikan. Dalam Definisi sempit juga, pendidikan hanya bagi mereka yang menjadi peserta didik (siswa/mahasiswa) dari lembaga formal seperti sekolah dan perguruan tinggi.

 

3. Definisi Pendidikan Dalam Arti Luas Terbatas

Definisi pendidikan dalam arti luas terbatas adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Redja Mudyahardja, 2001:11).

Pendidikan ini berlangsung pada situasi atau kondisi tertentu dan

5

dilaksanakan secara terprogram pada setiap jenis, jenjang, dan bentuk pendidikan. Waktu pelaksanaannya pun dilakukan sembarangan tetapi proporsional dengan memilih waktu untuk keperluan setiap kegiatan pendidikan. Untuk tempat pendidikannya bersifat dimana saja tetapi ditentukan berdasarkan keperluan dan sesuai dengan lingkungan pendidikan mana yang dibutuhkan pada saat bentuk pendidikan tertentu, apakah pendidikan formal atau non-formal. Dengan demikian, tujuan pendidikan adalah sebagai penunjang dalam mencapai tujuan hidup manusia.

Tabel Karakteristik Pendidikan Menurut Redja Mudyahardjo (2001)

No.

Karakteristik Definisi Pendidikan

Makna Luas

Sempit

Luas Terbatas

1.

Masa Pendidikan

Berlangsung seumur hidup selama ada pengaruh lingkungan

Berlangsung dalam setiap batas-batas waktu tertentu di sekolah

Berlangsung seumur hidup, tidak berlangsung sembarang tetapi pada saat-saaat tertentu

2.

Lingkungan Pendidikan

Berlangsung dalam segala lingkungan hidup, baik yang dicipatkan maupun dengan sendirinya

Berlangsung secara khusus yang diciptakan secara teknis di kelas

Berlangsung dalam sebagian dari lingkungan hidup. pendidikan berlangsung dalam lingkungan hidup kultural

3.

Bentuk Pendidikan

Terentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tak sengaja sampai dengan terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam pengalaman belajar dalam hidup, terjadi sembarang, dimanapun dan kapanpun

Isi pendidikan tersusun secara terprogram, terjadwal berdasarkan kurikulum

Pendidikan dapat berbentuk pendidikan formal, nonformal dan informal. Kegiatannya dapat berupa bimbingan, pengajaran dan atau latihan.

4.

Tujuan

Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tujuannya tidak terbatas. Tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup manusia

Tujuan pendidikan ditentukan pihak luar, terbatas pada pengembangan kemampuan tertentu. Tujuan pendidikan adalah mempersiapkan hidup

Tujuan pendidikn mencakup tujuan-tujuan dari setiap bentuk pendidikan. Tujuan Pendidikan adalah sebagian dari tujuan hidup yang bersifat menunjang terhadap pencapaian tujuan hidup.

 

2.2 Definisi Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Ilmiah

Definisi pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah artinya berdasarkan pada kajian setiap karakteristik keilmuan dari setiap disiplin ilmu yang dipersembahkan terhadap pendidikan. Menurut (Mudyahardjo, 1998) ada empat ciri – ciri pendekatan ilmiah dalam pendidikan:

 

1. Analisis, dalam pendidikan ada batas – batas tertentu yang dipandang dari sudut

ilmu tertentu, oleh karena itu perlu dijabarkan hal dalam unsur yang lebih kecil.

Uraian tersebut merupakan maksud dari ciri pendekatan ilmiah dalam pendidikan

bagian analisis.

 

2. Deskriptif, dengan ciri deskriptif ini dapat menggambarkan tentang unsur – unsur

kependidikan yang sebagai objek penyelidikannya.

3. Empiris, maksud dari empiris yaitu mengungkap prinsip pendidikan dengan

melihat dari peristiwa yang terjadi dalam pendidikan menggunakan prosedur kerja

yang sangat terencana.

4. Mulai dengan suatu asumsi.

 

Ada lima disiplin ilmu yang berhubungan dengan pendidikan, yaitu:

1. Definisi Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Psikologi

Menurut (As-salam, 2016) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tentang tingkah laku dan perbuatan individu, dimana individu tersebut tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Psikologi merupakan studi tentang tingkah laku individu dalam hidupnya, dari masa kecil hingga masa tua. Ada beberapa karakteristik individu menurut Callahan dan Clark yaitu sebagai berikut: (1) unik, (2) banyak kesamaan daripada perbedaannya, (3) mempunyai berbagai diri, (4) sebuah organisme total, (5) mempunyai kesiapan bertindak, (6) mempnuyai tugas – tugas bertindak, (7) mempnuyai berbagai kebutuhan, (8) mempnuyai kecenderungan – kecenderungan umum dalam bertingkah laku, (9) mempunyai tujuan – tujuan khusus, dan (10) merupakan motivator dirinya sendiri. Karakteristik tersebut merupakan proses pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.

 

Disisi lain guru juga memilki tugas untuk melakukan kegiatan bimbingan serta latihan sebagai tugas penunjangnya dalam upaya melahirkan siswa yang mempunyai aspek efektif yang dapat diterapkan pada perilaku kehidupan sehari – hari.

 

2. Definisi Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sosiologi

Sosiologi adalah studi tentang interaksi antara individu dalam kehidupan kemasyarakatan. Berdasarkan definisi sosiologi tersebut menunjukkan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, melainkan selalu saling berinteraksi dengan individu laun atau sekelompok orang. Pendidikanlah yang merupakan interaksi dan interrelasi manusia dengan manusia lainnya, karena tanpa adannya interrelasi antar manusia pendidikan tidak akan terjadi. Ada beberapa karakteristik masyarakat anatara lain:

 

1. Pengalaman kita dengan orang lain

2. Tingkah laku kelompok

3. Interaksi – interaksi dan interrelasi – interrelasi manusia

4. Sebuah sistem

5. Sebuah kelompok dengan suatu budaya

Berdasarkan karakteristik tersebut memberikan gambaran tentang bagaimana siswa berinteraksi serta berinterrelasi dengan guru yang merupakan makhluk sosial. Dalam kehidupan di kelas siswa tidak terlepas dari interaksi dengan teman sebayanya karena di dalam kelas sering diadakan belajar secara kelompok. Pada kegiatan siswa yang saling berinteraksi dan berinterrelasi terjadilah pendidikan selama hubungan – hubungan itu bersifat positif dan konstruktif. Guru juga sebagai pendidikan tidak lepas dari tugasnya untuk mendidik siswa dengan baik dan juga dalam kehidupan bermasyarakat harus bisa bertanggung jawab di tengah – tengah masyarakat yang kompleks.

 

3. Definisi Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Antropologi

Antropologi adalah pengetahuan tentang manusia atau studi tentang ras manusia. Cabang – cabang antropologi terdiri dari antropologi biologi atau fisik, antropologi sosial budaya, linguistik, dan arkeologi. Cabang ilmu ini yang berdekatan dengan pendidikan adalah antropologi biologi atau fisik dan antropologi sosial budaya. Menurut (Mudyahardjo, 1998) antropologi biologis menjelaskan tentang ciri khas manusia diantaranya sebagai berikut:

a. Berjalan tegak

b. Mempunyai otak besar dan kompleks

c. Hewan yang tergeneralisasi, dapat hidup dalam lingkungan

d. Periode kehamilan yang paling panjang dan anak lahir tak berdaya

 

Menurut pandangan antropologi biologi fisik bahwa manusia adalah homosapiens atau makhluk yang diberkahi. Berdasarkan kajian tersebut bahwa manusia merupakan makhluk yang harus mempunyai pendidikan, karena manusia lahir tanpa dibantu manusia tidak akan sempurna, dan tidak mungkin terjadi interaksi dan interrelasi. Terjadinya pendidikan karena adanya hubungan interaksi antara manusia dengan manusia lainnya. Disisi lain, antropologi sosial budaya merupakan cabang antropologi yang menjelaskan tentang tingkah laku manusia, yang salah satunya mempelajari tentang sesuatu dalam bidang sosial budaya. Menurut (Soekmono, 1969) beberapa karakteristik sosial budaya yaitu:

 

1. Tingkah laku kultural dipelajari

2. Tingkah laku kultural terorganisasi dalam pola – pola tingkah laku

3. Pola – pola budaya diajarkan orang dan berlangsung dari satu generasi kegenerasi lain

4. Budaya mempunyai aspek material dan non material

5. Budaya tersebar secara seragam oleh anggota masyarakat

6. Tingkah laku kultural menjadi sebuah cara hidup

7. Budaya terus menerus berubah.

 

Sebagai pendidik atau guru yang telah mengeyam pendidikan dan pengalaman, tentunya telah banyak menimba ilmu, yang merupakan modal dalam melaksanakan tugas mengajar. Modal yang diperoleh merupakan alih budaya dari generasi ke generasi sebelumnya sebagai bahan untuk mengendalikan kembali budaya yang ada pada dirinya bagi orang lain atau siswa.

 

4. Definisi Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Politik

Politik atau ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari tentang ketatanegaraan. Menurut (Abubakar Eby Hara, 2010) ilmu politik adalah studi tentang pemerintahan negara. Sebagai manusia yang berada dalam suatu negara kita harus mengikuti tentang apa yang sedang dilaksanakan dalam negara, oleh karena itu hendaknya kita patuh dan taat terhadap ketentuan – ketentuan yang dilaksanakan dalam percatauran politik.

 

Pandangan politik, bahwa manusia sebagai animal politikon atau binatang yang hidup berpolitik, artinya bahwa manusia dalam kehidupan bermasyarakat atau dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak lepas dalam mengikuti kehidupan politik. Ada beberapa bidang – bidang kajian ilmu politik terdiri dari: (1) teori politik, (2) lembaga – lembaga politik, (3) partai – partai politik, kelompok – kelompok politik, dan pendapat umum, (4) hubungan – hubungan internasional. Semua pandangan tersebut dirasakan di negara kita, dan dampaknya diadopsi yang merupakan pijakan dalam upaya memajukan masyarakat Indonesia dalam percaturan politik.

 

Sebagai guru atau pendidik maka yang hendak dilakukan adalah mengerti tentang pendidikan politik yang kiranya dapat disebarluaskan pada para siswa dalam upaya membangun bangsa menuju masyarakat yang lebih maju. Politik atau ilmu politik dalam hubungan dengan pendidikan merupakan dasar dalam pengelolaan pendidikan secara makro, oleh karena itu mau tidak mau sistem pendidikan yang dianut akan selalu tergantung pada sendi politik yang dilakukan dalam suatu kurun pemerintahan yang memegang kekuasaan.

 

5. Definisi Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Ekonomi

Menurut (Azwar Iskandar, 2019) ekonomika atau ilmu ekonomi merupakan studi tentang upaya manusia memperoleh kemakmuran material. Manusia dalam sehari – sehari selalu berhubungan dengan aktivitas dan kreativitasnya dalam memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, manusia yang hidup di dunia yang penuh persaingan ini selalu ingin mencapai kebutuhan material secara memadai.

 

Menurut pandangan ekonomi bahwa manusia merupakan binatang yang melakukan kegiatan – kegiatan ekonomi, artinya binatang yang selalu berupaya memperoleh kebutuhan dirinya. Dalam melakukan kegiatan ekonomi manusia selalu berhubungan dengan bidang konsumsi, produksi dan distribusi dan pertumbuhan sepanjang waktu, artinya dalam kegiatan ekonomi ada barang yang diproduksi yang di distribusikan untuk kebutuhan konsumen sebagai barang konsumsi yang dibutuhkan sepanjang waktu.

 

Sebagai seorang guru perlu memahami tentang pentingnya meningkatkan kehidupan ekonomi, karena guru dalam kesehariannya selalu perlu kebutuhan yang sifatnya material. Demikian juga siswa dalam kesehariannya akan berhubungan dengan kebutuhan, baik untuk kebutuhan sekolah maupun kebutuhan hidup. Ekonomi dalam pendidikan berguna sebagai penopang, karena segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan pendidikan akan ditentukan dengan perhitungan secara ekonomi. Oleh karena itu, ekonomi akan mempengaruhi kemampuan dalam kegiatan pendidikan bahwa tinggi rendahnya anggaran yang dimiliki merupakan modal dalam keberlangsungan pendidikan. Dalam prinsip ekonomi disebutkan bahwa dengan modal yang dikeluarkan seminimal mungkin diharapkan dapat memperoleh keberhasilan semaksimal mungkin.

 

2.3 Definisi Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem

Sistem adalah sekumpulan komponen atau bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain yang berfungsi untuk mencapai suatu tujuan (Campbell 1973:3). Menurut Elias M sistem adalah sekumpulan komponen-komponen atau subsistem yang terorganisir satu sama lain sesuai dengan rencana untuk mencapai suatu tujuan.

 

Definisi sistem menurut Umar Tirtarahardja (1994:59) adalah suatu kesatuan yang integral dari sejumlah komponen, komponen-komponen tersebut saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi komponenkomponen itu terarah pada pencapaian suatu tujuan.

 

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut ada beberapa makna yang terkandung dalam Definisi sistem, yiatu:

1. Adanya sekumpulan atau keseluruhan

2. Sekumpulan terdiri dari komponen-komponen atau bagian-bagian

3. Komponen dan bagian-bagian merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan

4. Komponen-komponen atau bagian-bagian mempunyai hubungan satu sama lain atau secara bersama-sama

5. Setiap komponen mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing

6. Adanya suatu tujuan

 

Karakteristik teori sistem sebagaimana diungkapkan oleh Redja Mulyahardjo (2001:4) gambarannya adalah sebagai berikut:

1. Keseluruhan merupakan yang utama dan bagian-bagian merupakan hal yang kedua

2. Adanya kesatuan dari setiap bagian-bagian

3. Bagian-bagian membentuk keseluruhan yang tak dapat dipisahkan

4. Setiap bagian-bagian memainkan perannya

5. Sifat bagian dan fungsinya diatur oleh keseluruhan dalam hubunganhubungannya

6. Keseluruhan merupakan sebuah yang kompleks atau sebuah konfigurasi dari energi dan berperilaku seperti sesuatu unsur tunggal yang tidak kompleks

7. Harus memulai dari keseluruhan sebagai suatu dasar, bagian-bagian dan hubungan-hubungan secara berangsur-angsur

 

Redja Mudyahardo (2001:43) mengungkapkan tentang unsur-unsur sistem ditinjau dari sudut input atau masukan, proses, dan output atau hasil, gambarannya adalah sebagai berikut:

1. Masukan (input) adalah sumber-sumber yang ada dalam lingkungan atau suprasistem yang masuk dalam sistem, terdiri dari

a. Informasi-informasi produk dan informasi operasional

b. Energy dan tenaga

c. Bahan-bahan

 

2. Proses atau transformasi

Proses pengubahan masukan olahan menjadi hasil produksi atau jasa, yang dilakukan oleh manusia, atau mesin-mesin, atau manusia dengan mesin-mesin, terdiri dari:

a. Proses manajemen

b. Proses fungsional

c. Proses fungsional silang

 

3. Output atau hasil

Keluaran barang atau jasa yang digunakan lingkungan Klasifkasi sistem yang diutarakan oleh William A Shode, Dan Vaich Jr (197) (dalam Amirin, 1984), diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Sistem dipandang dari sudut wujud, terdiri dari:

a. Sistem fisik, merupakan sistem yang ada dengna sendirinya di muka bumi secara fisik, seperti sistem tata surya.

b. Sistem biologic, merupakan sistem makhluk hidup seperti: manusia, hewan, tumbuhan, dan sebagainya.

c. Sistem sosial, merupakan sistem dalam kelompok manusia seperti:

keluarga, perkumpulan, dan sebagainya.

 

2. Sistem dipandang dari sudut asal-usulnya, terdiri dari:

a. Sistem alamiah, merupakan sistem benda-benda atau peristiwaperistiwa alamiah, baik fisik maupun biologik.

b. Sistem buatan manusia, merupakan sistem yang dirancang, dilaksanakan dan dikendalikan oleh manusia.

3. Sistem dipandang dari sudut hubungannya dengan lingkungan, terdiri dari:

a. Sistem terbuka, merupakan sistem yang selalu menerima pengaruh dan masukan dari lingkungan.

 

Apabila kita amati dari berbagai Definisi sistem yang diutarakan para ahli beragam tetapi mempunyai arah yang jelas di sisi lain ada juga yang menambahkan unsurunsur yang terdapat pada sistem seperti; perencanaan, lingkungan, dan sebagainya tergantung dari sudut mana Definisi sistem itu diungkap.

 

Berdasarkan gambaran tentang karakteristik sistem tersebut maka bagian dibawah ini diungkap modal sistem yang sederhana dan lazimnya para ahli menggambarkan model sistem ditinjau dari sudut input,proses, dan output, adalah sebagai berikut :

 

Radja mudyahardjo (2001:43) mengungkapkan tentang unsur-unsur sistem ditinjau dari sudut input atau masukan proses dan output atau hasil gambarnya adalah sebagai berikut:

1. Masukan (input), adalah sumber-sumber yang ada dalam lingkungan atau

suprasistem yang masuk dalam sistem terdiri dari:

a. Informasi: produk dan informasi operasional

b. Energi dan tenaga

c. Bahan-bahan

2. Proses atau transformasi

Proses pengubahan masukan olahan menjadi hasil produksi atau jasa, yang dilakukan oleh manusia, atau mesin-mesin, atau manusia dengan mesin-mesin, terdiri dari:

a. Proses manajemen

b.Proses fungsional

c. Proses fungsional silang

3. Output atau hasil Keluaran barang atau jasa yang digunakan lingkungan.

 

Umar Tirtaharja (1994:62) mengungkapkan gambaran sistem ditinjau dari sudut input, proses, dan output adalah sebagai berikut:

 

Kedua pandangan tentang sistem tersebut merupakan analogi sistem dalam suatu pabrik dan merupakan ilustrasi model sistem pada umumnya yang tentunya dapat diadopsi dalam sistem pendidikan, tetapi kajiannya didasarkan pada masukkan manusia ( siswa yang akan mengikuti pendidikan) dan keluarannya pun manusia ( manusia terdidik).

 

Menulis tentang klarifikasi sistem yang diutarakan oleh William A Shode , Dan Vaich Jr (1974) sebagaimana diungkapkan oleh Tatang M Amirin (1992), diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Sistem dipandang dari sudut wujudnya terdiri dari:

a. Sistem fisik, merupakan sistem yang ada dengan sendirinya di muka bumi secara fisik seperti sistem tata surya.

b. Sistem biologi, merupakan sistem makhluk hidup seperti manusia hewan tumbuhan dan sebagainya.

c. Sistem sosial, merupakan sistem dalam kelompok manusia seperti keluarga perkumpulan dan sebagainya.

 

2. Dipandang dari sudut asal-usulnya terdiri dari:

a. Sistem alamiah, merupakan sistem benda-benda atau peristiwa-peristiwa alamiah baik fisik maupun biologik.

b. Sistem buatan manusia, merupakan sistem yang dirancang dilaksanakan dandikendalikan oleh manusia.

 

3. Sistem dipandang dari sudut hubungannya dengan lingkungan terdiri dari:

a. Sistem terbuka, merupakan sistem yang selalu menerima pengaruh dan masukan dari lingkungan.

b. Sistem tertutup, merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungannya.

 

Klasifikasi sistem tersebut bila dikaitkan dengan pendidikan sebagai suatu sistem nampaknya akan berada pada sistem sosial, sistem terbuka, sistem buatan manusia. Sistem pendidikan selalu menyatu dengan kegiatan-kegiatan manusia, karena pada dasarnya pendidikan diarahkan pada kehidupan manusia, yang selalu di rekayasa oleh manusia itu sendiri dalam upaya memaksimalkan sumber sumber potensial yang ada pada manusia dengan cara membuka diri atau menerima pengaruh pengaruh lingkungan secara berlanjut agar manusia selalu mengalami perubahan yang berkesinambungan.

 

Pendidikan sebagai sistem sosial dapat digambarkan dalam bentuk model inputoutput atau sering dikenal dengan model CIPP (context/lingkungan), input (masukan, proses, dan produk/output (hasil) sebagai berikut:

 

Input pendidikan adalah segala sesuatu yang menjadi masukan pendidikan, sebagai sistem yang berada dalam suatu lingkungan, berupa sistem pemerintahan, sistem agama, sistem bisnis, dan sistem-sistem lain yang ada dalam masyarakat. Sistem bergerak dinamis dalam masyarakat. Masyarakat adalah membagi sistem sistem tersebut, termasuk sistem pendidikan. Sistem pendidikan menerima input dari masyarakat, berupa input mentah (raw input) berupa calon peserta didik input lingkungan (enviromental input) berupa tujuan pendidikan, filsafat pendidikan/filsafat sekolah, aspirasi masyarakat, tuntutan pembangunan masyarakat, dan input instrumental ( pendidik/guru, kurikulum, buku, alat bantu belajar, sarana dan prasarana pendidikan, uang, dan sebagainya).

 

Proses pendidikan merupakan proses transformasi yaitu interaksi fungsional antar berbagai komponen input dalam mengubah masukan mental menjadi suatu hasil (output) yang diharapkan. Setelah mengalami proses transformasi (proses belajar dan mengajar bimbingan, latihan ujian, dan lain-lain), maka sistem pendidikan menghasilkan output berupa manusia yang terdidik, yang telah berubah meningkat kualitasnya dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap/nilai. Selanjutnya, output ini dapat memberikan umpan balik bagi sistem pendidikan agar diadakan perubahan atau modifikasi dalam berbagai strateginya dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

 

Pendidikan sebagai suatu sistem sebagaimana diungkap oleh Redja Mudyahardjo (2001:51-53) gambarannya adalah sebagai berikut:

1. Masukkan pendidikan ( Input)

a. Informasi

1) Berupa informasi, tentang peserta didik atau siswa.

2) Informasi operasional, seperti; informasi tentang penduduk, barang-barang

yang digunakan dalam pendidikan, pengetahuan atau ilmu, dan sebagainya.

b. Energi atau tenaga

Masukan tenaga yang terlibat dalam pendidikan, seperti: tenaga kependidikan atau guru, penduduk yang terlibat dalam sistem pendidikan.

 

c. Bahan-bahan.Sumber-sumber bukan manusia yang terlibat dalam sistem pendidikan:

1) Barang-barang produksi seperti: titik 2 buku pelajaran, alat peraga, dan sebagainya.

2) Penghasilan nasional ( APBN, APBD) yang disediakan untuk pendidikan, seperti: BOS,SPP, dan sebagainya.

2. Transformasi

a. Komponen

1) Tujuan pendidikan

2) Organisasi pendidikan

3) Masa pendidikan

4) Program isi pendidikan

5) Sarana dan teknologi pendidikan

6) Biaya pendidikan

7) Tenaga pendidikan

8) Prasarana pendidikan

9) Peserta didik

 

b. Bentuk Transformasi

1) Transformasi administratif/manajerial pendidikan, yaitu proses pengelolaan pendidikan nasional oleh pemerintah.

2) Transformasi operasional/teknis pendidikan, yaitu proses pengelolaan pendidikan oleh sekolah dan pendidikan luar sekolah.

 

3. Hasil

a. Orang terdidik yang mempunyai kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Orang-orang terdidik dapat berperan sebagai:

1) Seseorang yang mau mengembangkan kemampuannya atau terus belajar.

2) Seseorang menjadi anggota keluarga yang baik, menjadi warga negara yang baik, anggota masyarakat yang baik dan sebagainya.

3) Menjadi hamba Tuhan yang baik.

 

Berdasarkan uraian sekilas tentang teori sistem tersebut memberikan arah tentang gambaran definisi pendidikan berdasarkan pendekatan sistem, artinya pendidikan dapat dilihat dari keseluruhan aspek input, proses, dan output. Pendidikan adalah keseluruhan yang terintegrasi dari setiap aspek pendidikan mulai dari input yang diproses atau ditransformasi oleh komponen-komponen pendidikan yang berhubungan satu sama lain yang sesuai dengan fungsinya masing-masing berjalan seiring seirama dalam mencapai tujuan pendidikan (output pendidikan), yaitu manusia terdidik yang mempunyai kemampuan kognitif afektif dan psikomotor.

 

2.4 Definisi Pendidikan Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirimya, masyarakat, bangsa dan Negara.

 

Beberapa definisi pendidikan yang disampaikan para ahli pendidikan, diantaranya Langeveld, menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap pihak lain yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (M.I, Soelaiman,1985). Soegarda Poerbakawatja (1982:257) menyebutkan bahwa definisi pendidikan dapat diartikan secara luas dan sempit. Secara luas pendidikan meliputi semua pebuatan baik dan usulan dari generasi tua untuk mengalihkan pengeahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya (orang menamakan ini juga “mengalihkan” kebudayaan atau culturoverdracht) kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Dalam arti sempit pendidikan sama halnya dengan pengajaran, walaupun demikian di dalam proses pendidikan akan tercakup pula pengajaran sebagai salah satu bentuk kegiatan pendidikan.

 

Selaku bangsa indonesia akan lebih fokus pada definisi pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, karena mau tidak mau hendak melaksanakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Walaupun demikian para ahli pendidikan dalam merumuskan definisi pendidikan merupakan wahana dalam menafsirkan pendidikan bersifat lebih komprehensif, lebih kaya dipandang dari berbagai sudut disiplin ilmu yang berbeda.

 

3.1 Simpulan

Definisi pendidikan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu berdasarkan ruang lingkup, berdasarkan pendekatan ilmiah, berdasarkan sistem dan juga beradasarkan UU No. 20 Tahun 2003. Sebagai pendidikan perlu untuk mempelajari terlebih dahulu landasan pendidikan, karena landasan pendidikan tersebut merupakan suatu bekal untuk nanti ketika mengajar. Berdasarkan ruang lingkupnya pendidikan dapat diartikan secara luas, sempit dan luas terbatas. Dalam arti luas bahwa pendidikan adalah segala pengalaman hidup (belajar) dalam berbagai lingkungan dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu, dalam arti sempit pendidikan yaitu pengajaran formal dibawah kondisi yang terkontrol, dalam arti luas terbatas pendidikan yaitu sebagai usaha sadar. Berdasarkan beberapa aspek definisi pendidikan tersebut bahwa pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah itu sangat berhubungan dengan tingkah laku manusia, interaksi dengan sesama manusia, ras manusia, pemerintahan negara dan juga upaya manusia dalam memperoleh kemakmuran material. Berdasarkan pendekatan sistem pendidikan yaitu sekumpulan komponen yang saling berkaitan satu sama lain yang berfungsi untuk mencapai suatu tujuan, dalam pendekatan sistem terdapat karakteristik teori sistem. Berdasarkan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar.

 

3.2 Saran

Meskipun berbagai definisi dari beberapa sudut pandang sudah tertuang pada makalah ini, sebaiknya mahasiswa juga terus menggali lebih banyak mengenai informasi lainnya dari sumber – sumber yang relevan, serta jangan puas dengan satu pembahasan, karena dengan banyak mencari informasi dapat menambah wawasan mengenai suatu hal.

 

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar Eby Hara. (2010). Pengantar Ilmu Politik. Ar Ruz Media. Amirin, T. M. (1984). Pokok-Pokok Teori Sistem.

As-salam, J. (2016). Studi Psikologi Pendidikan. 1(2), 39–51.

Asriny. (2016). “Pengertian pendidikan dalam aarti sempit, arti luas dan ilmu pendidikan”,

https://tinyurl.com/ybasoupm, diakses tanggal 8 Februari 2022 pukul 20.45.

Azwar Iskandar, K. A. (2019). Kedudukan Ilmu Ekonomi Islam di Antara Ilmu Ekonomi dan Fikih Muamalah: Analisis Problematika Epistemologis. Jurnal Bidang Kajian Islam, 5(2), 88–105.

Campbell, Bonita J., (1979). Understanding Information Systems. Prentice-Hall of India. New Delhi.

Henderson, Stella van Petten., (1959). Introduction to Phylosophy of Education (Terjemahan). The University of Chicago Press. Chicago.

Ismail, R. (2019). “Definisi pendidikan secara sempit dan luas serta sejarah pendidikan”, https://rahmayantiismail.blogspot.com/2019/02/definisi-pendidikan-secara-sempitdan.html?m=1, diakses pada tanggal 8 Februari 2022 pukul 20.33.

Mudyahardjo, R., (2001). Pengantar Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Mudyahardjo, R. (1998b). Pengantar Pendidikan. Raja Grafindo Persada.

Soekmono. (1969). Pengantar sejarah Kebudayaan Indonesia Jilid III. Nasional Trikarya.

Soelaeman, M.I. (1983). Landasan Pendidikan. IKIP Bandung.

Tirtarahardja, Umar dan Lasulo., (1994). Pengantar Pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud. Jakarta