Eksistensi dan Perkembangan Pendidikan Manusia
EKSISTENSI
DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN MANUSIA
Pendahuluan
Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman,
terjadi perubahan perilaku manusia dari masa ke masa. Hal ini
juga merubah perkembangan sistem Pendidikan di dunia khsuusnya di
Indonesia. Sistem pendidikan adalah strategi atau metode yang
digunakan dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan
potensi di dalam dirinya (Andran, 2014). Perubahan yang terjadi dapat
dilihat dari perubahan sistem pendidikan yang terdiri dari pembelajaran,
pengajaran, kurikulum, perkembangan peserta didik, cara belajar,
alat belajar sarana dan prasarana
dan kompetensi lulusan dari masa kemasa. Dalam teori belajar behavioristik
dijelaskan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang dapat
diamati secara langsung, yang terjadi melalui hubungan
stimulus-stimulus dan respon- (Izzatur
Rusuli, 2014). Melalui pendidikan manusia dapat dididik menjadi manusia
yang berperilaku mulia (Sasongko & Sahono, 2016) dalam
(Risdianto, 2019)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan
eksitensi dan perkembangan pendidikan manusia?
2. Apa saja fungsi dan tugas
pendidikan?
3. Apa saja faktor yang
mempengaruhi perkembangan Pendidikan?
4. Bagaimana perkembangan
pendidikan dari masa ke masa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian
eksitensi dan perkembangan pendidikan manusia
2. Untuk mengetahui fungsi dan
tugas Pendidikan
3. Untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi perkembangan Pendidikan
4. Untuk mengetahui perkembangan
pendidikan dari masa ke masa
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Kata “Pendidikan” dalam bahasa
Inggris Education yang secara etimologi diserap dari bahasa Latin Eductum. Kata Eductum terdiri dari dua
kata yaitu E yang bermakna perkembangan dari dalam
ke luar atau dari sedikit ke banyak dan Duco yang bermakna
sedang berkembang, menurut kamus bahasa Indonesia pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan (Nafrin & Hudaidah, 2021).
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Risdianto, 2019)
Hakikat pendidikan memiliki
komponen-komponen sebagai berikut.
1. Pendidikan merupakan suatu
proses yang berkesinambungan. Artinya, proses pendidikan
mengimplikasikan bahwa peserta didik memiliki kemampuankemampuan yang immanent (tetap
ada) sebagai makhluk sosial, dan juga mengimplikasikan
bahwa manusia adalah makhluk yang tidak pernah selesai.
2. Proses pendidikan berarti
menumbuhkembangkan eksistensi manusia. Artinya keberadaan
manusia adalah suatu keberadaan interaktif. Interaksi manusia ini tidak
saja dengan sesamanya, tetapi juga dengan alam, ide, dan dengan
Tuhannya.
3. Eksistensi manusia yang
memasyarakat. Proses pendidikan adalah proses mewujudkan
eksistensi manusia yang memasyarakat. Dalam proses ini terjadi internalisasi
nilai-nilai, pembaruan dan revitalisasi (penyegaran) moral.
4. Proses bermasyarakat dan
membudaya mempunyai dimensi waktu dan ruang. Proses
tersebut dapat menembus dimensi masa lalu, kini, dan masa depan. Selain
itu berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi,
prosespendidikan juga dapat menembus dimensi lokal, nasional, regional dan
global.
B. Eksistensi Pendidikan
Dalam KBBI eksistensi berarti hal
berada, keberadaan. Oleh karena itu, eksistensi pendidikan dapat diartikan sebagai keberadaan ilmu
pendidikan di antara ilmu-ilmu
lain. Untuk mengetahui keberadaan ilmu pendidikan diantara ilmu-ilmu
lain, kita perlu mengetahui klasifikasi atau penggolongan ilmu
pengetahuan pada umumnya. Drs. Th. Sajid menggolongkan
ilmu pengetahuan menjadi tiga yaitu:
1. Berdasarkan obyeknya, ilmu
pengetahuan digolongkan menjadi dua yaitu ilmu pengetahuan
rohaniah dan ilmu pengetahaun alamiah.
2. Berdasarkan metode kerja
penelitiannya, ilmu pengetahaun dibedakan menjadi dua yaitu ilmu
pengetahuan normatif bersifat deduktif dan ilmu pengetahaun empiris
yang bersifat induktif.
3. Ditinjau dari kepraktisannya,
ilmu pengetahuan dibedakan menjadi dua yaitu ilmu pengetahaun
praktis dan ilmu pengetahuan teoritis.
Berdasarkan klasifikasi ilmu
pengetahuan di atas dapat ditentukan keberadaan atau kedudukan
ilmu pendidikan di antara ilmu-ilmu yang ada yaitu:
a. Ilmu pendidikan termasuk ilmu
pengetahuan empiris, karena objeknya situasi pendidikan
yang terdapat pada dunia pengalaman. Jadi, ilmu pendidikan munculnya
melalui pengalaman.
b. Ilmu pendidikan termasuk ilmu
pengetahuan yang bersifat normatif dan deskriptif karena
disusunnya ilmu pendidikan tidak lepas dari tujuan yang diinginkan dan
juga membahas bagaimana
proses pendidikan berlangsung.
c. Ilmu pendidikan termasuk ilmu
pengetahuan praktis karena dapat memberi petunjuk pada kita bagaimana seharusnya kita bertindak dalam
praktik.
d. Ilmu pendidikan termasuk ilmu
pengetahuan teoritis karena ilmu pendidikan juga membahas
teori-teori pendidikan yang diperoleh melalui perenungan secara teratur
mengenai masalah-masalah pendidikan.
e. Ilmu pendidikan termasuk ilmu
humaniora, sebab pendidikan itu sendiri tidak bisa lepas dari
masalah kemanusiaan.
Sejak abad ke-19 pendidikan telah
diakui eksistensi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, berarti telah memiliki ciri-ciri ilmu
pengetahuan seperti halnya yang dimilki
oleh ilmu-ilmu lain. Adapun cirri-ciri yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Objek ilmu Pendidikan
Objek material ilmu pendidikan
adalah manusia. Sedangkan obyek formalnya (sudut pandnganya) adalah kegiatan menusia dalam membimbing
perkembangan kepribadian dan kemampuan manusia
lain ke arah tujuan yang diharapkan. Dari sudut
pandang ini akan tampak masalah-masalah yang perlu dibahas. Antara lain
yaitu: Apa pendidikan itu?; mengapa manusia perlu dididik?; Siapa
yang berkewajiban mendidik manusia?; Dimana sebaiknya pendidikan itu
dilaksanakan?; Bagaiman cara yang baik untuk mendidik manusia?;
Apa tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan?; dan sebagainya.
2. Metode mempelajari ilmu
pendidikan
Banyak cara yang dapat digunakan
untuk mempelajaari ilmu pendidikan. Antara lain yaitu dengan observasi, diskusi, ceramah, eksperimen,
deduktif, induktif dan sebagainya. Jadi semua metode yang digunakan untuk
mendidik atau yang digunakan untuk mempelajari
ilmu pendidikan.
3. Sistematika ilmu pendidikan
Sistematika berasal dari kata
sistem yang berarti suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa
komponen atau unsur yang saling berhubungan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Pendidikan sebagi ilmu pengetahuan mempunyai beberapa
unsur atau komponen yang telah disusun secara sistematis (secara
runtut) dan
logis (menggunakan penalaran yang dapat diterima akal sehat).
4. Fungsi ilmu pendidikan
Fungsi ilmu pendidikan dapat
ditinjau dari tugas dan manfaatnya. Fungsi ilmu pendidikan antara lain adalah sebagai pedoman bagi pendidik
alat kontrol bagi para pendidik, pembentuk
pribadi pendidik maupun calon pendidik serta sebagai
penjelas/ menjelaskan ilmu pendidikan ilmu itu sendiri. Dengan
diakuinya ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang dapat berdiri
sendiri akhirnya mendorong tumbuhnya cabang-cabang ilmu pendidikan
dari sudut pandang yang berbeda-beda. Namun, ilmu-ilmu ini masih berkaitan
erat satu dengan yang lainnya seperti:
1. Ilmu pendidikan nasional,
membahas pendidikan yang cocok bagi suatu bangsa (nation). Dalam
pasal 1 ayat 2 UURI No. 2 Th 1989 menyatakan “Pendidikan nasional
adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Ilmu pendidikan sosial,
membahas tentang usaha-usaha pendidikan yang dilakukan oleh
masyarakat yang berada di luar pendidikan formal.
3. Ilmu pendidikan perbandingan,
membahas dan membandingkan sistem pendidikan dari berbagai
negara.
4. Ilmu pendidikan historis,
membahas tentang sejarah pendidikan.
5. Ilmu pendidikan sistematis, membahas
teori-teori yang digunakan sebagi landasan melaksanakan pendidikan.
6. Ilmu pendidikan praktis,
membahas tentang bagaimana praktek pendidikan yang dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari.
C. Perkembangan Pendidikan Manusia
Pendidikan dapat mengembangkan
berbagai potensi yang dimiliki manusia secara optimal, yaitu mengembangkan potensi individu yang setinggi
tingginya dalam aspek fisik, intelektual,
emosional, sosial dan spiritual sesuai dengan tahap perkembangan
serta karakteristik lingkungan fisik dan sosial budaya dimana dia hidup
dan sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan.
Pendidikan mencangkup Pendidikan
Anak Usia Dini yaitu anak yang berumur 0-5 tahun. Pendidikan ini memberikan kontribusi besar bagi tumbuh
kembang seorang manusia. Pada masa ini seorang
anak belajar mengenal lingkungannya, menerima konsep-konsep,
memilah-milah dan akhirnya menentukan konsep tersebut menjadi miliknya
berdasarkan penerimaan, kebutuhan dan konsep diri anak itu sendiri. Proses
seperti itu terlalu sulit dialami oleh anak, oleh karena itu perlu
bantuan dan bimbingan
dari orang lain. Selanjutnya pada usia mereka 6 tahun keatas
anak-anak sudah bisa bersosialisasi
dengan teman-teman seumurannya. Anak-anak sudah bisa untuk diajak
belajar lebih serius dan kemampuan membaca,menulis,dan berhitung
sudah tampak jelas.
Menurut fawzia dalam Suyanto
(2005: 14) anak memiliki kemampuan untuk berkembang pada 4 ranah yakni: (1) Perkembangan sosial emosional,
perkembangan ini menitikberatkan pada aspek
sosial yaitu nilai-nilai dan prilaku yang berkembang dan
dapat diterima oleh masyrakat juga tentang bagaimana anak menjadi kompeten
dan percaya diri. Perkembangan ini mempunyai 3 tujuan yakni: a)
Mengetahui tentang dirinya
sendiri dan hubungannya dan orang lain b) bertanggung jawab untuk diri
sendiri dan orang lain, c) berprilaku sesuai dengan prilaku
prososial yakni dengan memperlihatkan
empati mau berbagi dan mau bergilir, (2) Perkembangan fisik meliputi
ketrampilan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan ini mempunyai
2 tujuan yakni: a) Mampu mengontrol dan mengkoordinasikan gerakan
kasar b) Mampu mengontrol dan mengkoordinsikan gerakan halus. (3)
Perkembangan kognitif. Perkembangan
ini menyangkut pikiran dan bagaimana cara kerja(proses) berfikir yang
terjadi pada anak usia dini serta bagaimana anak melihat dunianya
dan bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka
pelajari. Pengembangan ini mempunyai 3 tujuan yakni:
a) Belajar dan memeahkan masalah, b) Berfikir logis c) Berfiikir secara
simbolis. (4) Perkembangan bahasa. Perkembangan ini terjadi pada
pemahaman dan komunikasi melalui kata,ujaran dan
tulisan yang diperlukan dalam kegiatan berkomunikasi
dengan individu baik anak maupun orang dewasa dengan secara verbal
maupun non verbal. Pengembangan ini mempunyai 2 tujuan yakni 1)
Mendengar, berbicara 2) membaca dan menulis
D. Fungsi dan Tugas Pendidikan
Menurut (Haderani, 2018) Fungsi
Pendidikan adalah sebagai alat untuk mengembangkan kepribadian, memanusiakan manusia, mengembangkan
berbagai potensi kemanusiaan, mengembangkan berbagai keterampilan hidup,
mempersiapkan anak untuk dapat melaksanakan
tugas hidup dan memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya
sendiri dan mengantarkan anak pada kehidupan yang baik. Kehidupan
masa depan anak pada masyarakat tradisional umum tidak jauh berbeda
dengan kehidupan orang tuanya. Pada masyarakat tersebut, orang tua
mengajar pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup,
orang tua pula yang melatih dan memberi petunjuk
tentang berbagai aspek kehidupan, sampai anak menjadi
dewasa dan berdiri sendiri. Tetapi pada masyarakat modern di mana
industrialisasi semakin berkembang dan memerlukan spesialisasi,
maka pendidikanyang semula menjadi tanggung jawab keluarga itu kini sebagian
besar diambil alih oleh sekolah
dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Pada tingkat yang paling permulaan
fungsi ibu sebagai sudah diambil alih oleh pendidikan prasekolah.
Pada tingkat spesialisasi yang rumit,
pendidikan keterampilan sudah tidak berada pada ayah lagi, sebab sudah
diambil alih oleh sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Bahkan fungsi pembentukan watak dan sikap mental pada masyarakat modern
berangsur-angsur diambil alih oleh sekolah dan
organisasi sosial lainnya seperti perkumpulan pemuda dan
pramuka, lembaga-lembaga keagamaan, media massa, dan sebagainya.
E. Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Pendidikan Manusia
Faktor yang mempengaruhi
perkembanganPPendidikan manusia antara lain:
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga memiliki peranan yang
sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan
pendidikan tentang nilai-nilai
kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikan merupakan
faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan
anggota masyarakat yang sehat. Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal
yang sangat penting bagi perkembangan emosi
para anggotanya (terutama anak). Kebahagiaan ini
diperoleh apabila keluarga dapat memerankan fungsinya secar baik. Fungsi
dasar keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih
sayang, dan membangun hubungan yang baik
diantara anggota keluarga. hubungan cinta kasih dalam
keluarga tidak sebatas perasaan, akan tetapi juga menyangkut pemeliharaan,
rasa tanggung jawab, pehatian, pemahaman, respek dan keinginan
untuk menumbuh kembangkan anak yang dicintainya. Keluarga yang hubungan
antar anggotanya tidak harmonis, penuh konflik, atau gap communication
dapat mengembangkan
masalah-masalah kesehatan mental bagi anak.
2. Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga penddikan
formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam
rangka membantu siswa agar mampu mengemankan potensiya, baik menyangkut
aspek moral-spiritual, intelektual, emosional maupun sosial. Mengenai
peran sekolah dalam mengembangkan kepribadian
anak, Hurlock mengemukakan bahwa sekolah merupakan
faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa), baik dalam
cara berfikir, bersikap maupun cara berperilaku. Sekolah berperan sebagai
subtitusi keluarga, dan guru subtitusi orang tua. Menurut
Havighurst sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting
dalam membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya. Sehubungan
dengan hal ini, sekolah seyogianya berupaya menciptakan iklim yang
kondusif, atau kondisi yang dapat memfasilitasi siswa untuk
mencapai tugas perkembangannya
3. Lingkungan kelompok teman
sebaya
Kelompok teman sebaya sebagai
lingkungan sosial bagi remaja (siswa) memiliki peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadian.
Hans Sebald mengemukakan bahwa teman sebaya lebih memberikan pengaruh
dalam memilih:
cara berpakaian, hobi, perkumpulan (club), dan
kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Peranan kelompok teman sebaya bagi remaja adalah memberikan untuk
belajar tentang: (1) bagaimana berinteraksi dengan orang lain, (2)
mengontrol tingkah laku sosial, (3) mengembangkan ketrampilan dan minat yang
relevan dengan usianya, (4) saling bertukar perasaan dan masalah. Uraian
tersebut, menunjukkan bahwa kelompok teman sebaya itu mempunyai kontribusi
yang sangat positif terhadap perkembangan kepribadian remaja. Namun di
sisi lain, tidak sedikit remaja yang berperilaku
menyimpang, karena pengaruh teman sebayanya.
4. Lingkungan Masyarakat
Anak dilahirkan belum bersifat
sosial. Dalam arti, dia belum memliki kermampuan untuk bergaul dengan orang lain untuk mencapai
kematangan sosial, anak harus
belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Perkembangan
sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan
orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan
sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong
dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui
pergaulan atau hubungan sosial baik dengan orang tua, anggota keluarga,
orang dewasa lainnya maupun teman bermain, anak mulai mengembangkan
bentuk-bentuk tingkah laku sosial. Pada usia anak bentuk-bentuk tingkah
laku social terutama dalam Pendidikan
F. Perkembangan Sistem Pendidikan
di Indonesia
Perkembangan sistem pendidikan di
Indonesia sangat mencolok terjadi di setiap pergantian
pemerintahan. Sebab lain kepala pemerintahan, lain juga visi misi
pendidikan yang dibawa. Selain itu pengaruh transisi ekonomi
negara mempengaruhi perkembangan
sistem pendidikan di Indonesia. Perkembangan Pendidikan di Indonesia
antara lain,
1. Zaman Kolonial
Seperti kita ketahui bersama
Indonesia mengalami masa penjajahan selama 3,5 abad oleh Belanda dan Jepang selama 3,5 tahun. Pada masa ini,
sistem pendidikan di Indonesia dimulai dengan hadirnya Sekolah Rakyat
yang diperuntukkan untuk masyarakat Indonesia dengan kualifikasi khusus
yakni memiliki kedudukan sosial.
2. Pasca Kemerdekaan
Jika pada zaman penjajahan, hanya
murid tertentu yang bisa bersekolah. Maka setelah kemerdekaan, menjadi hak semua warga negara bisa
bersekolah. Pada pemerintahan Presiden Soekarno dan
Mohammad Hatta, sistem pendidikan di Indonesia
mulai masuk ke dalam sistem pendidikan sekuler. Paling menonjol adalah pendidikan keagamaan dimana agama Islam menjadi landasan
sangat menonjol. Hal ini didorong dengan organisasi agama yang sangat
besar perannya dalam kehidupan masyarakat
Indonesia sehari-hari. Selain kehadiran pesantrenpesantren di Indonesia,
sekolah swasta juga mulai banyak hadir dan mulai diakses oleh
masyarakat tanpa harus memandang status sosial. Sayangnya, pada masa
tersebut, sekolah belum gratis.
a. Era Orde Baru
Pada era Presiden Soeharto yang
dikenal sebagai era Orde Baru, sistem pendidikan di Indonesia dalam kurikulumnya menitikberatkan pada
pembangunan karakter murid dengan kewajiban penataran P4 bagi
peserta didik, normalisasi kehidupan kampus, bina
siswa melalui OSIS, ejaan Bahasa Indonesia
yang disempurnakan atau EYD, kuliah kerja nyata (KKN) bagi mahasiswa
hingga merintis sekolah pembangunan.
b. Pasca-Reformasi
Sistem pendidikan di Indonesia
pada masa ini terjadi perubahan pada hal peraturan atau kebijakan. Selain itu, pada masa ini juga sangat
perhatian pada kualitas guru sebagai bagian
penting dari sistem pendidikan di Indonesia. Caranya
lewat sertifikasi guru, sedangkan pada murid mengedepankanpendidikan karakter
dan penyelenggaran Ujian Nasional (UN).
c. Sistem Pendidikan di Indonesia
Saat Ini
Dimulai pada Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY), sistem pendidikan di Indonesia menetapkan standar bahwa seluruh anak di Indonesia
berhak mendapatkan pendidikan setara. Maka, diselenggarakan
program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan beasiswa bagi anak murid
yang tidak mampu dikenal dengan Bidik Misi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang baik agar
peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Adapun fungsi
pendidikan sebagai alat untuk mengembangkan kepribadian,
memanusiakan manusia, mengembangkan
berbagai potensi kemanusiaan, mengembangkan berbagai keterampilan
hidup, mempersiapkan anak untuk dapat melaksanakan tugas hidup dan
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya sendiri dan mengantarkan anak
pada kehidupan yang baik.
Sejak abad ke-19 eksistensi
pendidikan sudah diakui sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri. Dengan diakuinya ilmu Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
yang dapat berdiri sendiri akhirnya mendorong tumbuhnya
cabang-cabang ilmu Pendidikan.
Adapun perkembangan pendidikan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kelompok teman
sebaya, dan lingkungan masyarakat. Sistem Pendidikan di Indonesia
pun mengalami perkembangan dari zaman kolonial
hingga pasca kemerdekaan yang terdiri dari era orde
baru, pasca reformasi, dan sistem pendidikan saat ini.
B. Saran
Penulis harap setiap pendidik
maupun peserta didik dapat memahami eksistensi dan
perkembangan pendidikan hingga saat ini. Agar dalam pelaksanaan pendidikan
atau proses pembelajaran dapat disesuaikan dengan keadaan atau
kondisi pendidikan saat ini.
Peserta didik pun perlu mengetahui perkembangan pendidikan sebagai
wawasan atau ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Haderani, H. (2018). Tinjauan
Filosofis tentang Fungsi Pendidikan dalam Hidup Manusia.
Jurnal Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1),
41–49. https://doi.org/10.18592/tarbiyah.v7i1.2103
Konsep dasar,proses,dan
dasar-dasar perkembangan kognif anak usia dini | by Salsabil Adzra Afifah Medium
Makalah
Eksistensi Pendidikan. (2016). Diakses pada 23 Mei 2022, di http://kumpulanmakalahdasarpendidikan.blogspot.com/2016/06/makalaheksistensi-pendidikan.html?m=1
Mengenal
Sistem Pendidikan di Indonesia dan Permasalahanya | Acer for Education
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN (sulfiana22.blogspot.com)
Nafrin,
I. A., & Hudaidah, H. (2021). Perkembangan Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi Covid-19. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(2), 456–462.https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i2.324
Risdianto,
E. (2019). Analisis Pendidikan Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0. Research Gate, April(January), 1–16.
Rozana,
S., Wulan, D. S. A., & Hayati, R. (2020). Pengembangan Kognitif Anak usia dini (teori dan praktik). Edu Publisher.
Taufiq,
A. (2014). Hakikat Pendidikan di Sekolah Dasar. Pendidikan Anak Di SD (p. 1.3). Jakarta: Universitas Terbuka. Retrieved from
http://www. pustaka. ut. ac.
id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PDGK4403-M1.
pdf.