Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tujuan Pembelajaran IPS

 


Tujuan Pembelajaran IPS di Kelas Awal Sekolah Dasar

 

Karakteristik pembelajaran IPS ini mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan terhadap lingkungan sosial yang fakta atau real untuk menelaah suatu masalah-masalah kehidupan bermasyarakat sesuai pengalaman permasalahan di kehidupan sehari-harinya baik berupa perbedaan pendapat, kebutuhan ekonomi, budaya, dan lain-lain. Selain itu, masalah pembelajaran IPS ini juga bersifat meluas atau komprehensif, sehingga dibutuhkan suatu pemikiran yang analitis, rasional, dan kritis. Karakteristik pembelajaran IPS merupakan teori bagaimana membina kecerdasan sosial yang mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, berwatak dan berkepribadian luhur, bersikap ilmiah dalam cara memandang, menganalisa serta menelaah kehidupan nyata yang dihadapinya.

 

Oleh karena itu, para pendidik dituntut untuk mampu merangsang dan merencanakan pembelajaran IPS sedemikian rupa melalui pemahaman konsep dengan memperhatikan prinsip dan karakteristik IPS itu sendiri sehingga tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai. Untuk membantu menguasai materi tersebut maka disajikan pembahasan hal-hal pokok dan latihan sebagai berikut :

 

1. Definisi IPS

2. Tujuan Pembelajaran IPS

3. Menganalisis hubungan Antara Tujuan pembembelajaran IPS dengan tiga tradisi pembelajaran IPS

 

Pengertian IPS

Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi identik dengan istilah “social studies”, IPS merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak

 

Tujuan Pembelajaran IPS di Kelas Awal

terlihat aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik, sebagai suatu bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi diorganisasikan dari konsep-konsep keterampilan-keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi (Puskur, 2001, hlm 9); Sapriya (2009, hlm. 20).

 

Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan pembelajaran IPS yang tertera pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, menemukan, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

 

Adapun tujuan pembelajaran IPS menurut K2013 yaitu “untuk menghasilkan warga negara yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat dan bangsanya, religius,
jujur, demokratif, kreatif, kritis, analitis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi serta produktif.”

 

Hubungan Antara Tujuan Pembelajaran IPS dengan Tiga Tradisi Pembelajaran IPS

Barr dkk. (1978, hlm. 17-19) studi sosial telah dan dapat dikembangkan dalam tiga tradisi, yakni studi sosial diajarkan sebagai pendidikan kewarganegaraan (citizienship transmission), studi sosial diajarkan sebagai ilmu sosial, dan studi sosial yang diajarkan sebagai reflective inquiry.

 

a. Pendidikan kewarganegaraan (citizienship transmission).

Latar belakang IPS diajarkan sebagai ilmu sosial disebabkan krisis moral yang menimpa masyarakat Amerika Serikat saat itu, sehingga para ahli pendidikan khususnya para pakar ilmu sosial memandang perlunya IPS diajarkan sebagai transmisi kewarganegaraan. Transmisi kewarganegaraan ialah proses pembelajaran yangmewariskan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat dapat dipertahankan. Menekankan pada pewarisan nilai-nilai kepada peserta didik agar mereka memiliki pedoman dalam berperilaku dan menjadi warga negara yang baik. Agar siswa dapat menguasai sejumlah nilai-nilai,dan membentuk kewarganegaraan dengan membentuk keyakinan sehingga siswa memiliki sikap yang benar dan partisipasi. Dan agar peserta didik berperilaku baik di masyarakat. Pendekatan yang digunakan ialah indoktrinasi yaitu memilki anggapan dasar bahwa pengajar memiliki kewajiban untuk menanamkan nilainilai mandiri. Adapun metode yang digunakan yaitu: Transmisi Langsung, Transmisi tidak langsung, dan Transmisi berorientasi pertanyaan

 

b. Studi sosial diajarkan sebagai ilmu social.

Latar belakang IPS diajarkan sebagai ilmu sosial disebabkan kebutuhan intelektual Paradigma sebelumnya yaitu transmisi kewarganegaraan hanya sedikit sekali yang memiliki hubungan dinamika masyarakat dan juga kurang berkaitan dengan perkembangan intelektual. Sementara itu, masyarakat sudah mulai mengalami perkembangan intelektual. Oleh sebab itu IPS diajarkan sebagai ilmu sosial diperlukan agar peserta didik dapat berpikir kritis dan melakukan penelitian seperti yang telah dilakukan oleh beberapa ahli sosial. Mata Pelajaran IPS diajarkan sebagai Ilmu Sosial dengan harapan siswa dapat menjadi warga yang baik dan peka terhadap masalah yang ada di masyarakat serta belajar untuk memecahkan masalah tersebut. Adapun tujuan IPS diajarkan sebagai Ilmu sosial

1) Siswa mampu melihat dunia.

2) Mampu memahami dinamika masyarakat.

3) Peka terhadap masalah sosial dimasyarakat.

4) Mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab terkait penyelesaian masalah sosial.

5) Siswa memiliki pola pikir dan kebiasaan berpikir yang terkait dengan disiplin ilmu sosial tertentu.

 

c. studi sosial yang diajarkan sebagai reflective inquiry

Menurut Barr, dkk(1987, hlm. 116-164) ada tiga fenomena yang melatar belakangi reflektif inquiry diperlukan yaitu “perubahan sosial yang cepat, kelompok yang bertentangan, dan ledakan ilmu pengetahuan”. Pada tahun 1916 para dewan mengembangkan konsep yang revulisioner tentang studi-studi sosial, seperti:

 

1) Studi-studi sosial harus didasarkan pada minat dan kebutuhan siswa.

2) Interpretasi sejarah sekolah-sekolah umum tidak terhambat batasan kronologis dan geografis.

3) Guru tidak hanya memindahkan isi, tetapi harus membantu siswa mengidentifikasi dan menyelidiki problem.

4) Problem tersebut merupakan kebutuhan mendesak murid atau hal yang vital bagi masyarakat. Inquiry merupakan tradisi pembelajaran IPS yang mengajak guru dan murid untuk bekerjasama mengidentifikasi satu masalah yang cocok untuk mereka dan masyarakat.

 

Masalah yang dipilih sesuai dengan minat siswa, memiliki fakta dan nilai-nilai yang relevan karena akan diuji dalam kriteria tertentu. Adapun tujuan IPS diajarkan sebagai reflective Inquiry yaitu, a. Mengajarkan kepada para siswa menjadi warga negara yang mampu membuat keputusan. b. Agar murid mampu mengidentifikasi masalah dan meresponnya serasional mungkin. c. Membantu para sisiwa untuk berfikir secara kritis tentang isu yang terjadi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Artikel Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd

Hasan, S.Hamid. (2013) “Informasi Kurikulum 2013” Seminar Nasional Yogyakartan Universitas Negeri Yogyakarta

Puskur. (2001). Kurikulum Berbasis Komperensi, Mata Pelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta. Kompas.

Sapriya (2009). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRES