Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Permasalah-Permasalahan Terkait WoG di Instansi/Isntitusi

 


PERMASALAHAN-PERMASALAHAN TERKAIT WOG YANG ADA DI INSTITUSI SEKOLAH DASAR

Permasalahan-permasalahan terkait WoG yang ada di Instansi

Pandemi Covid-19 telah berdampak pada berbagai sektor kehidupan, seperti ekonomi, sosial, termasuk pendidikan. United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pun menyatakan bahwa wabah virus corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan. Di seluruh dunia, hampir 300 juta peserta didik terganggu kegiatan sekolahnya dan terancam berdampak pada hak-hak pendidikan mereka di masa depan. 

Di Indonesia sendiri, dunia pendidikan ikut merasakan dampaknya. Jika kondisi seperti ini terus berlarut, bisa dipastikan dampaknya terhadap sektor pendidikan juga akan semakin meningkat. Dampak yang paling dirasakan adalah peserta didik dan instansi penyelenggara pelayanan pendidikan, seperti sekolah di semua tingkatan, lembaga pendidikan nonformal hingga perguruan tinggi.


Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar) pun mengeluarkan kebijakan memperpanjang waktu pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM). Sehingga, kegiatan belajar mengajar semua jenjang dilakukan di rumah peserta didik masing-masing. Guru melakukan proses belajar mengajar melalui media daring (online) dan menutup sementara sekolah dari aktivitas belajar mengajar. 

Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan melalui perangkat komputer (PC) atau laptop yang terhubung koneksi internet. Guru pun bisa melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama dengan menggunakan grup di media sosial, seperti Whatsapp (WA), Telegram, aplikasi Zoom ataupun media sosial lainnya.


Selain itu, guru dapat memberikan tugas terukur namun tetap memastikan setiap hari pembelajaran peserta didik terlaksana tahap demi tahap. Masih banyak inovasi lain yang bisa dilakukan oleh guru demi memastikan pembelajaran tetap berjalan dan peserta didik mendapatkan ilmu sesuai kurikulum yang telah disusun oleh pemerintah.

Saat inilah, guru dituntut mampu menggunakan TI yang selanjutnya diimplementasikan dalam proses belajar. Inilah tantangan yang harus dihadapi oleh guru. Namun dengan kemauan yang kuat, perlahan tapi pasti, guru akan terbiasa menggunakan TI dalam proses pembelajaran. 


Permasalahan pembelajaran jarak jauh diantaranya adalah belum meratanya akses jaringan internet, gawai yang belum memadai, mahalnya biaya kuota, belum meratanya penguasaan iptek di kalangan pendidik atau guru, belum siapnya pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran jarak jauh, Media pembelajaran yang digunakan para guru dominan monoton dan membuat para murid merasa jenuh atau bosan, Pembelajaran dominan belum interaktif, Penyerapan materi pelajaran kurang, semangat belajar menurun karena harus belajar sendiri di rumah sehingga merasa tidak nyaman dengan pembelajaran daring dan kesulitan orang tua dalam mendampingi anak-anaknya melakukan kegiatan belajar mengajar menjadi kendala yang ditemui selama proses pembelajaran jarak jauh.

Masalah lain juga muncul dari guru. Kurangnya menguasai metode pembelajaran PJJ, guru kesulitan mengajar. Ia bingung menggunakan cara apa lagi untuk bisa mendukung proses pembelajaran tersebut. Sebagian guru ada yang hanya buat ringkasan materi. Lalu memberikan tugas dan tugas terus pada anak didik. Di samping itu, guru kesulitan dalam memantau perkembangan siswa. Penilaian yang dilakukan tak bisa mengukur hasil belajar siswa. Sebab tugas anak didik terkadang dikerjakan kakaknya, guru lesnya, atau orangtuanya.

 

Cara Mengatasinya

1.      Dengan dilakukan teamwork melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), kolaborasi dengan pihak eksternal yaitu dengan dinas pendidikan dan orang tua siswa, serta dengan komite sekolah dan selalu berkoordinasi dengan kepala sekolah.

2.      Meningkatkan kompetensi guru dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Agar Guru dapat membuat suatu pembelajaran jarak jauh/online dengan maksimal dan menarik siswa dalam belajar.

3.      Guru harus kreatif dan inovatif Guru dapat menggunakan aplikasi Google Classroom, Google Hangout, Zoom atau minimal WhatsApp agar bisa beratatap muka dengan peserta didik untuk pengawasan secara online.

4.      Kepala sekolah pun ditugaskan mengawasi kerja guru dalam menyampaikan materi PBM daring dari rumah masing-masing. Kepala sekolah dituntut harus berinovasi dalam menjalankan fungsi supervisi atau pembinaan kepada guru guna memastikan kegiatan belajar mengajar telah dilakukan oleh guru dan peserta didik. Kepala sekolah juga dapat memberikan solusi dan motivasi kepada guru sehingga guru yang belum siap memanfaatkan media daring dapat disupervisi dan diberi solusi. Dalam kondisi seperti ini, mindset para guru harus diubah. Jangan lagi berorientasi pada aspek capaian kurikulum. Sekarang yang terpenting adalah bagaimana agar kegiatan pembelajaran sesuai kontekstual kehidupan keseharian peserta didik di rumah. 


 Kegiatan Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Masalah

Agar pembelajaran daring bisa sinergis antara guru dan siswa maka guru harus memahami kendala yang dihadapi siswa. Guru juga harus berkoordinasi dan berkolaobarsi dengan Kelompok Kerja Guru (KKG) dengan dinas pendidikan agar pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan dengan optimal. Beberapa kegiatan yang di lakukan untuk mengatasi kendala pembelajaran daring dan supaya siswa aktif dalam pembelajaran antara lain :


1.       Teamwork melalui KKG dengan bertukar informasi dan solusi terkait permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), membuat modul pembelajaran daring, menciptakan media- media pembelajaran inovatif yang menarik untuk mendukung PJJ.

2.       Fleksibilitas penggunaan dana BOS untuk mensubsidi kuota guru dan siswa merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam mengatasi mahalnya biaya kuota dalam rangka pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

3.       Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas guru, Dinas Pendidikan dapat melakukan kerja sama dengan provider untuk melakukan pelatihan penggunaan iptek dalam rangka

4.       Adapun materi pembelajaran yang bisa disesuaikan dalam menghadapi pandemi Covid-19, di antaranya:

a.      Pembiasaan Sehari-hari

Kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan peserta didik dilakukan secara bersama. Seperti, pembiasaan makan bersama anggota keluarga di ruang makan, membersihkan rumah dan lingkungannya serta kegiatan lainnya.


b.      Belajar Kecakapan Hidup

Guru juga dapat memberikan tugas kepada peserta didik di rumah berupa pembelajaran kecakapan hidup (lifeskill). Mulailah dengan cara-cara yang sederhana. Usahakan untuk keterampilan tertentu, semua bahan dan alat yang tersedia di rumah saja. Sehingga peserta didik tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkannya.


c.       Sentuhan Agama dan Seni

Mengajarkan nilai-nilai keagamaan dan seni kepada peserta didik dapat dilakukan oleh guru dengan memberikan tugas. Misalnya, peserta didik menghafalkan surah-surah pendek dari Al-Qur’an, belajar membaca Al-Qur’an, menulis dengan huruf Arab, salat berjamaah, dan kegiatan ibadah lain dalam pembiasaan.