Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penjelasan Amanat


Amanat
Amanat merupakan salah satu unsur intrinsik yang memiliki peran penting dalam membangun sebuah cerita. Amanat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online) berarti pesan atau bisa disebut dengan makna (Sumasari, 2014, hlm. 74).
Dalam hal ini amanat diartikan sebagai pesan. Pesan akan menjadi pembahasan karena merupakan konten yang ada dalam salah satu kompetensi dasar di kelas tiga yakni tentang pesan dalam dongeng. Serta dikalangan sastrawan penyembutan pesan melekat pada amanat yang merupakan salah satu unsur intrinsik dari sebuah cerita.
Amanat atau pesan merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada orang lain melaui cerita yang diungkapkan atau yang dikarangnya (Ramadhan dkk. 2016; Nugiyantoro, 2000). Amanat yang terdapat dalam cerita, biasanya disampaikan melalui peran tokoh. “Melalui cerita, sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh itulah pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang disampaikan dan yang diamanatkan” (Nurgiyantoro, 2000, hlm. 68).
Pemaknaan dalam sebuah cerita juga tergambar dalam unsur intrinsik lain seperti pada tema. Tema dipandang sebagai dasar atau makna dari sebuah cerita (Tarigan, 2015, hlm. 125). Makna atau pesan yang disampaiakan berupa nilai-nilai yang dapat diambil. Nilai adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh sebagian atau sekolompok orang yang bermakna bagi kehidupannya (Dewi, 2012, hlm. 74).
Moral merupakan tata cara dalam kehidupan dan berupa nilai-nilai moral (Herimanto, 2010, hlm.141; Syam dkk, 2016, hlm.3). Moral erat hubungannya dengan nilai baik-buruk perbuatan manusia. Nilai moral berkaitan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Lickona (2013, hlm. 61) menyatakan bahwa ada dua macam nilai dalam kehidupan ini yaitu moral dan non moral. Dengan ini berarti tidak senua nilai-nilai kehidupan mengandung nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral meminta kita untuk melaksanakan apa yang sebaiknya kita lakukan, sedangkan nilai-nilai non moral lebih menunjukan apa yang kita inginkan ataupun kita sukai.
Nilai individual yang ada pada dongeng biasanya mencerminkan nilai-nilai yang berhubungan dengan diri sendiri seperti: 1) kepatuhan, 2) pemberani, 3)  rela berkorban, 4) jujur, 5) adil dan bijaksana, 6) menghormati dan menghargai, 7) bekerja keras, 8) menepati janji, 9) tahu balas budi, 10) baik budi pekerti, 11) rendah hati, dan 12) hati-hati dalam bertindak.
Selanjutnya nilai sosial. Pesan yang memiliki nilai moral sosial berhungungan dengan aspek manusia dengan lingkungannya. Nilai – nilai tersebut diantaranya: 1) bekerjasama, 2) suka menolong, 3) kasih sayang, 4) kerukunan, 5) suka memberi nasihat, .6) peduli nasib orang lain, dan 7) suka mendoakan orang lain.
Terakhir yakni nilai religius. Nilai religius atau keagamaan adalah nilai yang berhubungan dengan agama, keimanan seseorang dan tanggapan seseorang terhadap nilai yang diyakini serta tindakan manusia yang memancarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pesan yang memiliki nilai moral religius berarti nilai yang berhubungan antara manusia dengan Tuhan. Pesan tersebut tercermin dalam nilai-nilai seperti: 1) beriman; meyakini bahwa sesungguhnya Dia ada, 2)  taat; menjalankan perintah dan menjahui larangan-Nya, 3) ikhlas; kewajiban manusia beribadah kepada-Nya dengan ikhlas dan pasrah, 4) tadlarru’ dan khusyuk; dalam beribadah hendaklah sungguh-sungguh, merendahkan diri serta khusyuk kepada-Nya, 5) ar-raja’; mempunyai pengharapan atau optimisme bahwa Allah akan memberikan rahmat kepada-Nya, 6) Husnudzon; berbaik sangka kepada Allah, 7) tawakal; mempercayakan sepenuhnya kepada Allah, bersyukur kepada Allah, dan  8) taubat dan istighfar.
Dalam sebuah cerita pasti memiliki suatu amanat atau pesan yang akan disampaikan oleh pengarang kepada pendengar dan pembaca. Pesan tersebut berupa nilai-nilai yang diharapkan dapat memecahkan masalah dalam kehidupan. Masalah atau persoalan dalam kehidupan manusia dapat dibagi kedalam 3 garis besar persoalan, diantaranya: 1) hubungan manusia dengan diri sendiri, 2) hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan 3) hubungan manusia dengan Tuhannya (Nugiyantoro, 2000, hlm. 324).