Pemilihan Bacaan Sastra Anak
Pemilihan
Bacaan Sastra Anak
Rasa
ingin tahu yang tinggi pada anak membuat mereka ingin mengenali apapun yang ada
di lingkungan. Dalam membaca, anak belum dapat memilih bacaan sastra yang baik
untuk dirinya sendiri. Oleh kareana itu dalam memperoleh bacaan yang sesuai
maka penting untuk orang dewasa memilihkan bacaan sastra yang sesuai dengan
anak. “Pemilihan bacaan yang dimaksud haruslah tidak dilakukan secara
serampangan atau berdasarkan subjektif dan kaca mata orang dewasa”
(Nugiyantoro, 2013, hlm. 48). Dalam hal ini dapat dipahami bahwa dalam
pemilihan bacaan sastra untuk anak harus menyesuaikan dengan aspek yang sudah
diaku ketepatannya dan dapat dipertanggungjawabkan. “…ada keterkaitan tiap
tahap perkembangan kejiwaan dengan respons anak terhadap buku bacaan dan atau
cerita yang dikisahkan secara lisan…” (Nugiyantoro, 2013, hlm.48). Mengacu pada
pendapat tersebut bahwa dalam pemilihan bacaan anak khususnya karya sastra,
orang dewasa harus memperhatikan tahapan perkembangan anak dan genre sastra
anak.
Tahapan Perkembangan Anak dan Pemilihan
Bacaan
Brady (dalam Nugiyantoro,
2013, hlm.49) ‘mengidentifikasi umur serta tahapan dan karakteristik
perkembangan kejiwaan anak yang meliputi aspek berfikir, bahasa, personalitas,
moral, dan pertanyaan terkait yang membantu dalam seleksi bacaan anak’.
Pemilihan bacaan anak
didasarkan pada tahapan perkembangan anak. Brady (dalam Nugiyantoro, 2013,
hlm.49) mengemukakan bahwa ‘terdapat hal-hal tertentu yang menjadi dasar
pemikiran dalam pengujian tahapan perkembangan anak’. Hal-hal tersebut
diantaranya: (1) pertimbangan ketertarikan anak terhadap suatu bacaan harus
dilihat sebagai kriteria seleksi yang lebih penting daripada anggapan kecocokan
yang dilakukan oleh kacamata orang dewasa; (2) pemahaman terhadap perkembangan
anak secara umum dan terhadap tahapan perkembangan secara khusus akan
memberikan informasi yang berharga dalam pemilihan bacaan anak; (3) pemahaman
terhadap tahapan perkembangan anak akan
membantu dalam seleksi bacaan, tetapi itu bukanlah sesuatu yang kaku, bukan
sebuah harga mati; (4) pemahaman kesesuaian dalam pemilihan mencakup kontribusi
tiap tahapan itu. Perkembangan dalam diri anak mempengaruhi reaksi terhadap
bacaan sastra anak. Perkembangan yang dimaksud menurut Nugiyantoro (2013,
hlm.50) dijelaskan sebagai berikut:
1) Perkembangan
Intelektual. Pertumbuhan dan perkembangan intelektual (kognitif) anak, pada
umumnya merujuk pada teori Jean Piaget yang mengemukakan bahwa perkembangan
intetelektual merupakan hasil interaksi dengan lingkungan dan kematangan anak.
Pada umumnya anak Sekolah dasar berada pada rentang usia 7-11 tahun. Pada tahap
ini menurut Piget (dalam Nugiyantoro, 2013, hlm.52) ‘…anak berada pada tahap
operasional kongkret (the concrete
operational) pada tahap ini anak sudah dapat membuat klasiifkasi sederhana,
mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-sifat umum…’.
2) Perkembangan
moral. Kohnlberg (dalam Nugiyantoro, 2013, hlm.56) mengemukakan bahwa ‘seorang
anak yang berada dalam tahap operasional konkret, ia akan berada dan terbatas
pada tahap 1 dan 2 perkembangan moral’. Pada tahap 1 penilaian anak kecil
terhadap masalah atau tindakan baik dan buruk berdasarkan kemungkinan adanya
hukuman dan hadiah yang diperoleh dari orang dewasa. Pada tahap 2, penilaian
tingkah laku dalam kacamata anak kecil hanya dapat dibedakan ke dalam baik dan
buruk tidak ada alternative lain.
3) Perkembangan
emosional dan personal. Ada beberapa tahapan dalam perkembangan emosional dan
personal anak. Pada tahap operasional konkret atau pada rentang usia 6-12 tahun
anak berada pada tahap kepandaian versus
perasaan rendah diri, anak berusaha mengembangkan rasa gembira dan bangga jika
dapat melakukan sesuatu dari aktivitasnya, atau justu sikap sebaliknya jika
tidak mampu sehingga merasa rendah diri.
4) Perkembangan
bahasa. Tahap pemerolehan bahasa pada anak yang berada pada rentang usia 7-11
tahun atau seusia anak sekolah dasar, pada tahap ini anak dapat berfikir logis
mengenai benda konkret.
Berdasarkan teori-teori di
atas, dapat dipahami bahwa dalam pemilihan bacaan sastra anak ada aspek yang
harus disesuaikan dari mulai pemilihan
genre, pemilihan jenis bacaan, sampai penyesuaian dengan berbagai tahap
perkembangan anak.
Genre Sastra Anak
Genre adalah hal penting kedua dalam memilih
bacaan anak. Pembagian genre sastra anak berdasarkan
analogi pembagian genre sastra dewasa. “Genre sastra anak cukup dibedakan ke
dalam fiksi, nonfiksi, puisi dan komik dengan masing-masing memiliki subgenre”
(Nugiyantoro, 2014, hlm. 119). Dongeng termasuk ke dalam prosa yang merupakan
subgenre dari fiksi.