Kriteria Pembelajaran Otentik
Kriteria
Pembelajaran Otentik
Sebelum
membahas kriteria pembelajaran otentik, adapun gambaran umum tentang
unsur-unsur pengalaman pembelajaran otentik (Authentic
Learning Experiences) menurut Laur (2013, hlm.5)
Gambar
2.1 merupakan gambaran umum tentang unsur-unsur dalam pengalaman pembelajaran
otentik. Salah satu usaha untuk menciptakan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran adalah dengan investigasi yang menantang. Investigasi yang
menantang ini harus dirancang untuk menciptakan keinginan siswa menggali lebih
dalam mengenai apa yang sedang dipelajari. Dalam proses ini, siswa harus
dihadapkan dengan masalah yang kompleks dan tantangan untuk dipecahkan.
Tantangan ini berorientasi pada pertanyaan-pertanyaan yang melibatkan dunia
nyata untuk memicu pemikiran kritis siswa. Sejalan dengan itu, menurut Marzano
(dalam Rusman, 2017, hlm. 405) belajar melalui pengalaman nyata misalnya dengan
investigasi dan pemecahan masalah-masalah yang nyata dapat memperluas
pengetahuan yang belum luas dan memperhalus pengetahuan yang belum halus.
Dalam
abad 21 penerapan keterampilan berpikir kritis sangat diperlukan bahkan harus
diasah dan dikembangkan oleh siswa. Guru dapat memberikan kesempatan berpikir
kritis kepada siswa untuk mempersiapkan dengan terlibat secara aktif dalam
pembelajaran otentik. Melibatkan siswa dalam pembelajaran otentik dapat
membantu mereka mengembangkan kompetensi dalam abad 21. Kompetensinya meliputi
pemikiran kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas.
Selain
keterampilan berpikir kritis, dalam abad 21 keterampilan kolaborasi juga sangat
diperlukan sebagaimana dengan desain pembelajaran otentik. Dalam pembelajaran
siswa perlu berkolaborasi dengan orang lain. Sebagai contoh dalam pembelajaran otentik,
guru meminta siswa untuk bekerja dalam tim dengan membentuk kelompok untuk
menyelesaikan masalah secara bersama yang kemudian mengarah pada diskusi dan
mempresentasikan hasil diskusi tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut, menurut
Vygotsky dan Piaget (dalam Rusman, 2017, hlm. 403) mengemukakan bahwa:
Pentingnya
interaksi dengan teman sebaya melalui pembentukan kelompok belajar. Melalui
kelompok belajar memberikan kesempatan kepada siswa secara aktif dan kesempatan
untuk mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan siswa kepada teman akan membantunya
untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas bahkan melihat ketidaksesuaian
pandangan mereka sendiri. Vigotsky juga merekomendasikan adanya level atau zona
dimana siswa dapat lebih berhasil tetapi dengan bantuan partner yang lebih bisa
atau berpengalaman.
Selain
berkolaborasi, pembelajaran otentik mendukung siswa untuk melatih menyelesaikan
masalah-masalah dunia nyata dengan pendekatan terstruktur dan terencana. Siswa
dilatih untuk mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan dalam lapangan pekerjaan.
Namun perlu diingat bahwa pembelajaran otentik, merancang pengalaman untuk
lebih menciptakan fokus pada kesiapan karier dan kehidupan selanjutnya. Selain
itu, merancang investigasi yang menantang di sekitar komunitas atau karier
dapat menciptakan hubungan antara materi dan kehidupan setiap siswa. Koneksi
komunitas dapat dilakukan di tingkat sekolah, tingkat lokal, tingkat negara
bagian, tingkat nasional, dan bahkan global. Hubungan komunitas atau karier
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Materi tidak lagi sekedar sesuatu
yang harus dihafal dari buku teks, tetapi itu relevan dan menarik bagi siswa.
Membawa siswa dalam perjalanan melalui investigasi yang menantang memiliki
hubungan komunitas atau karier dapat menjadi pengalaman yang berharga untuk
siswa dan guru.
Pembelajaran
otentik mengintegrasikan banyak disiplin ilmu kedalam satu pengalaman
pembelajaran. Seringkali siswa menerapkan keterampilan berpikir kritis untuk
menyelesaikan masalah atau tantangan yang kompleks. Namun jarang sekali apakah
siswa perlu membela atau membenarkan jawaban mereka. Bahkan seringkali siswa
hanya dihadapkan dengan menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang hanya
memiliki satu jawaban yang benar. Dalam pembenaran ini siswa menggunakan
penelitian dan interaksi dengan para profesional atau audiens luar untuk
mendukung solusi mereka. Siswa dapat menggunakan hasil dan pendapat yang telah
mereka dapat melalui wawancara dengan profesional sebagai bagian dari
pembenaran mereka untuk solusi, desain, atau proposal mereka. Siswa akan berinteraksi dengan
audiens yang menjangkau diluar dinding kelas untuk membenarkan produk akhir.
Dalam hal ini siswa berelasi dengan pakar atau audiens lain untuk
mempresentasikan produk akhir mereka.
Berdasarkan
pembahasan yang sudah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa kriteria pembelajaran
otentik sebagai berikut :
1.
Belajar
melalui pengalaman nyata yaitu dengan investigasi yang menantang dan pemecahan
masalah-masalah yang nyata yang relevan dengan kehidupan siswa untuk memicu
keterampilan berpikir kritis siswa.
2.
Siswa
berkolaborasi dengan cara bekerja bersama dan mempunyai kesempatan luas untuk
berdiskusi dalam rangka memecahkan masalah.
3.
Dalam
investigasi yang menantang mendorong siswa untuk aktif dalam meneliti,
menganalisis, mengeksplorasi, menggali serta menyajikan hasil proyek.
4.
Siswa
berinteraksi dengan audiens luar ataupun keterlibatan pakar (orang ahli) yang
ada diluar kelas.
5.
Siswa
menghasilkan produk yang dapat dibagikan kepada audiens di luar kelas.
6.
Siswa
berkesempatan terlibat dengan komunitas lain di tingkat sekolah, tingkat lokal,
tingkat negara bagian, tingkat nasional, bahkan global dan siswa dilatih untuk
mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan dalam kesiapan karier atau kehidupan
selanjutnya.
7.
Belajar
bersifat interdisipliner yaitu mengintegrasikan banyak disiplin ilmu kedalam
satu pengalaman pembelajaran.