Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keterampilan Menyimak dan Mendengarkan Lengkap



Keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia bukan hanya sekedar mendengar bunyi-bunyi bahasa melalui alat pendengarannya, melainkan sekaligus memahami maksudnya. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia keterampilan mendengarkan identik dengan keterampilan menyimak.

Istilah mendengarkan/menyimak berbeda dengan istilah mendengar. Meskipun sama-sama menggunakan alat pendengaran, namun mendengarkan berbeda dengan mendengar. Mendengar adalah kegiatan menangkap bunyi secara tidak sengaja (secara kebetulan saja). Mendengarkan  adalah proses menangkap bunyi bahasa yang direncanakan dengan penuh perhatian, dipahami, diinterpretasi, diapresiasi, dievaluasi, ditanggapi, dan ditindaklanjuti. Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa pada kegiatan mendengar tidak tercakup unsur kesengajaan, konsentrasi, atau bahkan pemahaman. Sementara pada kegiatan mendengarkan terdapat unsur-unsur kesengajaan, dilakukan dengan penuh perhatian dan konsentrasi untuk memperoleh pemahaman yang memadai.

Menyimak adalah kegiatan menganalisa bunyi dari analisa tersebut maka akan muncul respon dari pendengar. Adapun pendapat Menurut Anderson (Tarigan, 2008: 30) hakikat menyimak adalah proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.

Menyimak pada dasarnya bersifat pasif-reseptif, dalam arti bahwa inisiatif untuk berkomunikasi tidak semata-mata berasal dari dirinya, melainkan dari orang lain. Sikap dan tindakan yang diharapkan dari seorang pendengar yang diajak berkomunikasi, terutama adalah mendengarkan dan memahami apa yang didengarnya.

Menyimak memiliki makna mendengarkan dan memperhatikan baik-baik apa yang dikatakan orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut maka keterampilan menyimak sangat penting bagi pembelajar bahasa karena dengan adanya analisa yang baik akan tercipta komunikasi antara pembicara dan pendengar.

Tujuan Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan mendengarkan baik disengaja dan direncanakan maupun tidak untuk mencapai tujuan. Sutari dkk (1998: 22) menjelaskan bahwa tujuan pokok menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dan ide, mendapatkan inspirasi, memperoleh hiburan, dan membentuk kepribadian.

Pertama, untuk mendapatkan informasi. Banyak cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan informasi, yaitu dengan melakukan suatu eksperimen, penelitian, membaca buku, surat kabar, majalah, mendengarkan radio, melihat televisi, berdiskusi, dengan demikian menyimak merupakan media untuk mendapatkan informasi.

Kedua, untuk menganalisis informasi atau ide. Penyimak kemudian melakukan analisis terhadap informasi atau ide yang telah didapatnya tersebut dengan mempertimbangkan hasil simakan dengan pengetahuan dan pengalamannya.

Ketiga, untuk mengevaluasi informasi atau ide, Dalam mengevaluasi suatu informasi, penyimak perlu mempertimbangkan sesuatu yang disimak dengan menggunakan pengetahuan dan pengalamannya. Setelah dilakukan evaluasi penyimak dapat mengemukakan pendapat, menolak pendapat, meragukan informasi yang diterima, menyimpulkan ide pokok, dan menilai kebenaran informasi tersebut.

Keempat, untuk mendapat inspirasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering dihadapkan pada berbagai masalah yang belum tentu dapat segera diselesaikan atau dipecahkan. Untuk keperluan inilah kadang-kadang dibutuhkan suatu kegiatan menyimak, baik menyimak pembicaraan seseorang, pidato dalam pertemuan, cerita tentang pengalaman hidup. Dengan demikian tadi sebenarnya penyimak bertujuan mendapat sesuatu inspirasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya.

Kelima, untuk memperoleh hiburan. Manusia sering dihadapkan pada beberapa kesibukan dan masalah. Saat pikiran jenuh karena terlalu lelah dibutuhkan suatu hiburan. Untuk memperoleh hiburan tersebut dapat dilakukan dengan menyimak lagu-lagu, tayangan televisi, atau pertunjukkan langsung.

Keenam, untuk memperbaiki kemampuan berbicara. Perlu diketahui bahwa berbicara itu tidak mudah. Oleh karena itu, untuk memperlancar tingkat kemampuan berbicara dapat ditempuh lewat menyimak pembicaraan orang lain. Hal ini tampak ketika sedang belajar bahasa asing.

Jenis-Jenis Menyimak
Kegiatan menyimak mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Tarigan (2008: 38-52) membagi jenis menyimak menjadi menyimak ekstensif dan intensif.

Pertama, menyimak ekstensif adalah kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak diperlukan bimbingan langsung dari seorang guru. Menyimak ekstensif dibagi menjadi dua yakni menyimak sosial (social listening) dan menyimak pasif (passive listening).

Menyimak sosial (social listening) atau menyimak sopan biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir. Mereka saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat respon-respon yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan oleh seorang rekan. Menyimak sosial paling tidak mencakup dua hal, yaitu: (1) menyimak secara sopan santun dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau obrolan dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud, (2) memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi tersebut (Anderson melalui Tarigan, 2008: 41).

Menyimak pasif (passive listening) adalah penerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa. Selanjutnya, menyimak estetik (aesthetic listening) atau sering disebut juga menyimak apresiatif adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak sedangkan menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara ekstensif.
Kedua, menyimak intensif, kegiatan ini diarahkan pada suatu kegiatan yang diawasi dan dikontrol pelaksanaannya.Menyimak intensif meliputi menyimak kritis (critical listening), menyimak konsentratif (concentrative listening), menyimak kreatif (creative listening), menyimak eksploratif (exploratory listening), menyimak interogatif (interrogative listening) dan menyimak selektif.
  1. Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan atau kekeliruan serta butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. Sedangkan, menyimak konsentratif (concentrative listening) sering disebut juga menyimak telaah. Hal ini mencakup kegiatan mencari petunjuk, hubungan, informasi, memperoleh pemahaman, memahami ide-ide, dan mencatat fakta-fakta yang terdapat dalam simakan.
  2. Menyimak kreatif (creative listening) adalah kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya. 
  3. Menyimak eksploratif (exploratory listening), kegiatan ini bersifat menyelidik adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.
  4. Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan.
  5. Menyimak selektif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari penutur atau pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan.

Aspek pada keterampilan menyimak 
Menyimak merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat reseptif.Dengan demikian, menyimak tidak sekadar kegiatan mendengarkan tetapi juga memahaminya.Ada dua jenis situasi dalam menyimak, yaitu situasi menyimak secara interaktif dan situasi menyimak secara noninteraktif. Menyimak secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenisnya. Dalam menyimak jenis ini, kita bergantian melakukan aktivitas menyimak dan berbicara.

Oleh karena itu, kita memiliki kesempatan untuk bertanya guna memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian, contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, film, khotbah, atau menyimak dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi menyimak noninteraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa pembicara mengulangi apa yang diucapkan, dan tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.

Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus mampu menguasai beberapa hal berikut:

  1. Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short-term memory);
  2. Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target;
  3. Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara, intonasi, dan adanya reduksi bentuk-bentuk kata;
  4. Membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar;
  5. Mengenal bentuk-bentuk kata khusus (typical word-order patterns);
  6. Mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topik dan gagasan;
  7. Menebak makna dari konteks;
  8. Mengenal kelas-kelas kata (grammatical word classes);
  9. Menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis;
  10. Mengenal perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices);
  11. Mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsur-unsur lainnya.

Proses Mendengarkan Efektif
Siswa akan lebih mudah dalammenyimak akan meningkat apabila mengetahui teknik dan melakukannya secara efektif. Maka Keterampilan menyimak Seseorang dalam mendengarkan informasi secara efektif memiliki prosesnya, yaitu mendengarkan, pemahaman, mengingat, penafsiran dan mengevaluasi.
1. Mendengarkan

  1. Mendengarkan melibatkan pemrosesan suara di dalam setiap otak manusia. Ada beberapa cara mendengarkan, yaitu:
  2. Menangkap, dapat mengenal dan mengetahui maksud yang terucapkan lewat nada, raut wajah, gerak dan lain-lain.
  3. Memperhatikan, memusatkan perhatian penuh terhadap informasi yang disampaikan oleh pihak pembicara.

2. Pemahaman
Pemahaman merupakan proses penerimaan arti kata-kata yang disampaikan sehingga dapat sesuai dengan kata-kaa yang keluar dari pihak pembicara. Dengan kata lain topik pembicaraan yang disampaikan, disusun dan diulang kembali sehingga informasi yang disampaikan dapat lebih memahaminya.

3. Mengingat
Setelah memahami informasi yang telah disampaikan, kemudian melakukan pengujian kemampuan berapa besar informasi tersebut dapat disimpan dan dicatat ke dalam suatu memori.Agar informasi dapat disimpan dalam jangka waktu lama, pendengar perlu melakukan konsentrasi penuh terhadap pesan yang dibicarakan. Hal ini bertujuan bahwa apabila sewaktu informasi dibutuhkan kembali, dapat digunakan sesuai apa yang telah didengarkan dan meminimalisir kesalahpahaman.

4. Menafsirkan
Penafsiran merupakan proses memahami pesan yang disampaikan sesuai dengan ide, harapan dan pengalaman pribadi. Maksudnya Informasi/pesan yang disampaikan dihubungankan dengan informasi/pesan yang telah kita dengar, baca/lihat sebelumnya dari beberapa sumber.Sumbernya misalkan dari televisi, pengalaman pribadi, perbincangan, radio dan lain-lain.

5. Mengevaluasi
Setelah melakukan penafsiran, kemudian langkah selanjutnya mengevaluasi mengenai pesan yang disampaikan.Dengan kecakapan berpikir pendengar menilai yang diungkapkan oleh pembicara, membedakan fakta dan opini, serta mengevaluasi bukti yang dikemukakan pembicara. Apabila pembicaraan tidak sesuai dengan penafsiran pendengar, hal ini akan menimbulkan tanggapan kepada pembicara.