Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode Penelitian Design Based Research (DBR) Lengkap


Ketika sebuah penelitian menempatkan proses desain sebagai bagian yang penting, maka penelitian tersebut dapat dikatakan sebagai design research. Menurut Cobb (1999, Bakker, 2004), istilah penelitian design research juga dimasukan ke dalam penelitian pengembangan (developmental research), karena berkaitan dengan pengembangan materi dan bahan pembelajaran. Istilah design research juga memiliki kaitan istilah atau karakteristik dengan model-model penelitian seperti design study, development research, formatif research, formatif evaluation dan engineering research.

Setiap model penelitian memiliki karakteristik masing-masing, termasuk design research. Walaupun memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan model penelitian lain, design research memiliki karakteristik sebagai berikut (Cobb et al. 2003; Kelly 2003; Design-Based Research Collective 2003; Reeves et al. 2005; van den Akker 1999, dalam van den Akker et al., 2006 : 5).

§  Interventionist : penelitian bertujuan untuk merancang suatu intervensi (tindakan terhadap suatu permasalahan) dalam dunia nyata;
§  Iterative : penelitian menggabungkan pendekatan siklikal (daur) yang meliputi perancangan, evaluasi dan revisi;
§  Process oriented : difokuskan pada pemahaman dan pengembangan model intervensi;
§  Utility oriented : keunggulan dari rancangan diukur untuk bisa digunakan secara praktis oleh pengguna; serta
§  Theory oriented : rancangan dibangun didasarkan pada preposisi teoritis kemudian dilakukan pengujian lapangan untuk memberikan konstribusi pada teori.

Dari karakteristik diatas, Plomp (2007 : 13) mengemukakan bahwa design research adalah :
‘suatu kajian sistematis tentang merancang, mengembangkan dan mengevaluasi intervensi pendidikan (seperti program, strategi dan bahan pembelajaran, produk dan sistem) sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang kompleks dalam praktik pendidikan, yang juga bertujuan untuk memajukan pengetahuan kita tentang karakteristik dari intervensi-intervensi tersebut serta proses perancangan dan pengembangannya.’

a.      Fungsi Design Research
Untuk memahami dimana posisi design research dibandingkan dengan penelitian lain, berikut disajikan berbagai jenis penelitian berdasarkan fungsinya (Plomp, 2007:12), yaitu 
Tabel 1
Jenis penelitian dan fungsinya
No.
Jenis Penelitian
Fungsi Penelitian
1.
Survey
Menguraikan; membandingkan; mengevaluasi
2.
Studi kasus
Menguraikan; membandingkan; menjelaskan
3.
Eksperimen
Menjelaskan; membandingkan
4.
Penelitian tindakan
Merancang/mengembangkan solusi untuk masalah praktis
5.
Ethnografi
Menguraikan; menjelaskan
6.
Penelitian hubungan
Menguraikan; membandingkan
7.
Penelitian evaluasi
Menentukan tingkat efektivitas program
8.
Penelitian rancangan (design research)
Merancang/mengembangkan suatu intervensi (seperti program, strategi dan materi pembelajaran, produk dan sistem) dengan tujuan untuk memecahkan masalah pendidikan yang kompleks dan untuk mengembangkan pengetahuan (teori) tentang suatu karakteristik dari intervensi serta proses prancangan dan pengembangan tersebut
b.   Motif penggunaan Design Research dalam penelitian pendidikan
Sebagaimana model penelitian lainnya, penggunaan suatu model penelitian didasarkan pada motif tertentu. Ada tiga motif penggunaan design research (Van den Akker et. al., 2006), yaitu :

§  Meningkatkan Relevansi Penelitian
Penggunaan design research didasarkan pada keinginan untuk meningkatkan relevansi (increase the relevance) penelitian dengan kebijakan dan praktik pendidikan. Penelitian pendidikan sering dikritik karena tidak langsung dapat memperbaiki praktik pendidikan. Dengan kajian (study) yang hati-hati dan bertahap untuk memperoleh model intervensi yang paling ideal pada situasi tertentu, peneliti dan praktisi dapat mengembangkan model intervensi yang tepat dan efektif melalui proses artikulasi prinsip-prinsip dari berbagai dampak intervensi yang terjadi (Collins et al. 2004; van den Akker 1999, dalam van den Akker et al., 2006 : 4).

§  Mengembangkan Landasan Teori secara Empiris
Motif kedua penggunaan design research untuk penelitian pendidikan adalah yang berkaitan dengan sisi ilmiah yang dihasilkan. Design research memiliki tujuan untuk mengembangkan teori-teori yang diperoleh dari pengalaman empiris (Developing Empirically Grounded Theories) dengan menggabungkan kajian pada proses pembelajaran dengan berbagai aspek yang mendukung proses pembelajaran tersebut (diSessa and Cobb 2004; Gravemeijer 1994, 1998, dalam van den Akker et al., 2006:4). Motif ini menegaskan design research sebagai penelitian design experiment yang menghasilkan landasan teori (grounded theory) melalui pendekatan kualitatif.
§  Meningkatkan Kekokohan Penerapan Rancangan
Motif ini berkaitan dengan upaya meningkatkan kekokohan dari penerapan sebuah rancangan (Increasing the Robustness Design Practice). Banyak inovasi yang dirancang oleh para praktisi dan peneliti pendidikan untuk mengatasi masalah yang terjadi, tetapi pemahaman mereka seringkali tetap eksplisit mengenai keputusan yang dibuat maupun rancangan yang dihasilkan. Dari persfektif ini, ada kebutuhan untuk mengekstrak rancangan penbelajaran agar eksplisit yang dapat menghasilkan upaya pengembangan rancangan berikutnya (Richey dan Nelson 1996; Richey et al 2004; Visscher-Voerman dan Gustafson, 2004, dalam van den Akker et al., 2006:4).

Berdasarkan karekateristik, fungsi dan motif penggunaan design research, maka design research dianggap sebagai model penelitian yang sangat relevan untuk mengembangkan kualitas pendidikan, khususnya pembelajaran karena mampu menjembatani perkembangan teori dengan praktik serta menghasilkan rancangan pembelajaran yang aplikatif dan praktis. Di sisi lain, design research dapat menghasilkan suatu teori (grounded theory) yang berbasiskan praktik eksperimen suatu rancangan. Pendekatan luas penelitian yang digunakan memang lebih mengarah kepada penelitian kualitatif naturalistik yang melibatkan suatu proses perancangan, pengembangan, eksperimen dan evaluasi.

c.    Hasil dari Design Research
Menurut Plomp (2007:20-22), ada tiga hasil yang bisa diperoleh dari design research, yaitu :

1.    Prinsip disain dan teori intervensi
Design research bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan tentang apakah dan kenapa suatu intervensi bekerja dalam konteks tertentu. Plomp (2007:23) menyebutnya sebagai design principle atau intervention theory.
Dalam design research, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi dari sampel ke populasi. Yin (2003, Plomp, 2007:21) menyatakan bahwa dalam design research generalisasi hasil penelitian dilakukan bukan dari sampel ke populasi tetapi menggeneralisasikan prinsip rancangan (design principle) sebagai hasil penelitian kepada teori yang lebih luas. Generalisasi yang dimaksud disebut analytical generalizability.

2.    Model Intervensi
Design research akan menghasilkan rancangan-rangcangan program, strategi pembelajaran, bahan ajar, produk dan sistem yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran atau pendidikan secara empiris.
3.    Pengembangan Profesi
Design research dilakukan secara kolaboratif dan kolegaliatif oleh para peneliti dan praktisi pendidikan di lapangan. Kolaborasi praktis yang dilakukan dapat bermanfaat untuk mengatasi berbagai permasalahan pembelajaran dan pendidikan dengan cepat dan tepat. Namun selain itu, kegiatan design research akan mendorong pengembangan profesi praktisi di lapangan seperti guru dan dosen serta para pengambil kebijakan pendidikan.

D. Langkah-langkah Design Research
Proses penelitian pada design research meliputi langkah-langkah seperti halnya proses perancangan pendidikan (educational design), yaitu analisis, perancangan, evaluasi dan revisi yang merupakan proses siklikal yang berakhir pada keseimbangan antara yang ideal dengan prakteknya.

Ada beberapa model langkah-langkah pelaksanaan design research, diantaranya yaitu :

§  Model Greivemeijer dan Cobb (2006)
1.      Preparing for the experiment/Preparation and design phase (Bakker, 2004) : tujuan utama tahap ini adalah memformulasikan teori pembelajaran lokal (local instructional theory) yang dielaborasi dan diperbaiki selama pelaksanaan eksperimen. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah : (1) menganalisis tujuan yang ingin dicapai misalnya tujuan pembelajaran; (2) menentukan dan menetapkan kondisi awal penelitian; (3) mendiskusikan konjektur dari local instructional theory yang akan dikembangkan; (4) menentukan karakteristik kelas dan peran guru; serta (5) menetapkan tujuan teoritis yang akan dicapai melalui penelitian.

2.      Design experiment : Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan desain eksperimen yang dilakukan setelah semua persiapan dilakukan. Tahap ini bukan untuk menguji apakah rancangan dan local instructional theory bekerja atau tidak, tetapi sekaligus menguji dan mengembangkan local instructional theory yang telah dikembangkan serta memahami bagaimana teori itu bekerja selama eksperimen berlangsung. Design eksperimen dilakukan dalam bentuk kegiatan siklikal, misalnya dalam beberapa kali pembelajaran. Pada tahap ini dikumpulkan data yang diperlukan meliputi proses pembelajaran yang terjadi di kelas serta proses berpikir siswa baik dari perspektif sosial maupun persfektif psikologi

3.      Restrospective Analysis : Tujuan tahap ini adalah menganalisis data-data yang telah diperoleh untuk mengatahui apakah mendukung atau sesuai tidak dengan konjektur yang telah dirancang. Data yang dianalisis meliputi rekaman video proses pembelajaran dan hasil interview terhadap siswa dan guru, lembar hasil pekerjaan siswa, catatan lapangan serta rekaman video dan audio yang memuat proses penelitian dari awal. Tahapan ini bergantung kepada tujuan teoritis yang hendak dicapai, sehingga analisis yang dilakukan untuk mengetahui dukungan data terhadap local instructional theory. Pada tahap ini dilakukan rekonstruksi dan revisi pada local instructional theory serta menyajikan suatu isu kemungkinan yang dapat berimplikasi pada teori dan penerapannya pada konteks dan situasi yang lebih luas. Selain berkonstribusi dalam mengembangkan pembelajaran di level local instructional theory (instructional sequence), design research juga berkostribusi dalam mengembangkan di level aktivitas pembelajaran (microtheories) dan pengembangan di level domain-specific instruction theory.

§  Model Plomp (2007:15)
1.      Preliminary research : Analisis kebutuhan dan konteks, kajian literatur, mengembangkan kerangka konseptual dan teoritis untuk penelitian.
2.      Prototyping stage : Proses perancangan secara siklikal dan berurutan dalam bentuk proses penelitian yang lebih mikro serta menggunakan evaluasi formatif untuk meningkatkan dan memperbaiki model intervensi.
3.      Assessment phase : Semi evaluasi sumatif untuk menyimpulkan apakah solusi atau intervensi sudah sesuai dengan diinginkan serta mengajukan rekomendasi pengembangan model intervensi

§  Model McKenney (2003, Plomp, 2007:14)