Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendidikan Nilai dan Kurikulum

James J. Jelineck didalam bukunya “The Learning of Values Improfing the Human Condition” ASCD 1978, mengatakan bahwa: “Pembentukan nilai sangat tergantung pada kemampuan untuk menganalisis kebutuhan-kebutuhan kita sendiri. Kemampuan untuk mengantisipasi apa yang terjadi dalam lingkungan tertentu, kemampuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut akhirnya memutuskan seraingkaian tindakan untuk merealisasikan tujuan yang direncanakan”, Selanjutnya Jelineck mengatakan bahwa perubahan atau pembentukan nilai harus disertai dengan:
1. Suatu kebutuhan - tak puas dengan situasi yang ada
2. Suatu tujuan - target yang apabila dicapai akan memuaskan kebutuhan
3. Suatu rencana - suatu cara atau tindakan untuk mencapai tujuan, dan
4. Serangkaian kondisi yang memungkinkan tercapainya tujuan tersebut.
Nilai tersebut bersifat pribadi dan didasarkan pada sistem kepercayaan masing-masing. Untuk mengubah nilai, pertama-tama kita harus mengubah kebutuhan tersebut, karena:
1. Tanpa kebutuhan tak ada niat untuk merubah, oleh sebab itu,
2. Tak ada niat untuk merubah, oleh karena itu,
Tak ada reevaluasi terhadap nilai kita, dan oleh karena itu pula,
3. Tak aka nada perubahan dalam perilaku.
Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini berisikan issue nilai yang diharapkan akan mengarahkan proses perkembangan kurikulum dalam Pendidikan Nilai-Moral, pertanyaan kunci tersebut adalah:
1. Apakah yang seharusnya dilakukan oleh sekolah untuk merubah nilai-nilai siswa? untuk mengembangkan nilai-nilai baru atau mengarahkan nilai-nilai siswa kearah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya? (seperti pada serangkaian prinsip-prinsip nasional/Pancasila)
2. Bila demikian, siapakah yang sebaiknya menetapkan bentuk dan jenis nilai serta prinsip-prinsip baru tersebut, dan bagaimana hubungan nilai-nilai dan prinsip-prinsip tersebut dengan nilai masyarakat dan negara?
3. Bagaimana cara merancang kurikulum sehingga secara bertahap dapat memenuhi kebutuhan perubahan nilai siswa, yaitu ketidakpuasan nilai-nilai mereka sendiri serta menyiapkan diri mempelajari nilai-nilai baru.
4. Dan bagaimana merancang suatu kurikulum untuk memperkuat serangkaian nilai yang telah diajarkan atau dimiliki sehingga nilai-nilai tersebut mengendap pada diri siswa yang akhirnya siswa tersebut bertindak berdasarkan nilai tersebut?