Pembelajaran Terpadu Model Networked
A. Pengertian
Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
Menurut
pandangan Robin Fogarty ( 1991 ) networked merupakan model pemaduan
pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk
pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan
studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda.
Belajar disikapi sebagi proses yang berlangsung secara terus-menerus karena
adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi
siswa.
Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara
siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya
sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga
siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat
berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua
atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya
sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar
dalam dirinya. Networked model merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi.
Jika dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa untuk
mampu memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian
dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan kerja
eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai contoh
yaitu seorang arsitek ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerja sama dengan
ahli teknik pemrograman, dan ahli interior desain. Ia bekerja secara lintas
bidang dan bekerjasama dengan keahlian pelajar lain untuk memperoleh
keterampilan yang sempurna.
Seorang
peserta didik membuat jaringan dengan orang lain baik dalam bidang yang mereka
tekuni maupun di luar bidang tersebut dan mereka menghubungkan ide-ide baru ke
dalam ide-ide lama secara kontinu atau terus-menerus. Peserta didik menyaring
semua yang mereka pelajari melalui kajian para ahli dan membuat koneksi
internal yang mengarah ke jaringan eksternal ahli di bidang terkait. Model ini
digambarkan seperti sebuah bangun prisma yaitu merupakan sebuah bangun yang
apabila dilihat dapat menciptakan berbagai dimensi dan arah fokus. Pendidikan
seorang manusia tidak pernah selesai sampai ia mati. (Robert E. Lee).
Model networked dalam model pembelajaran terpadu merupakan sumber masukan
eksternal yang berkelanjutan, model ini seterusnya akan memberikan ide-ide
baru, dan ide-ide ekstrapolasi atau ide yang halus. Jaringan profesional
peserta didik biasanya tumbuh di arah yang jelas dan kadang-kadang tidak begitu
jelas. Dalam pencarian pengetahuannya, peserta didik bergantung pada jaringan
ini sebagai sumber informasi utama dan mereka harus menyaring melalui sudut
pandang mereka sendiri sesuai dengan keahlian dan minat yang mereka miliki.
Model networked, tidak seperti di model sebelumnya, pelajar
mengarahkan proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang mereka
butuhkan. Hanya pembelajar sendiri yang mengetahui seluk-beluk dan dimensi
bidang mereka, peserta didik dapat menargetkan sumber daya yang diperlukan.
Model ini, seperti model yang lain, berkembang dan tumbuh sebagai kebutuhan
tambahan yang dapat mendorong peserta didik ke arah yang baru. Contoh: arsitek,
jika mereka mengadaptasi teknologi CAD / CAM untuk desain, jaringan dengan
teknik pemrograman dan memperluas pengetahuan dasar yang mereka miliki, seperti
yang dia lakukan secara tradisional dengan para desainer interior.
B. Karakteristik
Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked.
Model networked ini terdengar seperti tiga atau empat arah konferensi yang
memberikan berbagai jalan eksplorasi dan penjelasan. Meskipun ide-ide yang
beragam mungkin tidak datang sekaligus, pelajar pada model jaringan ini terbuka
untuk menerima beberapa input sebagai komponen yang berbeda yang disaring dan
diurutkan sesuai kebutuhan seorang pelajar. Model ini terdengar seperti
jaringan berita yang menarik yang tersaji dalam gambar dan cerita yang berasal
dari seluruh penjuru dunia. Model networked ini mirip dengan sinyal satelit
yang bertebaran dan menerima sinyal dariberbagai arah.
Model ini, seperti model yang tersamar,
model jaringan sering memindahkan tanggung jawab integrasinya lebih berat
kepada pelajar daripada seorang desainer pembelajarannya. Namun, itu adalah
model yang sesuai untuk menyajikan motivasi kepada peserta didik. Tutor atau
mentor sering menyarankan model jaringan untuk memperluas cakrawala para
pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan. Sebagai jaringan
berkembang, koneksi atau suatu hubungan terkadang muncul secara kebetulan di
sepanjang proses pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal ini mendorong
peserta didik menemukan kedalaman pengetahuan baru disuatu bidang atau
sebenarnya mengarah kepenciptaan bidang yang lebih khusus. Salah satu contoh
seperti di era modern sekarang, dalam bidang genetika yang telah mengembangkan
sebuah penemuan baru yang dikenal sebagai rekayasa genetik. Ini berlangsung
dari lapangan yang merupakan hasil dari pengembangan model jaringan seorang
pelajar yang berbakat dengan pelajar lainnya yang mendalami keahliannya
tersebut.
C. Langkah-Langkah Model Pembelajaran
Terpadu Tipe Networked.
Langkah-langkah pengembangan model jaringan adalah sebagai berikut:
- Analisis perkembangan anak.
- Tentukan konten kurikulum
berdasarkan perkembangan anak dengan membuat standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, dan hasil belajar.
- Buat rancangan kegiatan
mingguan (RKM).
- Tentukan tema dan subtemanya,
kaitkan dengan aspek-aspek perkembangan anak.
- Kemudian tentukan indikator
yang akan dikembangkan disetiap aspek kemampuan.
- Desain model networked, lalu
masukkan minat-minat anak sesuai dengan aspek perkembangan anak.
- Hasil dari rancangan model
jaringan (networked) dimasukkan dalam Rancangan Kegiatan Harian dengan
berpijak pada tema dan subtema.
- Tentukan media, fasilitas, strategi,
pendekatan maupun metode langkah- langkah kegiatan dalam pelaksanaan
(pembukaan, kegiatan inti, dan penutup).
- Langkah evaluasi terhadap
kegiatan tersebut dengan menggunakan RKH yang telah dibuat
D. Penerapan Model Pembelajaran Terpadu
Tipe Networked.
Model networked dipandang secara
terbatas memperpanjang dimulai sejak sekolah dasar. Bayangkan seorang anak
kelas lima yang telah memiliki minat di Indian sejak hari anak itu bermain
koboi dan Indian. Semangat untuk pengetahuan Indian membawa dia membaca
buku-buku sejarah dan non fiksi dengan baik.
Keluarganya, sadar ketertarikan
anaknya dengan orang Indian, kemudian mereka mendengar dan menggali tentang
arkeologis yang mendukung anak-anak untuk benar-benar menggali dan
berpartisipasi sebagai bagian dari peserta program liburan musim panas yang
ditawarkan oleh sebuah perguruan tinggi lokal. Sebagai hasil dari ini
“perkemahan” musim panas ini, pelajar tersebut menjumpai orang dari sejumlah
bidang seperti: seorang antropolog, ahli geologi, arkeolog, dan ilustrator,
mahasiswa seni rupa, mereka disewa untuk mewakili menggali kemampuan siswa
dalam menggambar.
Jaringan yang dimiliki peserta didik
ini sudah mulai terbentuk. Ketertarikan secara alami yang dimilikinya telah
menyebabkan dia untuk belajar dari orang lain di bidang yang menawarkan
berbagai tingkat pengetahuan dan wawasan yang memperluas jangkauan belajarnya.
Tutor atau mentor sering menyarankan model jaringan untuk memperluas
cakrawala para pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan. Sebagai
jaringan berkembang, koneksi atau suatu hubungan terkadang muncul secara
kebetulan di sepanjang proses pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal ini
mendorong peserta didik menemukan kedalaman pengetahuan baru disuatu bidang
atau sebenarnya mengarah ke penciptaan bidang yang lebih khusus. Salah satu
contoh seperti di era modern sekarang, dalam bidang genetika yang telah
mengembangkan sebuah penemuan baru yang dikenal sebagai rekayasa genetik. Ini
berlangsung dari lapangan yang merupakan hasil dari pengembangan model jaringan
seorang pelajar yang berbakat dengan pelajar lainnya yang mendalami keahliannya
tersebut. Bertahun-tahun kemudian para pemikir di sekolah pascasarjana
membicarakan kepada dua ahli model jaringan, seorang ahli psikolog kognitif dan
seorang programmer komputer.
Sebagai contoh ketika seseorang menganggap dirinya sebagai pustakawan yang
memiliki ketrampilan ilmu perpustakaan. Tapi sebagai seorang kandidat doktor di
bidang kecerdasan buatan, dia perlu membuat jaringan dengan orang lain di
bidang yang sangat teknis. Ia mencari sebuah program untuk membantu
mensimulasikan pencarian kognitif untuk informasi.
Penerapan model networked pada siswa SMA yang memiliki tujuan untuk dapat
memperlihatkan jalannya sinar pada lensa serta menyelesaikan persoalannya
menggunakan program power point dan flash. Pelajar tersebut harus
mendalami serta menguasai materi yang ia senangi misalnya fisika mengenai lensa
tapi juga harus mencari tambahan informasi lain yang mendukung tercapainya
tujuan tersebut dari para ahli computer dan matematika, seperti gambar berikut:
Mahasiswa ilmu gizi yang mendalami tentang miskonsepsi tentang nutrisi dan
membentuk jaringan dengan ahli dalam penerbitan dan ahli pemrograman komputer,
seperti bagan dibawah ini:
Mahasiswa ilmu gizi (pelajar)
Matematika :Menganalisa hasil pemeriksaan
Sains : Gagasan-gagasan nutrisional biokimia yang keliru
Seni Bahasa : Pekerjaan dari Dr. Lendon Smith
Pembelajaran social : focus kemampuan loby pabrik susu
Sains : Gagasan-gagasan nutrisional biokimia yang keliru
Seni Bahasa : Pekerjaan dari Dr. Lendon Smith
Pembelajaran social : focus kemampuan loby pabrik susu
Penerbit Edukational (ahli)
Matematika : penonjolan jumlah penjualan
Sains : kemampuan penelitian dan kesehatan (focus ilmu gizi)
Seni bahasa : pengajaran kurikulum penerbitan buku pelajaran
Pembelajaran social : suasana untuk focus baru
Sains : kemampuan penelitian dan kesehatan (focus ilmu gizi)
Seni bahasa : pengajaran kurikulum penerbitan buku pelajaran
Pembelajaran social : suasana untuk focus baru
Programmer computer (ahli)
Matematika :Analisa
statistic dan pemrograman
Sains :Lemak, serat garam, gula
Seni bahasa :Perintah laporan
Pembelajaran social :Persoalan kebijaksanaan penelitian data dukungan pencarian keterangan
Sains :Lemak, serat garam, gula
Seni bahasa :Perintah laporan
Pembelajaran social :Persoalan kebijaksanaan penelitian data dukungan pencarian keterangan
E. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked.
Kelebihan dari model jaringan ini sangat
beragam. Pendekatan pembelajaran terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami,
dengan model ini peserta didik memulai pencarian dan mengikuti jalan yang baru
dia temukan dengan kemampuanya sendiri. Peserta didik dirangsang dengan
informasi yang relevan, keterampilan, atau konsep yang diberikan di sepanjang
proses pembelajaran. Nilai tambahan dari model jaringan ini bagaimanapun tidak
bisa dipaksakan pada peserta didik melainkan harus muncul dari dalam diri
masing-masing peserta didik. Namun, mentor memberikan dan memberikan layanan
yang diperlukan untuk mendukung tingkat pembelajaran yang lebih tinggi. Pada
model networked ini peserta didik terstimulasi oleh informasi, ketrampilan atau
konsep-konsep baru.
Kelemahan model jaringan, jika diambil untuk
perbedaan-perbedaan besar, dapat menyebarkan minat yang terlalu tipis dan tidak
terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik sehingga upaya-upaya
pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif . Selain itu motivasi anak akan
berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak
sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.
F. Tujuan Model Pembelajaran Terpadu
Tipe Networked
Model networked dirancang untuk memaduan
pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk
pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa
mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang
berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung
secara terus-menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan
kenyataan yang dihadapi siswa. Dan untuk memotivasi peserta didik mendalami dan
menguasai minatnya serta mengaplikasikannya dalam kehidupan, dan memperluas
cakrawala pelajar berdasarkan perspektif yang diperlukan
A. Kesimpulan
Model networked merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi
bila dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa mampu
memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian dan
kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan kerja
eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait.
Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang dimulai
sejak sekolah dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang telah memiliki
minat di Indiana sejak hari anak itu bermain koboi dan Indian. Semangat untuk
pengetahuan Indian membawa dia membaca buku-buku sejarah dan non fiksi dengan
baik. Model ini terdengar
seperti jaringan berita yang menarik yang tersaji dalam gambar dan cerita yang
berasal dari seluruh penjuru dunia. Model networked ini mirip dengan sinyal
satelit yang bertebaran dan menerima sinyal dari berbagai arah.
Kelebihan dari model jaringan ini salah satunya pendekatan
pembelajaran terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini
peserta didik memulai pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan
dengan kemampuanya sendiri.
Sebuah metode tertentu tampaknya mengundang dan berguna, tapi
kadang menjadi sebaliknya. Manfaat kadang tidak lagi seimbang dengan harga yang
harus dibayar. Kelemahannya adalah bahwa model jaringan, jika dibawa ke
ekstrem, dapat menyebarkan minat yang terlalu tipis dan dan tidak
terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik sehingga upaya-upaya
pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif. Tutor atau mentor sering menyarankan penggunaan model jaringan
untuk memperluas cakrawala para pelajar atau memberikan perspektif yang
diperlukan.