Tes Pada Pengajaran IPS
A. Tes Pada Pengajaran IPS
Tes yang akan dibahas dalam rangka penilaian pada pengajaran IPS adalah tes
kecakapan (achievement test), meliputi bentuk dan tipe tes, tujuan
tes, macam-macam tes, ketentuan-ketentuan tes, mencobakan tes dan analisis item
tes.
1.
Bentuk dan Tipe Tes
a.
Tes Lisan
b.
Tes Tulisan
1)
Tes essay (essay test) adalah tes bentuk uraian yang menuntut kemampuan siswa untuk menyusun jawaban dengan kata-kata sendiri
dengan menggunakan informasi yang diperolehnya dari pengalaman dan pengetahuanya
sendiri.
2)
Tes obyektif (objective test).
Bentuk tes obyektif sifatnya lebih baku, sehingga pembicaraan tidak akan
bersifat aneka ragam dan subyektif.
Dilihat dari tipenya, tes obyektif dapat
digolongkan menjadi empat tipe, yaitu:
·
Tipe salah benar (true false)
·
Tipe mengisi titik-titik yang kosong (completion), tipe ini sering juga
disebut tipe jawaban singkat (short
answer).
·
Tipe pilihan jamak (multiple choice)
·
Tipe menjodohkan (matching)
2.
Tujuan Tes pada Pengajaran IPS
Tujuan tes dalam
pengajaran IPS adalah untuk mengetahui kecakapan siswa tentang pengetahuan dan
penguasaan materi pelajaran IPS yang telah diajarkan yaitu mengenai kecakapan siswa secara
individual dan kecakapan siswa secara kelompok.
Dari kecakapan
individual, dapat membuat urutan prestasi berdasarkan angka yang diperolehnya. Dari hasil prestasi kelompok, dapat
membandingkan prestasi suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Dari nilai rata-rata kelompok, dapat
mengetahui kedudukan seorang siswa di dalam kelompoknya.
3.
Macam Tes yang Dapat Dilaksanakan dalam
Pengajaran IPS
a. Tes Pendahuluan (pre test), tes yang dilakukan sebelum program
pembelajaran dilaksanakan setiap
akan memulai penyajian materi baru, bertujuan untuk mengetahui tingkat kecakapan atau pengetahuan yang sudah
ada pada siswa dan mengidentifikasi
taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.
b.
Tes Formatif, yaitu tes yang dilakukan
pada waktu proses belajar mengajar berlangsung. Tes ini dilakukan pada waktu
suatu pokok bahasan tertentu berakhir, sebagai tes bulanan atau tengah
semester. Tujuannya untuk mengetahui hasil belajar siswa dari tiap pokok bahasan yang telah diajarkan.
c.
Tes Sumatif, tes ini dilakukan sekolah
beberapa program pembelajaran dalam satu semester terakhir. Tujuannya untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan kecakapan siswa dari keseluruhan program
pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam satu semester.
4.
Ketentuan Tes pada Pengajaran IPS
Menurut Norman E.
Gronlund, bahwa langkah-langkah dan ketentuan-ketentuan dalam penyusunan tes
pada pengajaran IPS adalah:
a.
Menyatakan kembali tujuan instruksional
yang ingin dicapai berkenaan dengan tingkah laku yang ingin diketahui sebagai
hasil belajar.
b.
Menyusun garis besar dari materi
pelajaran yang telah diberikan.
c.
Menyusun tabel spesifikasi item tes yang
akan diberikan.
d.
Menyusun item tes yang akan diukur.
5.
Mencobakan Test (Try Out)
Untuk mengetahui tingkat keberlakuan (validitas)
dan tingkat kepercayaan
(rehabilitas) dari tes berkenaan dengan daya pembeda (discriminating power) serta indeks kesukarannya (difficulty
indeks), tes yang
telah disusun terlebih dahulu dicobakan kepada sampel yang tidak begitu besar. Dari hasil try out kita mengadakan analisa untuk menguji ketepatan perkiraan yang telah dilakukan pada saat
menentukan spesifikasi dan
menyususn item test. Dari hasil
analisa ini akan mendapatkan materi tes yang diharapkan valid dan realible.
6.
Analisa
Item test
Langkah-langkah analisa item
mulai dari membuat kunci jawaban (scoring key), menentukan pedoman penilaian, menentukan tingkat signifikansi tiap item, menentukan kesukaran tiap item, menghitung tingkat signifikansi dan indeks kesukaran tiap item
yang tingkat validitas dan reabilitasnya rendah, karena tidak memiliki daya pembeda, langkah dan ketentuan melakukan analisa item itu sebagai berikut:
a.
Membuat
Pedoman Penilaian dan Kunci Jawaban
![]() |

S = Skor yang diperoleh dari penebakan
R = Jumlah item yang dijawab benar (right)
W = Jumlah item yang dijawab salah (wrong)
O = Banyak pilihan (option)
I = Angka tetap
Rumus
tersebut berlaku
untuk menilai tes objektif yang
sifatnya menerka, baik untu tipe benar salah, pilihan jamak, maupun pengisian titik-titik yang kosong dan menjodohkan. Untuk mengetahui item-item yang terjawab benar atau salah, kita harus
membuat kunci jawaban
sehingga kita akan mengetahui rangking siswa yang dites
dari try out tersebut. Dari
rangking tersebut
dapat menentukan 27% kelompok rendah (WL) dan 27% kelompok tinggi (WH).
Selanjutnya kita harus menghitung berapa orang
yang menjawab salah dari kelompok rendah dan kelompok tinggi untuk tiap item.
b.
Membuat
Ketentuan Tingkat Signifikan Tiap Item
Tingkat signifikansi tiap item
didasarkan atas selisih
jawaban yang salah diantara kelompok rendah (WL) dan kelompok tinggi (WH), atau WL -
WH angka selisih yang beda itu, dinyatakan dalam table
sebagai berikut :
Ketentuan Tingkat Signifikan Tiap Item
Jumlah yang di Test
N
|
Jumlah kelompok rendah atau tinggi (27% N)
|
(WL WH), pada angka tersebut
atau diatasnya yang ditetapkan sebagai tingkat pembeda yang signifikan
|
|||
Jumlah pilihan (Option)
|
|||||
2
|
3
|
4
|
5
|
||
28-31
32-35
36-38
39-42
43-46
47-49
50-53
54-57
58-61
|
8
9
10
11
12
13
14
15
16
|
4
5
5
5
5
5
5
6
6
|
5
5
5
5
5
6
6
6
6
|
5
5
5
5
6
6
6
6
6
|
5
5
5
5
6
6
6
6
6
|
Jadi,
tiap item ini dihitung (WL-WH)-nya jika angka ini sesuai
dengan tabel diatas atau lebih tinggi dari pada itu, berarti memiliki daya
pembeda yang signifikan, sehingga mungkin tidakk perlu diganti atau pun
diperbaiki. Tetapi untuk menerima atau menetapkan validitasnya, masih harus
diperhitungkan tingkatnya.
c. Menentukan
Indeks Kesukaran Tiap Item
Rumus indeks kesukaran:

Difficulty indek= (WL+WH) 

Berdasarkan
rumusan diatas, kita akan mengetahui item-item mana yang telalu besar dan item
mana yag tingkat kesukarannya tidak ada sama sekali, sehingga harus diganti
atau harus diperbaiki. Jadi syarat
diterima atau tidaknya atau tingkat validitas item ini harus dilihat
dari indeks kesukarannya, dari signifikasi daya pembedaannya.
d. Memperbaiki
dan Mengganti Item
Untuk
memperbaiki dan mengganti
item, digunakan pedoman sebagai berikut:
Item-item yang diganti
1) Jika
daya pembedanya (WL-WH) tidak
signifikan, dan indeks kesukarannya (WL+WH)
Lebih besar dari 100.

2) Jika
daya pembedanya tidak signifikan, dan indeks kesukarannya sama dengan nol
(tidak mempunyai indeks kesukaran).
Item-item yang diperbaiki
1) Jika
daya pembedanya signifikan, tetapi indeks kesukarannya lebih dari 100.
2) Jika
daya pembedanya tidak signifikan, tetapi indeks kesukarannya kurang dari 100.
Untuk
mengetahui daya pembedanya signifikan
atau tidak, dan indeks kesukarannya lebih 100 ataupun kurang dari 100, seluruh
item test itu ditabulasikan ke dalam bentuk table sebagai berikut :
20
Item Salah-Benar Berdasarkan Daya Pembeda
Dan
Indeks Kesukarannya.
Nomor
Item
|
WL=8
|
WH=8
|
WL-WH
|
WL+WH
|
Indek KesukAraan WL+WH
![]() |
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
6
|
2
|
4
|
8
|
100
|
3
|
5
|
1
|
4
|
6
|
75
|
4
|
4
|
0
|
4
|
4
|
50
|
5
|
6
|
2
|
4
|
8
|
100
|
6
|
5
|
1
|
4
|
6
|
75
|
7
|
6
|
6
|
0
|
12
|
150
|
8
|
6
|
2
|
4
|
8
|
100
|
9
|
4
|
0
|
4
|
4
|
50
|
10
|
4
|
0
|
4
|
4
|
50
|
11
|
5
|
1
|
4
|
6
|
75
|
12
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
13
|
5
|
1
|
4
|
6
|
75
|
14
|
4
|
0
|
4
|
4
|
50
|
15
|
6
|
2
|
4
|
4
|
100
|
16
|
5
|
1
|
4
|
6
|
75
|
17
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
18
|
8
|
7
|
1
|
15
|
187,5
|
19
|
4
|
0
|
4
|
4
|
50
|
20
|
5
|
1
|
4
|
6
|
75
|
Berdasarkan
data pada tabel di atas, item yang harus diganti dan diperbaiki sebagai berikut
a. Item
yang harus diganti
Item-item nomor 1, 12 dan 17 harus
diganti karena tidak memiliki daya pembeda serta tidak signifikan. Item-item
nomor 7 dan 18 diganti, karena daya pembedanya tidak signifikan dan indeks
kesukrannya lebih dari 100.
b. Item
yang harus diperbaiki
Item yang harus diperbaiki tidak ada,
karena selain dari pada item-item diatas, item-item lainnya daya pembedanya
signifikan, dan indeks kesukarannya kurang dari 100
Hasil
try out item-item tes pilih jamak menunjukan data sebagai berikut:
30 Item Plihan Berdasarkan Daya Pemeda
Dan Indeks Kesukarannya
Nomor
Item
|
WL=8
|
WH=8
|
WL-WH
|
WL+WH
|
Indeks kesukaran
![]() |
1
|
6
|
1
|
5
|
7
|
65,625
|
2
|
3
|
2
|
1
|
5
|
46,875
|
3
|
6
|
1
|
5
|
7
|
65,625
|
4
|
4
|
0
|
4
|
4
|
37,500
|
5
|
7
|
2
|
5
|
9
|
84,375
|
6
|
5
|
0
|
5
|
5
|
46,875
|
7
|
6
|
1
|
5
|
7
|
65,625
|
8
|
5
|
0
|
5
|
5
|
46,875
|
9
|
5
|
0
|
5
|
5
|
46,875
|
10
|
4
|
0
|
4
|
4
|
37,500
|
11
|
6
|
1
|
5
|
7
|
65,625
|
12
|
3
|
2
|
1
|
5
|
46,875
|
13
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
14
|
5
|
0
|
5
|
5
|
46,875
|
15
|
1
|
0
|
1
|
1
|
9,375
|
16
|
7
|
2
|
5
|
9
|
84,375
|
17
|
1
|
0
|
1
|
1
|
9,375
|
18
|
1
|
0
|
1
|
1
|
9,375
|
19
|
6
|
1
|
5
|
7
|
65,625
|
20
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
21
|
8
|
7
|
1
|
15
|
140,625
|
22
|
7
|
2
|
5
|
9
|
84,375
|
23
|
1
|
0
|
1
|
1
|
9,375
|
24
|
5
|
0
|
5
|
5
|
45,875
|
25
|
7
|
5
|
5
|
9
|
84,375
|
26
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
27
|
6
|
1
|
5
|
7
|
65,625
|
28
|
7
|
2
|
5
|
9
|
84,375
|
29
|
6
|
1
|
5
|
7
|
65,625
|
30
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Berdasarkan
data pada tabel diatas, item yang harus diganti dan di perbaiki sebagai
berikut:
a. Item
yang harus diganti
Item-item nomor 13, 20,
26, 30, harus diganti tidak mempunyai daya pembeda, daya pembeda=0. Sedangkan
item nomor 21 diganti karena selain tidak signifikan, indeks kesukarannya juga
lebih 100.
b. Item
yang harus diperbaiki
Item-item
nomor 2, 4, 10, 12, 15, 17, 18, dan 23 harus diperbaiki, karena meskipun indeks
kesukarannya kurang dari 100, daya pembedaannya tidak signifikan.
Setelah item-item di atas kita ganti dan
kita perbaiki baru kita
lancarkan kepada siswa untuk mengevaluasi kecakapannya terhadap materi IPS yang
telah diajarkan. Kalau tes itu telah kita lakukan,
barulah kita dapat melakukan pengukuran.
7. Pengukuran
Hasil Tes IPS
Dalam
rangka mengukur hasil tes, kita harus menghitung angka yang dicapai (skor) tiap
siswa, yang merupakan angka mentah. Kemudian, mengubahnya ke dalam skala yang
lazim digunakan. Dalam hal ini, kita akan menggunakan skala angka 10.
a. Menghitung Angka Mentah yang Dicapai Tiap
Siswa
Menghitung angka mentah tes obyektif yang
bersifat menerka, kita menggunakan rumus:

Keterangan:
S =
skor yang diperoleh dari penebakan
W =
jumlah item yang dijawab salah
R = jumlah item yang dijawab benar
O = banyak pilihan pada tiap item
Misalnya, dari hasil yang dilakukan
kepada 30 siswa di peroleh data sebagai berikut:
Angka
Mentah Hasil Test Obyektif Dari 30 Orang Siswa
No Urut
|
Nama Siswa
|
Angka Mentah
|
1
|
Nina Siti
|
23
|
2
|
Usep
|
31
|
3
|
Hendragiri
|
32,5
|
4
|
Rahmiati
|
25
|
5
|
Sri Wahyuni
|
26
|
6
|
Duanda
|
26
|
7
|
Tuti Mustika
|
22,5
|
8
|
Siti Siska
|
17,5
|
9
|
Mamet
|
28
|
10
|
Waeneri
|
22,5
|
11
|
Jamilah
|
15
|
12
|
Supeno
|
16
|
13
|
Dahlan
|
18,5
|
14
|
Euis Nurjati
|
17
|
15
|
Darodjatin
|
13
|
16
|
Titin Darmilah
|
12
|
17
|
Atin Setiana
|
15,5
|
18
|
Ahmad Hidayah
|
21
|
19
|
Siti Sukartini
|
14
|
20
|
Jetty Veera
|
15,5
|
21
|
Sukarasa
|
18,5
|
22
|
Rukadjat
|
16
|
23
|
Bambang P
|
17
|
24
|
Surjanto
|
11
|
25
|
Yetty Rohaeni
|
10,5
|
26
|
Purnamasari
|
9
|
27
|
Dede Effendi
|
17
|
28
|
Nana Eksana
|
14,5
|
29
|
Kuamandar
|
12,5
|
30
|
Dedy Budiman
|
9
|
b. Mengubah
Angka Mentah ke dalam skala 10
Untuk
mengubah angka mentah kedalam skala 10, Adapun langkahnya sebagai berikut:
1)
Menghitung
angka rata-rata hitung (arithmetic mean) dari keseluruhan angka mentah, untuk itu kita gunakan rumus-rumus:
Untuk
Data Yang Tidak Berkelompok



X =
Angka Mentah yang diperoleh tiap siswa

N = Jumlah siswa
Untuk
Data Yang Berkelompok


F = Frekuensi Individu
pada tiap kelas atau kelompk data
Xi =
Titik tengah tiap kelas
fXi =
Kelipatan antara frekuensi dan titik tengah

N = Jumlah Siswa yang di tes
2)
Menghitung
deviasi standar dari data hasil tes
Untuk
data yang tidak
berkelompok

s = standar deviasi
N = jumlah siswa
X = angka yang diperoleh tiap siswa

Untuk
data yang berkelompok

s = standar deviasi
i = interval kelas
f = frekuensi individu tiap kelas
d = deviasi, penyimpangan dari mean
N = jumlah individu, jumlah siswa yang dites