Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembentukan Karakter Siswa di SD Kelas 4 dalam Pembelajaran IPS Melalui Materi Sikap Kepahlawanan dan Patriotisme

Keberhasilan suatu bangsa dalam meraih tujuannya tidak hanya ditentukan oleh sumber daya alam yang melimpah, akan tetapi ditentukan pula oleh kualitas sumber manusianya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa bangsa yang besar dapat dilihat dari karakter bangsa atau manusia itu sendiri.
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak  usia dini. Karena pada usia tersebut merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Selain itu, penanaman moral kepada generasi muda adalah usaha yang strategis. Oleh karena itu penanaman moral dan pembentukan karakter yang diberikan sedini mungkin kepada anak-anak adalah kunci utama untuk membangun bangsa. Dalam UU No.20 tahun 2003 Bab II pasal 3 fungsi dan tujuan pendidikan nasional menyebutkan, “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indoesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter.
Text Box: 1Dalam pembelajaran IPS pendidikan karaker diterapkan, pendidikan karakter ini harus diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan agar anak menjadi cerdas emosinya, karena kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan. Selain itu, pembentukan karakter belandaskan nilai kepahlawanan dan patriotisme perlu ditanamkan sejak dini pada anak, agar ia mampu meneladani sikap-sikap  kepahlawanan dan dapat mencintai tanah air. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis ingin menyampaikan bahwa pembentukan karakter melalui materi kepahlawanan dan patriotisme di SD kelas 4 ini sangatlah penting, agar nantinya siswa dapat menjadi penerus bangsa dan warga negara yang baik.


A.      Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial
Pada dasarnya, tujuan pendidikan ilmu sosial/IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungan, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dan tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar mampu beradaptasi, peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
 Berdasarkan pengertian dan tujuan pendidikan ilmu sosial/IPS tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan agar pembelajaran pendidikan ilmu sosial/IPS benar-benar mampu mengondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi peserta didik untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan.(Miftah, 2003).
Text Box: 3Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Pola pembelajaran pendidikan ilmu sosial/IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada peserta didik. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali peserta didik dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajari sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya. Selain itu, juga sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah sebenarnya penekanan misi pendidikan IPS. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa.
Untuk membahas karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan. Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materinya, yaitu:
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
a.       Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
b.      Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.
c.        Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
d.      Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
e.       Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga.
B.       Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter
Istilah karakter sering dihubungkan dengan istilah akhlak, etika, moral, atau nilai. Dalam istilah bahasa Arab karakter ini mirip dengan akhlak (akar kata khuluk), yaitu tabiat atau kebiasaan melakukan hal yang baik. Al Ghazali menggambarkan bahwa akhlak adalah tingkah laku seseorang yang berasal dari hati ynag baik. Oleh karena itu, pendidikan karakter adalah usaha aktif untuk membentuk kebiasaan baik (baik), sehingga sifat anak sudah terukir sejak kecil.  Karakter mengacu pada serangkaian sikap perilaku (behavior), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills), meliputi keinginan untuk melakukan hal yang terbaik. Maksudnya bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang sengaja dilakukan untuk membantu masyarakat, memahami perilaku orang lain, peduli dan bertindak serta memiliki ketrampilan atas nilai-nilai etika. (Aulia, 2015)
Pendidikan karakter harus menjadi gerakan nasional yang menjadikan sekolah (institusi pendidikan) sebagai agen untuk membangun karakter peserta didik melalui pembelajaran dan pemodelan. Melalui pendidikan karakter sekolah harus berpretensi untuk membawa peserta didik memiliki nilai-nilai karakter mulia seperti hormat dan peduli pada orang lain, tanggung jawab, jujur, memiliki integritas, dan disiplin. Di sisi lain pendidikan karakter juga harus mampu menjauhkan peserta didik dari sikap dan perilaku yang tercela dan dilarang. (Marzuki, n.d.) Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
Khusus didunia pendidikan karakter tercermin dari gambaran perilaku nyata para siswa dengan merujuk pada ketentuan yang berlaku di sekolah yang tercantum dalam tata tertib sekolah. Oleh karenanya para siswa dikatakan berkarakter apabila ia selalu berupaya taat dan disiplin terhadap peraturan yang berlaku di sekolah.
Untuk mengembangkan karakter  dapat melalui tahap pengetahuan (knowing), kemudian berbuat (acting), menuju kebiasaan (habit) dimaksudkan bahwa karakter tidak sebatas pada pengetahuan saja, akan tetapi perlu ada perlakuan dan kebiasaan untuk berbuat sehingga membentuk karakter yang baik. Karena pendidikan karakter merupakan proses untuk membentuk, menumbuhkan, mengembangkan dan mendewasakan kepribadian anak menjadi pribadi yang bijaksana dan bertanggung jawab melalui pembiasaan-pembiasaan pikiran, hati dan tindakan secara berkesinambungan yang hasilnya dapat terlihat dalam tindakan nyata sehari-hari baik di sekolah maupun di masyarakat.
Dampak langsung yang dirasakan dari pendidikan karakter anak adalah keberhasilan akademik. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik. Terdapat sederet faktor resiko sebagai penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor tersebut ternyata tidak terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.(Miftah, 2003)
C.    Nilai-nilai dalam Pembelajaran IPS
Semua mata pelajaran dapat diberdayakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter bangsa yang salah satunya adalah mata pelajaran ilmu sosial/IPS. Terdapat sembilan pilar karakter dalam pembelajaran ilmu sosial yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: (1) cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; (2) kemandirian dan tanggung jawab; (3) kejujuran/ amanah, diplomatis; (4) hormat dan santun; (5) dermawan, suka menolong dan gotong royong, kerja sama; (6) percaya diri dan pekerja keras; (7) kepemimpinan dan keadilan; (8) baik dan rendah hati, dan; (9) karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan (Sudrajat, 2011). Kesembilan pilar karakter tersebut dalam pembelajaran ilmu sosial diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good mudah diajarkan karena pengetahuan bersifat kognitif. Setelah knowing the good, harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat suatu kebaikan. Dengan demikian, akan tumbuh kesadaran bahwa orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan tersebut. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good akan berubah menjadi kebiasaan.
Pembentukan karakter dalam mata pelajaran ilmu sosial/IPS mencakup semua dimensi nilai yang telah ditetapkan. Nilai-nilai yang dirumuskan sebagai bentuk internalisasi pendidikan secara formal harus secara berkelanjutan ditanamkan pada peserta didik. Sunaryo (1989) dalam Miftah (2003) mengemukakan bahwa dalam program pendidikan secara formal, dirumuskan sejumlah nilai karakter bangsa yang harus ditanamkan pada peserta didik. Nilai-nilai yang harus ditanamkan, dipupuk, dikembangkan dan dibiasakan, saat ini mencukup 18 ragam. Kedelapan belas nilai pendidikan nilai tersebut mencakup nilai-nilai: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air. (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/ komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli sosial, (17) peduli lingkungan, dan (18) tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut selanjutnya diidentifikasi untuk selanjutnya didistribusikan secara merata ke dalam setiap pembelajaran ilmu sosial/IPS.
D.    Membentuk Karakter dalam Pembelajaran IPS di SD Kelas IV Melalui Materi Sikap Kepahlawanan dan Patriotisme
Dalam pembentukan karakter pada siswa, guru harus terampil dalam menyampaikan isi dan makna dari materi yang dipelajari juga disesuaikan dengan karakteristik siswa di kelas tersebut. Berkaitan dengan atmosfir di sekolah, ada sejumlah karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa SD. Karakteristik siswa pada masa kelas tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6) yaitu:
1.    Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
2.    Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis
3.    Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus
4.    Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah.
Ada beberapa materi yang dibahas dalam pembelajaran IPS di SD kelas IV yang dapat membentuk karakter siswa. Salah satunya adalah materi Sikap Kepahlawanan dan Patriotisme. Untuk memajukan Indonesia maka dibutuhkan sikap para pahlawan, yaitu sikap yang dimiliki oleh pahlawan terdahulu. Sikap-sikap ini perlu ditanamkan sejak dini pada anak-anak agar kelak menjadi orang yang berguna bagi sesama, keluarga bahkan negara.
a.    Sikap Kepahlawanan
Sikap kepahlawanan adalah sikap yang menunjukan keberanian dan pengorbanan yang tinggi dalam berjuang mencapai suatu hal. Sikap kepahlawanan dapat diwujudkan dengan sikap jujur, tanggung jawab, rela berkorban, berjuang dengan ikhlas, serta tidak mudah putus asa. Setiap orang dapat mempunyai sikap pahlawan, dan para generasi muda harus terus mengimplementasikan sikap kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap kepahlawanan harus terus dikobarkan dan menghindari sikap-sikap yang melemahkan seperti pemalu, malas dan dengki.

Tokoh-tokoh pahlawan Indonesia
1)      R.A Kartini, ia telah berjasa menjadi tokoh emansipasi wanita yaitu memperjuangkan hak-hak wanita. Jasanya yang begitu besar maka setiap tanggal 21 April kita peringati sebagai Hari Kartini.
2)      Panglima besar Jendral Sudirman, ia telah berjasa menjadiseorang pahlawan kemerdekaan, berjuang dengan bergirlya untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan.
3)      Ki Hajar Dewantara, ia telah berjasa menjadi tokoh dalam pendidikan untuk mendidik anak-anak bangsa dengan mendirikan sekolah Taman Siswa agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sejajar dengan bangsa lain di dunia.
4)      Ir. Soekarno dan Drs. Muh. Hatta, dengan keberaniannya membebaskan bangsa Indonesia dari penjajah asing dengan memproklamasikan kemerdekaan indonesia, maka mereka disebut dengan bapak proklamator.
5)      Jendral Ahmad Yani, dengan kegigihannya mempertahankan pancasila sebagai dasar negara menjadi korbann PKI ia disebut sebagai pangeran revolusi.
b.    Patriotisme
Patriotisme artinya cinta tanah air. Sikap cinta tanah air membawa seseorang rela berkorban dan pantang menyerah dalam membela negara. Sikap patriotisme harus dimiliki dengan cara menjaga kesatuan dan persatuan, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, mencintai produksi bangsa sendiri dan bangga sebagai bangsa Indonesia. (Hidayat, 2016)
Setelah siswa mempelajari materi kepahlawanan dan patriotisme, siswa diharapkan mampu meneladani sikap para pahlawan dan juga cinta tanah air. Sehingga diharapkan dalam diri siswa terbentuk karakter sebagai berikut:
Karakter dari sikap kepahlawanan yaitu:
1)      Membantu orang tua dan mentaati perintah orang tua.
2)      Bersikap jujur dan berbuat adil.
3)      Rajin dan tekun dalam belajar.
4)      Berprestasi.
5)      Berani mengakui kesalahan, berani mengambil resiko dari keputusan dan berani mengutarakan pendapat.
6)      Saling tolong menolong dengan teman, keluarga dan orang lain yang membutuhkan bantuan.
7)      Bertindak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
8)      Tidak putus asa saat mengalami kegagalan berkali-kali.
9)      Bersedia meminta maaf, menghargai orang lain dan bertanggung jawab.
Karakter dari sikap patriotisme yaitu:
1)      Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.
2)      Tidak merusak lingkungan hidup dan fasilitas umum, seperti pasar, tempat ibadah, dan lain-lain
3)      Ikut serta dalam pembangunan bangsa.
4)      Mentaati peraturan yang ada di sekolah, rumah dan masyarakat.
Melalui penanaman dan pembentukan nilai karakter dalam pembelajaran ilmu sosial, diharapkan dalam jangka waktu yang dipandang memadai dan secara berkelanjutan semua nilai tersebut menjadi karakter yang dimiliki oleh semua siswa baik di dalam kelas maupun diluar lingkungan sekolah dan dapat terintegrasi pada diri siswa melalui pelaksanaan pembelajaran ilmu sosial. Jadi, pembelajaran pendidikan Ilmu Sosial/IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” daripada “transfer konsep” karena dalam pembelajaran pendidikan IPS peserta didik diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan menumbuhkan karakter.