Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tinjauan tentang Matematika Sekolah

Agar pemahaman siswa terhadap konsep perkalian bilangan bulat meningkat, terlebih dahulu guru harus mengetahui apa yang dimaksud dengan matematika sekolah, apa fungsi matematika sekolah, dan apa tujuan mengajarkan matematika kepada para siswa di sekolah, hal tersebut dapat di ketahui setelah menganalisis kurikulum.
Menganalisis kurikulum merupakan salah satu kegiatan yang perlu dilakukan oleh seorang guru, karena kurikulum merupakan acuan pokok yang harus dikaji oleh guru untuk direncanakan, dilaksanakan, dan menindaklanjuti pembelajaran mata pelajaran yang dibinanya. Dengan menganalisis kurikulum, seorang guru akan mendapat informasi mengenai tujuan yang harus diajarkan baik kedalaman maupun keluasan dari setiap pokok bahasan, maka dalam melaksanakan akan sesuai dengan tujuan kurikulum.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang, Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan atau kejuruan dan muatan lokal.

Dalam Kurikulum (2004 ; 12) dinyatakan bahwa :
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak (yang dipelajari dalam matematika tidak langsung dengan bentuk atau wujud benda aslinya), dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

Sedangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BNSP,2006;21) dinyatakan bahwa “ Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.”
Menurut Tinggih, 1972 (dalam Suherman, 2001 : 23) bahwa perkataan matematika berarti “Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bernalar”. Sejalan dengan hal tersebut, Ruseffendi (1980:148) bahwa, “ Matematika dibentuk sebagai pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran “. 
Menurut kedua pendapat tersebut, bukan berarti ilmu lain yang diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio ( penalaran ), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi di samping penalaran.  Pada tahap awal matematika dibentuk dari pengalaman manusia secara empiris, karena matematika sebagai aktivitas manusia maka pengalaman itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampailah pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep matematika.