Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Guru dalam Pembelajaran Bidang Studi PKn untuk Menciptakan Peserta Didik yang Terampil, Punya Wawasan Keilmuan dan Berpartisipasi Aktif di Dalam Kehidupannya

 


Peran Guru dalam Pembelajaran Bidang Studi PKn untuk Menciptakan Peserta Didik yang Terampil, Punya Wawasan Keilmuan dan Berpartisipasi Aktif di Dalam Kehidupannya

 

Peran seorang guru dalam membentuk atau menciptakan peserta didiknya sanggatlah penting. Arahan guru akan menjadi petunjuk jalan bagi kegiatan peserta didiknya. Tugas seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik dan melatih peserta didik untuk mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan. Untuk membuat seorang peserta didik berperilaku yang berkarakter, maka sebagai seorang pendidik, kita harus bisa memberikan contoh perilaku yang baik bagi peserta didik.

 

Menurut Samsuri, pendidikan kewarganegaraan diartikan sebagai penyiapan
generasi muda untuk menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, kecakapan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat. Dengan peserta didik mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan, maka peserta didik dapat memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara serta mampu menyelesaikan segala permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kewarganegaraan, seperti persatuan dan kesatuan bangsa, hak asasi manusia, nilai dan norma, masyarakat demokratis, Pancasila dan konstitusi Negara, globalisasi dsb.

 

Adapun peran guru dalam pembelajaran bidang studi PKn yakni motivator, dinamisator, evaluator, inspirator dan keteladanan. Karakter yang terbentuk siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan peran guru adalah disiplin, tanggung jawab dan religius.

 

1.     Keteladanan
Keteladanan merupakan faktor langsung yang harus dimiliki oleh instruktur. Dalam pendidikan budi pekerti, teladan yang dituntut oleh pendidik adalah sebagai keteguhan dalam menyelesaikan perintah-perintah yang tegas dan larangan-larangan-Nya; khawatir akan situasi kaum tertindas; ketekunan dalam mencapai prestasi individu dan sosial; kekuatan bahkan dengan kesulitan, penghalang, dan daya pikat; dan kecepatan dalam bergerak dan mewujudkan. Selain itu, wawasan pendidik juga diperlukan dalam
membaca, menggunakan, dan memanfaatkan peluang dengan cara yang bermanfaat dan kejam.

 

2.     Motivator

Seorang individu akan menjadi sosok yang bersemangat jika ia dapat menciptakan energi untuk maju dengan mengaktifkan semua potensi yang ia butuhkan untuk mencapai prestasi luar biasa bagi dirinya dan daerahnya. Dia dapat membangkitkan jiwa karena dia telah mengalami saat-saat baik dan buruk dalam pencapaian dan pencapaian yang fenomenal.

 

3.     Dinamisator

Peran pendidik berikutnya setelah inspirasi adalah dinamisator. Artinya, seorang pendidik tidak hanya menggerakkan tenaga untuk berubah menjadi kereta api yang benar-benar mendorong kereta ke arah tujuan dengan kecepatan tinggi, pengetahuan, dan kecerdikan. Dalam lingkungan sosial, dinamisator lebih berhasil dalam memanfaatkan asosiasi.

 

4.     Evaluator
Peran yang melengkapi peran sebelumnya adalah sebagai evaluator. Artinya, instruktur harus secara konsisten menemukan teknik pembelajaran yang telah digunakan dalam pelatihan karakter. Selain itu, ia juga harus memiliki opsi untuk menjelaskan perilaku yang ditampilkan,aktivitas dan pertempuran yang digambarkan, dan rencana yang disusun.

 

5.     Inspirator
Setelah menjelma menjadi sosok yang bergerak, tugas pendidik berikut ini menjadi inspirasi. Hal ini terlihat dari kemampuan instruktur untuk menggerakkan semangat, sikap kerja keras, dan potensi yang fenomenal pada siswa.