Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perkembangan Alat Musik di Indonesia Masa Setelah Hindu Bunddha

 


Perkembangan Alat Musik di Indonesia Masa Setelah Hindu-Bunddha

Musik Indonesia atau Musik Nusantara, karena adanya wujud perbedaan antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Sehingga Ketika terjadi kontak dengan budaya maka keseniannya pun juga ikut berkontraksi. Oleh karena itu sejak dulu keberadaan musik sampai sekarang telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan. Adapun perkembangan alat musik pada masa setelah hindu budha.

 

A.     Sejarah musik masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha

Pada masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat. Dalam beberapa kelompok, bunyi- bunyian yang dihasilkan oleh anggota badan atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik yang digunakan umumnya berasal dari alam sekitarnya.

 

Waktu orang Hindu datang ke Jawa, maka mereka telah menemukan bermacam-macam alat musik. Dalam relief pada Borobudur terdapat alat musik local maupun alat musik yang diimpor dari India seperti gendamg, termasuk gendang dari tanah dengan kulit hanya di satu sisi, kledi, suling, angklung, alat tiup (semacam hobo), xylofon (bentuknya setengah gambang, setengah calung), sapeq, sitar dan harpa dengan 10 dawai, lonceng dari perunggu dalam macammacam ukuran, gong, saron, bonang. Tidak dapat disangkal bahwa alat musik mula-mula dimainkan menurut kebiasaan India. Selain itu dari penggalianpenggalian di Jawa Tengah telah ditemukan sejumlah besar kumpulan bonang, nada-nada gender dan saron, lonceng, gendang, gong-gong, namun tidak jelas dari abad berapa. Tidak semua alat musik tersebut di atas bertahan di Jawa dalam perkembangan waktu selanjutnya. Namun nampak bahwa alat musik ini telah dipakai sebelum jaman Hindu. Perlu diketahui bahwa musik gamelan sebagai musik herefon dengan pola ritme yang kaya, keindahannya terletak justru dalam bunyi bersama dari lagu dan irama yang saling melengkapi menjadi satu ‘simfoni nada dan irama’.

 

Diantara kerajaan Hindu-Buddha yaitu Kerajaan Majapahit. Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, kenapa bisa dikatakan demikian, karena bila dilihat dari peninggalan. Majapahit secara umum dapat dianggap sebagai titik puncak kebudayaan Hindu Jawa walaupun relatif sedikit yang diketahui tentangnya. Setelah pengulinggan Raja Kertanegara dari Singgasari oleh para pemberontak Kediri. Lalu ada Kerajaan Kutai dan Tarumanegara. Musik yang awalnya hanya untuk ritual, pada masanya menjadi bagian dari kegiatan istana. Musik menjadi sebuah hiburan untuk para tamu istana. Pada masa ini, berkembanglah musik- musik istana (khususnya di Jawa).

 

Musik istana berkembang pesat dengan alat musik gamelan. Musik gamelan

terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok balungan, kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok pelengkap.

 

B.     Perkembangan alat musik pada masa setelah Hindu-Buddha

Pada masa Hindu-Budha musik istana berkembang pesat dengan alat musik gamelan. Gamelan adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam. Gamelan berasal dari daerah Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur juga di Jawa Barat yang disebut dengan Degung. Satu perangkat gamelan terdiri dari instrument saron, demung, gong, kenong, slenthem, bonang, dan berbagai intrumen lainnya. Musik gamelan terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok balungan, kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok pelengkap.

1.     Kelompok Balungan

Kelompok balungan merupakan sekelompok alat musik yang dihasilkan dari lempengan logam tebal. Kelompok balungan ini terdiri dari demung, saron dan peking. Adapun fungsi intrumen dari kelompok balungan yakni sebagai pemangku lagu atau pembawa melodi pokok

2.     Kelompok Blimbingan

Kelompok blimbingan merupakan sekelompok alat musik yang dihasilkan dari lempengan logam pipi. Kelompok balungan ini terdiri dari gender dan slenthem.

 

3. Kelompok Pencon

4. Kelompok Kendang

Kelompok kendang merupakan sekelompok alat musik yang dihasilkan dari lembaran kulit yang ditabuh. Kelompok balungan ini terdiri dari macam-macam kendang. Adapun fungsi intrumen dari kelompok kendang yakni sebagai pengatur irama dan pengatur tempo.

 

5. Kelompok Pelengkap

Kelompok pelengkap merupakan sekelompok alat musik yang memberikan hiasaan-hiasan dalam alunan musik. Kelompok balungan ini terdiri dari siter, rebab, celempung, suling dan sebagainya. Adapun fungsi intrumen dari kelompok pelengkap yakni sebagai pelengkap music supaya bunyi music yang dihasilkan harmonis. Fungsi sebagai pelengkap ini pun bisa ditambah dengan music vokal, seperti sinden (vokal putri), gerong (vokal putra) dan tukang keplok (tepuk tangan).

 

Pengelompokkan alat musik menurut sumber instrumennya juga terjadi pada masa kerajaan majapahit yaitu kelompok Avanaddha vadya, Ghana vadya, Sushira vadya, Tata vadya. Pengelompokkan tersebut dapat disamakan dengan membranofon (Avanaddha vadya), ideofon (Ghana vadya), aerofon (sushira vadya), kordofon (tata vadya). Irama musik di India disebut “laya” dibakukan dengan menggunakan pola 'tala' yang dilakukan dengan kendang. Irama tersebut dikelompokkan menjadi: druta (cepat), madhya (sedang), dan vilambita (lamban).

 

1.     Kelompok Membranafon (Avanaddha Vadya)

Kelompok membranofon adalah instrumen alat musik yang memiliki sumber bunyinya pada selaput kulit atau bahan lainnya di dalam alat musik Jawa kelompok ini adalah jenis kendang.

2. Kelompok Aerofon (Sushira Vadya)

Jenis instrumen ini yaitu bersumber dari udara yang ditiup seperti jenis seruling. Dalam kitab Natya Sastra seruling (suling) disebut dengan istilah 'vamsa' yang artinya 'bambu' dan dibunyikan bersama-sama dengan „vino‟ (wina).

 

3. Kelompok Kordofon (Tata Vadya)

Instrumen alat musik ini bersumber dari getaran dawai yang dipetik atau digesek. termasuk kedalam kelompok alat musik Jawa sekarang disebut dengan siter celempung dan rebab. Istilah cembung pertama kali ditemukan pada sebuah sumber tertua yang tertulis di hikayat cekelwanengpati. Lalu celempung terlukiskan pada relief di Candi Jago. Sedangkan rebab

ditasirkan dari intrumen alat musik 'samepa'. Yang terdapat dalam kidung wangbang wideya.

4. Kelompok Ideofon (Ghana Vadya)

Instrumen pada kelompok ini yaitu bersumber dari badan alat musik itu sendiri dan para ahli menggolongkan musik tersebut sebagai alat musik yang tertua jika dibandingkan dengan jenis jenis lainnya. beberapa di antara instrumen musik tersebut jenis ini yang dapat dijumpai dalam sumber sumber tertulis yaitu prasasti dan kitab sastra.

 

C. Fungsi musik bagi masyarakat

Secara umum, fungsi musik bagi masyarakat Indonesia antara lain sebagai sarana atau media upacara ritual, media hiburan, media ekspresi diri, media komunikasi, pengiring tari, dan sarana ekonomi.

 

1. Sarana upacara budaya (ritual)

Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara- upacara kematian, perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu, instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana kegiatan adat masyarakat.2. Sarana Hiburan

Dalam hal ini, musik merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya. Umumnya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton pagelaran musik. Jika ada perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan berbondong- bondong mendatangi tempat pertunjukan untuk menonton.

 

3. Sarana Ekspresi Diri

Bagi para seniman (baik pencipta lagu maupun pemain musik), musik adalah media untuk mengekspresikan diri. Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik pula, mereka mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, dan cita- cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan dunia.

 

4. Sarana Komunikasi

Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyibunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug di masjid, dan lonceng di gereja.

 

5. Pengiring Tarian

Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi- bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi olehmusik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan dangdut juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan sebagainya.

 

6. Sarana Ekonomi

Bagi para musisi dan artis professional, musik tidak hanya sekadar berfungsi sebagai media ekspresi dan aktualisasi diri. Musik juga merupakan sumber penghasilan. Mereka melakukan pentas dari panggung kepanggung untuk memenuhi permintaan konsumen.