Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengajar Daring Model Cowazo dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

 

Mengajar Daring Model Cowazo dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia



Mengajar dalam kondisi daring masa pandemic Covid 19 merupakan tantangan tersendiri, sampai saat ini dalam berbagai Webinar baik nasional maupun internasional belum ada model khusus yang disarankan selain melakukan pembelajarn daring. Salah satu langkah yang tepat dalam situasi seperti ini adalah memanfaatkan teknologi jaringan dan teknologi informasi bagi pengembangan sistem pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi yaitu dengan model pembelajaran daring (dalam jaringan) atau online learning model (OLM) antar sekolah atau perguruan tinggi.(Eka Putri Melania)

Belajar secara daring sebenarnya memiliki potensi besar jika dikelola dengan baik dan terencana sehingga tidak berbeda ketika dilakukan pembelajaran secara luring atau tatap muka di kelas.


Memang ada perbedaan secara spesifik yaitu sentuhan jiwa guru saat belajar luring memang kadang membekas dalam jiwa setiap peserta didik, juga perubahan model atau metode dapat langsung dilakukan bila kondisi berubah setiap saat. Akan tetapi, kita tidak boleh menyerah begitu saja, tetap saja pembelajaran daring yang dilakukan secara disiplin dan berkesinambungan akan merubah pola-pola lama menjadi pola baru yang akan mengasah kemampuan peserta didik lebih maju dan berkembang seiring perkembangan zaman.


Salah satu yang pembelajaran yang juga masih mencari bentuk daringnya adalah pembelajaran bahasa Indonesia. Belajar bahasa secara daring sebenarnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan semua fasilitas internet dan media sosial. Seperti hanya dalam pembelajaran teks prosedur yang saya lakukan yaitu model Cowazo, model ini singkatan dari classroom, whatsapp, dan zoom. Tiga piranti dunia maya yang sudah dikenal guru dan peserta didik ini sudah cukup untuk membentuk pembelajaran daring yang baik.


Pada pembelajaran teks prosedur dengan model Cowazo ini hal pertama yang dilakukan adalah melakukan tatap muka secara daring dengan aplikasi zoom,(catatan, aplikasi zoom ini dapat diganti dengan aplikasi video conferens lainnya seperti webex, atau googlemeet) kemudian membagikan tugas dan penilaian tugas di googleclasroom, setelah itu diskusi di whatsapp untuk remedial atau informasi penting lainnya. sebenarnya biasa saja dalam pebelajaran daring, tetapi perlu dipahami bahwa kebanyakan guru hanya menggunakan salah satu dari semua piranti maya ini dalam pembelajarannya. karena itu proses menggunakan tiga atau empat piranti sekaligus dapat meminimalkan pontensi ketidakakuratan dalam penilaian.


Penilaian pada proses pembelajaran teks prosedur di atas dilakukan seperti pada penilaian saat luring, yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif. Penilaian tugas pengetahuan dilakukan dengan melihat jawaban pada tugas mencari informasi dan langkah-langkah dalam teks prosedur.


Penilaian psikomotoriknya adalah peserta didik membuat alur sebuah prosedur misalnya tahapan atau prosedur mengambil uang di ATM (contoh). Peserta didik membuatnya di kertas/karton dalam bentuk rangkaian gambar yang ditempel lengkap dengan penjelasan, kemudian di foto dan dimasukkan dalam classroom masing-masing.


Penilaian afektif/ sikap tidak hilang dalam pembelajaran daring, meskipun tidak sekompleks dalam pembelajaran luring. Ada dua sikap yang dapat dinilai dari pembelajaran daring dalam teks prosedur, yaitu sikap disiplin dan kejujuran/sportivitas. Sikap disiplin dinilai dari ketepatan mengumpulkan tugas. Ketepatan ini pasti berhubungan dengan motivasi kuat dan kedisiplinan yang tinggi menjaga waktu agar tugas mereka dapat terkumpul sesuai target.


Sementara sikap jujur dan sportif, ditekankan pada aspek kopi-paste atau plagiasi bersama yang dilakukan, misalnya memberikan pekerjaan yang sama pada temannya, atau membuat contoh persis sama dengan apa yang buat oleh temannya padahal awalnya hanyaingin melihat pekerjaan temannya. Semua kegiatan di atas, akan didiskusikan lewat whatsapp untuk mengklarifikasi dan memastikan informasi yang tersedia.


Berdasarkan gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan model Cowazo atas, maka pemanfaatan berbagai piranti maya ini diharapkan dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran daring dalam pembelajaran bahasa Indonesia, belum lagi pemanfaatan video pembelajaran seperti puisi di rumah, drama singkat melibatkan keluarga, semua ini sudah dilakukan dan ternyata mendapat tanggapan yang baik dari peserta didik dan orang tua.

Khusus untuk guru dengan melibatkan diri dalam pembelajaran daring ini, maka keterampilan IT nya akan semakin meningkat, semua piranti maya dapat mereka kelola dengan baik, membuat video pembelajaran, mengelolanya dengan youtube, Membuat soal daring dengan form kini bertebaran di dunia maya.


Oleh karena itu, jangan menyerah lakukanlah yang terbaik untuk anak didik kita. Bukan mencari alasan kelemahan pembelajaran di daring tapi mengambil sisi positifnya sesuai dengan kemampuan pendidik. Semua kondisi dapat disiasati apabila ada kesungguhan dan kemauan di dalamnya.