Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerpen : Jalan yang Berbeda



JALAN YANG BERBEDA

 

Geyongan adalah sebuah desa terpencil di cirebon. Warganya  terus bekerja mulai dari matahari terbangun sampai matahari turun untuk mencukupi kehidupan mereka. Kehihupan di desa tersebut sangatlah rukun. Perekonomian di sana tak begitu maju, tetapi mereka tak pernah menyerah untuk menyambung hidup mereka.

 

Zulian dan Farhan berasal dari desa Geyongan tersebut yang berusia 17 tahun dan duduk di kelas XII Sekolah Menengah Atas di Cirebon. Mereka adalah sahabat dari kecil, mereka selalu bersama, ketika sekolah pun mereka selalu bersama. Setiap pagi mereka pergi kesekolah, mereka rajin untuk pergi sekolah meskipun teman-temannya dari desa Geyongan banyak yang putus sekolah,tetapi mereka selalu semangat untuk sekolah.

 

Farhan adalah sosok yang baik, ia sangat ramah dan juga pintar dalam segala pelajaran, ia selalu menjadi nomor 1 di kelasnya  dan ia juga berprestasi dalam bidang seni , ia juga sering ikut lomba olimpiade antar sekolah. Zulian juga sangat ramah dan di sekolah ia berprestasi di bidang olah raga, namun di sekolah Zulian  adalah anak yang sangat pintar dalam pelajaran sekolah dan seperti Farhan, Zulian selalu menjadi nomor 1 di kelasnya.

 

Mereka selalu bersemangat untuk sekolah, mereka rajin untuk belajar dan selalu melatih bakat mereka masing-masing hingga mereka bisa membawa sekolahnya menjuarai bidang-bidang yang mereka bakati. Mereka adalah sahabat dari kecil, meskipun Zulian sedikit nakal tapi bagi Farhan itu tidak masalah temannya seperti apapun asalkan orang itu todak membencinya. Memang, sifat mereka sangatlah berbeda, tapi hal itu tidak menghalangi mereka untuk berteman. Di sekolah pun mereka terlihat selalu bersama, di desanya pun mereka selalu bermain bersama.

 

Masa-masa SMA mereka lalui tak begitu buruk, mereka telah memasuki sememster terakhir, mereka semakin rajin belajar untuk menghadapi ujian-ujian agar bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. Mereka setiap harinya selalu berusaha untuk mencapai cita-cita mereka dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Biasanya ketika mereka bermain melakukan hal yang membuat mereka senang dan terhibur. Tetapi, sekarang  ketika mereka bermain bersama, mereka selalu berdiskusi tentang pelajaran di sekolah.

 

2 bulan berlalu, mereka telah selesai menghadapi ujian-ujian di sekolah dan mereka tinggal mengetahui hasil dari ujian-ujian yang mereka lalui dan mengetahui lulus atau tidaknya mereka. Hasil dari ujian yang mereka lalui hasilnya sangat memuaskan, mereka sangat senang mendengar kabar baik itu. Pagi itu mereka pergi kesekolah bersama untuk menerima surat kelulusan dari sekolah, mereka begitu gembira sepanjang jalan dan tak sabar untuk segera sampai di sekolah. Hasilnya mereka lulus dari SMAN 1 CIREBON dan mereka tinggal mengurus universitas yang akan mereka pilih.

 

1 bulan setelah itu, mereka memutuskan untuk kuliah di universitas yang sama dan mereka memilih Universitas Pendidikan Indonsia (UPI) dan mereka diterima di UPI karena mereka siswa yang berprestasi.

Tiga semester berlalu, mereka mulai menemukan teman-teman baru mereka. Awal masuk universitas Zulian dan Farhan selalu bersama, mereka sering kemana-mana bersama. Namun, beberapa bulan terakhir mereka terlihat jarang bertemu, mereka terlalu sibuk dengan tugas dari universitas dan mereka juga terlalu sibuk dengan teman-teman baru mereka yang baru.

 

Farhan semakin giat kuliah, bahkan di waktu luang  ia selalu belajar. Farhan selalu bergabung dengan teman-temannya yang kutu buku untuk membahas pelajaran yang diberikan oleh dosen,mereka saling membantu temannya yang belum mengerti tentang materi yang diberikan dan membantu menyelesai tugas. Zulian sekarang sering berkumpul dengan teman-temannya, ia semakin jarang beremu Farhan karena selalu bersama teman-temannya.

Pada suatu malam Farhan pergi ke pusat kota untuk membeli alat tulis ke toko yang masih buka, saat Farhan hendak pulang ke kosannya ia melihat banyak orang sedang berkumpul di dekat sebuah bangunan tua, di sana Farhan melihat seorang pria seperti Zulian. Farhan terus berjalan menuju kosannya sambil ia bicara dalam hainya “apakah itu Zulian? Sedang apa ia di sana?.

Setelah liburan tiba, Farhan dan Zulian pulang ke kampung halamannya untuk berlibur. Saat mereka berlibur di desanya, Zulian mengalami sakit-sakitan selama berada di desanya tersebut. Selama 1 bulan libur panjang Zulian terus sakit-sakitan, ketika liburan selesai mereka harus segera kembali ke Bandung untuk meneruskan kuliah mereka,dan Zulian yang dalam keadaan sakit pun ia memaksakan untuk pergi.

 

Ketika mereka berada di bandung, Saat pagi hari Farhan menemui Zulian di kosnya, ia merasakan hal aneh yang terjadi pada Zulian, mulutnya sangat bau alkohol, ternyata malam harinya Zulian baru saja mabuk. Farhan sangat kecewa dengan kelakuan sahabatnya yang terbawa kedalam kenakalan remaja. Farhan memukul kepala Zulian karena ia sangat kecewa dan ingin menyadarkannya. "apa yang telah kau lakukan." kata Farhan. "aku tidak melakukan apa pun." ujar Zulian. "mengapa mulutmu bau alkohol." Farhan berkata. "ya, aku melakukan hal itu karena hidupku merasa banyak beban." . "Pantas saja nilai mu turun, rupanya kau malah banyak main dan melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan." "aku sangat kecewa padamu, aku tidak ingin lagi melihatmu begini lagi, kalau kau begini lagi tak akan ku anggap kau sebagai sahabatku."

 

Saat wisuda berlangsung semua mahasiswa UPI terlihat sangat bahagia, Farhan terpilih sebagai mahasiswa terbaik di universitasnya. Sedangkan Zulian ,ia sangat jauh peringkatnya dengan Farhan, padahal mereka saat SMA selalu sedikit perbedaannya. Beberapa hari setelah wisuda, para mahasiswa merayakannya dengan cara memreka masing-masing. Malam itu zulian diajak oleh teman-temannya untuk merayakan kelulusan mereka dengan pesta narkoba. Zulian tidak menghiraukan perkataan Farhan pada hari itu dan ia mereuma ajakan temannya tersebut. Pada saat itu polisi di sekitaran kota bandung sedang melakukan razia narkoba, dan kebetulan saja tempat yang di gunakan Zulian dan teman-temannya untuk pesta narkoba di datangi oleh polisi. Akhirnya Zulian dan teman-temannya pun harus dijebloskan kedalam sel karena perbuatannya tersebut.

 

Sejak saat itu Zulia  merasa menyesal dengan apa yang telah dilakukannya dan tidak mendengarkan apa yang dikatakan Farhan. Sedangkan Farhan merasa sangat kecewa dengan apa yang dilakukan sahabatnya tersebut karena sahabatnya tidak bisa mengontrol pergaulannya tersebut, sehingga ia dapat terjerumus kedalam kenakalan remaja. Apalagi sampai masyk kedalam jeruji besi.