Cerpen : Harapan nan Semu
Harapan
nan Semu
Sang raja
siang baru saja keluar dari peraduannya. Sunrise yang memakau pagi ini di
pantai timur Pangandaran. Angin pun nampak bersahabat, datangnya lembut
membelai rambut perempuan bernama Nadira yang tengah duduk tepat dipinggir
laut. Suasana itu membuatnya mengingat kenangan 7 tahun silam.kenangan bersama
seorang laki-laki yang saat itu sangat istimewa baginya,dia bernama Arka.
"Nad?"
Panggil Arka lembut, yang hanya dibalas lenguhan oleh Nadira.
"Jangan
terlalu serius natap mataharinya!", Nadira menoleh,membalas tatapan Arka.
"Kenapa engga boleh serius?", Tanyanya. Arka hanya tersenyum.
"Ih serius nanya!" Nadira merengek.
"Karena
yang perlu diseriusin cuma hubungan kita!"jawab Arka,yang mampu membuat
rona merah di pipi Nadira. "Kok malah senyum sih? Aku serius"
Nadira
kembali tersenyum, ada ada saja kekasihnya ini. Mereka baru anak kelas 2 SMA
dan perkataan nya sudah sejauh itu. "Emang kamu bisa pegang omongan kamu
?" Tanya Nadira serius. Sesaat pandangan mereka bertemu.
"Aku mau
janji.aku akan tetap pertahankan hubungan kita ini sampai cuma yang diatas yang
memisahkan ! Kamu mau janji?" Tanya Arka yang dijawab anggukan oleh
Nadira.
Nyatanya
janji itu hanya omong kosong belaka.satu bulan setelahnya hubungan nya dengan
Arka kandas, saat itu Nadira memergoki Arka mendekati teman sebangkunya, Vira.
Keadaan berubah secepat membalikan telapak tangan. Kadang memang selucu itu,
mereka yang dulu bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengobrol, kini
bahkan tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan"hai" atau
"pagi". Saat itu mereka menjadi dua orang asing yang pernah mempunyai
komitmen.
Nadira
tersenyum mengingat kenangan itu , ia amat merindukan sosok Arka yang tak
terlalu tinggi dengan alis tebal dan senyum yang mampu membuatnya luluh. Nadira
segera mengusir pikiran itu,tak pantas merindukan laki-laki saat ia sekarang
memiliki calon pasangan yang akan menjadi imam nya kelak. Ia berada di
Pangandaran pun karena akan menjalani foto prewedding. Saat ini ia hanya santai
sejenanak menunggu waktu.
"Nad,
ternyata disini!" Dibran datang dengan sebotol minuman mineral ditangan
nya."aku cariin! Eh iya, duduknya di sana! Fotografer nya sudah
datang!" Nadira menuruti perintah Dibran. Jantung Nadira tiba tiba
berdegup kencang saat melihat siapa fotografer nya. "Nah nad, ini Arka!dan
Arka ini Nadira . She is mine!"
Arka
membalikkan tubuhnya, matanya yang hitam menatap Nadira yang sekarang menjadi
kliennya. Perempuan itu semakin cantik dan tatapannya masih dirindukan.
"Ayo duduk lagi! Kita bicarakan konsep nya! Aku gak mau hasilnya norak
apalagi pasaran!" Dibran mencairkan keheningan, Arka masih sibuk dengan
pikirannya,apalagi Nadira ,pikiranya masih terjebak di 7 tahun silam. Dibran
tak mengerti mengapa semuanya menjadi canggung, terlebih nadira menjadi
pendiam.
Hening sejenak. Namun Arka kembali menguasai
dirinya "oh pasti konsepnya beda dengan yang lain!" Arka memastikan.
"Nad, aku ke hotel dulu, klien ku udah sampai, kalau ada apa apa kamu
telepon aku aja! nanti supirku kesini untuk jemput kamu!" Dibran beranjak.
"Kamu bicarain konsepnya dulu, nanti beritahu aku ok?" Dibran
mengacungkan jempolnya lalu, lalu melangkah pergi.
Nadira beranjak,namun tangan nya ditahan oleh
Arka. Nafas Nadira menderu kencang, ia segera menarik kembali tanganya.
"Duduk nad! Ada yang mau aku omongin , ya mungkin engga terlalu penting
buat kamu,tapi penting buat aku!" Ujar Arka. Nadira kembali duduk,luluh
oleh perkataan Arka.
"Soal masa lalu kita, sebenernya aku
engga ngedeketin Vira, aku cuma mau tahu reaksi kamu dan tenyata dampaknya
sangat buruk! Aku ngedeketin Vira itu hanya sebagian rencanaku di ulang tahun
kamu! Tapi gagal karena kita putus duluan! 7 tahun aku mau ngomong kayak gini!
Akhirnya sekarang kesampaian! Walaupun keadaanya sudah berubah, kamu udah
menjadi milik orang lain!"
Nadira menarik panjang nafasnya. Jawaban yang
dari dulu Nadira tunggu akhirnya diucapkan Arka, "dan sekarang apa boleh
buat. Kecewa? Pasti! Aku selama ini nggak punya hubungan sama siapa-siapa,
karena aku yakin kalau aku ditakdirkan untuk kamu! Ternyata takdir Sulit
ditebak, seberat apapun aku berjuang,kalau Allah nggak berkehendak,aku bisa
apa? Jangan pikir kecewanya aku! Aku turut bahagia kamu udah nemuin yang
terbaik,walaupun aku nggak bahagia dengan hal itu!"
Mata Nadira berkaca-kaca, ia lalu berdiri tak
tahan dengan omongan Arka. "Cukup , sekarang aku udah tau yang sebenarnya,
dan kamu benar itu memang tidak penting! Karena sekarang adalah sekarang!
Hubungan nya dengan masa lalu cuma kenangan! Sekarang paham kan? Masa lalu
hanya untuk di kenang, bukan untuk diajak kembali pulang!" Ucap Nadira
getir.
Arka mengangguk "boleh aku memelukmu?'
tanya Arka dijawab anggukan oleh Nadira. Arka memeluk Nadira, ini merupakan
terakhir kalinya, Nadira segera melepas pelukannya dan berlari menuju mobil Dibran
yang sudah menunggunya sejak tadi. Air matanya tumpah, ini saat nya ia membuka
lembaran baru bersama Dibran , tak ada lagi nama Arka di hatinya. Ia segera
menulis pesan untuk Dibran.
Kita
pulang hari ini,aku engga mau prewed disini! cari lokasi dan fotografer lain.
Nadira mengirimkan pesan tersebut.mobil
segera melaju meninggalkan kafe beserta orang di dalamnya. Nadira menatap lirih
pantai Pandangan. Kenangan itu,masa lalu itu,harus ia kembalikan pada
tempatnya.
"Aku paham, masa lalu adalah bagian dari
perjalanan hidup yang hanya perlu dikenang,bukan sesuatu yang harus kembali
diajak pulang!" Ucap Nadira.
2
bulan kemudian
Arka duduk di sofa ruang tengah rumah nya. Ia
meraih undangan berwarna hitam emas yang ada di meja, tertulis nama Nadira dan
Dibran. Arka tersenyum, masa lalu nya sudah bahagia, kini giliran nya sekarang
pilihanya ada 2 mencari yang baru atau berusaha merebut kembali yang lama. Dan
ia tahu jawabanya.