Puisi : Jalan Setapak
Puisi Kehidupan
Jalan Setapak
Ecep Jaja Miharja
Jalan hanya setapak
Masing-masing membawa beban
Sesuai pikulan dan kemampuan
Kiri Jalan Lumpur mendidih dan bau menyengat
Kanan jalan tebing terjal dan batu-batu terbakar
Kaki-kaki melangkah berat
Tubuh-tubuh membenam dalam keringat
Mulut-mulut terkunci
Hanya desah nafas penyesalan
Tak ada payung pelindung
Tak ada pohon tempat berteduh
Tidak dapat berjalan tegak, merangkak
Tidak dapat merangkak, merayap
Perjalanan mesti di tempuh
Dengan atau tanpa bekal
Pada alun-alun keabadian