Penelitian Deskriptif Lengkap
Pengertian
Deskriptif
Penelitian
deskriptif dilakukan untuk mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan
kejadian yang terjadi secara faktual,
sistematis, dan akurat. Pada penelitian ini, penulis berusaha mendeskripsikan
peristiwa yang menjadi pusat penelitian tanpa memberikan perlakuan khusus
terhadap peristiwa tersebut. Menurut Sugiyono (2008), Penelitian desktiptif
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain.
Penelitian
deskriptif ini adalah salah satu jenis penelitian kunatitaif non eksperimen
yang tergolong mudah. Penelitian ini menggambarkan data kuantitatif yang
diperoleh menyangkut keadaan subjek atau fenomena dari sebuah pupulasinya.
Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesulitan
belajar materi fisika di salah satu sekolah. Penelitian yang sesuai untuk
digunakan adalah penelitian kuantitaif deskriptif. Melelaui penelitian
deskriptif akan diperoleh gambaran mengenai status subjek dalam kondisi
tertentu. Subjeknya adalah populasi peserta didik di sekolah dan kondisinya
adalah kesulitan belajar fisika.
Jenis-jenis
Penelitian Deskriptif
Furchan (2004:
448-465) menjelaskan beberapa jenis penelitian deskriptif sebagai berikut.
1. Survey Pendidikan
a.
Mengungkap jawaban pertanyaan tentang apa, bagaimana, berapa dan bukan
pertanyaan mengapa. Jumlah siswa, guru, pendapat, persepsi, sikap, prestasi,
motivasi dan lain sebagainya.
b.
Tujuannya untuk memperoleh penjelasan tentang kondisi dan praktek
penyelenggaraan pendidikan sebagaimana adanya berdasarkan kenyataan yang
dihadapi termasuk perumusan kebijakan pendidikan dan bukan untuk pengembangan
ilmu pendidikan.
c.
Perumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
penelitian dan bukan hipotesis penelitian.
d.
Umumnya meneliti variabel-variabel lepas.
e.
Dilakukan terhadap sekelompok subyek/obyek penelitian dalam jumlah yang
relatif besar dalam waktu yang bersamaan à sensus.
f.
Data yang dikumpulkan relatif terbatas.
g.
Umumnya menggunakan instrumen penelitian teknik angket.
h.
Teknik pengolahan data umumnya persentase
Studi Kasus
a.
Penelaahan secara intensif terhadap seorang/sekelompok individu yang
dipandang mengalami kasus tertentu. Misal: ATG yang mampu mengingat berita
dengan cepat; kesurupan masal, gagal dalam belajar, tidak bersosialisasi, siswa
yang paling disukai teman-temannya atau sebaliknya, self-concept ATG dan sebagainya.
b.
Analisisnya mendalam (mengungkap semua variabel yang menyebabkan
terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang mempengaruhi kasus.
c.
Tekanannya pada pertanyaan mengapa individu berperilaku demikian,
bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi itu, dan pengaruhnya terhadap
lingkungannya, tidak untuk menguji hipotesis namun dapat menghasilkan hipotesis
yang dapat diuji lebih lanjut.
d.
Perumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
penelitian.
e.
Data diperoleh dari berbagai sumber yang terkait dengan kasus yang
diteliti.
f.
Teknik pengumpulan data sangat komprehensif à observasi, wawancara,
analisis dokumenter, dan atau tes terhadap sampel penelitian bersifat purposif.
g.
Mengisyaratkan pada penelitian kualitatif à analisis kualitatif.
Studi
Perkembangan.
Dalam penelitian
studi perkembangan yaitu kita mempelajari karakteristik individu (seorang atau
sekelompok) dan bagaimana karakteristik itu berubah dalam pertumbuhannya dalam
kurun waktu tertentu.
Misalnya:
perkembangan kognitif, emosi, sosial, bahasa, dan kepribadian individu. Ada dua
teknik yang dapat digunakan yaitu studi longitudinal dan studi cross sectional.
Studi Longitudinal adalah Metode jangka panjang yang menggunakan subyek yang
tetap untuk mengetahui perkembangannya dalam kurun waktu yang relatif lama.
Peneliti harus mengetahui kondisi awal subyek terlebih dahulu. Misalnya:
Peneliti ingin mengetahui keterampilan berbahasa tulisan siswa SD yaitu
peneliti melakukan hal-hal berikut:
a.
Peneliti mengukur keterampilan berbahasa siswa SD kelas 1pada sekolah
tertentu untuk mengetahui kondisi awal.
b.
Peneliti mempelajari keterampilan tersebut dan keterampilan tersebut
diukur kembali setiap tahun di kelas-kelas berikutnya untuk melihat
perkembangan pada subyek penelitian.
c.
Sehingga peneliti dapat melihat perubahan dan perkembangan keterampilan
dalam jangka waktu tertentu untuk kelompok tertentu
Studi cross
sectional
Dilaksanakan dalam
jangka waktu yang relatif pendek untuk mempelajari individu yang berbeda taraf
umurnya dalam titik waktu yang sama. Misal: mempelajari keterampilan berbahasa
pada siswa SD yang dilakukan pada siswa di setiap kelas (1 -6) dan pada titik
dan kurun waktu tertentu diukur keterampilannya. Kemudian hasil pengukuran
dibandingkan untuk setiap kelas yang berbeda tadi. Perbedaan dari subyek tiap
kelas merupakan dasar dalam menarik kesimpulan tentang pertumbuhan dan
perkembangan keterampilan tersebut
Studi Tindak
Lanjut
Penelitian yang
diarahkan untuk menindak lanjuti hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
sebagai umpan balik. Mempelajari perkembangan dan perubahan subyek setelah
subyek diberi perlakuan tertentu dalam kurun waktu tertentu sampai selesai.
Subyek terlebih dahulu mendapat perlakuan khusus sampai selesai, kemudian
dilanjutkan bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan subyek.
Contoh Studi Tindak
Lanjut:
a.
Sebelumnya subyek diberikan pengajaran dengan sistem modul selama kurun
waktu tertentu sampai selesai.
b.
Pada tahun berikutnya subyek diukur kemampuan cara belajar dan hasil atau
kemampuan tertentu yang diharapkan dari pengajaran modul tersebut (kemampuan
belajar mandiri).
c.
Hasilnya dibandingkan dengan siswa yang lain yang tidak memperoleh
pengajaran modul, maka perbedaan yang ditunjukkan merupakan efek atau akibat
perlakuan pengajaran modul
Studi
Kecenderungan
Bersifat prediktif
dan meramalkan keadaan masa depan berdasarkan keadaan, gejala yang ada pada
masa lalu dan saat sekarang. Merupakan perpaduan antara metode sejarah,
dokumenter, dan survey. Digunakan untuk memperkirakan kemungkinan munculnya
suatu gejala berdasarkan gejala lain yang sudah muncul dan diketahui
sebelumnya. Dapat digunakan untuk membuat perencanaan tertentu dalam PLB.
Misalnya: Memperkirakan kemungkinan keberhasilan siswa dalam bidang studi
tertentu berdasarkan pada hasil tes inteligensi yang diperoleh siswa yang
bersangkutan.
Cenderung
menggunakan pendekatan longitudinal: Pengolahan dapat menggunakan analisis
regresi atau standar error estimasi. Sebagaimana teknik korelasi, prediksi
penafsiran hasil analisis statistik didasarkan pada koefisien yang diperoleh
yaitu untuk mengetahui apakah munculnya suatu gejala itu ada hubungannya dengan
gejala lain, dan sampai seberapa besar derajat hubungan itu.
Dalam bidang
Psikologi dan Pendidikan digunakan terutama untuk:
a.
Membuat perkiraan suatu atribut (sifat-ciri) dari atribut lain. Misalnya
memperkirakan munculnya tindakan kriminal dari tingkat pengetahuan remaja
tentang seks.
b.
Membuat perkiraan terhadap suatu pengukuran dari satu atribut. Misalnya
memperkirakan hasil yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok siswa pada
suatu bidang tertentu dari status ekonomi sosial siswa yang bersangkutan.
c.
Membuat perkiraan terhadap pengukuran dari pengukuran. Misalnya
memperkirakan skor tes hasil belajar dari skor tes bakat
Studi
Korelasional
Mempelajari hubungan
dua variabel atau lebih yaitu sejauh mana variabel yang satu berhubungan dengan
variabel yang lainnya. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam
indeks “koefisien korelasi yaitu bilangan biasa yang bergerak antara -1 sampai
dengan +1 yang tidak dapat ditafsirkan menjadi persen. Studi ini menuntut
adanya hipotesis yang mana peneliti menduga dan mengharapkan terdapatnya
hubungan diantara variabel-variabel yang ditelitinya. Hipotesis yang diuji
didasarkan atas teori yang telah ada.
Pengertian
Penelitian Deskriptif Kuantatif
Penelitian dekriptif
kuantitatif merupakan bagian dari penelitian kuantitatif non-eksperimental.
Menurut Sugiyono (2013: 13) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut Wallace dalam
Susanti (2013: 135) penelitian kuantitatif adalah penelitan yang melibatkan
lima komponen informasi ilmiah, yaitu teori, hipotesis, observasi, generalisasi
empiris, dan penerimaan atau penolakan hipotesis. Selain itu, mengandalkan
adanya populasi dan teknik penarikan sampel, menggunakan kuesioner untuk
pengumpulan datanya, mengemukakan variabel-variabel penelitian dalam analisis
datanya, dan berupaya menghasilkan kesimpulan secara umum, baik yang berlau
untuk populasi dan/ atau sampel yang diteliti.
Adapun pengertian
deskriptif menurut Sugiyono (2013: 29) adalah metode yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data
atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis
dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.
Menurut Arikunto
(2010) penelitian deskriptif tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal
yang sementara terjadi, dan hanya dapat mengukur apa yang ada (exists).
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut
apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Scott W. Vanderstoep
and Deirdre D. Johnston (2009) menyatakan, kendati bervariasi, pendekatan
penelitian dapat dikelompokkan ke dalam 2 bagian besar: Pendekatan kualitatif
dan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan pada penilaian
numerik atas fenomena yang dipelajari. Pendekatan kualitatif menekankan pada
pembangunan naratif atau deskripsi tekstual atas fenomena yang diteliti.
Ringkasan perbedaan kedua pendekatan penelitian ini sebagai berikut.
Mark R. Leary (1995)
membagi studi perilaku ke dalam 4 kategori besar yaitu: (1) Penelitian
deskriptif; (2) Penelitian korelasional; (3) Penelitian eksperimental; dan (4)
Penelitian kuasi-eksperimental. Penelitian deskriptif menggambarkan perilaku,
pemikiran, atau perasaan suatu kelompok atau individu. Contoh umum dari
penelitian deskriptif adalah jajak pendapat, yang menggambarkan sikap suatu
kelompok orang. Dalam Penelitian Deskriptif, peneliti kecil upayanya untuk
menghubungkan perilaku yang diteliti dengan variabel lainnya ataupun menguji
atau menjelaskan penyebab sistematisnya. Seperti namannya, Penelitian
Deskriptif hanya mendeskripsikan.
Tujuan Penelitian
Deskriptif adalah menggambarkan karakteristik atau perilaku suatu populasi
dengan cara yang sistematis dan akurat. Biasanya, Penelitian deskriptif tidak
didesain untuk menguji hipotesis, tetapi lebih pada upaya menyediakan informasi
seputar karakter fisik, sosial, perilaku, ekonomi, atau psikologi dari
sekelompok orang.
Jenis Penelitian
deskriptif yang biasa diterapkan adalah: (1) Penelitian survey, (2) Penelitian
demografis, dan (3) Penelitian epidemiologis.
Ciri-Ciri
Penelitian Kuantitatif Deskriptif
Secara umum
peneletian deskriptif kuantitatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Cenderung menggnakan 1 variabel dalam operasionalnya.
b.
Tidak menutup kemungkinan menggunkan dua variabel atau lebih tetapi tidak
untuk dihubungkan, dibandingkan atau dicari sebab-akibat.
c.
Anilisi data diarahkan pada pencarian mean, persentase, atau modus.
d.
Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
e.
Kegiatan data dimungkinkan untuk dilakukan.
Menurut Furchan
(2004) bahwa penelitian deskriptif mempunyai karakteristik menggambarkan suatu
fenomena yang ada dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan
obyektivitas dan dilakukan secara cermat. Selain itu, tidak ada perlakuan yang
diberikan atau dikendalikan, serta tidak adanya uji hipotesis.
Tahap-tahap
Penelitian Kuantitatif Deskriptif
Menurut Sutinah
(2013) Penelitian kuantitatif dapat dilakukan dalam lima tahap. Tahap-tahap
tersebut dilakukan secara konsisten.
a. Pemaparan latar belakang
b. Perumusan masalah penelitian
c. Mengemukakan tujuan penelitian
d. Mengemukakan teori yang digunakan dalam
penelitian
e. Mengemukakan metodologi penelitian yang
digunakan
Menurut Suryabrata
(2014) langkah-langkah pokok pada penelitian deskriptif adalah sebagai berikut.
a.
Defnisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang akan dicapai.
Fakta-fakta dan sifat-sifat apa yang perlu diketemukan?
b.
Rancangkan cara pendekatannya! Bagaimana kiranya data akan dikumpulkan? Bagaimana
caranya menentukkan sampelnya untuk menjamin supaya sampel representative bagi
populasinya? Alat atau teknik observasi apa yang tersedia atau perlu dibuat?
Apakah metode pengumpulan data itu perlu di-tryout-kan? Apakah para pengumpul
data perlu dilatih terlebih dahulu?
c.
Kumpulkan data
d.
Susun laporan
Berdasarkan
penjelasan di atas, penelitian kuantitatif deskriptif mempunyai tahap-tahap
yaitu, (1) Pemaparan latar belakang, (2) Perumusan masalah penelitian, (3)
Mengemukakan tujuan penelitian, (4) Mengemukakan teori penelitian, (5)
Mengemukakan metodologi penelitian yang digunakan, (6) Kumpulkan data, (7)
Susun laporan dengan cara menggambarkan karakteristik atau perilaku suatu
populasi dengan cara yang sistematis dan akurat.
Kelebihan
dan Keterbatasan Penelitian Kuantitatif Deskriptif
Menurut Purwanto
(2012) penelitian kuantitatif mempunyai kekuatan digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang bersifat hasil dari proses yang dihentikan, namun
tidak efektif digunakan dalam penelitian yang mempersoalkan tentang proses yang
berjalan, dinamika, dan interaksi. Penelitian kuantitatif mempunyai kebenaran
yang diterima secara sepakat oleh para pengamat, sehingga kesimpulan yang
dicapainya kuat. Adapun kelemahannya adalah perlakuannya pada manusia sebagai
makhluk biologis yang pasif dan dapat dikendalikan oleh alam, sehingga
perilakunya dapat dimanipulasi dengan memanipulasi lingkungannya.
Savela (2017)
menjelaskan bahwa penelitian pendekatan kuantitatif berbeda dengan pendekatan
kualitatif, mereka gagal dalam detail. Tidak dapat disangkal bahwa. Setiap item
hanya dapat diperiksa sampai batas tertentu, hanya menyediakan jenis informasi
tertentu yang berlaku untuk semua item. Karena item harus disisipkan ke dalam
sejumlah kategori terbatas, perbedaan halus antara item dalam kategori tersebut
tidak dapat diatasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif dapat menjelaskan
tren dan pola penting, sesuatu yang tidak dapat dilakukan pendekatan
kualitatif, pendekatan kuantitatif dapat memberikan gambaran luas dan
melindungi penelitian dari generalisasi yang salah. Selain itu, pendekatan
kuantitatif mungkin juga bahkan menjadi prasyarat dalam penelitian LL.
Secara umum kelbihan
penelitian deskriptif kuantitatif yaitu :
1.
Dapat digunakan untuk menduga atau meramal.
2.
Hasil analisis dapat diperoleh dengan akurat bila digunakan sesuai
aturan.
3.
Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hubungan antara dua atau lebih
variabel.
4.
Dapat menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks dan rumit dalam
sebuah model.
Menurut Sumanto
(2014:179) Kelemahan penelitian deskriptif antara lain.
1.
Tidak menuntut adanya perlakuan/manipulasi variabel.
2.
Pada studi tertentu hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan dalam
meramalkan situasi mendatang.
3.
Menuntut ketajaman berpikir dalam menjelaskan fenomena.
4.
Umumnya hasil penelitian hanya berlaku pada saat ini dan belum tentu
berlaku pada masa yang akan datang.
5.
Untuk jenis studi tertentu memerlukan waktu yang relatif lama,
konsekuensinya biaya dan tenaga akan lebih besar.
Penelitian
deskriptif tidak hanya mencari kebenaran namun lebih kepada pemahan subyek
terhadap dunia sekitar. Hal yang dominan dalam penelitian deskriptif, alat
penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak
kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber
data kualitatif yang kurang kredibel akan mempengaruhi akurasi hasil
penelitian. Menurut Patton dalam Sutopo (2006: 92) triangulasi merupakan cara
pemeriksaan keabsahan data yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Pemeriksaan keabsahan data dengan
mengkonfirmasikan data yang telah yang diperoleh dengan sumber data dan ahli
untuk memastikan keabsahan data yang ada.
Pengertian
Penelitian Deskriptif Kualitatif
Penelitian
Deskriptif kualitatif merupakan bagian dari jenis penelitian kualitatif.
Menurut Nazir (1988), metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Sedangkan menurut Sugiyono (2005)
menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Menurut Whitney (1960), metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Adapun masalah yang
dapat diteliti dan diselidiki oleh penelitian deskriptif kualitatif ini mengacu
pada studi kuantitatif, studi komparatif (perbandingan), serta dapat juga
menjadi sebuah studi korelasional (hubungan) antara satu unsur dengan unsur
lainnya. Kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, analisis data, interprestasi
data, dan pada akhirnya dirumuskan suatu kesimpulan yang mengacu pada analisis
data tersebut.
Dalam penelitian
ini, pada umumnya akan terjadi 3 hal kemungkinan masalah yang dibawa oleh
peneliti ke penelitian tersebut, diantaranya sebagai berikut :
1.
Masalah yang dibawa peneliti adalah masalah tetap, yaitu judul dari
penelitian deskriptif kualitatif mulai awal pengajuan proposal hingga akhir
laporan tetap sama.
2.
Masalah yang diajukan oleh peneliti menjadi berkembang serta lebih
mendalam sesudah peneliti melakukan penelitian tersebut di lapangan, dalam hal
ini tidak terlalu banyak hal yang berubah, hanya butuh penyempurnaan saja.
3.
Masalah yang diajukan oleh peneliti sesudah melakukan penelitian tersebut
di lapangan akan berubah total, akan terjadi pergantian objek masalah secara
menyeluruh dan akan berbeda dari penelitian awal sebelum memasuki lapangan
penelitian.
Setiap penelitian
tentunya mempunyai tujuan yang berbeda-beda, termasuk juga penelitian
deskriptif kualitatif ini. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah tidak
hanya untuk menjelaskan secara menyeluruh masalah yang akan diteliti dan
diamati saja, namun juga ada tujuan lainnya. Tujuan dari penelitian deskriptif
kualitatif akan menjadi pedoman bagi kita ketika akan melakukan suatu
penelitian
Menurut Bogdan dan
Taylor penelitian kualitatif merupakan suatu prosedur yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang- orang berprilaku
yang dapat diamati dan pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holistik (utuh).
Sementara Kirk dan
Miller mendefenisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial secara fundamental bergantung dari pengamatan pada
manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.
Menurut Willams
peenelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan
menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang
tertarik secara alamiah. Sedangkan Denzim dan Lincon berpendapat pula bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada. Menurut Jane Richie, penelitian kualitatif adalah upaya
untuk menyajikan dunia sosial, dan persfektifnya di dalam dunia, dari segi
konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.
Dari beberapa
defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motovasi, tindakan dan lainnya, secara holistic dan dengan deskripsi dalam
bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.[1]
1. Karakteristik Penelitian Deskriptif
Adapun kareteristik
penelitian deskriptif yaitu:
1.
Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung. Penelitian kualitatif
mengadakan penelitian pad konteks dari suatu kebutuhan adanya (alami) tanpa
dilakukan perubahan dan intervensi oleh peneliti.
2.
Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpulan data.kualitatif
menghendaki peneliti atau dengan bantuan orang lain sebagi alat utama
pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah mengadakan penyesuaian
terhadap kenyataan- kenyataan yang ada di lapangan.
3.
Analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian kualitatif tidak
dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta empiris. Penelitian
terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis, menafsirkan, dan menarik
kesimpulan dari fenomena yang ada dilapangan.
4.
Penelitian bersifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh (berupa
kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka
statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih
kaya dari sekedar angka atu frekuensi. Peneliti segera nelakukan analisis data
dengan member pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk
uraian naratif.
5.
Tekanan penelitian berada pada proses. Penelitian kualitatif lebih banyak
mementingkan segi proses dari pada hasil. Pertanyaan apa (yang dilakukan), mengapa (hal itu dilakukan) dan bagimana
(cara melakukannya) uraian naratif merajut pemaparan suatu fenomena.
6.
Pembatasan penelitian berdasarkan fokus. Penelitian kualitatfi
menghendaki ditetapkannya bats atas dasar fokus. Dalam pemikiran fokus terliput
di dalam perumusan latar belakang studi dan permasalahan. Fokus juga berarti
penentuan keluasan permasalahan dan batas penelitian.
7.
Perencanaan bersifat lentur dan terbuka. Perencanaan (desain) dalam
penelitian kualitatif tidak bersifat ketat atau kaku, sehingga sulit untuk
diubah. Perencanaan penelitian disusun bersifat lentur dan terbuka disesuaikan
dengan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan studi.
8.
Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama. Pemaparan sebagai hasil
interpretasi dalam penelitian kualitatif dikehendaki merupakan kesepakatan yang
diperundingkan dengan subjek-subjek yang dijadikan sumber data.
9.
Pembentukan teori berasal dari dasar. Penelitian kualitatfi manakankan
pada kepercayaan terhadap apa adanya yang dilihat, sehingga bersifat netral.
Analisis induktif memeberi makna bukan maksud menjaring data untuk membuktikan
hipotesis yang telah dirumuskan.
10. Pendekatan
penelitian menggunakan metode kualitatif. Metode ini digunakan karena lebih
mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang berdimensi ganda dan lebih
mudah menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan subjek
penelitian.
11. Penelitian yang
bersifat menyeluruh (holistik). Penelitian kualitatif mamandang bahwa
keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih penting dari pada satu-satu bagian.
Karena itu berbagai masalah penelitian tidak dipandang saling lepas.
12. Makna sebagai
perhatian utama penelitian. Penelitian kualitatif mengarahkan pusat
perhatiannya kepada cara bagimana orang memberi makna pada kehidupannya.[2]
Menurut Moleong,
ciri-ciri metode kualitatif yaitu:
1.
Latar alamiah (penelitian dilakukan pada situasi alamiah dalam suatu
kebutuhan).
2.
Manusia sebagai alat (manusia/ peneliti merupakan alat pengumpulan data
yang utama).
3.
Analisa data secara induktif (mengacu pada temuan lapangan)
4.
Teori dari dasar/ grounded theory (menuju pada arah penyusunan teori
berdasarkan data).
5.
Deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka-angka).
6.
Lebih mementingkan proses daripada hasil.
7.
Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data (punya versi lain tentang
validitas, reliabilitas dan obyektivitas).
8.
Adanya batas yang ditentuka ole fokus (perlunya batas penelitian atas
dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian).
9.
Desain yang bersifat sementara (desain penelitian terus berkembang sesuai
dengan kenyataan lapangan).
10.
Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama (hasil penelitian
dirundingkan dan disepakati bersama antara peneliti dengan sumber data).[3]
Prosedur
Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Tehnik pengumpulan
data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan
data, maka peneliti tidak akan mendapat data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.
Pengumpulan data
dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan cara. Bila dilihat dari
settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada
laboratorium dengan metode eksperimen, di sekolah dengan tenag pendidikan dan
kependidikan, di rumah dengan berbagai reponden, pada suatu seminar, diskusi,
di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data
dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekumder. Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila
dilihat dari segi cara atau tehnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi
dan gabungan kempatnya.[4]
a. Observasi
Observasi adalah
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak
dalam suatu gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian, observasi
dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara
dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang dilakukan adalah observasi
terhadap sujek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan
peneliti hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan
terhadap hasil wawancara.
Tujuan observasi
adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian yang
dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati
tersebut. Hasil observasi menjadi data penting karena beberapa hal, antara
lain:
1.
Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal
yang diteliti.
2.
Observasi memungkinkan peneliti untuk bersifat terbuak, berorientasi pada
penemuan dari pada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendelati
masalah secara induktif.
3.
Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek
penelitian sendiri kurang sadari.
4.
Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang
karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka
dalam wawancara.
5.
Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introsfektif
terhadap penelitian yang dilakukan. Kesan dan pesan pengamatan akan menjadi
bagian dari data pada gilirannya dapat dimanfaaatkan untuk memahami fenomena yang
diteliti . [5]
Observasi dibedakan
menjadi dua, yaitu observasi partisispan, observasi yang dilakukan oleh
peneliti yang berperan serta sebagi anggota serta dalam kehidupan bermasyarakat
topik penelitian. Observasi non-partisipan adalah observasi yang menjadikn
peneliti sebagai penonton atu penyaksi terhadap gejala atau kejadian yang
menjadi topik penelitian. Dalam observasi jenis ini peneliti melihat atau
mendengarkan pada situasi sosial tertentu tanpa partisipasi aktif di dalamnya.
[6]
Suharsimi Arikunto
juga berpendapat observasi dapat dilkukan dengan dua cara, yaitu:
1.
Observasi non- sistematis, observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan
tidak menggunakan instrument pengamatan.
2.
Observasi sistematis, observasi yang dilakukanoleh pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.[7]
Wawancara
Wawancara merupakan
alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.
Teknik wawancara dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawncara dengan informan
dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Wawancara harus difokuskan
pada kandungan isi yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Keunggulan
dan Kelemahan Penelitian kualitatif
Keunggulannya
penelitian kualitatif yaitu:
1.
Deskripsi dan interpretasi dari informan dapat diteliti secara mendalam.
2.
Mempunyai landasan teori yang sesuai fakta.
3.
Penelitian lebih berjalan subyektif.
4.
Sangat efektif digunakan dalam mencari tanggapan dan pandangan karna
bertemu langsung.
5.
Adanya pemahaman khusus dalam menganalisa.
Adapun kelemahan
dari penelitian kualitatif yaitu:
1.
Peneliti bertanggung jawab besar terhadap informasi yang disampaikan oleh
informan.
2.
Bersifat sirkuler.
3.
Perbedaan antara fakta dan
kebijakan kurang jelas.
4.
Ukuran penelitian kecil.
5.
Tidak efektif jika ingin meneliti secara keseluruhan atau besar-besaran.
Keragaman
Data
Dalam penelitian
untuk skripsi, mahasiswa sering kali kebingungan tentang jenis-jenis data yang
digunakan. Padahal untuk mengetahui formula apa yang akan digunakan dalam suatu
penelitian kuantitatif baik untuk menentukan formula pengukuran validitas dan
reliabilitas instrument, hingga analisis data untuk uji hipotesis, adalah
sangat berkaitan erat dengan jenis data yang dimiliki. Untuk itu mahasiswa atau
si peneliti harus dapat menengenaljenis data apa yang dimiliki sebagai skala
pengukuran.
Berikut ini adalah
jenis-jenis variabel yang sering digunakan ditinjau dari jenis-jenis data yang
ada. Apa saja variabel tersebut? Yakni Variable Diskrit dan Variabel Kontinyu.
Kedua variabel ini termasuk dalam data kuantitatif.
Variabel
Diskrit (Discreet Variable)
Variabel Diskrit
adalah variabel yang berupa data pengkategorian atau membedakan atau
mengelompokkan jenis tertentu. Data jenis ini disebut Data Nominal atau Data
Dikotomik. Misalnya: Data dikotomik 1 untuk kategori benar dan 0 untuk kategori
salah. Data dikotomi ini sering kali digunakan mahasiswa untuk mengkatogorikan
jawaban benar dan salah dari tes-tes jenis objektif semisal pilihan ganda
(Multiple Choice Question (MCQ). Contoh lainnya adalah simbol 1 untuk pria dan
2 untuk wanita. Angka 1 0, atau 1 2 hanya merupakan label untuk penanda
kategori. Jadi bukan berarti bahwa angka 2 lebih tinggi nilainya dari 1 atau 0.
Data tersebut bersifat tetap (setara) dan tentu tidak dapat digunakan dalam
operasi hitung.
Selain itu, data
yang termasuk dalam Variabel Diskrit (Data Diskrit) adalah data bilangan bulat.
Bilangan bulat adalah bilang yang tidak dalam bentuk pecahan/ desimal. Misalnya
jumlah penjualan mobil tahun 2016 adalah 300 buah. Data tersebut selalu bulat. Jadi
tidak ada 2,5 buah mobil. Contoh lainnya adalah jumlah manusia. Tidak akan ada
pernyataan “jumlah penduduk di Jalan G. Obos XVI adalah 101,6 orang”.
Variabel
Kontinyu (Continuous Variable)
Berbeda dengan
variabel diskrit yang mana data hanya berfungsi sebagai label, maka variabel
kontinyu merupakan data yang dapat digunakan untuk operasi hitung. Data
kontinyu adalah data yang diperoleh dari hasil penghitungan atau pengukuran,
sehingga data tidak hanya berupa bilangan bulat, tetapi juga bisa dalam bentuk
desimal, misalnya 2,5.
Data kontinyu juga
bisa dalam bentuk bilangan bulat, namun kelompok data tersebut memungkinkan
variasinya ke dalam bentuk pecahan. Contoh dari data untuk variabel ini adalah
jumlah benar atau salah dalam suatu tes, skor nilai, ranking, tinggi badan,
berat badan, panjang, jarak dll. Data tersebut dapat berubah-ubah atau
bervariasi.
Berikut ini
jenis-jenis data dalam Variabel Kontinyu:
a. Data Ordinal
Data ordinal
merupakan data peringkat. Misalnya juara 1, juara 2 dan juara 3. Angka tersebut
mempunyai makna, lebih dari sekedar label seperti pada data nominal di atas.
Juara 1 tentu lebih pintar dari juara 2 dan seterusnya.
b. Data
Interval(Rentangan)
Data interval
merupakan data jenis rentangan yang sudah dapat digunakan dalam operasi hitung.
Selain itu, data interval mempunyai adanya jarak yang jelas di antara
masing-masing data.
Misalnya, Jika MK I
bernilai 1 sks diberikan waktu 50 menit, MK II bernilai 2 sks diberikan waktu
100 menit, dan MK III bernilai 3 sks diberikan waktu 150 menit. Disederhanakan
menjadi 50 – 100 – 150. Maka terlihat bahwa masing-masing data mempunyai
rentangan sebesar 50.
Contoh lainnya,
Berapa kali Anda pergi pulang ke kampong halaman dalam satu tahun? a. 1 kali,
b. 2 kali, c. 3 kali, d. 4 kali.
Angka-angka tersebut menggunakan interval 1.
c. Data Rasio
Data rasio merupakan
data pengukuran yang paling kompleks dan tentu dapat digunakan dalam opreasi
hitung. Angka dalam data rasio merupakan angka yang sesungguhnya, bukan hanya
sebagai simbol. Apabila ada angka 0 berarti memang angka 0 yang sebenarnya atau
mutlak. Contoh dari data ini adalah data hasil pengukuran/ penghitungan massa,
panjang dan waktu.
Misalnya, data berat
badan, berat badan A mempunyai berat 45 kg, B mempunyai berat 90 kg. Jika
dilihat menggunakan skala rasio berat badan A adalah setengahdari berat badanB.