Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perubahan Perilaku sebagai Hasil Informasi Baru

Proses menumbuhkan perubahan sikap, kepercayaan, nilai, dan perilaku seseorang membutuhkan waktu yang panjang serta membutuhkan perlakuan yang kompleks. Proses panjang itu telah menjadi perhatian peneliti medis dan psikologi selama berabad-abad, sehingga akhirnya kita memahami betapa kompleksnya proses tersebut dihubungkan dengan fungsi otakk manusia. Ahka berdasarkan hasil studi teknologi medis yang dilakukan lama skali, kita masih berada pada tahap awal penelitian bidang ini,oleh karena itu yang dapat kita lakukan sekarang baru berspekulasi terhadap proses dan variable yang terlibat dalam perubahan perilaku.
Dibawah ini akan digambarkan secara sederhana bagaimana proses perubahan perilaku individu, yakni sebagai berikut :
St -> B -> A -> V -> SM -> [ I (LD) ] = perilaku
St =stimulus
->= berpengaruh pada perubahan
B = be;ief/kepercayaan
A = Attitude/sikap
V = Values/nilai
SM = Standar Moral
I = Intent/niat untuk menampilkan perilaku X
L = Level komitmen untuk menampilkan perilaku X
D = Degree/tingkat itensitas dibelakang niat untuk menampilkan perilaku X
Dari penjelasan diatas mengenia penelitian otak mannusia dan teori komunikasi, jelas sekalli bahwa gambaran proes perubahan perilaku tersebut perlu dimodifiasi agar variable lain (o) dapat dimasukan dengan penggambaran sebagai berikut :
St -> { B -> A -> V -> SM -> [ I {(LD)} {O} = perilaku x
Dalam {O} ini didapat variable-variabel sebagai berikut :
B1, B2, B = Kepercayaan mengenai objek yang sama
S = Sumber stimulus atau informasi baru
P = proses atau metoda yang menggerakkan stimulus
CD = cognitive disonansi yang terjadi akibat konflik kepercayaan
MT = motivasi untuk menerima stimulus serta type pandangan terhadap dunia (internal atau eksternal)
Va = Valensi positif atau negate untuk setiap kepercayaan
Pf =Preference/pilihan (ditentukan oleh valensi dengan tingat intensitas yang sangat kuat)
R = Readies/kesiapan untuk menerima informasi baru (kematangan dan latar belakang)
Gambaran-gambaran proses yang meliputi variable bau ini berkomplikasi serta bisa membingungkan, sebab bukan hanya berbagai variabelnya yang harus diperhitungkan, akan tetapi kompleksitas dan tinteraksi antara variable-variabel itu perlu juga diperhitungkan.
Mengajar adalah suatu proses peruahan perilaku, oleh kare aitu pengajar harua :
Menciptakan berbagai kesempatan kepada siswa untuk menerima dan mengenali informasi baru
Berupaya membimbing siswa kearah perolehan perilaku baru (yaitu belajar bagaimana cara belajar yang baru, belajar melaksanakan, dan belajar merasakan)
Belajar untuk memperoleh perilaku baru serng dikategorikan dalam bentuk ranah-ranah (domain) sebagai berikut; ranah kognitif yaitu keterampila intelektual dan pengetahuan, ranah afektif yaitu dalam bentuk sikap dan perasaan, serta ranah psikomotor yaitu berupa eterampilan fisik dan gerakan. Pendidikan niklai sangat menaruh perhatian pada ranah kognitif dan afektif, meskipun demikian ranah psikomotor pun tidak dapat diabaikan karena memiliki efek langsung dan belajar pada ranah lainnya. Sebagai contoh; jka seorang siswa mendapat kesulitan dalam memegang pensil (suatu kondisi fisik) maka belajar kognitifnya pun kurang serius. Oleh karena kurang kemampuanya untuk berkonsentrasi dalam belajar. Oleh karena itu pula problems pisik memungkinkan membangkitkan perasan nnegatif terhadap sekolah dan belajar, sehingga aan mengurangi motivasi belajar.
Pada bagian berkut akan digambarkan proses perbahan perilakku yang agak lebih komplit (walau mungkin saja masih bbanyak poin interaksi yang belum termasukkan) yaitu sebagai berikut :
Dengan keterangan :
Sumber stimulus proses (metode) untuk mengirimkan
Berbagai kepercayaan, sikap, nilai, dan standar moral
Cogitive disonansi. Motivas : Tipe (ekternal/intenal), level intensity, tingkat komitmen. Kesiapan : Valensi ( postif atau negative), level intensitas, pilihan.
Maksud untuk menapilkan perilaku “X” Level intensitas maksud tingkat komitmen