Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ilmu Sebagai Suatu Cara Berpikir



Ilmu merupakan suatu cara berpikir dalam menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang mampu di andalkan. Berpikir bukan satu satunya cara untuk memperoleh pengetahuan, demikian juga ilmu bukan satu satunya produk dari kegiatan berpikir. Ilmu merupakan produk dari proses berpikir menurut langkah langkah tertentu yang secara umum dapat disebut sebagai berpikir ilmiah.


Berpikir ilmiah adalah kegiatan berpikir yang memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut pada hakikatnya mencakup dua kriteria utama yaitu : pertama, berpikir ilmiah harus mampunyai alur  jalan pikiran yang logis, kedua, pernyataan yang bersifat logis tersebut harus di dukung oleh fakta empiris. Persyaratan pertama mengharuskan jalan pikiran kita untuk konsisten dengan pengetahuan ilmiah yang telah ada, sedangkan persyaratan kedua mengharuskan kita untuk menerima pernyataan yang di dukung oleh fakta dan bukti sebagai pernyataan yang benar secara ilmiah. Pernyataan yang telah teruji kebenarannya ini kemudian memperdalam dan memperkaya pengetahuan ilmiah yang di susun secara sistematik dan kumulatif. Kebenaran ilmiah ini tidaklah bersifat mutlak, karena mungkin saja pernyataan yang sekarang logis kemudian akan bertentangan dengan pengetahuan ilmiah baru atau pernyataan yang sekarang di dukung oleh fakta, ternyata kemudian di tentang oleh penemuan baru. Kebenaran ilmiah terbuka bagi koreksi dan penyempurnaan. 


Dari hakikat bepikir ilmiah tersebut, maka kita dapat menyimpulkan beberapa karakteristik dari ilmu.
1.    Bahwa ilmu mempercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan benar, walaupun demikian, maka berpikir secara rasional ini pun harus memenuhi syarat tertentu agar sampai kepada kesimpulan yang dapat di mengerti.
2.    Alur jalan pikiran yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang telah ada. Walaupun demikian maka tidak semua yang logis itu di dukung fakta atau mengandung kebenaran secara empiris.
3.    Pengujian secara empiris sebagai criteria kebenaran obyektif. Pernyataan yang di jabarkan secara logis dan telah teruji secara empiris lalu di anggap benar secara ilmiah dan memperkaya pengetahuan ilmiah.
4.    Mekanisme yang terbuka terhadap koreksi.

Dengan demikian maka manfaat nilai yang dapat di tarik dari karakteristik ilmu ialah sifat rasional, logis, obyektif dan terbuka. Di samping itu sifat kritis merupakan karakteristik yang melandasi ke empat sifat tersebut.



Referensi
Suriasumantri, S. Jujun. (2009). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.