Individu, Masyarakat, Kebudayaan, Pendidikan, Sosialisasi Dan Enkulturasi, Serta Pendidikan Sebagai Pranata Sosial
INDIVIDU, MASYARAKAT, KEBUDAYAAN, PENDIDIKAN, SOSIALISASI DAN ENKULTURASI, SERTA PENDIDIKAN SEBAGAI
PRANATA SOSIAL
Individu
Individu artinya manusia perseorangan yg mempunyai karakteristik menjadi kesatuan yang tidak bisa dibagi, memliki perbedaan dengan yg lainnya
sebagai akibatnya bersifat
unik, serta bebas
mengambil keputusan ataw tindakan atas pilihan dan tanggung jawabnya
sendiri (otonomi). perbedaan individu dalam pendidikan menjelaskan perbedaan perbedaan
yang berkaitan menggunakan perbedaan peserta didik dalam
berfikir, berperasaan, serta bertindak dalam satu kelas. Setiap orang, apakah ia seseorang anak atau seseorang
dewasa, serta apakah beliau berada didalam
satu kelompok atau seseorang diri, ia disebut individu. Individu menunjukkan
kedudukan seseorang sebagai
orang perorangan atau perseorangan. Sifat individual merupakan
sifat yg berkaitan menggunakan orang perorangan,
berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. karakteristik dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini dianggap perbedaan
individu atau perbedaan individual. Selain itu, siswa juga kurang
berinteraksi dan berkomunikasi menggunakan guru dan temannya
baik pada bermain
juga belajar di kelas. Ini menyebabkan potensi
peserta didik yang terdapat kurang optimal untuk berkembang menjadi
seseorang individu. Penggunaan model belajar inovatif
serta kreatif bisa membuat proses pembelajaran yang menyenangkan
serta berbagai minat belajar siswa. Oleh karena itu, pembelajaran tematik
haruslah tersaji dengan menarik, menyenangkan
dan harus memperhatikan perbedaan individual peserta didik. sesuai dengan karakteristik peserta didik yang dimiliki.
Dari perkembangan anak tersebut, maka yang sangat
menentukan adalah:
1)
Individu
manusia merupakan mahluk yg dapat dipandang dari berbagai sudut. Sebagaimana diketahui, manusia adalah mahluk yang
berfikir atau homo sapiens, mahluk yang berbentuk atau homo faber, mahluk yang bisa dididik atau homo educandum,
dan seterusnya ialah pandangan
pandangan perihal manusia yg bisa digunakan untuk menetapkan cara pendekatan yang akan dilakukan terhadap manusia tersebut.
manusia menggunakan kedudukannya sebagai siswa haruslah
menempatkan manusia menjadi pribadi
yg utuh.
2)
Ciri Individu
Setiap individu memiliki ciri serta sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
dan karakteristik yang diperoleh asal dampak lingkungan; karakteristik bawaan merupakan
karakteristik keturunan yg dimiliki semenjak lahir, baik yang menyangkut
faktor biologis maupun faktor sosial
psikologis. pada masa lalu, ada keyakinan dan kepribadian terbawa pembawaan
(heredity) dan lingkungan.
3)
Aspek Perkembangan Individu
Perkembangan-perkembangan dasar atau esensi berasal dari
lingkungan belajar-mengajar yang
sehat artinya suasana belajar yg secara nyata dapat menumbuhkan munculnya
perasaan yg ada antara peserta didik
serta guru dalam kelas. Perasaan-perasaan yg mendasari transaksi belajar mengajar tersebut tergantung di
peran guru dalam membentuk situasi belajar yang kondusif serta sehat adalah
situasi belajar yang kaitannya dengan
kepentingan pendidikan, akan lebih
ditekankan hakekat manusia menjadi kesatuan sifat mahluk individu dan mahluk
sosial. Individu berarti
tidak bisa dibagi (undivided) dan tidak dapat dipisahkan
Faktor yang mempengaruhi perbedaan individu pada peserta didik
adalah Setiap individu sempurna
mempunyai perbedaan yang unik. perbedaan
inilah yg nantinya
akan membedakan antara
individu yang satu dengan yg lainnya sehingga
bisa dijadikan sebagai
ciri khas yg dapat membedakan individu tersebut. Akan tetapi, pada dasarnya perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor
yang dapat Mempengaruhi adanya perbedaan individual yang terdapat pada setiap
individu.
Masyarakat
Secara etimologis, masyarakat diambil dari kata bahasa
Arab, yaitu musyrak
yang memiliki arti hubungan atau interaksi. Sehingga, bisa dikatakan bahwa
masyarakat adalah kelompok
manusia atau individu
yang hidup secara
bersama-sama pada suatu tempat dan saling berhubungan. Adapun secara umum,
pengertian masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka. Dengan
kata lain, masyarakat merupakan interaksi individu yang berada dalam kelompok tersebut. Selain itu, masyarakat juga bisa
disebut sebagai satu kesatuan atau
kelompok yang memiliki hubungan serta beberapa kesamaan seperti sikap,
perasaan, tradisi, dan budaya. Yang mana kelompok tersebut
membentuk suatu keteraturan.
Adapun pendapat para ahli, menurut
Paul B. Horton
Masyarakat adalah kumpulan
manusia yang memiliki
kemandirian dengan bersama-sama untuk jangka waktu yang lama dan juga mendiami suatu daerah atau wilayah tertentu.
Di mana dalam wilayah tersebut
memiliki kebudayaan yang tidak
berbeda di dalam kelompok tersebut. Dan menurut Linton Masyarakat merupakan
sekumpulan manusia yang sudah lama hidup dan bekerja sama sehingga akan terbentuk suatu
organisasi. Yang mana,
organisasi tersebut dapat mengatur setiap
orang di dalam masyarakat dan bisa mengatur dirinya sendiri
sebagai sebuah satu kesatuan sosial yang memiliki batas-batas tertentu.
Jenis-jenis masyarakat
Masyarakat modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sudah tidak terikat
dengan adat istiadat. Dalam
masyarakat modern, adat istiadat dianggap dapat menghambat kemajuan. Oleh
karena itu, masyarakat modern lebih
memilih mengadopsi nilai-nilai baru yang lebih rasional dalam membawa
kemajuan.
Masyarakat tradisional
Merupakan masyarakat yang masih terikat dengan kebiasaan atau
adat-istiadat yang telah turun
temurun. Dengan kata lain, kehidupan masyarakat tradisional belum dipengaruhi
oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar
lingkungan sosialnya.
Salah satu yang membedakan masyarakat tradisional dengan
masyarakat modern adalah ketergantungan
masyarakat tradisional terhadap alam ditandai dengan proses penyesuaian terhadap
lingkungan alam.
Fungsi Masyarakat
a.
Interaksi
Masyarakat memiliki fungsi
interaksi yang meliputi
koordinasi yang dibutuhkan oleh unit- unit yang sudah menjadi bagian dari
sebuah sistem sosial. Di mana sistem sosial tersebut memiliki kaitan dengan unit-unit yang berkontribusi kepada
organisasi dan fungsi-fungsinya secara keseluruhan.
b.
Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan mempunyai kaitan antara masyarakat dengan
subsistem kultural. Fungsi ini tetap
mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi yang dimiliki oleh masyarakat sambil mempersiapkan dasar
dalam bertingkah laku untuk menuju
kenyataan yang lebih tinggi.
c.
Mencapai tujuan
Fungsi ini untuk mengatur hubungan antara masyarakat sebagai
sistem sosial dengan substansi
kepribadian. Yang mana, fungsi tersebut tercermin ketika dalam penyusunan suatu skala prioritas
dari berbagai tujuan yanh hendak
dicapai.
Kebudayaan
Budaya ataupun kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta ialah
buddhayah, yang berarti wujud jamak dari buddhi
(budi ataupun akal)
yang memiliki makna sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi serta akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yang berarti mengelola ataupun
mengerjakan. Dapat berarti juga mengelola tanah ataupun bertani. Kata culture
pula kadangkala diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Budaya merupakan sesuatu cara hidup yang
tumbuh serta dimiliki bersama oleh suatu kelompok orang serta diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya tercipta dari banyak faktor yang rumit, termasuk
sistem agama serta politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, baju, bangunan,
serta karya seni. Bahasa, sebagaimana pula budaya, ialah bagian tidak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seorang berupaya berbicara dengan orang-orang
yang berbeda budaya serta membiasakan perbedaan- perbedaannya, hal tersebut
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya merupakan sesuatu pola hidup
secara menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, serta luas. Banyak aspek
budaya ikut menentukan sikap komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar
serta meliputi banyak aktivitas sosial manusia.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan
sesuatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan kegiatan seorang serta
memungkinkannya meramalkan sikap orang lain.
1) Unsur-unsur
yang mempengaruhi budaya
Terdapat sebagian pendapat pakar yang
mengemukakan mengenai komponen ataupun unsur kebudayaan, antara lain sebagai
berikut:
a. Melville
J. Herskovits mengatakan kebudayaan mempunyai 4 unsur pokok, yaitu sebagai
berikut: 1) Alat-alat teknologi, 2) Sistem ekonomi, 3) Keluarga, 4) Kekuasaan
politik
b. Bronislaw
Malinowski menyatakan bahwa terdapat 4 unsur pokok yang meliputi:
1) Sistem
norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara anggota masyarakat untuk
membiasakan diri dengan alam sekitarnya.
2) Organisasi
ekonomi
3) Alat-alat
serta lembaga-lembaga ataupun petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga
merupakan lembaga pendidikan utama)
4) Organisasi
kekuatan( politik)
c. Kluckhohn
mengemukakan terdapat 7 unsur kebudayaan secara umum (umum categories of
culture) ialah:
1) Bahasa
2) Sistem
pengetahuan
3) Sistem
tekhnologi serta peralatan
4) Sistem
kesenian
5) Sistem
mata pencarian hidup
6) Sistem
religi
7) Sistem
kekerabatan serta organisasi kemasyarakatan
2) Komponen
kebudayaan
Bersumber pada bentuknya tersebut, Budaya mempunyai
sebagian elemen ataupun komponen, bagi pakar antropologi Cateora, adalah
sebagai berikut:
a. Kebudayaan
material
Kebudayaan material mengacu pada seluruh
ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Adapun yang termasuk dalam kebudayaan
material ini yaitu temuan-temuan yang dihasilkan dari sesuatu penggalian
arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material pula mencakup beberapa barang, semacam tv, pesawat terbang, stadion
berolahraga, baju, gedung pencakar langit, serta mesin mencuci.
a. Kebudayaan
non-material
Kebudayaan nonmaterial merupakan
ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya
berbentuk dongeng, cerita rakyat, serta lagu ataupun tarian tradisional.
b. Lembaga
sosial
Lembaga sosial serta pendidikan memberikan
kedudukan yang banyak dalam kontek berhubungan serta berinteraksi di alam
masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam sesuatu Negara hendak menjadi
dasar serta konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di
Indonesia di kota dan desa dibeberapa daerah, perempuan tidak butuh sekolah
yang tinggi apalagi bekerja pada satu lembaga ataupun industri. Namun di
kota-kota besar perihal tersebut terbalik, normal seseorang perempuan memilik
karier.
c. Sistem
kepercayaan
Bagaimana masyarakat meningkatkan dan
membangun system keyakinan ataupun kepercayaan terhadap suatu, perihal ini akan
mempengaruhi system evaluasi yang terdapat dalam warga. Sistem kepercayaan ini
akan mempengaruhi kebiasaan, bagaimana memandang hidup serta kehidupan, cara
mereka berkonsumsi, hingga dengan cara berbicara.
d. Estetika
Berhubungan dengan seni serta kesenian,
music, cerita, dongeng, hikayat, drama serta tari- tarian, yang berlaku dan
tumbuh dalam masyarakat. Semacam di Indonesia tiap masyarakatnya mempunyai
nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini butuh dimengerti dalam seluruh
peran, supaya pesan yang akan kita sampaikan bisa mencapai tujuan serta
efisien. Misalkan di sebagian daerah sdan bersifat kedaerah, setiap akan
membangu bagunan tipe apa saja wajib meletakan janur kuning serta buah-buahan,
sebagai symbol yang bermakna disetiap derah berbeda. Namun di kota besar
semacam Jakarta tidak sering bisa jadi tidak nampak masyarakatnya memakai cara
tersebut.
e. Bahasa
Bahasa ialah alat pengatar dalam
berkomunikasi, bahasa tiap wilayah, bagian serta Negeri mempunyai perbedaan
yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa ialah komponen komunikasi
yang sulit dimengerti. Bahasa mempunyai sidat unik serta komplek, yang hanya
bisa dipahami oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi keunikan serta kekomplekan
bahasa ini wajib dipelajari serta dimengerti supaya komunikasi lebih baik dan
efisien dengan mendapatkan nilai empati serta simpati dari orang lain.
B. Pendidikan
Sosialisasi
Secara etimologis, sosiologi berasal dari
bahasa latin yaitu socious yang berarti teman dan bahasa yunani yaitu logos
yang berarti kata atau berbicara. Jadi secara harfiah, sosiologi adalah
berbicara tentang teman, kemudian artinya diperluas menjadi berbicara dengan
masyarakat. Objek sosiologi adalah manusia. Berbeda dengan pengetahuan alam
yang objeknya benda, manusia dan perilakunya sulit untuk dipahami dan
dimengerti karena mempunyai perilaku yang sifatnya individu dan sosial. Manusia
merupakan persilangan antara makhluk individu dan sosial. Dalam konsep baru
sosiologi, individu dan masyarakat tidak mungkin di pisahkan. Kebebasan sebagai
individu tak mungkin di pikirkan tanpa ikatan dan keberkaitan dengan orang lain.
Dengan demikian, tanpa individu tidak ada masyarakat dan tanpa masyarakat tidak
ada individu. Kajian sosiologi selalu diarahkan pada struktur social dan proses
atau dinamika social. Sedangkan sosialisasi dapat dipahami sebagai sebuah
proses pengaruh, dipengaruhi, dan mempengaruhi aktivitas yang dengannya setiap
individu dapat menyesuaikan diri. Walaupun pemahaman tersebut tersebut tidak
memiliki rujukan yang jelas namun hal itu sangat menarik untuk didiskusikan.
Pendidikan sosialisasi merupakan suatu proses
belajar yang dimana seseorang menghayati (internalisasi) norma norma di tempat
ia hidup sehingga menjadi individu yang baik. Sosialisasi adalah suatu proses
mempelajari kebiasaan dan tata kelakukan untuk menjadi bagian dari suatu
masyarakat. Dalam proses sosialisasi individu belajar tingkah laku, kebiasaan
serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga keterampilan-keterampilan sosial
seperti berbahasa, bergaul, berpakaian, dll. Segala sesuatu yang dipelajari
individu harus dipelajari dari anggota masyarakat lainnya, secara sadar apa
yang diajarkan oleh orang tua, saudara, anggota keluarga lainnya dan di sekolah
kebanyakan oleh gurunya. Dengan tak sadar ia belajar dengan mendapatkan
informasi serta kejadian dari berbagai situasi sambil mengamati kelakuan orang
lain, membaca buku, menonton televisi, mendengar percakapan orang dan
sebagainya atau menyerap kebiasaan-kebiasaan dalam lingkungannya. Seluruh
proses sosialisasi berlangsung dalam interaksi individu dengan lingkungan.
Jika dikaitkan dengan ranah pendidikan hal
ini memberikan pemahaman adanya proses interaksi antara dirinya dengan dengan
dirinya maksudnya adalah upaya untuk menggali potensi-potensi yang ada dalam
dirinya untuk dapat diaktualkan atau dirinya dengan sesuatu yang berada di luar
dirinya seperti keluarga, masyarakat, dan lingkungannya sehingga mempengaruhi
cara berpikir, memahami, kemudian bertindak. Pendidikan sosialisasi mengacu
pada tripusat pendidikan, yakni : keluarga, sekolah dan masyarakat. Adapun
penjelasan nya sebagai berikut.
1) Pendidikan
dalam keluarga
Keluarga dikenal sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama dan juga utama. Perlakuan pada masa awal ini memiliki
peran utama dalam pembentukankarakter dan kepribadian seorang anak. Peran dan
pengaruh keluarga sangatlah esensial bagi perkembangan anak. Segala hal yang
diberikan dan didapatkan dari lingkungan keluarga akan menjadi sumber perilaku
pertama yang akan mempengaruhi pembentukan karakter dan perilaku serta pribadi
seorang anak.
2) Pendidikan
dalam sekolah
Selama kurang lebih enam sampai tujuh jam,
pada umumnya anak berada di lokasi sekolah baik secara fisik, tetapi juga
secara psikis mereka mengikuti kegiatankegiatan dirancang oleh pihak sekolah.
Sekolah memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam hal perkembangan anak.
Pengalaman interaksi dan sosialisasi anak dengan siapapun di lingkungan sekolah
akan lebih bermakna bagi anak daripada dengan orang dewasa lainnya. Disekolah
ia akan bersosialisasi dengan teman sebayanya, gurunya serta masyarakat
sekolah.
3) Pendidikan
dalam masyarakat
Terlepas dari wilayah keluarga dan sekolah,
seorang anak adalah bagian dari lingkungan masyarakat. Masyarakat adalah
lembaga pendidikan terluas, seorang anak melihat segala perilaku dan perbuatan
dalam kegiatan-kegiatan serta aktifitas bersama dilingkungan masyarakat. Kata
“masyarakat” memiliki beberapa definisi, diantaranya: diantaranya masyarakat
adalah sekumpulan orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan,
b) sebuah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu dan c) Sekelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam
waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama
dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
B. Pendidikan
Enkulturasi
Enkulturasi adalah proses sosial yang
dilakukan oleh seorang individu dalam mempelajari dan menyesuaikan pikiran
serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem sosial terkait norma, tatanan
sosial, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam sifat kebudayaannya.
Adapun pengertian enkulturasi menurut para
ahli:
1) Havilland
(1988), Pengertian enkulturasi adalah praktik pendidikan dilakukan seseorang
yang biasanya bersumber dalam adat kebiasaan pokok masyarakat yang berhubungan
dengan pangan, tempat berteduh dan perlindungan. Sehingga dalam praktik untuk
arti pendidikan anak pada gilirannya menghasilkan kepribadian tertentu pada
masa dewasa.
1) Adamson
Hoebel, Definisi enkulturasi adalah keadaan yang terjadi pada seseorang untuk
mengakulturasikan unsur budayanya sekaligus menginternalisasi hasil kebudayanya
dalam kehidupan bermasyarakat.
2) Tri
Widiarto (2007), Enkulturasi yaitu proses pembelajaran kebudayaan yang
didapatkan seseorang dalam jangka waktu panjang dengan pengaruh adanya
pendidikan formal maupun pendidikan non formal dengan berjalan secara tidak
sengaja.
3) J.W.M.
Baker. SJ (2014), Arti enkulturasi adalah bagian daripada proses sosial yang
dilakukan individu dan kelompok terkait pembelajaran budaya sebagai anggota
masyarakat tertentu.
A. Tahapan
proses enkulturasi
a) Belajar
dan meniru
Proses pertama terkait terjadinya enkulturasi
seringkali dimulai dari adanya kegiatan belajar dengan meniru berbagai bentuk
tindakan sosial yang kemudian setelah diterima secara tidak sadar bisanya
membentuk keyakinan untuk mengikuti tindakan tersebut.
b) Internalisasi
Tahapan selanjutnya setelah terjadi tindakan
yang di hasilkan dari belajar kemudian indovidu tersebut melakukan
internalisasi atau di masukan dalam kepribadiannya. Dengan tahaan yang
dilakukan berkali-kali, maka tindakan seseorang menjadi suatu pola yang mantap
dan norma sosial yang kemudian mengatur tindakannya dibudayakan.
Contoh proses enkulturasi:
Kejadian yang dilakukan oleh seorang anak
dalam menyesuaikan diri dengan waktu makan di setiap paginya. Dengan adanya
proses tindakan sebelumnya berupa pengajaran, yang menjelaskan bahwa banyak
manfaat sarapan yang harus di dapatkan oleh seseorang.
Karena adanya kegiatan sarapan (makan pagi)
yang dilakukan oleh seseorang dalam memberikan pandangan dan penjelasan, maka
kebiasaan itu akan tertanam maupun terinternalisasikan dalam diri seseorang,
kebiasan-kebiasaan inilah yang dinamakan dengan enkulturasi.
B. Fungsi
enkulturasi
a. Memberikan
pengetahuan kepada seseorang terkait dengan budaya yang dimiliki
b. Mampu
memperkecil adanya berbagai jenis konflik sosial lantaran sebelumnya didorong
dengan pengetahuan yang yang baik.
c. Menumbuhkan
kecintaan terhadap dirinya sendiri beserta kebiasaan yang dilakukan. Hal ini
disebabkan karena proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mengenal hasil
kebudayaan dengan cara dilakukan secara ajeg (terus menerus).
Contoh enkulturasi
a. Kebudayaan
Contoh enkulturasi dalam kebudayaan, misalnya
saja adalah prilaku yang dilakukan oleh Suku Baduy Dalam, yang menutup
perkembangan dan pengaruh globalisasi. Mereka banyak mengangap bahwa pengaruh
dunia luar akan dapat memberikan dampak negatif, tidak akan ada dampak postif
yang di dapatkannya.
Keadaan ini terus menerus di tanamkan dari
generasi ke genrerasi, maka suatu kewajaran jika kebudayaan tidak menerima
perkembangan zaman inilah menjadi pengaruh besar dalam terbentuknya enkulturasi
di dalam masyarakat baduy.
b. Pendidikan
Mengenai enkulturasi dalam pendidikan
misalnya saja ketika seseorang sejak kecil mendapatkan pendidikan untuk
mengenal ideologi pancasila, sebagai ideologi negara tanpa bisa dianggangu
gugat. Pengenalan ini kemudian dilakukan secara terus menerus, hingga akhirnya
seseorang dapat mengenai ideologi bangsa Indonesia.
a. Kehidupan
sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja
ialah adanya keteraturan sosial yang dilakukan oleh seseorang untuk tidur di
waktu siang hari. Keteraturan tersebut lambat laun akan menjadi kebiasaan yang
terus berlaku dalam keluarganya, bahkan setelah seseorang berkeluarga.
A. Pendidikan
sebagai pranata sosial
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1991,
hlm. 232) pendidikan adalah Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan; proses, perbuatan, cara mendidik. Pendidikan dalam bahasa Yunani
disebut paedagogis yang berarti bimbingan yang diberikan pada anak, istilah ini
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang berarti
pengembangan atau bimbingan. Dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 Tahun 2003 Bab I pasal I, dikatakan bahwa Pendidikan adalah adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara (Undang-undang Republik Indonesia 2006, hlm. 2). Dapat ditarik
kesimpulan bahwa Pendidikan adalah seseorang atau kelompok orang yang melakukan
bimbingan secara sadar kepada peserta didik dengan tujuan agar peserta didik
dapat aktif mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya, mengubah sikap dan
perilaku peserta didik menjadi lebih baik sehingga peserta didik dapat
mengendalikan dirinya.
Secara umum yang dimaksud dengan pranata
sosial atau lembaga sosial dapat dimaknai sebagai organisasi, asosiasi atau
kelompok social (Momon Sudarma 2003, hlm. 43). Pranata sosial adalah merupakan
sekumpulan norma (sistem norma) dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan
pokok manusia (Khairul Hidayati dkk 2007, hlm. 45). Selanjutnya lembaga sosial
menurut Rober Melver dan CH. Page yang dikutip oleh Soekanto adalah prosedur
atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang
tergabung dalam suatu kelompok dalam masyarakat (Sujono Soekanto1990, hlm.
218). Dapat disimpulkan bahwa pranata sosial adalah sistem norma yang dibuat
untuk mengatur manusia dalam memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari
yang selalu berhubungan dengan masyarakat yang lainnya.
Macam-macam pranata sosial
Adapun macam-macam pranata sosial yang sangat
penting dalam kehidupan masyarakat, antara lain pranata keluarga, pranata
agama, pranata ekonomi, pranata pendidikan, dan pranata politik (Mulat Wigati
Abdullah 2006, hlm. 43-44).
a) Pranata
Keluarga
Pranata keluarga adalah bagian dari pranata
sosial yang meliputi lingkungan keluarga dan kerabat. Pembentukan watak dan
perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pranata keluarga yang dialami dan
diterapkan sejak kecil. Pranata keluarga berfungsi untuk menjaga dan
mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat. Pranata keluarga yang dasar
utamanya adalah kasih sayang diantara sesama anggota keluarga dengan tujuan
utamanya untuk pengembangbiakan dan pemanusiaan manusia (Parsudi Suparlan 1995,
hlm. 5). Menurut Soenjono Soekanto (1987, hlm. 89) pranata keluarga merupakan
sistem norma dan tata cara yang diterima untuk menyelesaikan beberapa tugas
penting. Keluarga berperan membina anggota-anggotanya untuk beradaptasi dengan
lingkungan fisik maupun lingkungan budaya di mana ia berada. Bila semua anggota
sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan di mana ia tinggal maka kehidupan
masyarakat akan tercipta menjadi kehidupan yang tenang, aman dan tenteram.
b) Pranata
Agama
Pranata agama adalah sistem keyakinan dan
praktek keagamaan dalam masyarakat yang telah dirumuskan dan dibakukan
a) Pranata
Ekonomi
Pranata ekonomi lahir ketika orang-orang
mulai mengadakan pertukaran barang, secara rutin membagi tugas dan mengakui
adanya tuntutan dari seseorang terhadap orang lain. Pranata ekonomi ada dan
diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan membatasi perilaku ekonomi
masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan keadilan dalam perekonomian
masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanya interaksi manusia, yaitu sejak
manusia mulai membutuhkan barang atau jasa dari manusia lain. Bentuk paling
sederhana dari pelaksanaan pranata ekonomi adalah adanya sistem barter (tukar
menukar barang). Akan tetapi, untuk kondisi saat ini, sistem barter telah
jarang digunakan dan sulit untuk diterapkan.
b) Pranata
Politik
Pranata politik adalah serangkaian peraturan,
baik tertulis ataupun tidak tertulis yang berfungsi mengatur semua aktivitas
politik dalam masyarakat atau negara. Di Indonesia, pranata politik tersusun
secara hierarki, berikut ini :
1) Pancasila,
2) Undang-Undang Dasar 1945, 3) Ketetapan MPR, 4) Undang-Undang, 5) Peraturan
Pemerintah, 6) Keputusan Presiden, 7) Keputusan Menteri, 8) Peraturan Daerah.
Pengaruh Pendidikan sebagai pranata sosial Seperti
yang telah diuraikan sebelumnya bahwa masalah sosial akan dapat muncul ketika
kenyataan yang ada tidak dapat dipahami oleh pengetahuan kebudayaan yang
dipunyai oleh para individu atau dipahami secara berbeda antara masing-masing
individu yang terlibat di dalam interaksi sosial yang ada.
Secara sederhana pendidikan dimaknai sebagai
upaya untuk melahirkan manusia terdidik, yang secara normatif memiliki ciri
kritis, rasional, sosial, bertaqwa, bermoral dan menghargai nilai- nilai
kemanusiaan. Pendidikan sebagai salah satu pranata sosial, sudah tentu tidak
bisa lepas dari keterpengaruhan saling silang budaya. Maka dari itu, mengamati
dunia pendidikan tentu tidak cukup hanya dengan melihat problem internal
pendidikan, misalnya dari sudut pandang komponen pendidikan, tetapi tidak bisa
tidak, harus dengan berbagai perspektif, misalnya budaya, sosial, ekonomi,
politik, sejarah, filsafat dan sebagainya.
Dalam pranata sosial komuniti, diatur status
dan peran untuk melaksanakan aktivitas pranata yang bersangkutan. Dengan kata
lain bahwa peran-peran tersebut terangkai membentuk sebuah sistem yang disebut
sebagai pranata sosial atau institusi sosial yakni sistem antar hubungan
norma-norma dan peranan-peranan yang diadakan dan dibakukan guna pemenuhan kebutuhan
yang dianggap penting masyarakat (Suparlan 2004, hlm. 6), atau sistem antar
hubungan peranan-peranan dan norma-norma yang terwujud sebagai tradisi untuk
usaha-usaha pemenuhan kebutuhan- kebutuhan sosial utama tertentu yang dirasakan
perlunya oleh para warga masyarakat yang bersangkutan.
Pada masa sekarang sudah banyak orang-orang
yang terdidik, berpendidikan sarjana ke atas, dan ini merupakan milik individu
untuk dapat digunakan bagi individu tersebut untuk bekerja berinovasi dan
seterusnya. Semua kemampuan individu ini walaupun dikelompokkan sebagai bentuk
kelompok sosial belum dapat dikatakan menjadi modal sosial. Hal ini berkaitan
dengan mampukah individu-individu tersebut bekerjasama berfungsi satu dengan
lainnya sebagai bentuk solidaritas. Sehingga secara lebih luas akan
mempengaruhi pola hidup masyarakatnya sendiri.