Hakikat Landasan Pendidikan
HAKIKAT LANDASAN PENDIDIKAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya pendidikan merupakan salah
satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia dan merupakan suatu kegiatan yang
universal, karena di mana pun dan kapan pun di dunia terdapat pendidikan.
Menurut (Nurmalita, 2019) pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia
untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia atau
untuk memuliakan manusia. Pendidikan pada hakikatnya dapat mencakup kegiatan
mendidik, mengajar, dan melatih (Cecep et al., 2021). Untuk terlaksananya
pendidikan dengan baik dan tepat, diperlukan suatu ilmu yang mengkaji secara
mendalam bagaimana harusnya pendidikan itu dilaksanakan.
Landasan pendidikan merupakan tempat bertumpu,
prinsip, atau dasar teori yang dapat dijadikan pembahasan kependidikan bagi
pendidik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Nurmalita, 2019) bahwa landasan pendidikan
diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara Indonesia, agar
pendidikan yang sedang berlangsung mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat
kuat karena setiap pendidikan di setiap negara berbeda. Landasan Pendidikan
tersebut meliputi; Landasan Filosofi Pendidikan, Landasan Psikologi Pendidikan,
Landasan Sosiologi dan Antropologis Pendidikan, Landasan Historis Pendidikan,
dan Landasan Yuridis Pendidikan.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian Landasan Pendidikan.
2. Mengetahui jenis-jenis Landasan Pendidikan.
3. Mengetahui Fungsi dan Kegunaan Landasan
Pendidikan.
1.3 Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan, diharapkan
dengan adanya makalah ini dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Dapat menambahkan ilmu pengetahuan yang
baru, khususnya bagi para pembaca mengenai pengertian, jenis-jenis, serta
fungsi dan kegunaan landasan pendidikan.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan sumber
referensi bagi mahasiwa khususnya di bidang pendidikan untuk ditelusuri lebih
dalam terkait landasan pendidikan.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Landasan Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
landasan diartikan sebagai tumpuan, dasar atau alas, maka dari itu landasan
merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Sedangkan
pendidikan dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktik
sehingga kita mengenal istilah praktik pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa
landasan pendidikan adalah dasar pendidikan secara keseluruhan. Di dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1995), bahwa kata landasan berarti alas dan tumpuan.
Kata alas berhubungan dengan fisik, seperti landasan pesawat terbang, sedangkan
kata tumpuan berhubungan dengan hukum, prinsip, konsep, teori seperti Undang-Undang
Dasar 1945, dsb.
Berdasarkan pengertian landasan dari kedua
kamus tersebut dapat diklasifikasikan bahwa landasan terdiri dari:
1. Landasan yang bersifat fisik yaitu landasan
yang mengarah pada wujud fisik.
2. Landasan yang bersifat konseptual, yaitu
landasan yang mengarah pada suatu konsep,prinsip, teori atau kontribusinya
terhadap suatu teori atau ilmu yang lainnya atau suatu praktek, seperti
landasan filosofis pendidikan, dsb. Landasan yang bersifat konseptual menurut
sifatnya sama dengan asumsi, yaitu suatu istilah yang meliputi semua macam
pendirian yang dapat dipergunakan untuk memulai suatu pemikiran ke arah
pemecahan suatu masalah, biasanya dianggap benar dan self evident. (Soegarda
Poerbakawatja dan Harahap, 1982).
Di sisi lain axioma sebagai salah satu bagian
dari asumsi mengungkap bahwa dalam sebuah pengertian lama berlaku untuk sebuah
prinsip yang tidak terbuka untuk perdebatan karena self-evidence, biasanya di
atas prinsip ini sebuah struktur penalaran ditegakkan atau dapat ditegakkan; dalam
penggunaan yang lebih berlaku saat ini ia mengimplikasikan sebuah prinsip yang secara
universal diterima atau dianggap sebagai sesuatu yang berharga untuk diterima kctimbang
sebagai sebuah kebenaran yang niscaya; contohnya dalam kata-kata, "salah satu
axioma bisni AS adalah bahwa efisiensi ditingkatkan melalui spesialisasi" (Merriam-Webster
Incorporated, 2000). Sedangkan Redja Mudyahardjo (1995) mengatakan bahwa,
asumsi adalah suatu gagasan, kepercayaan, prinsip, pendapat atau pernyataan
yang sudah dianggap benar, yang dijadikan titik tolak dalam rangka berpikir, dan
atau dalam rangka bertindak. Dengan demikian asumsi memberikan arah argumentasi.
Landasan Pendidikan diperlukan dalam proses
Pendidikan agar Pendidikan yang sedang berlangsung memiliki pondasi atau
pijakan yang kuat. Landasan Pendidikan mengacu pada bidang studi Pendidikan
yang dipahami secara luas yang memperoleh karakter dan metodenya dari sejumlah
disiplin ilmu dan kombinasi antar disiplin ilmu dengan arca studi sejarah,
filsafat ,agama ,antropologi ,ekonomi, ilmu politik ,Pendidikan
internasional, dan lain-lain.
Landasan Pendidikan menurut para ahli adalah
sebagai berikut :
1. Thomas Groome Pendidikan dapat dilihat
sebagai aktifitas politik bersama peziarah yang dengan sengajadan terarah
mendampingi manusia dahulu, sekarang dan nanti.
2. KI Hajar Dewantara Pendidikan dilihat
sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, yang senantiasa menuntun
kekuatan kodrat mereka agar mencapai kebahagiaan yang setinggi-tinggi.
3. Langeveld M.J Pendidikan merupakan usaha,
pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar mendewasakan
anak itu melaksanakannya sendiri.
4. Menurut UU No.2 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh
dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan Negara.
2.2 Tujuan Landasan Pendidikan
Dilansir dari laman serupa.id tujuan landasan
pendidikan sebagai berikut.
1. Pendidikan menjadi hak seluruh manusia
tanpa syarat apa pun.
2. Pemerataan pendidikan baik dari segi
kuantitas maupun kualitas bagi seluruh umat manusia.
3. Terjaganya hak pendidikan bagi seluruh
kalangan tanpa terkecuali.
4. Pendidikan berfungsi sebagaimana mestinya,
yakni memajukan dan membantu manusia untuk dan tidak disalahgunakan untuk hal
yang negatif.
2.3 Jenis-jenis Landasan Pendidikan
Ada berbagai jenis landasan pendidikan,
berdasarkan sumber perolehannya dapat mengidentifikasi jenis landasan
pendidikan menjadi :
1. Landasan Religius Pendidikan
Yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi
atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau
studi pendidikan. Contohnya "Carilah ilmu sejak dari buaian hingga masuk
liang lahat (hingga meninggal dunia)", "Menuntut ilmu ialah kewajiban
bagi setiap muslim" (HR Ibnu Majah). "Barangsiapa yang menempuh suatu
jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah Swt akan memudahkan baginya jalan menuju
surga.” (HR. Muslim). Bertitik tolak kepada Hadits tadi, maka bagi setiap
muslim belajar atau melaksanakan pendidikan merupakan suatu kewajiban, selain
itu menuntut ilmu juga merupakan suatu amalan bagi umat muslim.
2. Landasan Filosofis Pendidikan
Yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
filsafat yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau
studi pendidikan. Contoh landasan filsafat pendidikan diantaranya penganut
Realisme lain dapat
bahwa "pengetahuan yang benar diperoleh
manusia melalui pengalaman indra (penginderaan). Implikasinya, penganut
Realisme mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung (misal: melalui
observasi, praktikum, dsb.) atau pengalaman tidak langsung (misal: melalui
membaca laporan-laporan hasil penelitian, dsb).
3. Landasan Ilmiah Pendidikan
Yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
berbagai cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. Tergolong ke dalam landasan
ilmiah pendidikan antara lain: landasan psikologis pendidikan, landasan
sosiologis pendidikan, landasan antropologis pendidikan, landasan historis
pendidikan, dsb. Landasan ilmiah pendidikan dikenal pula sebagai landasan
empiris pendidikan atau landasan faktual pendidikan. Contoh pada psikologi
adalah "Setiap individu mengalami perkembangan secara bertahap, adapun
pada setiap tahap perkembangannya setiap individu memiliki tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikannya". Implikasinya, pendidikan mesti
dilaksanakan secara bertahap; tujuan dan isi pendidikan mesti disesuaikan dengan
tahapan dan tugas perkembangan individu/peserta didik. Contoh pada sosiologis
"Di dalam masyarakat yang menganut stratifikasi sosial terbuka, terdapat
peluang besar untuk terjadinya mobilitas sosial. Adapun faktor yang memungkinkan
terjadinya mobilitas sosial itu antara lain bakat dan pendidikan". Implikasinya,
para orang tua rela berkorban membiayai pendidikan anak-anaknya (dengan
menyisihkan kebutuhan hidup sekunder lainnya) agar anak mereka dapat naik dalam
tingkatan anak tangga sosialnya.
Contoh pada antropologi adalah masyarakat akan
tetap eksis apabila terdapat konformitas dan homogenitas di dalamnya, untuk itu
maka masyarakat menyelenggarakan enkulturasi terhadap generasi mudanya. Contoh
pada historis yaitu semboyan "tut wuri handayani sebagai salah satu peranan
yang harus dilaksanakan oleh para pendidik adalah semboyan dari Ki Hadjar Dewantara
(Pendiri Perguruan Nasional Taman Siswa pada tgl 3 Juli 1922 di Yogyakarta)
yang disetujui hingga masa kini dan untuk masa datang karena dinilai berharga.
4. Landasan Yuridis Atau Hukum
Pendidikan
Yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studimpendidikan. Contohnya adalah dii dalam UU RI
No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan: "Setiap
warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar" (Pasal 6); "Setiap warga Negara yang berusia 6
tahun dapat mengikuti program wajib belajar" (Pasal 34). Implikasinya, Kepala
Madrasah Ibtidaiyah atau para guru panitia penerimaan siswa baru di MI harus
memprioritaskan anak-anak (pendaftar) berusia tujuh tahun untuk diterima
sebagai siswa daripada anak-anak yang baru mencapai usia enam tahun.
Karena itu, panitia penerimaan siswa baru
perlu menyusun daftar urut anak (pendaftar) berdasarkan usianya, selanjutnya,
berdasarkan aturan di atas baru panitia menetapkan batas nomor urut pendaftar
yang akan diterima sesuai kapasitas yang dimiliki sekolah.
Selain yang sudah dijelaskan di atas,
sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum dan silabus MKDP mata kuliah
landasan pendidikan 2007 maka jenis kajian landasan pendidikan pada pembahasan
ini berkisar pada asumsi-asumsi, konsep, prinsip, dan teori yang dimuat pada
kurikulum dan silabus tersebut.
Adapun gambarannya sebagai berikut :
1. Manusia dan Pendidikan
Hakekat manusia dalam hubungannya dengan
pendidikan adalah manusia sebagai makhluk yang harus/perlu dididik dan
mendidik, manusia sebagai makhluk yang dapat dididik dan mendidik, serta
pendidikan sebagai humanisasi.
2. Pendidikan sebagai Ilmu dan Seni
Dalam pembelajaran dikenal dengan istilah
Teaching of Science and Teaching of An, mengajar sebagai ilmu artinya bahwa
pendidik diharapkan menguasai isi materi pembelajaran secara memadai, dan
mengajar sebagai seni artinya bahwa pendidik piawai dalam cara penyampaian isi
materi pembelajaran agar para terdidik dengan cepat dan tepat menguasai materi
pembelajaran.
Pendidikan sebagai ilmu terarah pada bagaimana
melaksanakan studi dan praktek pendidikan tentang ilmu kependidikan pada
bahasan ini diungkap tentang pentingnya status keilmuan pendidikan, konsep
pengetahuan dan imu pengetahuan, karakteristik dan kriteria ilmu pengetahuan,
pendidikan sebagai ilmu pengctahuan. Sedangkan pendidikan sebagai seni terarah
pada bagaimana menerapkan hasil studi pendidikan dalam praktek pendidikan, pada
bahasan ini diungkap tentang mendidik sebagai seni dan teknik, dan mempelajari
seni didik serta teknik pendidikan.
2.4 Fungsi dan Kegunaan Landasan Pendidikan
Adapun fungsi dari Landasan Pendidikan adalah
sebagai berikut :
1. Perlindungan fungsi agar pendidikan tidak
disalahgunakan untuk hal yang buruk.
2. Barometer utama untuk memastikan kualitas
pendidikan yang terarah sesuai dengan kebutuhan tujuan.
3. Sebagai pijakan utama yang kokoh dan adil
untuk memastikan keadilan pendidikan seperti dalam landasan hukum pendidkan.
4. Landasan perlindungan hukum untuk menjaga
keadilan dan kemerataan pendidikan.
5. Sebagai dasar pijakan atau titik tolak
praktik pendidikan dan atau studi pendidikan.
Makna fungsi berkaitan dengan manfaat, maka
manfaat landasan pendidikan adalah sebagai titik tolak atau pijakan konsep,
prinsip, teori dalam studi dan praktik pendidikan. Oleh karenanya sebagai calon
pendidik perlu mengetahui dan memahami landasan pendidikan yang terarah dalam
melaksanakan pendidikan.
Ada berbagai manfaat calon pendidik
mempelajari landasan pendidikan, diantaranya:
1. Mengetahui berbagai konsep, prinsip, dan
teori pendidikan dalam melaksanakan praktek pendidikan, dengan demikian calon
pendidik menggali pandangan-pandangan pendidikan yang bersifat teoritis.
2. Mempunyai pengenalan kritis terhadap
pandangan-pandangan teori pendidikan sehingga dapat memilah-milah dan
menentukan teori pendidikan yang dapat dikembangkan dalam pelaksanaan
pendidikan.
3. Secara langsung atau tidak langsung
memberikan kontribusi pada pola pikir dan pola kerja calon pendidik secara
terpadu tentang bagaimana seharusnya melaksanakan studi dan praktik pendidikan.
4. Dapat lebih meyakini dan menghayati tentang
konsep, prinsip, dan teori pendidikan yang dipelajarinya dalam pelaksanaan
pendidikan. Meyakini dalam arti keteguhan diri dalam melaksanakan studi
pendidikan, menghayati dalam arti perasaan jiwa tentang pentingnya keyakinan
memahami teori pendidikan dalam menunjang pelaksanaan pendidikan.
3.1 Simpulan
Landasan pendidikan adalah suatu dasar pijakan
dari suatu hal/titik tumpu untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar terdidik secara aktif dan mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki ilmu keagamaan pengendalian diri kepribadian kecerdasan akhlak mulia
berguna terhadap masyarakat agama dan bangsa. Sebagai calon guru mempelajari
landasan pendidikan adalah suatu hal yang diperlukan, karena bisa dijadikan
sebagai titik tolak atau pijakan konsep, prinsip, teori dalam studi dan praktik
pendidikan. Oleh karenanya sebagai calon pendidik perlu mengetahui dan memahami
landasan pendidikan dengan sebaik mungkin supaya terarah dalam melaksanakan
pendidikan.
3.2 Saran
Landasan pendidikan di Indonesia yakni
Pancasila dalam pendidikan juga harus bisa menyesuaikan dan menyelaraskan
tujuan pendidikan nasional, kurikulum pendidikan, metode pendidikan, dan
kejelasan pendidik dan peserta didik. Dengan strategi tersebut maka harapan
yang diinginkan akan terpenuhi sejalan dengan belajar mengajar di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pustaka. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi Kedua. Depdikbud. Jakarta.
Cecep, H., Widyastuti, A., Subakti, H.,
Hasibuan, F. A., Sartika, S. H., Ardiana, D. P. Y., ... &
Simarmata, J. (2021). Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan. Yayasan Kita Menulis.
Mudyaharjo, R,. (1995). Filsafat Pendidikan
(Sebuah Studi Akademik). Jurusan FSP-FIP IKIP Bandung.
Merriam-Webster Incorporated. (2000).
Merriam-Webster’s Unabriged Dictionary.
Nurmalita, S. (2019, December 19). Hakikat
Pendidikan dan Landasan Pendididkan. https://doi.org/10.31219/osf.io/y9xb3.
Poerbakawatja, Soegarda dan Harahap, H.A.H.
(1982). Ensiklopedi Pendidikan, Edisi Kedua. PT. Gunung Agung. Jakarta.
Robandi B. (2005). Makalah Landasan
Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia.
Robandi B, DKK. (2021). Landasan Pendidikan.
UPI PRESS. Universitas Pendidikan Indonesia.
Silabus MKDP mata kuliah Landasan Pendidikan
2007.
Serupa.id. (2020, 25 Oktober). Landasan
Pendidikan: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Jenis, dsb. Diakses pada 6 Februari
2022, dari https://serupa.id/landasan-pendidikanpengertian-fungsi-tujuan-jenis-dsb/.
Syaripudin, T. 2012. Landasan Pendidikan.
Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI