Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tanggung Jawab Pendidikan

 


TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan diartikan sering kali sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai –nilai di masyarakat dan kebudayaannya dalam arti sederhanapendidikan. Istilah pendidikan atau paedagogik berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja oleh orang dewasa agar menjadi dewasa dalam perkembangan pendidikannya. Pendidikan adalah usaha masyarakat dan lingkungan untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan lingkungan. Menyelidiki ilmu pendidikan yaitu menyelidiki ilmu pendidikan yaitu menyelidiki ilmu pendidikan yaitu menyelidiki ilmu pendidikan yaitu menyelidiki ilmu Pendidikan Pendidikan mengubah sikap dan tata cara seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

 

Pendidikan (formal) di seluruh organisasi adalah proses pengembangan kearah yang diinginkan oleh organisasi bersangkutan. Pendidikan di Indonesia merupakan bagian dari kegiatan bangsa. Pendidikan diharapkan mampu mencerdaskan bangsa dan membangun bangsa, adapun sebagai wahana untuk saling bertukar ilmu pengetahuan dan pendapat.

 

Rumusan masalah

1. Bagaimana bertanggung jawab dalam Pendidikan?

2. Apa yang dimaksud tanggung jawab Karakter dalam Pendidikan?

3. Apa yang dimaksud implikasi kewibawaan terhadap tanggung jawab Pendidikan?

4. Apa saja implikasi tanggung jawab Pendidikan terhadap batas-batas Pendidikan?

 

Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui apa aitu tanggung jawab dalam Pendidikan.

2. Dapat mengetahui apa itu kewibawaan terhadap tanggung jawab Pendidikan.

3. Untuk mengetahui implikasi tanggung jawab terhadap batas – batas pendidikan.

4. Untuk mengetahui karakter dalam Pendidikan

 

PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab Pendidikan

Menurut Aziz (2012) dalam Pasani, dkk (2016), menciptakan peserta didik menjadi orang-orang bertang-gung jawab harus dimulai dari memberikan tugas-tugas yang kelihatan sepele. Misalnya tidak membuang sampah di dalam kelas atau sembarang tempat. Tidak perlu ada sanksi untuk pembelajaran ini, cukup peserta didik ditumbuhkan akan kesadaran akan tugas. Sehingga tugas itu akhirnya berubah menjadi kewajiban membuang sampah pada tempatnya.Adapun Tanggung jawab dalam karakter peserta didik.

 

a. Tanggung jawab karakter peserta didik

Karakter tanggung jawab sebagai salah satu pendidikan karakter tentunya terdapat karakteristik dalam pelaksanaanya. Dikutip dari Direktorat Tenaga Kependidikan (2007:6) dalam Pasani, dkk (2016), tanggung jawab individu berarti seorang yang berani berbuat, berani bertanggung jawab tentang segala resiko dari perbuatan-nya yang meliputi :

a. Menyelesaikan semua tugas dan latihan yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Menjalankan instruksi sebaik-baiknya selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Dapat mengatur waktu yang telah ditetapkan.

d. Serius dalam mengerjakan sesuatu.

e. Fokus dan konsisten.

f. Tidak mencontek.

g. Rajin dan tekun selama proses pembelajaran berlangsung.

 

Karakter tanggung jawab sebagai salah satu pendidikan karakter dalam sekolah dapat meningkatkan hasil balajar siswa di sekolah. Pendidikan tanggung jawab karakter menggunakan berbagai strategi, khususnya dalam pembelajaran. Kajian berikut berfokus pada beberapa kajian tentang strategi pengembangan karakter di kelas. Tujuan pendidikan tingkat pendidikan adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih lanjut. Berdasarkan fakta-fakta ini, penyelenggaraan pendidikan adalah sangat luhur, yaitu meletakkan landasan yang kuat bagi peserta didik untuk menjadi manusia yang memiliki kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak, dan tanggung jawab, akibatnya, proses pengajaran harus mampu mengidentifikasi dan menghargai karakteristik siswa.

 

Sudardja (1994) menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup dengan baik dalam masyarakatnya, mampu meningkatkan dan mengembangkan kualitas hidupnya sendiri, serta berkontribusi secara bermakna dalam mengembangkan dan meningkatkan secara bermakna dalammengembangkan dan maningkatkan kualitas hidup masyarakat dan bangsanya. Tanggung jawab merupakan karakter esensial dalam kehidupan manusia. Rochmah (2016) mendefinisikan tanggung jawab sebagai sebuah substansi yang bersifat kodrati, artinya karakter yang secara alami menjadi bagian dalam diri manusia. Di dalam konteks pembelajaran daring yang berlangsung sekarang ini, penting bagi siswa untuk memiliki karakter tanggung jawab dalam melaksanakan aktivitas dan tugas pembelajaran.

 

Tanggung jawab karakter juga dapat diamati dari tindakan siswa untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas sekolah. Nilai tanggung jawab dapat diinternalisasi secara utuh dalam diri siswa melalui implementasi pendidikan karakter dalam aktivitas pengajaran. Karakterkarakter dapat membentuk tanggung jawab siswa yang dilakukan secara holistis dan terintegrasi dalam aktivitas pembelajaran dengan mencakup seluruh aspek siswa yang dilakukan secara holistis dan terintegrasi dalam aktivitas pembelajaran Implementasi pendidikan karakter dilaksanakan melalui pemberian motivasi, peraturan kelas, diskusi, penyampaian materi pelajaran, dan kegiatan refleksi yang dilakukan secara menyeluruh dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara menyel Siswa dituntun tanggung jawabnya untuk terlibat dalam aktivitas pembelajaran dan melaksanakan tugas pembelajaran pada penerapannya.dan menyelesaikan sekolah tugas.

 

B. Implikasi kewibawaan terhadap tanggung jawab Pendidikan

a. Kewibawaan

Kewibawaan itu ada pada orang dewasa, terutama pada orang tua. Dapat kita katakan bahwa kewibawaan yang ada pada orang tua (ayah dan ibu) itu adalah asli. Orang tua dapat langsung mendapat tugas dari Tuhan untuk mendidik anak-anaknya, suatu hak yang tidak dapat dicabut karena terikat oleh kewajiban. Hak dan kewajiban yang ada pada orang tua itu keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan. Kewibawaan
merupakan syarat yang harus ada pada pendidik dan karena pendidikan untuk membawa anak didik kepada kedewasaan, maka kewibawaan itu termasuk alat pendidikan. Kewibawaan dalam pendidikan merupakan pengakuan dan penerimaan secara sukarela terhadap pengaruh atau anjuran yang datang dari orang lain, jadi pengakuan dan penerimaan pengaruh atau anjuran itu adalah atas dasar keikhlasan, atas dasar kepercayaan yang penuh, bukan didasarkan rasa terpaksa serta rasa takut akan sesuatu.

 

Kewibawaan dikatakan sebagai syarat mutlak dalam pelaksanaan pendidikan karena. Kewibawaan merupakan syarat yang tidak boleh ditawar-tawar lagi, syarat yang tidak boleh tidak ada. Oleh karena apabila pengakuan dan penerimaan anjuran-anjuran dari pendidik itu tidak berdasarkan adanya kewibawaan dalam pendidikan, jadi anak menuruti anjuran-anjuran itu hanya berdasarkan rasa takut akan sesuatu, berdasarkan akan rasa terpaksa, sehingga akhirnya anak tidak menyadari akan makna dan pentingnya anjuran-anjuran itu, maka sulitlah baginya untuk dapat berdiri sendiri, untuk mencapai tingkat kedewasaan. Sebab berdiri sendiri berarti mampu untuk berbuat atas pilihannya sendiri, ditentukan sendiri, dan diputuskan sendiri. Kewibawaan ada dua macam yaitu:

 

1) Kewibawaan jabatan, kewibawan diperoleh karna jabatan atau kekuasaan.

2) Kewibawaan keistimewaan, kewibawaan diperoleh karnah keunggulan atau kelebihah/skil dibidang tertentu.

 

b. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah suatu sikap seseorang yang secara sadar dan berani mau mengakui apa yang dilakukan, kemudian ia berani memikul segala resikonya. Pendidik seharusnya adalah orang dewasa, yaitu orang yang sudah mandiri dan bertanggung jawab, karena apabila di bandingkan dengan anak, Pendidik harus sudah memilki kelebihan baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, dan norma. Dipihak
lain, anak didik adalah orang yang belum dewasa. Anak didik adalah orang yang belum mandiri dan belum mampu bertanggung jawab karean ia antara lain memiliki kekurangan dan memiliki ketergantungan kepada orang dewasa. Anak didik masih kurang
pengetahuannya, pada tahapan tertentu ia masih belum mengetahui mana yang baik dan tidak baik, ia belum saip menyongsong masah depan yang penuh tantangan.

 

Sebab itu, sebagai orang dewasa,pendidiklah yang sesunggunya menjadi pengemban tanggung
jawab pendidikan atas anak didiknya. Tanggung jawab merupakan salah satu ciri kedewasaan. Pendidikan diarahkan agar anak mencapai kedewasaan, artinya anak mampu mandiri atas dasar tanggung jawab
sendiri. Salah satu tujuan pendidikan adalah agar anak dapat hidup secara bertanggung jawab. Dalam situasi pendidikan yang berlangsung dalam pergaulan antara pendidik dengan anak didik, pada awalnya tanggung jawab berada pada pada pendidik. Namun dengan seiringnya perkembangan anak dalam menuju kedewasaannya, lambat laun tanggung jawab itu dialihkan oleh pendidik ke pada anak didik. Sebaliknya, lambat laun anak didik pun harus berupaya merebut atau menerima tanggung jawab tersebut. Dengan demikian, pada akhirnya anak tidak akan lagi tergantung pada pendidiknya dan mampu berdiri sendiri atas tanggung jawab sendri atau mencapai kedewasaan. Apa bilah pendidik tidak mengalihkan tanggung jawab kepada anak didiknya,dan apabila anak didiknya tidak berupaya menerima atau merebut tanggung jawab yang harus diembannya, maka anak didik tidak akan mencapai kedewasaan.

 

c. Implikasi kewibawaan terhadap tanggung jawab

Kewibawaan seorang guru sangat penting karna memberikan contoh kepada anak didiknya supaya anak didik meniru dan merasa senang kepada Pendidiknya.sebab kewibawaan menyangkut prilaku, sopan dan santun, cara berpakaian, moral, cara berbicara, menyayangi dan menimbulkan rasa cinta pendidik kepada anak didiknya dan sebaliknya anak didik merasa senang kepada pendidiknya.

 

Begitu juga dengan tanggung jawab, guru merupakan peran penting dalam tanggung jawab kepada anak didiknya sebab tanggung jawaba merupakan kedewasaan yang mampu berdiri dibandingkan anak didiknya yang belum bisa mandiri. Pendidikan membawa anak didik menjadi kedewasaan yang akan bisah menjadikan anak didik bisah mandiri sebab tanggung jawab ini akan diturunkan kepada anak didik supaya mereka bisah mandiri tampa harus dibimbing lagi.

 

Tanggung jawab sangat penting dalam pendidikan karna pendidikan membawa anak didik kepada kedewasaan yang akan bias berdiri sendiri tampa dibimbing lagi. Seperti, tanggung jawab sudah diajarkan dari kita masuk sekolah dasar pada saat guru memberikan kita tugas yang harus diselesaikan dan juga tugas pekerjaan dirumah.

 

Kewibawaan dan tanggung jawab merupakan syarat yang harus ada pada pendidik dan karena pendidikan untuk membawa anak didik kepada kekedewasaan, maka kewibawaan dan tanggung jawab itu termasuk alat pendidikan. Syarat mutlak dalam pendidikan ialah adanya kewibawaan dan tanggung jawab pada si pendidik. Tanpa kewibawaan dan tanggung jawab itu, pendidikan tidak berhasil baik. Tetapi harus diingat, bahwa anak kita didik bukan saja dengan hak, melainkan dengan kewajiban, membawa dirinya ke satu tingkatan untuk dapat berdiri sendiri, jadi anak menurut bukan karena diri pendidik, melainkan karena norma-norma dan nilai-nilai dalam pribadi pendidik.

 

C. Implikasi tanggung jawab pendidikan terhadap batas-batas Pendidikan

Pergaulan antara orang dewasa dengan anak yang berlangsung tanpa hubungan kewibawaan bukanlah pergaulan pendidikan. Ada dua alasan berkenaan dengan keharusan adanya kewibawaan dalam pergaulan pendidikan:

 

1. Bila kewibawaan tidak ada, maka suatu perintah, ajakan, petunjuk, dan tindakantindakan lainnya dari pendidik akan dituruti oleh anak hanya atas dasar “pengaruh keterikatananak kepada pendidiknya”. Oleh karena itu anak didik tidak akan pernah menjadi dewasa sebab ia akan tetap tidak terdidik.

2. Bila kewibawaan tidak ada, maka kepenurutan anak akan terjadi berkat pemahaman anak atas pengalamannya sendiri. Dengan demikian berarti anak sudah mampu berdiri sendiri atau sudah dewasa, dan ini bertentangan dengan keadaan anak yang sebenarnya.

 

Berdasarkan alasan itu M.J. Langeveld (1980:60-61) mengemukakan bahwa “adanya kewibawaan itu menciptakan kemungkinan orang dewasa memberikan bantuan kepada orang yang masih belum dewasa”, oleh karena itu kewibawaan adalah syarat mutlak untuk pendidikan mengingat dalam pergaulan antara anak dengan anak tidak ada pengemban kewibawaan, maka dalam pergaulan tersebut tidak mungkin terjadi situasi pendidikan.

 

Mengingat hubungan kewibawaan itu akan mulai muncul ketika anak telah mulai memiliki penyadaran dirinya serta telah mulai memahami bahasa yaitu pada usia kurang lebih 3,5 tahun, maka batas bawah pendidikan atau dimulainya pendidikan itu adalah pada saat tahun tersebut. Selanjutnya, karena tujuan akhir pendidikan adalah kedewasaan, maka batas akhir pendidikan itu adalah ketika tujuan pendidikan tersebut tercapai yaitu pada saat anak mencapai kedewasaan.

 

Pada uraian sebelumnya dikemukakan bahwa dalam pergaulan antara anak dengan anak itu tidak mengandung kemungkinan untuk munculnya situasi pendidikan. Hal tersebut bukan berarti bahwa pergaulan mereka tidak berpengaruh bagi perkembangan pribadi masing-masing anak yang bergaul, melainkan bahwa dalam pergaulan mereka tidak terdapat hubungan berdasarkan kewibawaan. Selain itu tidak jelas pula siapa yang sesungguhnya bertanggung jawab dalam pergaulan tersebut.

 

Dengan kata lain, pendidikan tidak mungkin berlangsung dalam pergaulan anak dengan anak. Demikian halnya, bahwa pendidikan tidak berlangsung dalam pergaulan antara orang dewasa dengan orang dewasa. Alasannya adalah di kedua belah pihak yang bergaul itu sama-sama sudah dewasa, karenanya tanggung jawabnya pun berada pada kedua belah pihak sebab masing-masing telah bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Meskipun dalam pergaulan orang dewasa dengan orang dewasa terdapat pengaruh positif bagi perkembangan pribadi kedua belah pihak, namun hal tersebut bukanlah pendidikan melainkan bildung yang artinya suatu upaya pembinaan diri atas tanggung jawab sendiri (M.J. Langeveld, 1980:104).

 

PENUTUP

Kesimpulan

Tanggung jawab adalah suatu sikap seseorang yang secara sadar dan berani mau mengakui apa yang dilakukan, kemudian ia berani memikul segala resikonya. Tanggung jawab merupakan salah satu ciri kedewasaan. Pendidikan diarahkan agar anak mencapai kedewasaan, artinya anak mampu mandiri atas dasar tanggung jawab sendiri. Salah satu tujuan pendidikan adalah agar anak dapat hidup secara bertanggung jawab. Kewibawaan seorang guru sangat penting karna memberikan contoh kepada anak didiknya supaya anak didik meniru dan merasa senang kepada Pendidiknya.sebab kewibawaan menyangkut prilaku, sopan dan santun, cara berpakaian, moral, cara berbicara, menyayangi dan menimbulkan rasa cinta pendidik kepada anak didiknya dan sebaliknya anak didik merasa senang kepada pendidiknya.

 

Karakter tanggung jawab sebagai salah satu pendidikan karakter dalam sekolah dapat meningkatkan hasil balajar siswa di sekolah. Pendidikan tanggung jawab karakter menggunakan berbagai strategi, khususnya dalam pembelajaran. Karakter tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibanannya yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

 

Saran

Sekolah menerapkan pelatihan tatacara mendidik anak yang benar, mulai dari memahami kebutuhannya, metode yang sesuai dengan usia dan tanggung jawab karakter peserta didik. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak hal-hal yang harus diperbaiki, karena keterbatasan penulis.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ardila, R. M. ((2017, October)). pendidikan Karakter Tanggung Jawab dan Pembelajarannya di Sekolah. In Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan.

Arfandi, K. (2021). Guru Sebagai Model Dan Teladan Dalam Meningkatkan Moralitas Siswa. 6(1), 1–8.

Kurniasih, T. s. (2014). pedagogik teoritis sistematis.

Nuraisyah. ( (2013)). KEWIBAWAAN DAN TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN.

Raharjo, S. B. ((2010)). Pendidikan karakter sebagai upaya menciptakan akhlak mulia. Jurnal pendidikan dan kebudayaan. 16(3), 229-238.

Sidrah. ((2011).). Pengaruh wibawa guru terhadap keberhasilan proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Marioriawa Kabupaten Soppen