Minat dan Kreativitas Peserta Didik
MINAT MINAT
DAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK
A. BAKAT
a. Pengertian Bakat
(Wintara, 2017) “ Bakat adalah
sifat-sifat yang heraditer telah ada semenjak lahir diturunkan oleh suatu
generasi kepada generasi yang menggantikannya, misalnya yang diturunkan oleh
orang tua kepada anak-anaknya dan sebagainya. Bakat adalah suatu kemampuan
dasar yang diperoleh dari sejak lahir melalui suatu keturuanan dari orang tuanya,
kemampuan ini akan berkembang apabila diberikan pengaruh luar atau lingkungan
misalnya belajar, latihan teratur secara terjadwal. Bakat juga merupakan kemampuan
dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan
orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Menurut Guidford (1995) menjelaskan
bahwa bakat adalah sebuah hal yang mana mencakup dimensi psikomotor, dimensi
intelektual, serta dimensi perseptual. Sedangkan menurut (Kartono, 1979) bakat merupakan
hal yang mencakup segala faktor yang ada di dalam diri individu yang dimiliki
sejak awal pertama kehidupannya dan kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian,
keterampilan, dan kecakapan tertentu. Bakat ini sifatnya laten potensial, sehingga
masih bisa tumbuh dan dikembangkan.
b. Jenis - Jenis Bakat
Bakat itu terbagi menjadi dua
antara lain:
1. Bakat umum
Merupakan kemampuan yang berupa
potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.
2. Bakat khusus,
Merupakan kemampuan yang berupa
potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni,
pemimpin, penceramah, olahraga. Bakat khusus pun bermacam-macam antara lain,
yaitu :
a. Bakat Verbal
Bakat tentang konsep – konsep yang
diungkapkan dalam bentuk kata – kata.
b. Bakat Numerikal
Bakat tentang konsep – konsep
dalam bentuk angka.
c. Bakat Skolastik
Kombinasi kata – kata (logika) dan
angka – angka. Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola
sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola
numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan kecerdasan
para ilmuwan, akuntan, dan pemrogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.)
d. Bakat Abstrak
Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram,
ukuran – ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-posisinya.
e. Bakat mekanik
Bakat tentang prinsip – prinsip
umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat – alat lainnya.
f. Bakat Relasi Ruang (spasial)
Bakat untuk mengamati,
menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan
yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu
hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan
orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek,
fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso,
Ansel Adams, dsb.)
g. Bakat kecepatan ketelitian
klerikal
Bakat tentang tugas tulis menulis,
ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan lain – lainnya.
h. Bakat bahasa (linguistik)
Bakat tentang penalaran analisis
bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran,
editing, hukum, pramuniaga dan lain – lainnya.
c. Karakteristik Anak
Berbakat
1. Anak memiliki ciri khas
Ciri khas ini bisa dilihat ketika
anak berinteraksi dengan teman sebayanya. Anak akan cenderung memimpin teman
temannya ketika bermain dan cenderung memisah. Anak sangat bisa menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan dengan cepat dan bukan
berarti anak tidak suka bermain dengan teman sebayanya.
Anak sangat menyukai berkumpul dan bermain dengan banyak orang yang
memperhatikannya.
2. Anak memiliki cara belajar yang
berbeda
Anak cenderung sangat aktif. Namun
anak aktif berbeda dengan anak hiperaktif. Orang tua harus membedakan hal
tersebut dan memberikan dukungan dan fasilitas yang baik untuk perkembangan
anak dengan tingkat keaktifan yang tinggi. Anak suka mengekspor sekelilingnya
dan mempelajari banyak hal. Anak mungkin aktif bertanya yang merupakan gaya
belajarnya. Atau anak suka bermain permainan tertentu yang merupakan cara
belajarnya.
3. Gaya bicara lebih dewasa
Anak lebih cepat menyerap kata
kata dan berfikir matang. Kemudian anak mampu berbicara dan menggunakan bahasa
seperti orang dewasa. Anak juga memiliki kemampuan meniru orang dewasa lebih
cepat. Anak juga pandai dalam memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
yang diajukan padanya.
4. Mampu memahami dan menggunakan
banyak kosakata
Anak mampu menyerap banyak
kosakata yang didengarnya dari orang orang di sekelilingnya. Kosakata yang
diserapnya lebih banyak dan melebihi anak-anak pada usianya. Selain menyerap
dan menirukan kosakata tersebut, anak pun memahami maksud dan arti kata-kata
tersebut. Dia juga bisa menggunakan kata-kata tersebut dengan tepat dan
membedakan penggunaannya. Hal ini sangatlah jarang terjadi pada anak. Maka anak
dengan kemampuan ini sangatlah berbakat dan cerdas.
5. Gemar mengoleksi benda
Anak gemar mengoleksi dan
mengumpulkan benda-benda kesukaannya. Misalnya mainan, baju, dan lainnya. Anak
juga mampu memahami bentuk, warna, dan jenis dengan cepat. Anak juga bisa
memisahkan dan menggolongkan benda-benda menurut jenisnya atau menurut
warnanya. Anak memahami pengelompokan ini dan memiliki ingatan yang kuat.
6. Memiliki daya ingat kuat
Anak memiliki daya ingat yang kuat.
Setiap hal baru yang dipelajarinya akan dia serap dan diingat. Maka dari itu
anak yang berbakat ini mampu menirukan dan
mempraktekkan dengan cepat apa yang dia pelajari.
Anak-anak dapat melihat dan menirukan apapun yang dilakukan orang tuanya,
karena ingatan yang kuat tersebut.
7. Suka membaca
Anak memiliki ketertarikan
terhadap membaca buku atau sekedar membuka buku-buku cerita yang bergambar.
Anak memiliki ketertarikan dengan membuka buku meskipun gambarnya masih
terbalik. Anak memiliki kemampuan untuk membaca sejak usia 2 sampai 2,5 tahun.
Orang tua juga bisa melatih anak untuk membaca sejak usia dini dan anak akan
mampu mempelajarinya dengan cepat. Kemampuan membaca ini juga bisa dilatih
mulai dari pengenalan gambar dan huruf kemudian bunyi melalui kartu bergambar.
Kemudian orang tua juga bisa mengenalkannya dengan cara membacakan buku cerita
sebelum tidur.
8. Rasa ingin tahu tinggi
Anak memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap hal-hal baru di sekitarnya. Anak akan aktif bertanya tentang
benda benda di sekitarnya. Orang tua terkadang lelah menanggapi anak yang
terlalu ingin tahu, namun seharusnya jangan. Orang tua harus tetap dengan sabar
membimbing anak untuk memahami banyak hal di sekitarnya. Di masa dini ini
perkembangan anak sangatlah pesat dan mampu menyerap banyak hal dengan baik.
9. Suka bersosialisasi
Anak yang berbakat juga suka
berkumpul dengan orang banyak, dan bersosialisasi. Anak sangat menikmati
berkumpul dengan banyak orang terlebih lagi jika bersama orang yang diatas
usianya. Anak tidak menjadi masalah ketika harus berkumpul di kalangan yang
bukan pada usia sebayanya. Anak akan tetap menyukainya. Justru anak merasa
sedikit tidak nyaman jika bermain dengan teman sebayanya karena anak lain pada
usianya tidak dapat mengikuti kemauan dan tidak dapat mengimbangi daya
pikirnya. Anak juga cenderung ramah dan suka menyapa orang. Anak tidak akan
sungkan untuk bertanya atau berbincang dengan orang yang tidak dia kenal.
10. Memiliki daya imajinasi tinggi
Anak memiliki tingkat imajinasi
yang tinggi. Hal ini bisa diperhatikan ketika anak bermain baik sendiri ataupun
dengan teman sebayanya. Perhatikan ketika anak
bermain dan amati cerita dari permainannya yang
beragam. Hal itu menandakan anak berbakat dan cerdas. Daya imajinasinya yang
tinggi terkadang akan sulit dipahami oleh orang tua, maka mintalah anak
menjelaskannya secara perlahan dan lebih rinci.
11. Memiliki banyak ketrampilan
Anak memiliki banyak ketrampilan
seperti mahir bernyanyi, mahir bermain sepak bola, menari, dan lain sebagainya.
Anak mampu memakai baju sendiri tanpa kesulitan, mampu menguasai teknik
tertentu hanya dengan melihat saja. Dan dengan latihan beberapa kali anak bisa
melakukannya dengan baik. Melatih kemampuan motorik anak yang berbakat
sangatlah bagus, selain menggunakan energinya yang aktif untuk hal positif juga
melatih kreatifitas dan perkembangan otak anak.
12. Memiliki rasa percaya diri yang
tinggi
Anak tidak merasa minder. Dia
merasa sangat percaya diri dimanapun dia berasa. Anak juga mampu menunjukkan
kebolehannya di depan semua orang tanpa merasa malu. Anak malah merasa bangga
ketika orang lain yang melihat kemampuannya memberikan apresiasi yang baik.
Anak tetap percaya diri ketika harus tampil di depan umum.
13. Kreatif
Anak memiliki pemikiran yang
kreatif terhadap berbagai macam situasi. Anak mampu berfikir mana yang baik dan
mana yang buruk sehingga membantu memberikan apa yang lingkungannya butuhkan.
Misalnya ketika melihat seekor kucing, anak akan secara otomatis memberikan
makanan pada kucing. Dia berpikir bahwa kucing akan bahagia jika dia memberinya
makanan. Anak tidak perlu lagi disuruh, namun dia akan berfikir spontan dan
melakukan hal hal yang kreatif.
14. Memiliki energi yang kuat
Anak yang berbakat tampak tidak
pernah lelah. Dia memiliki segudang penuh amunisi energi yang membuatnya tetap
aktif sepanjang hari. Tidak heran jika anak yang aktif ini akan sulit untuk
tidur siang bahkan tidur malam tepat waktu pun akan sangat sulit. Maka perlu
diberikan didikan mengenai pemahaman tentang apa yang boleh dilakukan dan tidak
boleh. Agar anak bisa mengerem energinya untuk hal hal yang tidak boleh. Energi
yang kuat yang dimiliki anak ini seringkali sulit dikendalikan oleh orang tua,
apalagi ketika anak marah atau keinginannya tidak
tercapai. Maka komunikasi yang baik dengan orang tua
perlu ditingkatkan, karena selain energinya yang besar anak berbakat juga
pandai dan mudah mengerti apabila diberi wawasan.
15. Cerdas
Anak berbakat merupakan anak yang
cerdas. Hal ini bisa didapat dari keturunan yang memang memiliki genetik yang
bagus. IQ pada anak berbakat bisa melebihi rata rata dan mampu belajar dengan
cepat. Anak cerdas akan lebih unggul diantara teman teman sebayanya dalam hal
pelajaran ataupun ketrampilan lainnya. Cerdas memiliki banyak pengertian, yaitu
kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan lainnya.
Semua jenis kecerdasan ini bisa saja dimiliki oleh anak yang berbakat.
B. MINAT
a. Pengertian Minat
(Suharyat, 2009) “Pengertian minat
menurut bahasa (Etimologi), ialah usaha dan kemauan untuk mempelajarai
(learning) dan mencari sesuatu. Secara (Terminologi), minat adalah keinginan,
kesukaan dan kemauan terhadap sesuatu hal. Menurut Hilgar minat adalah suatu
proses yang tetap untuk memperhatikan dan memfokuskan diri pada sesuatu yang
diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas.” Secara umum, pengertian
minat ini merupakan perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Minat ini
merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu.
Contohnya seperti, minat terhadap
pelajaran, olahraga, atau juga hobi. Minat memiliki sifat pribadi (individual).
Artinya, tiap-tiap orang memiliki minat yang dapat saja berbeda dengan minat
orang lain. Minat tersebut berhubungan erat dengan motivasi seseorang, sesuatu
yang dipelajari. dan juga dapat berubah-ubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman,
serta juga mode yang sedang trend, bukan bawaan sejak lahir. Faktor yang mempengaruhi
munculnya minat seseorang tergantung pada kebutuhan fisik, sosial, emosi, dan
juga pengalaman. Minat diawali oleh perasaan senang dan juga sikap positif.
b. Jenis-jenis minat
1. Minat vokasional merujuk pada
bidang – bidang pekerjaan. Misalnya : ilmuan, dokter, psikolog, peneliti dan
lainnya,.
2. Minat avokasional, yaitu minat
untuk memperoleh kepuasan atau hobi. Misalnya petualang, hiburan, apresiasi,
ketelitian dan lain – lain
c. Macam-Macam Minat
Minat memegang peranan
penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga minat dapat digolongkan
menjadi beberapa macam, antara lain berdasarkan timbulnya minat dan berdasarkan
arahnya minat.
1. Berdasarkan timbulnya, minat
dapat dibedakan menjadi dua macam antara lain:
a. Minat Primitif adalah minat
yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringanjaringan tubuh, misalnya
kebutuhan akan makanan, perasaan enak dan nyaman, kebebasan beraktivitas serta
seks.
b. Minat Kultural atau sosial
adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara
langsung berhubungan dengan diri kita. Misalnya minat belajar individu punya
pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan lebih menghargai orang-orang
terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan minat
individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari
lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi harga dirinya.
2. Berdasarkan arahnya, minat
dapat dibedakan menjadi dua macam antara lain:
a. Minat Intrinsik adalah minat
yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat
yang lebih mendasr atau minat asli. Misalnya seseorang belajar karena memang
pada ilmu pengetahuan atau karena memang senang membaca, bukan karena ingin
mendapatkan pujian atau penghargaan.
b. Minat Ekstrinsik adalah minat
yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya
sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang. Misalnya seseorang yang
belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas atau lulus ujian.
3. Berdasarkan cara mengungkapkan
minat dapat dibedakan menjadi empat macam, terdiri atas:
a. Expressed interest adalah minat
yang diungkapkan dengan cara meminta kepada
subjek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa
tugas maupun bukan tugas dengan perasaan senang.
b. Manifest interest adalah minat
yang diungkapkan dengan cara mengobservasi secara langsung terhadap
aktivitas-aktivitas yang dilakukan subjek
c. Tested interest adalah minat
yang diungkapkan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang
diberikan.
d. Inventoried interest adalah
minat yang diungkapkan dengan menggunakan alatalat yang sudah
distandardisasikan.
d. Faktor Yang
Mempengaruhi Minat
1. Minat
Minat belajar seseorang akan
semakin tinggi bila disertai minat, baik yang bersifat internal ataupun
eksternal. Menurut D.P. Tampubolon (2008) minat belajar merupakan, perpaduan
antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada minat. Seorang
siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan tentang PAI misalnya, tentu akan
terarah minat belajarnya untuk membaca buku-buku tentang Agama yang berkaitan
dengan PAI, mendiskusikan nya, dan sebagainya.
2. Bahan Pelajaran Dan Sikap Guru
Faktor yang dapat membangkitkan
dan merangsang minat belajar adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan
kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik minat belajar siswa, akan sering
dipelajari oleh siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang
tidak menarik minat belajar siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa,
sebagaimana telah disinyalir oleh Slameto bahwa minat belajar mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat belajar siswa, maka siswa tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Guru juga salah satu obyek yang
dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar belajar siswa. Menurut Kurt
Singer (2005), “Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya,
berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi
kepentingan murid-muridnya. Guru yang pandai, baik, ramah , disiplin, serta
disenangi murid sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat belajar
murid. Sebaliknya guru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh
murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat belajar dan perhatian murid.
Bentuk-bentuk kepribadian gurulah
yang dapat mempengaruhi timbulnya minat belajar siswa. Oleh karena itu dalam
proses belajar mengajar guru harus peka terhadap situasi kelas, ia harus
mengetahui dan memperhatikan akan metode-metode mengajar yang cocok dan sesuai
denga tingkatan kecerdasan para siswanya, artinya guru harus memahami kebutuhan
dan perkembangan jiwa siswanya.
3. Keluarga
Orang tua adalah orang yang
terdekat dalam keluarga, oleh karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam
menentukan minat belajar seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan
oleh keluarga sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses
perkembangan minat belajar diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan dari
keluarga khususnya orang tua.
4. Teman Pergaulan
Melalui pergaulan seseorang akan
dapat terpengaruh arah minat belajarnya oleh teman-temannya, khususnya teman
akrabnya. Khusus bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam
pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersamasama
untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami.
5. Lingkungan
Melalui pergaulan seseorang akan
terpengaruh minat belajarnya. Hal ini ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan
oleh Crow. Minat belajar dapat diperoleh dari kemudian sebagai dari pengalaman
mereka dari lingkungan di mana mereka tinggal. Lingkungan sangat berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan
membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat bergaul, juga
tempat bermain sehari-hari. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu
sendiri serta jasmani dan rohaninya.
6. Cita – Cita
Setiap manusia memiliki cita-cita
di dalam hidupnya, termasuk para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi minat
belajar belajar siswa, bahkan cita-cita juga dapat
dikatakan sebagai perwujudan dari minat belajar
seseorang dalam prospek kehidupan
di masa yang akan datang. Cita-cita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan,
bahkan
tidak jarang siapapun mendapat rintangan, seseorang tetap berusaha untuk
mencapainya.
7. Media Massa
Apa yang ditampilkan di media
massa, baik media cetak atau pun media elektronik, dapat menarik dan merangsang
khalayak untuk memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut
istilah, gaya hidup, nilai-nilai, dan juga perilaku sehari-hari. Minat belajar
khalayak dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh dari
media massa.
8. Fasilitas
Berbagai fasilitas berupa sarana
dan prasarana, baik yang berada di rumah, di sekolah, dan di masyarakat
memberikan pengaruh yang positif dan negatif. Sebagai contoh, bila fasilitas
yang mendukung upaya pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat belajar
anak untuk menambah wawasannya. Tetapi apabila fasilitas yang ada justru
mengikis minat belajar pendidikannya.
C. KREATIVITAS
a. Pengertian Kreativitas
Menurut (Wintara, 2017)
“Kreativitas adalah sebagai suatu proses untuk menghasilkan yang baru, apakah
itu berupa gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang menghasilkan.
Penekanan pada tindakan menghasilkan ketimbang pada hasil akhir dari tindakan
tersebut. Sedangkan yang dimaksudkan dengan kreativitas adalah hasil daripada
perkembangan bakat akibat dari proses belajar dan latihan serta pelatihan
keterampilan yang akhirnya melahirkan suatu karya melalui hasil pemikiran dari
akibat belajar. Kreativitas juga merupakan, sebagian kreasi sesuatu yang baru
dan orsinil secara kebetulan, dengan terdapatnya bukti yang nyata dari hasil
pekerjaan yang dilakukan.”
b. Indikator Kreativitas
1. Sering mengajukan pertanyaan
berbobot
2. Memberikan banyak gagasan dan
usul terhadap suatu masalah
3. Mampu menyatakan pendapat
secara spontan dna tidak malu-malu
4. Mempunyai/menghargai rasa
keindahan
5. Mempunyai pendapat sendiri dan
dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain
6. Memiliki humor tinggi
7. Memiliki daya imajinasi yang
kuat
8. Mampu mengajukan pemikiran,
gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain ( orisinil )
9. Dapat bekerja sendiri
10. Senang mencoba hal-hal baru
11. Mampu mengembangkan atau
merinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi)
12. Memiliki rasa ingin tahu yang
besar
c. Pengukuran Kreativitas
Pengukuran-pengukuran kreativitas
dapat dibedakan atas pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk mengukurnya.
Ada lima pendekatan yang lazim digunakan untuk mengukur kreativitas, yaitu:
1. Analisis Obyektif, pendekatan
obyektif dimaksudkan untuk menilai secara langsung kreativitas suatu produk
berupa benda atau karya-karya kreatif lain yang dapat diobservasi wujud
fisiknya
2. Pertimbangan subjektif,
pendekatan ini dalam melakukan pengukurannya diarahkan kepada orang atau produk
kreatif. Cara pengukurannya menggunakan pertimbanganpertimbangan peneliti,
seperti yang dikemukakan Francis Galton, Castle, Cox,
MacKinnon (Dedi Supriadi,1994: 25). Prosedur pengukurannya ada yang menggunakan
catatan sejarah, biografi, antologi atau cara meminta pertimbangan sekelompok
pakar.
3. Pendekatan inventori,
kepribadian ditujukan untuk mengetahui kecenderungankecenderungan kepribadian
kreatif seseorang atau korelatkorelat kepribadian yang berhubungan dengan
kreativitas. Kepribadian kreatif meliputi sikap, motivasi, minat, gaya
berpikir, dan kebiasaankebiasaan dalam berperilaku.
4. Inventori Biografis, pendekatan
ini digunakan untuk mengungkapkan berbagai aspek kehidupan orang-orang kreatif,
meliputi identitas pribadinya, lingkungannya, serta pengalaman pengalaman
kehidupannya.
5. Tes Kreativitas, tes ini
digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang ditunjukkan oleh
kemampuannya dalam berpikir kreatif. Hasil tesnya dikonversikan ke dalam skala
tertentu sehingga menghasilkan CQ (creative quotient) yang analog dengan IQ
(intellegence quotient) untuk inteligensi.
D. Strategi Pengembangan
Bakat, Minat dan Kreatifitas Peserta Didik
Menurut Conny Semiawan (2002),
strategi pembelajaran yang hanya berupaya menghabiskan materi pelajaran kurang
memberikan makna bagi siswa. Oleh karena itu,
pendekatan yang sudah ada selama ini perlu dikembangkan lebih lanjut agar
peristiwa pembelajaran mampu memberikan makna bagi siswa yang belajar. Hal ini
dapat dilakukan dengan efektif bila sumber daya manusia (pengajar) mampu
mengaitkan setiap materi yang
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, apabila suatu
strategi pembelajaran mampu memberikan makna bagi siswa mengenai hal yang
dipelajarinya, sesungguhnya guru telah melakukan pembelajaran berbasis
kompetensi. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai karakter
kepada warga sekolah terkhusus (peserta didik) yang meliputi komponen pengetahuan
(intelegent quotient), kesadaran atau kemauan
(emotional quotient), dan tindakan terhadap
nilai-nilai yang benar (spiritual quotient). Adapun cara memfasilitasi peserta
didik adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan pengetahuan bermakna
dan relevan bagi peserta didik,
2. Memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menerapkan dan menemukan ide sendiri,
3. Menyadarkan peserta didik untuk
menerapkan strategi belajar sesuai dengan keinginan (motivasi) dirinya sendiri.
4. Menuntun pola pikir peserta didik
kearah yang lebih matang dan mapan,
5. Membentuk pemikiran siswa untuk
dapat memahami masalah yang ada dan terjadi bukan hanya sekedar mengamati.
6. Membentuk kelompok belajar baik
kelompok kecil ataupun kelompok besar,
7. Mendatangkan “ahli” dalam pembelajaran
sebagai seorang sumber inovasi dan motivasi peserta didik,
8. Menyertakan kegiatan praktek
selain teori dalam proses pembelajaran,
9. Menuntun siswa untuk dapat
merefleksikan hasil pembelajaran peserta didik dalam permasalahan sehari-hari.
Dapatkah peserta didik menemukan masalah lalu menyelesaikan masalah tersebut,
10. Menuntun peserta didik untuk
mengambil nilai-nilai mana yang baik untuk diterapkan
dalam menyelesaikan masalah yang ditemukan dalam kehidupan seharihari.
Selain itu ada strategi yang
digunakan untuk mengembangkan bakat, minat dan kreatifitas peserta didik adalah
4P, yaitu dilihat dari segi Pribadi, Pendorong, Proses dan Produk. Peranan 4P
sangat berguna untuk mengembangkan kreativitas peserta didik, dapat menuntun
para orang tua untuk memahami & membimbing peserta didik dalam mengembangkan
kreativitasnya.
Strategi 4P :
a. Pribadi Memahami pribadi anak.
Memahami bahawa setiap anak memiliki pribadi yang berbeda terhadap minat, bakat
& kreatifitas yang berbeda-beda.
b. Pendorong Dorongan &
motivasi berguna bagi anak unt mengembangkan motivasi instrinsik, berkreasi
tanpa dipaksa. Memberikan fasilitas dan sarana untuk berkreasi. Hindari memberikan
mainan yang bersifat otomatis. Beri mainan yang menstimulasi
kreativitas anak. Membatasi ruang lingkup/gerak anak juga menghambat
kreativitas.
c. Proses Merupakan proses
terpenting dlm mengembangkan kreativitas anak. Beri dukungan untuk
mengembangkan kreativitas anak dengan reward (pujian) atau bentuk penghargaan
positif.
d. Produk Tahap ini hasil dari kreativitas. Pengembangan bakat dan kreativitas
harus
bertolak dari karakteristik keberbakatan dan kreativitas yang perlu
dioptimalkan pada
anak/peserta didik meliputi ranah kognitif (berhubungan dengan pengetahuan),
afektif
(sikap) dan psikomotor (keterampilan). Motivasi internal ditumbuhkan dengan
memperhatikan bakat dan kreativitas individu.
E. Memfasilitasi Bakat,
Minat dan Kreatifitas Peserta Didik
Lastiko Runtuwene mengatakan bahwa
penerapan strategi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dapat ditempuh
dengan (1) memberdayakan semua jenis kecerdasan yang ada pada setiap mata
pelajaran, (2) mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan
kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa, dan (3) mengoptimalkan pengelolaan
kelas yang variatif. Adapun Thomas Armstrong mengungkapkan cara mengajar dalam
mengembangkan Kecerdasan Majemuk, antara lain:
1. Linguistik,
- Aktivitas pengajaran:
ceramah/perkuliahan, diskusi, permainan kata, bercerita, membaca suara, menulis
jurnal.
- Materi pengajaran: buku-buku,
tape recorder, mesin ketik, stempel set, bukubuku yang direkam.
- Strategi-strategi instruksional:
membaca, menulis, berbicara, mendengarkan.
- Contoh keterampilan presentasi
guru: mengajar melalui bercerita.
2. Logis-matematis
- Aktivitas pengajaran: permainan
asah otak, pemecahan masalah, percobaan sains, peehitungan mental, permainan
angka, berpikir kritis.
- Materi pengajaran: kalkulator,
peralatan ilmu pengetahuan, permainan matematika.
- Strategi-strategi instruksional:
menghitung, berpikir, membentuk kerangka logika berpikir, melakukan eksperimen.
- Contoh keterampilan presentasi
guru: membuat pertanyaan model Socrates
3. Spasial
- Aktivitas pengajaran: presentasi
visual, kegiatan seni luksi (terutama ruang), permainan imajinasi
(menggambarkan tempat/posisi).
- Materi pengajaran: grafik, peta,
video, bahan-bahan seni lukis, ilusi optik, kamera.
- Strategi-strategi instruksional:
melihat, menggambar, mewarnai, memetakan dalam pikiran.
- Contoh keterampilan presentasi
guru: konsep menggambar atau memetakan sesuatu dalam pikiran.
4. Kinestetik-tubuh
- Aktivitas pengajaran: pengajaran
keterampilan seperti seni tari, seni drama, seni kriya, seni ukir, seni
membatik, olahraga, kegiatan taktil, latihan relaksasi.
- Materi pengajaran: alat-alat
untuk membentuk sebuah karya kriya/ukiran/batik, peralatan olahraga, dll.
- Strategi-strategi instruksional:
membangun, memerankan, menyentuh, menggerakan anggota tubuh.
- Contoh keterampilan presentasi
guru: menggunakan gerakan tubuh, ekspresi dramatis.
5. Musikal
- Aktivitas pengajaran: pengajaran
berirama musik, lagu menggunakan ketukan yang diajarkan.
- Materi pengajaran: alat musik,
tape recorder, nada suara.
- Strategi-strategi instruksional:
menyanyi, mengetuk, mendengarkan, bermain alat musik.
- Contoh keterampilan presentasi
guru: menggunakan suara berirama.
6. Interpersonal
- Aktivitas pengajaran: pembelajaran
kooperatif, pengajaran kelompok, keterlibatan dalam masyarakat, pertemuan
sosial, simulasi.
- Materi pengajaran: papan
permainan, perlengkapan pesta, alat peraga untuk bermain peran/drama.
- Strategi-strategi instruksional:
mengajar, berkolaborasi, berinteraksi.
- Contoh keterampilan presentasi
guru: berinteraksi secara dinamis bersama para siswa.
7. Intrapersonal
- Aktivitas pengajaran: pengajaran
individual, pembelajaran independen, pembentukan harga diri.
- Materi pengajaran: materi untuk
proyek, jurnal pribadi.
- Strategi-strategi instruksional:
menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan pribadi, merefleksikan hasil
penilaian.
- Contoh keterampilan presentasi
guru: membawa perasaan kedalam presentasi.
8. Naturalis
- Aktivitas pengajaran: studi
alam, kesadaran ekologis.
- Materi pengajaran: tanaman,
hewan, alat-alat naturalis seperti mikroskop, kaca pembesar, dll.
- Startegi-strategi instruksional:
menghubungkan mahluk hidup dengan fenomena alam.
- Contoh keterampilan presentasi
guru: menghubungkan materi pelajaran dengan fenomena alam.