Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

 


Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

 

2.1 Konsep Dasar Bimbingan Pribadi dan Sosial

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang atau individu atau sekelompok orang, yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini mecakup 5 aspek yaitu: mengenal diri sendiri dan lingkungan, menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif, mengambil keputusan, mengarahkan diri dan mewujudkan diri. Bimbingan konseling pribadi adalah layanan bimbingan konseling yang diberikan kepada individu untuk menemukan dan mengembangkan diri sendiri dan mengasah
potensi dalam diri.

 

Sedangkan, bimbingan konseling sosial adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada individu untuk mengenal lingkungannya. Menurut Abu Ahmadi (2015:286) menyatakan bimbingan pribadi-sosial adalah suatu usaha berupa bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat menghadapi dan menyelesaikan sendiri masalah-masalah pribadi sosialnya dengan mengadakan penyesuaian yang baik dalam lingkup pribadi maupun sosialnya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Nurihsan (2006:15) mengemukakan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam proses menyelesaikan masalah pribadi sosialnya.

 

Masalah-masalah pribadi sosial dalam hal ini yaitu hubungannya dengan orang tua, keluarga, dosen, teman, tetangga, sifat dan kemampuan dirinya, penyesuaian diri dengan lingkungannya baik dalam ranah pendidikan maupun dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya, serta penyelesaian Konflik yang dihadapi. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat dipahami bahwa bimbingan pribadi-sosial yang dimaksud yaitu bimbingan dan pengarahan yang diberikan seorang ahli kepada seorang individu atau suatu kelompok dalam menghadapi, memecahkan dan menyelesaikan masalah pribadi sosialnya, seperti konflik pribadi dan penyesuaian diri agar sikap-sikap mental positif dapat tertanam dalam dirinya sebagai pribadi yang memiliki tingkat keimanan dan ketakwaan kepada penciptanya, yang senantiasa berusaha sehat dari segi jasmani dan rohaninya agar mampu mengenal dan bersosialisasi dengan lingkunganya secara bertanggung jawab.

 

Yunita Dwi Setyoningsih (2018:143) mengemukakan bahwa dalam IOWA Konseling Komprehensif dan Bimbingan Pengembangan Program menetapkan domain standar kurikulum perkembangan mengenai pribadi sosial seseorang sebagai berikut:

 

a. Siswa mampu memperoleh suatu pengetahuan, keterampilan interpersonal dan sikap yang baik dalam rangka membantu individu atau kelompok memahami serta menghargai diri sendiri dan orang lain.

b. Siswa mampu membuat suatu keputusan bagi dirinya sendiri, menentukan tujuan hidupnya dan berusaha memilih langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan hidup yang telah direncanakan.

c. Siswa dapat paham mengenai keterampilan dirinya untuk dapat bertahan hidup.

 

Bimbingan pribadi sosial diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interakdsi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan pribadi-sosial yang tepat.

 

2.2 Tujuan Bimbingan Pribadi dan Sosial

Pada dasarnya tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat: pertama, merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang. Kedua, mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin. Ketiga, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya. Keempat, mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

 

Adapun tujuan bimbingan konseling yang terkait dengan aspek pribadi sosial dirumuskan Syamsu Yusuf yaitu: Pertama, Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya. Kedua, Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragana lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing. Ketiga, Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut. Keempat, Memiliki pemahaman dan penenrimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis. Kelima, Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. Keenam, Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat. Ketujuh,

 

Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. Kedelapan, Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya. Kesembilan, Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturrahim dengan sesama manusia. Kesepuluh, Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) mampu dengan orang lain. Kesebelas Memilii kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

2.3 Fungsi Bimbingan Pribadi-Sosial

Adapun fungsi bimbingan pribadi- sosial sebagai berikut.

1. Berubah menuju pertumbuhan. pada bimbingan pribadi-sosial, konselor secara berkesinambungan memfasilitasi individu agar mampu menjadi agen perubahan (agent of change) bagi dirinya dan lingkungannya. konselor juga berusaha membantu individu sedemikian rupa sehingga individu mampu menggunakan segala sumber daya yang dimilikinya untuk berubah;

2. Pemahaman diri secara penuh dan utuh. individu memahami kelemahan dan kekuatan yang ada dalam dirinya, serta kesempatan dan tantangan yang ada diluar dirinya. pada dasarnya melalui bimbingan pribadi sosial diharapkan individu mampu mencapai tingkat kedewasaan dan kepribadian yang utuh dan penuh seperti yang diharapkan, sehingga individu tidak memiliki kepribadian yang terpecah lagi dan mampu mengintegrasi diri dalam segala aspek kehidupan secara utuh, selaras, serasi dan seimbang;

3. Belajar berkomunikasi yang lebih sehat. bimbingan pribadi sosial dapat berfungsi sebagai media pelatihan bagi individu untuk berkomunikasi secara lebih sehat dengan lingkungannya;

4. Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat. bimbingan pribadi-sosial digunakan sebagai media untuk menciptakan dan berlatih perilaku baru yang lebih sehat;
5. Belajar untuk mengungkapkan diri secara penuh dan utuh. melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan individu dapat dengan spontan, kreatif, dan efektif dalam mengungkapkan perasaan, keinginan, dan inspirasinya dan
6. Individu mampu bertahan. melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan individu dapat bertahan dengan keadaan masa kini, dapat menerima keadaan dengan lapang dada, dan mengatur kembali kehidupannya dengan kondisi yang baru.

 

Dari penjelasan di atas bahwa fungsi bimbingan pribadi-sosial adalah agar individu mampu memahami, menerima kelebihan dan kekurangan dalam dirinya, serta mampu mengadakan perubahan- perubahan positif pada diri individu itu sendiri dan dapat menyelesaikan permasalahannya secara baik.

Pada hakekatnya kompetensi pribadi-sosial banyak dirumuskan secara berbeda, intrapersonal dan interpersonal, self-knowledge, interpersonal skill, dan atau personal and social skills.

 

Ketiga rumusan tersebut pada hakekatnya memiliki maksud dan pengertian yang relatif sama, yaitu menggambarkan antara kompetensi pribadi-sosial yang terkait dengan orang lain atau lingkungannya yang didasari dengan adanya komitmen transcendetal, yaitu dengan penciptanya. Kedua relasi intra dan inter pribadi-sosial merupakan suatu kesatuan yang secara fungsional sulit dipisahkan, sehingga kedua kecakapan dipandang lebih fungsional dan bermakna, manakala disatukan.

 

2.4 Masalah-masalah Pribadi Sosial

Masalah-masalah dalam pribadi sosial yang dihadapi terbagi-bagi sebagai berikut.

A. Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang pribadi:

1. Ketakwaan kepada Allah SWT, mencakup:

- Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman hidup.

- Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup.

- Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia diawasi oleh Tuhan.

- Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat.

- Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.

 

2. Perolehan sistem nilai, meliputi:

- Masih memiliki kebiasaan berbohong.

- Masih memiliki kebiasaan mencontek.

- Kurang berdisiplin (khususnya memelihara kebersihan).

 

3. Kemandirian emosional, meliputi:

- Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku kekanak-kanakan.

- Belum mampu menghormati orang tua atau orang lain secara ikhlas.

- Masih kurang mampu menghadapi atau mengatasi situasi frustrasi (stress) secara positif.

- Merasa rendah diri.

 

4. Pengembangan keterampilan intelektual, meliputi:

- Masih kurang mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang.

- Masih suka melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan baikburuknya, untuk-ruginya.

 

5. Menerima diri dan mengembangkan secara efektif, meliputi:

- Kurang merasa bangga dengan keadaan diri sendiri.

 

B. Masalah sosial yang sering terjadi di lingkungan sebagai berikut:

- Kurang menyenangi kritikan apabila bergaul dengan orang lain yang mempunyai kelebihan (seperti teman yang lebih cantik/ cakep)

- Kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di sekolah maupun di masyarakat.

- Kurang memahami etika pergaulan.

- Kurang mampu menyesuaikan diri.

- Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis.

Adapun gejala yang ditimbulkan dari masalah pribadi sosial diantaranya:

- Susah makan

- Susah tidur

- Berbohong

- Suka melanggar aturan

- Ketakutan

 

Semua persoalan atau masalah-masalah diatas memerlukan treatmen dan materi yang mampu membawa individu keluar dari masalah yang sedang dihadapinya.

 

2.5 Strategi dan Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

A. Jenis Layanan dan Struktur Bimbingan

Terdapat empat layanan dalam bimbingan dan konseling, diantaranya.

a. Layanan Dasar Bimbingan Konseling Pribadi Sosial

Pelayanan dasar yaitu layanan umum yang diperuntukan bagi semua konseli. Strategi dalam layanan dasar terdapat bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, berkolaborasi dengan guru bidang studi, kerja sama dengan orang tua. Tujuan layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh konseli dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupan.

Contoh materi program bimbingan perkembangan mencakup:

1. Harga diri (self-esteem)

2. Motivasi berprestasi

3. Keterampilan pengambilan keputusan

4. Keterampilan pemecahan masalh

5. Keefektifan dalam hubungan antara pribadi

6. Keterampilan berkomunikasi

7. Keefektifan dalam memahami lintas budaya

8. Perilaku yang bertanggung jawab

 

b. Layanan Responsif

Pelayanan responsive merupakan layanan yang diarahkan untuk membantu konseli mengatasi masalah-maslah yang dihadapi pada saat itu. Tujuan komponen layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi konseli yang muncul segera dan dirasakan saat itu. Masalah tersebut dapat berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karier, dan atau masalah pengembangan Pendidikan.

 

c. Layanan perencanaan individual

Layanan perencanaan Individual Layanan dapat diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang ersedia di lingkungan.

 

Tujuan layanan perencanaan individual adalah membimbing konseli untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pengembangan pribadi sosial oleh dirinya sendiri. Melalui layanan perencanaan individual, konseli dapat:

1) Mempersiapkan pendidikan, karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakatnya.

2) Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

3) Menganalisis apa kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya.

4) Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.

5) Mengambil keputusan yan mereflesikan perencanaan diri.

 

d. Komponen Dukungan Sistem

Komponen dukungan sistem yaitu komponen yang berkaitan dengan aspek manajerial yang mencakup antara lain pengembangan program, pengembangan staf, alokasi dana dan fasilitas, kerja sama denga orang tua dan sumber lainnya, riset dan pengembangan. Layanan mencakup:

1) Konsultasi dengan guru-guru lain.

2) Dukungan bagi program pendidikan orang tua dan upaya-upaya masyarakat yang berhubungan.

3) Partisipasi dalam kegiatan sekolah dalam rangkapeningkatan perencanaan dan tujuan.

4) Implementasi dan program standarisasi instrumen tes.

5) Kerja sama dalam melaksanakan riset yang relevan

 

B. Strategi Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

ABKIN dalam rambu-rambu penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dala Jalur Pendidikan Formal, mengemukakan beberapa macam teknik bimibingan yang dapat digunakan utnuk membantu perkembangan murid, yaitu:

 

1. Konseling Individu

Konseling individu adalah merupakan bantuan yang sifatnya terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap dan perilaku murid. Konseling dilaksanakan melalui wawancara wawancara
langsung dengan murid yang normal, bukan yang mengalami kesulitan kejiwaan melainkan hanya mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dalam pendidikan, pekerjaaan dan kehidupan sosial.

 

2. Konsultasi

Konsultasi merupakan salah satu teknik bimbingan yang penting sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secra tidak langsung oleh konselor. Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seorang profesional. Pengertian konsultasi dalam program bimbingan dipandang sebagai suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dankonselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektifitas murid atau sekolah.

 

3. Nasihat

Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh guru. Pemberian nasihat hendaknya memperhatikan halhal sebagai berikut:

1) Berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh murid.

2) Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
3) Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat dipilh oleh murid, disertai kemungkinan keberhasilandan kegagalan.

4) Penentuan keputusan diserahkan kepada murid, alternatif mana yang kan diambil.

5) Hendaknya murid mau dan mampu mempertangungjawabkan keputusan yang diambilnya.

 

4. Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok merupakan bantuan terahadap murid yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya maslaah atau kesulitan pada diri murid. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan pribadi dan sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.

 

5. Konseling kelompok

Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada murid dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan. Konseling kelompok bersifat pemberian kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan murid, dalam arti bahwa konseling kelompok menyajikan dan memberikan dorongan kepada murid-murid.