Bimbingan Belajar Peserta Didik
BIMBINGAN BELAJAR
2.1 Pengertian Bimbingan Belajar Peserta Didik
Bimbingan
belajar yakni, bentuk layanan bimbingan yang harus diselenggarakan di sekolah
(Prayitno & Amti, 2009). Peserta didik adalah murid atau siswa (yang
dibimbing) (KBBI). Bimbingan merupakan upaya atau arahan agar bisa mengarahkan
dan membantu. Menurut KBBI bimbingan adalah petunjuk (penjelasan) cara
mengerjakan sesuatu; tuntutan; pimpinan.
Jadi
bimbingan belajar peserta didik yakni suatu upaya atau arahan bagi siswa untuk mengarahkan
dalam mengembangkan diri dari masalah yang dihadapi seperti kesulitan belajar
ataupun yang lainnya. Oleh karena itu, seorang pendidik atau pembimbing
mengarahkan dan membantu peserta didik kemudian memfasilitasi akan kesulitan
belajar atau aspek yang lainnya, karena tidak semua siswa dapat mengatasi
persoalan terkait dengan belajar. Oleh karena itu bimbingan belajar dibutuhkan
oleh peserta didik, pendidik atau pembimbing. Dengan demikian proses belajar pun
akan terlaksana dengan baik.
Bimbingan
belajar menurut para ahli bimbingan belajar menurut Oemar Hamalik (2004:195)
adalah bimbingan yang ditujukan kepada siswa untuk mendapat pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, kemampuannya dan membantu siswa untuk
menentukan cara-cara yang efektif dan efisien dalam mengatasi masalah belajar
yang dialami oleh siswa.
Bimbingan
belajar menurut Prayitna (2004: 279) merupakan salah satu bentuk layanan
bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Bimo Walgito (1995: 4)
mengemukakan tentang bimbingan dapat diartikan dengan pemberian bantuan yang
tidak hanya sekedar mencegah (preventive) tetapi juga membantu mengatasi
masalah (curative) yang dihadapi oleh individu maupun sekelompok individu.
2.2 Tujuan
bimbingan belajar
Pada
hakikatnya pendidikan pasti memiliki tujuan, maka dengan adanya bimbingan
belajar ini dijadikan sebagai langkah untuk mencapai tujuan tersebut. Bimbingan
ini memfasilitasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan bimbingan juga
diharapkan dapat mengembangkan potensi dari peserta didik.
Secara
umum tujuan bimbingan belajar di sekolah, agar setelah mendapatkan pelayanan
bimbingan belajar peserta didik dapat mencapai perkembangannya secara optimal
sesuai dengan bakat, kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki (Aisyah, S.
2015:70).
Menurut
Aisyah, S (2015: 73) mengemukakan ada tujuan bimbingan belajar secara khusus,
yaitu:
a.
Peserta didik dapat memahami tentang dirinya
sendiri, khususnya pada kemampuan belajarnya.
b.
Peserta didik dapat memperbaiki cara belajarnya ke
arah yang lebih baik dan efisien.
c.
Peserta didik dapat mengatasi berbagai macam
kesulitan belajarnya.
d.
Peserta didik dapat mengembangkan sikap, kebiasaan,
dan tingkah laku yang lebih baik, khususnya yang berkaitan tentang belajarnya.
Dapat terampil dalam melaksanakan kegiatan belajar dan dapar mencapai belajar
yang optimal.
e.
Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada
di lingkungannya.
f.
Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya,
kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat.
g.
Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari
lingkungannya.
h.
Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang
dimilikinya secara optimal.
Sedangkan
menurut Suherman (tanpa tahun) mengemukakan secara lebih khusus tujuan
bimbingan belajar, diantaranya adalah agar peserta didik:
a.
Mengenal, memahami, menerima, mengarahkan dan
mengaktualisasikan potensi dirinya secara optimal sesuai dengan program
pengajaran.
b.
Mampu mengembangkan berbagai keterampilan belajar.
c.
Mampu memecahkan masalah belajar.
d.
Mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif.
e.
Memahami lingkungan pendidikan.
Menurut
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005: 15) tujuan bimbingan belajar sendiri
adalah :
a.
Mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang positif,
seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, dan perhatian terhadap
semua pelajaran, serta aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan
b.
Mempunyai motif yang tinggi untuk belajar
c.
Mempunyai keterampilan atau teknik belajar yang
efektif, seperti keterampilan membaca buku, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian
d.
Mempunyai keterampilan untuk menetapkan tujuan dan
perencanaan pendidikan, contohnya membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas
tugas sekolah, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha
memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan
yang lebih luas. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian
2.3 Fungsi
bimbingan belajar
Bimbingan
belajar memiliki fungsi sebagai berikut:
a.
Fungsi pencegahan (Preventive function)
Bimbingan
belajar berupaya untuk menghindari ataupun mereduksi mungkin munculnya
permasalahan. Contoh yang bisa dicoba dalam pengajaran antara lain: pemberian
data tentang silabus, tugas, tes, serta sistem evaluasi yang dicoba,
menghasilkan iklim belajar yang membolehkan evaluasi yang dicoba, menghasilkan
iklim belajar yang membolehkan partisipan didik merasa betah di ruang belajar,
tingkatkan uraian guru terhadap ciri siswa, pemberian data tentang cara- cara
belajar serta pemberian data tentang fungsi serta peranan siswa dan orientasi terhadap
lingkungan.
b.
Fungsi penyaluran (Distributive function)
Fungsi
penyaluran berarti menyediakan peluang kepada siswa untuk menyalurkan bakat
serta atensi sehingga mencapai hasil belajar yang cocok dengan kemampuannya, contohnya:
menolong dalam menyusun program riset tercantum aktivitas pemilihan program
yang pas dalam aktivitas ekstrakurikuler, dsb.
c.
Fungsi penyesuaian (Adjustive function)
Salah
satu aspek penentu keberhasilan siswa dalam studinya merupakan aspek keahlian
untuk membiasakan diri dengan lingkungan. Guru pembimbing berupaya menolong
siswa menyerasikan program pengajaran dengan keadaan objektif mereka supaya
bisa membiasakan diri, menguasai diri dengan tuntutan program pengajaran yang
lagi dijalaninya. Atas bawah tersebut penyesuaian mempunyai sasaran:
•
Membantu siswa supaya bisa membiasakan diri terhadap tuntutan program
pembelajaran.
• Membantu siswa menyesuaikan program- program yang dibesarkan dengan tuntutan pengajaran.
d.
Fungsi perbaikan (Remedial Function)
Realitas
di sekolah membuktikan kalau kerap ditemui siswa yang mengalami kesusahan
belajar. Dalam perihal ini betapa berartinya guna perbaikan dalam aktivitas
pengajaran. Tugas para guru/ guru pembimbing merupakan upaya untuk menguasai
kesusahan belajar, mengenali aspek pemicu, dan bersama siswa menggali
solusinya. Salah satu contoh, guna revisi dalam tutorial belajar merupakan
pengajaran remedial (remedial teaching).
e.
Fungsi pemeliharaan (Maintain and development function)
Belajar
dipandang positif wajib senantiasa dipertahankan, ataupun apalagi wajib
ditingkatkan supaya tidak hadapi kesusahan lagi, contohnya merupakan mengoreksi
serta memberi data tentang cara- cara belajar kepada siswa.
Berdasarkan
pemahaman di atas fungsi bimbingan belajar dapat disimpulkan bahwa bimbingan
belajar berfungsi untuk membantu siswa dalam pemahaman diri sesuai dengan
kecakapan bakat dan minat, bimbingan belajar bermanfaat untuk memperoleh
gambaran tentang bagaimana menentukan cara yang efektif dan efisien dalam
menyelesaikan pendidikan agar sesuai dengan apa yang diharapkan, serta 23
membantu individu untuk menentukan pilihan yang tepat dalam lapangan pekerjaan sesuai
dengan kemampuan siswa setelah menyelesaikan bidang pendidikan yang telah
dijalani.
2.4 Pelaksanaan bimbingan belajar
Secara
umum bimbingan di sekolah terhadap anak didik dilaksanakan untuk tujuan
tertentu yang ingin dicapai, sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh seseorang.
Pelaksanaan bimbingan dapat dilakukan dalam bentuk bimbingan kelompok dan
bimbingan individual atau kedua bentuk itu dilaksanakan secara berurutan dan
bervariasi. Bimbingan kelompok dilakukan terhadap kelompok siswa yang terutama
menemukan masalah atau kesulitan yang sama atau sejenis.
Pelaksanaannya
dilakukan bersama- sama di mana guru atau siswa lainnya bertindak sebagai
pembimbing. Bimbingan individu dilakukan secara perseorangan berdasarkan jenis
masalah atau kesulitan dan keadaan pribadi siswa dengan menyediakan waktu dan
tempat yang agak khusus.
Pada
pelaksanaannya, langkah – langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a.
Identifikasi khusus
Identifikasi
kasus adalah usaha untuk menemukan atau menentukan siswa yang perlu mendapatkan
bimbingan. Cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan ini adalah dengan
jalan analisis hasil belajar, karya tulis, observasi dan lain –lain.
b.
Diagnosa
Diagnosa
merupakan langkah-langkah menemukan masalah. Berdasarkan langkah kedua ini maka
kita dapat menetapkan masalah dan penyebabnya. Cara yang dapat ditempuh dalam
langkah ini adalah dengan jalan analisis hasil belajar, angket wawancara dan
sebagainya.
c.
Prognosis
Prognosis
merupakan usaha untuk menelaah atau mengkaji masalah yang dihadapi seorang
siswa, termasuk kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul jika masalah itu
dibiarkan atau jika masalah itu dibantu, serta memperkirakan teknik atau jenis
bantuan yang akan diberikan kepada siswa yang mengalami masalah tersebut.
d.
Terapi
Terapi
merupakan usaha untuk melaksanakan bimbingan kepada siswa yang bermasalah,
sesuai dengan ketentuan yang telah dirumuskan pada langkah prognosis.
e.
Evaluasi dan Follow Up
Evaluasi
adalah langkah untuk melihat dan meninjau kembali hasil bimbingan yang telah
dilaksanakan. Langkah ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
bersangkutan, sedangkan follow up adalah merupakan langkah membantu
siswa kembali memecahkan masalah-masalah baru yang berkaitan dengan masalah
semula. Sedangkan langkah-langkah dalam melaksanakan bimbingan belajar menurut Oemar
Hamalik (2004: 199) adalah sebagai berikut:
a.
Langkah 1
Menentukan
penjajakan berbagai masalah atau kesulitan belajar yang sedang dihadapi oleh
para siswa, baik sebagai individu maupun sebanyak kelompok.
b.
Langkah 2
Melakukan
studi tentang berbagai faktor penyebab terjadinya masalah atau kesulitan
belajar yang dihadapi siswa, selanjutnya menetapkan satu atau beberapa faktor
yang diduga paling determinan terhadap terjadinya masalah belajar tersebut.
c.
Langkah 3
Menetapkan
cara-cara atau metode yang akan digunakan untuk melakukan bimbingan belajar
kepada para siswa.
d.
Langkah 4
Melakukan
bimbingan belajar dalam bentuk bantuan, arahan, petunjuk, gerakan, dan
sebagainya sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya.
e.
Langkah 5
Siswa
sendiri yang memecahkan masalah atau kesulitan belajar yang sedang dialaminya.
f.
Langkah 6
Memisahkan
siswa yang telah dibimbing dan mengembalikannya ke dalam kelas semula.
g.
Langkah 7
Melakukan
penelitian dengan teknik tertentu untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan
bimbingan yang telah dilaksanakan dan bagaimana tindak lanjutnya.
Berdasarkan
paparan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa langkahlangkah dalam pelaksanaan
bimbingan belajar di antaranya adalah identifikasi kebutuhan, tantangan dan masalah
yang dihadapi siswa, melakukan analisis latar belakang atau faktor penyebab kebutuhan,
tantangan dan masalah siswa, merencanakan dan menetapkan metode yang akan diberikan
kepada siswa, kemudian memberikan layanan bimbingan kepada siswa dengan metode-metode
yang telah ditetapkan, selanjutnya mengevaluasi hasil pelaksanaan bimbingan.