Bimbingan Bagi Murid yang Berkesulitan Belajar dan Remidial Teaching (Bahasan Khusus)
BIMBINGAN
BAGI MURID YANG BERKESULITAN BELAJAR DAN REMEDIAL TEACHING (BAHASAN KHUSUS)
A. Bimbingan bagi
Murid Berkesulitas Belajar
1. Kesulitan
belajar bagi siswa
Dalam
pembelajaran, guru memberikan kontribusi yang besar dalam menentukan berhasil
atau tidaknya murid dalam mencapai tujuan pembelajarannya.Guru berharap supaya
yang siswa yang diajarnya berhasil dalam belajarnya, sehingga mereka memperoleh
hasil belajar yang memuaskan. Namun, pada kenyataannya terdapat juga dari siswa
yang mendapat nilai tinggi dan rendah. Sehingga siswa tidak mencapai hasil yang
memuaskan. Sehingga pada kenyataan ini menunjukkan bahwa masih banyak guru menghadapi
sejumlah peserta didik yang menghadapi kesulitan belajar.
Kesulitan ini menjadi
masalah yang perlu dipecahkan dan dicari solusinya terciptanya tujuan
pembelajaran yang sempurna. Menurut Surya dalam Hallen (Utami, 2020), ada
beberapa ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan
belajar, antara lain:
a.
Menunjukkan hasil belajar yang rendah.
b.
Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
c.
Lambat dalam melakukan tugas yang diberikan guru, ia selalu tertinggal
dari kawankawannya dalam menyelesaikan tugas.
d.
Menujukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang,berpura-pura,dan
dusta.
e.
Menujukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang
terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam dan di luar
kelas, tidak mau mencatat pelajaran, mengasingkan diri, tersisih, dan tidak mau
bekerja sama.
f.
Menujukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung,
pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu Jadi
kesulitan belajar pada siswa merupakan ketidak mampuan siswa karena suatu hal
yang menunjukkan kesulitan dalam proses belajarnya. Sehingga siswa yang mengalami
kesulitan belajar membutuhkan perhatian dan pelayanan khusus untuk mendapatkan
hasil yang baik dalam belajar.
2. Faktor penyebab
kesulitan belajar bagi siswa
1. Faktor internal
Faktor internal
siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa sendiri.
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kurangnya kemampuan psiko fisik
siswa yaitu:
a.
Yang bersifat kognitif antara lain seperti rendahnya kapasitas
intelektual atau intelegensi siswa.
b.
Bersifat afektif antara lain labilnya emosi dan sikap.
2. Faktor
eksternal
Faktor eksternal
siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa.
Faktor eksternal siswa meliputi segala situasi dan kondisi lingkungan sekitar
yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa, faktor lingkungan ini meliputi:
a.
Lingkungan keluarga contohnya: ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan
ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b.
Lingkungan perkampungan atau masyarakat contohnya: wilayah perkampungan kumuh
atau teman sepermainan yang nakal.
c.
Lingkungan sekolah contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang
buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat belajar yang berkualitas
rendah.
3. Jenis- Jenis
Kesulitan Belajar
Menurut (Utami,
2020) terdapat beberapa jenis Kesulitan Belajar yakni:
a.
Disleksia (Kesulitan Membaca)
Menurut Ansori
Muhammad mengemukakan bahwa kesulitan membaca (disleksia) adalah gangguan
belajar membaca yang ditunjukkan dengan kemampuan membacanya di bawah kemampuan
sesungguhnya yang dimiliki”. (Ansori Muhammad, Psikologi pembelajaran; 2008.
236). Gejala dari kesulitan belajar ini adalah kemampuan belajar anak berada di
bawah kemampuan yang seharusnya dengan mempertimbangkan tingkat intelegensi,
usia dan pendidikannya. Dislekisa ini mengarah pada bagaimana otak mengolah dan
memproses informasi yang sedang dibaca anak tersebut. Kesulitan ini biasanya
baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu.
b.
Gangguan Disgrafia (Kesulitan belajar Menulis)
Kesulitan ini
berasal dari kelainan saraf yang menghambat kemampuan menulis yang meliputi
hambatan fisik, seperti tidak dapat memegang pensil atau pun tulisan tangannya
buruk. Anak dengan gangguan disgrafia mengalami kesulitan dalam
mengharmonisasikan ingatan dengan penguasaan gerak ototnya secara otomatis saat
menulis huruf dan angka.
c.
Diskalkulia (Kesulitan belajar Matematika)
Diskalkulia
(Kesulitan belajar Matematika) adalah gangguan pada kemampuan kalkulasi secara
matematis. Terbagi menjadi bentuk kesulitan menghitung dan kesulitan kalkulasi
anak tersebut akan menunjukkan kesulitan dalam memahami proses–proses matematis
biasa ditandai dengan kesulitan belajar dan mengerjakan tugas yang melibatkan
angka atau simbol otomatis.
4. Peran dan
Fungsi Guru
Guru merupakan
peran yang sangat penting dalam pendidikan disekolah, masa depan anak didik
banyak tergantung kepada bagaimana guru mengajar. Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru harus
memposisikan diri secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional,
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang tengah berkembang serta tun tutan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang men dunia. Guru memiliki tanggung jawab untuk membawa
peserta didik mencapai cita-cita yang diinginkan.
Peran guru
sangatlah penting dalam mengajar dan mendidik siswanya. Seperti guru yang lain,
guru SD juga adalah tenaga pendidik. Secara sederhana, peran guru sebagai
pendidik adalah membimbing, mengajar, dan melatih (Wardani, 2007. www.gurukelas.com)
dalam (Zulfiati, 2014).
1.
Peran sebagai pembimbing
Guru dalam arti
tradisi jawa merupakan akronim dari „digugu lan ditiru‟. Untuk menjadi sosok
pembimbing, seorang guru harus mampu meberikan teladan yang baik menjadi
panutan yang dapat digugu dan ditiru oleh siswanya. Bukan hanya bertanggung jawab
mengajar mata pelajaran tetapi juga mendidik moral, etika, dan karatker siswa. Sebagai sosok
pembimbing, guru dituntut memiliki kemampuan profesional dalam menguasai dan
melaksanakan teknik-teknik bimbingan.
2.
Peran sebagai pengajar
Peran dan fungsi
guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Di antara peran
dan fungsi guru tersebut adalah sebagai berikut: 1) Sebagian pendidik dan
pengajar, 2) Sebagai anggota masyarakat;. 3) Sebagai pemimpin; 4) Sebagai administrator;
5) Sebagai pengelola pembelajaran; (Mulyasa,E, Standar kompetensi Sertifikasi
Guru, 2009) dalam (Cruz, 2013).
3.
Peran sebagai pelatih
Dilakukan oleh
guru dengan siswa yang telah dewasa. Siswa SD banyak memerlukan bimbingan dan
pengajaran dari guru.
4.
Remedial Teaching
Remedial memiliki
arti yang mengarah pada kebaikan, pengajaran ulang bagi murid yang hasil
belajarnya kurang baik. Sedangkan teaching berarti pengajaran. Maka dapat disimpulkan
bahwa remedial teaching atau disebut juga dengan pembelajaran remidi merupakan
perbaikan nilai bagi peserta didik yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal
sesuai dengan analisa, diagnosa dan strategi tertentu. Menurut (M. Muizuddin,
2016)
Remedial Teaching
adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan,
atau pengajaran yang membuat jadi baik. Adapun menurut Ischak S.W dan Warji R.
dalam (M. Muizuddin, 2016) Remedial Teaching adalah “kegiatan perbaikan dalam proses
belajar mengajar adalah salah satu bentuk pemberian bantuan. Yaitu pemberian bantuan
dalam proses belajar mengajar yang berupa kegiatan perbaikan terprogram dan
disusun secara sistematis.”
5.
Tujuan remedial teaching
Secara umum
remedial teaching memiliki tujuan yakni untuk mencapai tujuan pembelajaran
semaksimal mungkin. Sedangkan tujuan remedial teaching secara khusus yakni agar
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai hasil belajar sesuai
yang diharapkan dengan melalui penyembuhan atau perbaikan dalam proses belajarnya. Namun, ada
pula tujuan pengajaran menurut Dep. P & k (1983:60) dalam (M. Muizuddin,
2016) jika diuraikan sebagai berikut:
1.
Dapat memahami kemampuan dirinya, baik dari segi keunggulan, kelemahan,
dan sifat kesulitannya.
2.
Dapat memperbaiki cara belajar menjadi lebih baik sesuai dengan
kesulitan yang dihadapinya.
3.
Dapat memilih materi dan fasilitas yang tepat dan sesuai.
4.
Dapat mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya.
5.
Dapat mengembangkan sikap-sikap kebiasaan yang baru yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang lebih baik.
6.
Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan.
7. Fungsi remedial
teaching
Selain tujuan
pembelajaran remedial, terdapat pula fungsi dari pembelajaran remedial yang
meliputi:
1.
Fungsi korektif, yakni perbaikin belajar yang mengarah pada segi
kepribadian peserta didik.
2. Fungsi pemahaman, yakni hal yang berkaitan dengan kemampuan dan kelemahan peserta
didik dan pendidik juga menyesuaikan strategi pembelajaran seperti apa yang
sesuai dengan kondisi peserta didik.
2.
Fungsi penyesuaian, yakni kondisi peserta didik menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan pendidik menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kemampuannya.
3.
Fungsi pengayaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam menguasai materi
secara mendalam dan pendidik mengembangkan metode pembelajaran.
4.
Fungsi akseleratif, yakni mempercepat proses belajar peserta didik dalam
menguasai materi pembelajaran.
5.
Fungsi teurapetik, yakni perbaikan segi kepribadian yang menunjang
keberhasilan peserta didik.
8. Bentuk-bentuk
remedial teaching
Setelah memahami
tujuan dan fungsi remedial teaching, ada pula bentuk-bentuk pelaksanaan
pembelajaran remedial antara lain sebagai berikut:
1.
Melakukan pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran
ini dilakukan dengan penyederhanaan materi, ragam cara penyajian, dan
penyederhanaan tes.
2.
Melalukan bimbingan secara khusus. Apabila dalam keberlangsungan proses pembelajaran
ditemukan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar maka perlu dilakukan
tindak lanjut berupa bimbingan langsung secara individu.
3.
Memberikan tugas secara khusus. Tugas latihan yang diberikan perelu
diperbanyak supaya peserta didik tidak lagi mengalami kesulitan ketika
mengerjakan tes akhir.
4.
Memanfaatkan tutor sebaya. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan teman
kelas, diantara mereka yang memiliki kecepatan belajar lebih hendaknya berbagi
tips bersama temannya yang mengalami keterlambatan.
9. Prinsip
remedial teaching
Dalam pelaksanaan remedial
teaching dilakukan berpegang pada beberapa prinsip sebagai berikut:
1.
Adaptif, artinya setiap peserta didik memiliki keunikan tersendiri.
2.
Interaktif, artinya peserta didik diarahkan agar senantiasa berikteraksi
secara intensif dengan pendidik.
3.
Fleksibilitas, artinya pendidik perlu menggunakan berbagai metode
pembelajarandan metode penilaian sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4.
Pemberian umpan balik dengan segera, umpan balik tersebut dapat berupa
informasi yang diberikan pendidik kepada peserta didik mengenai hasil kemajuan
belajarnya.
5.
Kesinambungan dan ketersediaan dalam memberikan pelayanan dan program pembelajaran
regular, dengan demikian setiap peserta didik memiliki kesempatan mereka dapat
mengaksesnya.
10. Pendekatan
remedial teaching
Selain hal-hal
yang telah dipaparkan, dalam melaksanakan pembelajaran remedial terdapat beberapa
pendekatan. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain sebagai berikut:
1.
Pendekatan kuratif, yakni pendekatan yang dilakukan setelah diketahui
adanya peserta didik yang gagal dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2.
Pendekatan preventif, yakni pendekatan yang pendekatan yang ditujukan
kepada peserta didik berdasarkan informasi yang diprediksikan akan mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi tertentu.
3.
Pendekatan yang bersifat perkembangan, yakni pendekatan yang didasarkan
pada pemikiran bahwa kesulitan peserta didik harus diketahui pendidik secara
langsung, supaya
1. dapat diberikan bantuan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.