Problematika Pemerolehan Bahasa
Problematika Pemerolehan Bahasa
Berdasarkan sumber rujukan,
dideskripsikan problematika pemerolehan bahasa sebagai berikut : (a)
Hakikat bahasa, (b) Komponen bahasa dan (c).
Pemerolehan bahasa. Hal tersebut
diuraikan sebagai berikut.
(a) Hakikat Bahasa
Nursaadah (08/02/22) memandang
bahwa bahasa merupakan media/alat yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi/berkomunikasi
untuk menyampaikan suatu pesan.
(b) Komponen Bahasa
Nursaadah (08/02/22) memandang
bahwa bahasa terdiri dari sistem, lambang, bunyi, tak beraturan (manasuka)
dan alat komunikasi manusia.
(c) Pemerolehan Bahasa
Nursaadah (08/02/22) memandang
bahwa pemerolehan bahasa merupakan proses untuk mengetahui dan
mengkaji suatu bahasa dengan cara formal (belajar) dan non-formal (alami).
Diasumsikan bahwa :
1. Manusia memiliki potensi sama
untuk memperoleh bahasa.
2. Manusia memperoleh bahasa dilakukan
dengan cara (a) alami, (b) belajar dan (c) perpaduan alami dengan
belajar.
3. Pemerolehan bahasa dipengaruhi
oleh lingkungan.
4. Pemerolehan bahasa terjadi
seiring dengan (a) perkembangan individu, (b)
budaya, (c) ilmu pengetahuan, (d)
ekonomi dan (e) politik.
5. Pemerolehan bahasa secara alami
dapat digunakan untuk merancang dan melaksankan pembelajaran di
sekolah dasar (SD).
State of the act :
Dirumuskan dari hasil penelitian
perihal pemerolehan bahasa dari sejumlah artikel untuk menilai pernyataan
di awal. Hal tersebut disajikan sebagai berikut :
Susanti (2020) mengemukakan bahwa
bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,
dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, konsep atau perasaan.
Sejalan dengan hal tersebut, Dewi (2020) mengemukakan bahwa bahasa
merupakan alat komunikasi yang digunakan setiap
individu dengan individu lain.
Sedangkan, Khair (2018) mengemukakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi
sosial yang berupa sistem simbol bunyi yang
dihasilkan dari ucapan manusia.
Rahmaini (2015) mengemukakan bahwa
bahasa itu sistematik (bersistem), arbitrer (manasuka), ujaran
(berupa ucapan), simbol (terdiri atas lambanglambang), manusiawi (diproduksi
dan digunakan oleh manusia, atau pengguna bahasa adalah para manusia) alat
komunikasi, dan bahasa mengacu kepada obyek
yang ada pada bahasa tersebut dan
diluar bahasa. Sejalan dengan hal tersebut,
Rosdiana (2014) mengemukakan bahwa
bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh
para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,
berkomunikasi mengidentifikasikan
diri. Sedangkan, Alwasilah (dalam Damayanti,
2015) mengemukakan bahwa bahasa
adalah bahasa itu sistematik, beraturan atau
berpola, bahasa itu manasuka
(arbitrer), bahasa itu vokal atau bahasa itu merupakan
sistem bunyi bahasa itu simbol.
Arsanti (2014) mengemukakan bahwa
pemerolehan bahasa (language acquisition) merupakan proses ketika anak
memperoleh bahasa pertamanya. Sejalan dengan hal tersebut,
Maksan (dalam Suardi, 2019) mengemukakan bahwa
pemerolehan bahasa (language acquisition) merupakan proses penguasaan
bahasa yang dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar, implisit dan
informal.
Sedangkan, Stephen Krashen (dalam
Setyadi, 2013) mengemukakan bahwa pemerolehan bahasa disebut sebagai
studi tentang pembangunan bahasa seseorang (the study of the development of
person), dan biasanya acuannya adalah bahasa asal
mereka (bahasa Ibu), bahasa kedua,
ataupun lainnya.
Sumber :
Arsanti,
M. (2014). Pemerolehan bahasa pada anak (kajian psikolinguistik). Jurnal
PBSI, 3(2).
Damayanti, R.
(2015). Penggunaan Deiksis Semantik dalam Cerpen Siluet Jingga
Karya Anggi P. Jurnal Ilmiah Buana
Bastra,
2(2), 175-187.
Dewi, A. C. (2020). Peningkatan
Kemampuan Memahami Bacaan Menggunakan Teknik Scramble Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V UPT
SDN
020 Pombuatang Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara
(Decotoral
dissertation, Universitas Cokroaminoto Palopo).
Khair, U. (2018).
Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra SD dan MI. ArRiayah: Jurnal Pendidikan
Dasar,
2(1), 81.
Rahmaini, R. (2015).
Strategi pembelajaran bahasa arab aktif dan menarik.
Rosdiana, Y. (2014).
Hakikat Bahasa. Dalam Y. Rosdiana, N. Supratmi, AN Izzati, T. W. Mundrati, T. Prakoso, L. Setiawati, et al.,
Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah
Dasar,
1-42.
Setiyadi, A. C.,
& Salim, M. S. U. (2013). Pemerolehan bahasa kedua menurut
Stephen Krashen. At-Ta'dib, 8(2).
Suardi, I. P.,
Ramadhan, S., & Asri, Y. (2019). Pemerolehan bahasa pertama pada
anak usia dini. Jurnal Obsesi:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 265- 273.
Susanti, S. (2020). Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi Pantun Melalui Strategi Pembelajaran
Cooperative
Integrated Reading And Composition (CIRC) Di Kelas IV SD
Negeri
105328 Dagang Kerawan Tanjung Morawa (TA
2018/2019
(Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara).