Resume Dakwah dan Amar Ma’rif Nahi Munkar
Dakwah dan Amar
Ma’rif Nahi Munkar
Konsep Dakwah dalam Islam
Makna Dakwah
Secara
etimologis kata “Dakwah” merupakan Bahasa serapan dari Bahasa
arab yaitu,
da’wah. Dalam kamus Al mutawatir (1984) kata tersebut bermakna
memanggil,mengundang,minta
tolong, meminta, memohon, menamakan,
menyuruh datang,
mendorong,menyebabkan,mendatangkan,mendoakan, menagisi, dan meratapi.
Adapun dalam
kamus besar Bahasa Indonesia (2015) kata ‘dakwah’
memiliki dua
pengertian, yaitu: (1) penyiaran, propaganda dan (2) Penyiaran agama dan pengembangannya dikalangan masyarakat atau seruan untuk
memeluk, mempelajari, dan mengamalkan
ajaran agama. Adapun di dalam Al-quran kata da’wah setidaknya disebutkan 198 kali dengan makna yang sangat
beragam.Setidaknya
menurut para ahli ada 10 makna dakwah dalam Al-quran yaitu:
mengajak dan
menyeru, berdo’a, mendakwa, mengadu, memanggil, meminta,
mengundang,
malaikat israfil, gelar dan anak angkat. Dengan demikian secara
bahasa
setidaknya dakwah berarti memanggil, menanamkan, mengundang,
menyeru,
mengajak, mendo’akan atau menyampaikan sesuatu kepada orang lain
dengan maksud
atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Tujuan
Dakwah
M. Natsir
(TIM Dosen PAI UPI, 2009, hal 162) menyebutkan bahwa tujuan
dari dakwah
adalah (1) mengingatkan manusia kepda syari’at, untuk memecahkan
semua
persoalan kehidupan; (2) mengingatkan manusia akan salah satu tugasnya
dalam
kehidupan yaitu sebagai hamba allah, (3) mengingatkan manusia kepada
tujuan
hidupnya yang hakii, yakni menyembah allah. Senada dengan hal
tersebut,Nor
Amin Sayani (2011) menyatakan bahwa secara umum tujuan dari
aktivitas
dakwah adalah untuk menjadikan masyarakat muslim mampu
melaksanakan
syari’at islam dalam kehidupan mereka sehari-hari Lebih rinci lagi
beliau
mengungkapkan setidaknya ada empat tujuan khusus dakwah yaitu:
1)
Membantu manusia melaksanakan syari’at Allah.
2)
Mengubah tingkah laku buruk dari masyarakat muslim
3)
‘Amar ma’ruf nahi munkar.
4)
Penyebaran agama Islam kepada Non Muslim.
Metode dan Strategi Dakwah
Mentode’
dalam kamus besar Bahasa Indonesia(2015) didefinisikan sebagai
cara teratur
yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agr tercapai
sesuai dengan
yang dikehendaki. Dengan demikian yang dimaksud dengan metode
dakwah adalah
suatu cara(terencana dan sistematis) yang digunakan seorang da’i
agar
aktivitas dakwahnya tercapai sesuai dengan tujuannya. Sehubungan
dengan metode dakwah,dlam Al-quran surat Al-Nahl ayat 125. Ayat Al-Quran
tersebut mengisyaratkan tiga metode dakwah, yaitu Bil Hikmah, mau’izatul
Hasanah, dan Al Mujadalah.
Metode
Pertama adalah dakwah bil hikmah. Kata al Hikmah (sayani,2011)
sedikitnya
memiliki lima arti, yaitu Al Adl ( keadilan ), Al Haq (kebenaran), Al
Hilm
(ketabahan), Al’ilm (pengetahuan), dan an Nubuwwah (kenabian). Dengan
makna
tersebut sehingga yang dimaksud dengan dakwah bil hikmah disini adalah
aktivitas
dakwah yang dilaksanakan secara matang, terencana dan disesuaikan
dengan objek
dakwah.
Metode kedua adalah dakwah bil mau’izatul
hasanah. Makna mau’izatul
hasanah
menurut Imam Al Ghazali( sayani, 2011) adalah pegajaran dan nasihat baik
yang besuber
dari Al-quran serta metode penyampaian berita gembira dan ancaman
yang disertai
dengan kebijakan yang membuat hati senang, sehingga arah dari
metode ini
adalah aktivitas dakwah yang memberi kean mendekati bukan menjauhi
,memdahkan
bukan menyusahkan dan mengasihi bukan menakutkan.
Metode ketiga
adalah al
mujadalah. Makna dari al mujadalah adalah
saling
berukar fikiran. Secara umum makna dakwah dengan metode al mujadalah
disini adalah
aktivitas dakwah yang memposisikan obejek dakwah sebagai sebagai
rekan untuk
saling bertukar fikiran dalam upaya untuk mencapai tujuan dakwah.
Materi dan
Substransi Dakwah
Materi dakwah yang terkait difocuskan
ada tiga hal berikut,yaitu :
1) Bagaimana ide-ide agam dipaparkan sehingga
dapat mengembangkan gairah generasi muda untuk mengetahui hakikat-hakikatnya
melalui partisipasi positif merek;
2) Sumbangan agama ditunjukan kepada masyarakat
luas yang sedang membangun, khususnya dibidang sosial, ekonomi, dan budaya.
Studi tentang dasar- dasar pokok berbagai
agama yang dapat menjadi landasan bersama demi mewujudkan kerja sama antar
pemeluk agama tanpa mengabaikan identitas masing-masing.
Dakwah
Islam di Era Modern
Di era modern yang ditandai dengan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi, dakwah tidak lagi didominasi oleh kalangan
tertentu. Bahkan hampir bukan menjadi otoritas seorang ulama lagi. Saat ini,
masyarakat tidak hanya menjadikan ulama sebagai satu-satunya sumber untuk
mendapatkan pengetahuan agama. Dengan memanfaatkan internet lewat aplikasi
search engine atau ‘mesin pencari’ yang kita sebut ‘mbah google’, kita bisa
mencari berbagai informasi tentang pengetahuan agama hanya dengan mengetikan
kata kunci di mesin pencari tersebut.
Makna
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Amar Ma’ruf Nahi Munkar, sebagai inti
dari kegiatan dakwah, sudah sepatutnya menjadi identitas seorang muslim untuk
menuju predikat khairu ummah. Ma’ruf berarti segala sesuatu yang terjadi dari
dan sesuai dengan nilai dan kebenaran agama, dan munkar berarti segala sesuatu
atau perbuatan yang bertentangan dengan nilai dan kebenaran agama. Atas dasar
itulah, amar ma’ruf didefiniskan sebagai aktivitas mengajak atau menyeru sesama
kebaikan. Sementara nahi munkar berarti mencegah sesama (dengan tangan atau
otoritas, lisan ataupun hati) dari melakukan kemunkaran.
Tindakan amar ma’ruf dan nahyi munkar
pada hakikatnya merupakan tindakan membentengi diri dan menjaga hak orang lain
untuk bebas dari gangguan/pengaruh kemunkaran. Itulah sebabnya banyak ulama
yang menetapkan hukumnya wajib, atau paling tidak wajib kifayah. Artinya, jika
terjadi suatu kemunkaran tapi tidak dicegah, padahal ada orang yang bisa
melakukannya, maka dosanya kena kepada semua orang yang kena kewajiban
tersebut. Kewajiban inipun beda-beda tingkatnya sesuai dengan kafasitas dan
otoritas yang dimilikinya
Pembagian
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Amar ma’ruf
nahi munkar menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Yang berhubungan dengan hak-hak Allah
2) Yang berhubungan dengan hak-hak manusia
3) Yang berhubungan dengan hak-hak Allah dan
hak-hak manusia
Pengaruh
Kemunkaran
Bencana yang paling berbahaya
mengancam kehidupan masyarakat muslim adalah bencana kemunkaran. Tidak ada
bencana lebih hebat dalam merusak tatanan kehidupan muslim melebihi kemunkaran.
Apabila kemunkaran dibiarkan merajalela, merasuki masyarakat, maka kedahsyatan
dan kedalaman rasukanya lebih berbahaya daripada menjalar-nya bibit penyakit
paling menular sekalipun.
Pencegahan
Kemunngkaran
Tiga tingkat strategi pencegahan kemunkaran.
Strategi yang dimaksud yaitu:
1) Dengan Tangan
2) Dengan Lisan
3) Dengan Hati