Model Pembelajaran Seni Musik
Model Pembelajaran
“Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan
oleh faktor eksternal agar terjadi proses belajar pada diri individu yang
belajar”(Karwono, 2018, hlm 19). Menurut Yunus (2014) dalam Nurdyansyah dan
Fahyuni E. F (2016, hlm. 1-2) Pembelajaran dapat diartikan dari berbagai sudut
pandang. Dari sudut pandang behavioristik, pembelajaran sebagai proses
pengubahan tingkah laku siswa melalui pengoptimalan lingkungan sebagai sumber
stimulus belajar. Sudut pandang teori kognitif, didefinisikan sebagai proses
belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengontruksi pengetahuan baru sebagai
upaya peningkatan penguasaan materi yang baik terhadap materi pelajaran. Sudut
pandang teori interaksional didefinisikan sebagai proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi,
Pandangan tersebut mengarah pada pembelajaran merupakan suatu proses untuk
membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal
jika pembelajaran tersebut memiliki prosedur dan tujuan yang terarah sehingga
dibutuhkan suatu model pembelajaran. Pada model pembelajaran terdapat suatu
pendekatan, strategi, metode serta teknik yang digunakan sehingga terbentuk
pola interaksi siswa dengan guru yang efektif dalam mencapai tujuan belajar.
Sejalan dengan itu, Afandi (2013, hlm. 16) menjelaskan “model pembelajaran
adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai
tujuan pembelajaran didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media
dan alat penilaian pembelajaran.”
Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan
kebutuhan yang ada. Sebab, kondisi lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam
merancang model pembelajaran. Menurut Wahab (2007, hlm 52-54) menyatakan model
mengajar merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan perjalanan
menempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada
perilaku siswa seperti yang diharapkan. Maka dari itu, Model mengajar dapat
dipandang sebagai pedoman yang dapat menjelaskan apa yang harus dilakukan guru.
Jadi, model pembelajaran dapat disesuaikan dengan syarat tujuan model
pembelajaran tersebut menghantarkan pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai
meliputi kongitif, afektif, dan psikomotor.
Menurut Darmawan, dkk (2018, hlm. 1-2)
menjelaskan bahwa “model pembelajaran merupakan pola umum perilaku pembelajaran
untuk mencapai kempetensi /tujuan pembelajaran yang diharapkan. Adapun model pembelajaraan
menurut teori-teori belajar para ahli diantaranya: 1. Model Interaksi Sosial,
2. Model Pemrosesan Informasi, 3. Model Personal (Personal Models), dan 4.
Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral). ”
Model pembelajaran tersebut dikatakan sebagai pola
umum perilaku pembelajaran yang artinya semua guru dapat membuat model
pembelajaran yang sesuai dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Semua model
yang digunakan dalam proses pembelajaran ditujukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran itu sendiri. Empat model pembelajaran yang dikelompokkan menurut
teori tersebut dapat dipahami sebagi berikut:
1. Model Interaksi Sosial;
Model pembelajaran ini didasari oleh teori
Gestalt yang merujuk pada hubungan yang baik dalam bermasyarakat (learning to life together).
2. Model Pemrosesan Informasi;
Model pembelajaran ini didasari oleh teori
Piaget menitikberatkan pada kognitif, diamana kemampuan siswa untuk memproses
informasi yang dapat memperbaiki dirinya. Kemampuan memproses informasi setiap
individu berbeda-beda maka perubahan
untuk memperbaiki diri tiap individupun berbeda. Maka, model ini merujuk
pada bagaimana cara mengumpulkan atau menyerap informasi (stimulus) dari
lingkungan yang berakhir respon seperti apa yang akan dimunculkan.
3. Model Personal (Personal Models);
Model pembelajaran ini didasari oleh teori
Humanistik, berorientasi pengembangan individu siswa. Seorang guru harus
mengkondisikan kelas agar kondusif serta siswa mampu belajar untuk menunjang
pengembangan dirinya baik emosional maupun intelektualnya.
4. Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral)
Model pembelajaran ini didasari oleh teori
Behavioristik, menitikberatkan pada perubahan perilaku dengan cara manipulasi
penguatan.
Model pembelajaran akan mudah dikenali dengan
mengenal ciri-ciri yang dimiliki. Menurut Nurdyansyah dan Fahyuni E. F (2016,
hlm. 25) model pembelajaran memiliki ciri–ciri diantaranya:
1. Memiliki misi
atau tujuan pendidikan tertentu.
2. Dapat
dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
3. Memiliki
bagian–bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah–langkah pembelajaran (syntax),
(2) adanya prinsip–prinsip reaksi, (3) sistem sosial, dan (4) sistem pendukung.
Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan
suatu model pembelajaran.
4. Memiliki
dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
5. Membuat
persipan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang
dipilihnya.
Berdasarkan
ciri-ciri yang di utarakan diatas, maka perlu adanya pemahaman. Suatu model
pembelajaran memiliki misi atau tujuan pendidikan merupakan hal yang harus ada
dalam sebuah model pembelajaran. Sebab, pembelajaran dilakukan untuk mencapaai
tujuan pendidikan maka suatu model pembelajaran
harus jelas memiliki misi dan tujuan untuk pendidikan. Jika suatu model
memiliki misi dan tujuan relevan dengan pendidikan maka dapat dijadikan sebuah
pedoman serta dapat dijadikan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran. Model
pembelajaran dikembangkan diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang sering
terjadi di dalam proses pembelajaran. Suatu model pembelajaran merupakan satu
keseluruhan yang utuh, dengan maksud model pembelajaran harus memiliki
langkah-langkah yang jelas sehingga memudahkan untuk menggunakannya. Sejalan
dengan itu, Kamil (2012, hlm. 1) menuliskan bahwa model “pembelajaran harus
dibangun berdasarkan teori-teori yang secara tepat dikembangkan dalam memahami
kondisi siswa dan sarana prasarana yang dimiliki.”