Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Marching Band : Pengertian, Manfaat, Komponen, Jenis Alat Musik Marching Band

 


Marching Band

Pengertian Marching Band

Kirnadi (2011, hlm. 11-13) mengemukakan bahwa berdasarkan “sejarahnya marching band dibentuk pada  paska perang Dunia ke II. Semula berawal dari nostalgia para veteran Perang Dunia II yang selalu ingat lagu-lagu yang dimainkan.”  Permainan musik mereka juga “berseragam ala militer lengkap dengan epolet-epoletnya berbaris keliling kota dengan bangganya.” Sehingga terbentuklah sebuah Korps Musik yang “semula diberi nama Military Band.” Kegiatan tersebut semakin lama semakin berkembang dan menjadi populer sehingga “berganti nama menjadi Marching Band” sampai saat ini yang kita ketahui.

 

Berdasarkan hal tersebut sejalan dengan kegiatan marching band saat ini yang terlihat dari seragam ala militer. Bahkan dalam memainkan musik dalam kelompoknya harus kompak baik gerakan melangkah maupun barisan seperti halnya militer berjalan dengan rombongan kelompoknya. Nama marching band dalam kalangan siswa SD, SMP dan SMA tidak asing lagi. Semua orang yang ingin mengetahui bagaimana pertunjukan  marching band pada zaman sekarang sangat mudah, banyak sekali pertunjukan-pertunjukan yang dapat kita lihat di dengan teknologi.

 

Harahap (2012, hlm. 2) menjelaskan bahwa “Marching Band artinya musik bergerak atau musik berjalan (music in motion). Marching Band adalah kegiatan seni musik atau musical activity.”  Sejalan dengan itu, Kirnadi (2011, hlm. 13) menuliskan bahwa ”Marching Band berasal dari bahasa Inggris. Marching artinya bergerak atau berjalan, sedangkan Band artinya musik atau kumpulan musik. Jadi Marching Band artinya musik yang bergerak.” Sedangkan menurut Boneo dalam Himawan (2016, hlm. 3-4) menjelaskan bahwa “Marching Band adalah salah satu kegiatan musik yang dilakukan berkelompok dengan memainkan alat musik yang berbeda jenis.” Permainan alat musik tersebut dilengkapi dengan “colour guard yang berfungsi sebagai penambah nilai estetik visual.” “… mayoret atau field commander yang bertugas sebagai dirigen atau pemimpin Marching Band. “…. kelompok perkusi sebagai penunjang derap disamping kelompok alat musik tiup juga sebagai penunjang melodi.” Seperti yang dapat kita temukan di berbagai pertunjukan marching band perlengkapan tersebut menjadikan penampilan menjadi indah.

Hal diatas memberikan pegertian bahwa marching band dapat dikatakan sebagai permainana alat musik yang dilakukan secara berkelompok dengan perlengkapan tambahan untuk memberikan nilai keindahan yang lebih ketika dilihat. Ketika didengarkan terdengar musik dari beberapa alat musik dan dapat menikmati keindahan pertunjukan dengan penglihatan sendiri. Terlihat kekompakan tim dalam pertunjukan yang dilakukan. Semua itu dapat dikatakan seni dalam bidang musik, rupa dan tari. Semua bidang musik bersatu menjadi suatu keindahan bagi yang menikmatinya.

 

Pendapat lain mendefinisikan bahwa “marching band adalah sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik (tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen pit) secara bersama-sama” (Afianti, 2012 hlm. 9). Sejatinya marching band memiliki fungsi seni aktualisasi diri dan media pendidikan bagi pemain alat musik tersebut maka perlu arahan dan pembinaan khusus.  Fungsi sebagai aktulisasi diri dan media pendidikan dapat dilihat menurut Hafif (2017, hlm. 96) yang menjelaskan bahwa “Marching band merupakan bentuk kegiatan yang sering dijadikan sebagai kegiatan pembinaan dan pengembangan diri di sekolah yang dilaksanakan pada program ekstrakulikuler.”  Hal tersebut membuktikan bahwa marching band memiliki fungsi aktulisasi diri dan media pendidikan dengan sering dijadikan sebagai bentuk program ekstrakurikuler di sekolah. Program tersebut menjadikan pembinaan lebih (tidak hanya di kelas) terhadap siswa dalam bidang seni musik. Sebab, kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dipandang untuk memfasilitasi atau mewadahi kreatifitas siswa dalam menunjang tujuan pendidikan.

 

Manfaat Marching Band

Kegiatan marching band dapat memberikan manfaat bagi anggota, baik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Kegiatan marching band dapat menyeimbangkan kinerja otak kiri dan otak kanan. Hal tersebut di dukung oleh Kirnadi (2011, hlm. 130-133) yang menjelaskan bahwa “pencerahan dan awarness  adalah kata lain untuk berfikir seimbang antara otak kiri dan otak kanan, secara kognitif dan afektif.” Serta “pendidikan di sekolah tidak cukup hanya mengembangkan intelektualitas saja tetapi juga nilai-nilai etika, moral, seni dan budaya.” Maka, menurutnya kegiatan marching band dapat memberikan beberapa manfaat seperti “Bermain adalah kebutuhan, kewiraan, merubah sikap dan prilaku, team building dan human skill.” Manfaat tersebut dapat dipahami sebagai berikut:

 

1.    Bermain adalah kebutuhan

Bermain dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa untuk mendapatkan kegembiraan, kesenangan, wadah pelepas penat dalam kegiatan keseharian yang dilakukan. Kirnadi menuliskan “Bermain ada dalam kegiatan ekstrakurikuler” dan “marching band adalah kegiatan seni yang dalam kegiatannya melatih penggunaan kedua belahan otak.” Jadi, sebab karakteristik dari ekstrakurikuler itu menggunakan metode bermain dan marching band dapat dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler maka marching band dapat dijadikan wadah untuk memenuhi kebutuhan setiap individu untuk bermain. Selain itu marching band dapat membantu setiap individu yang ikut serta melatih keseimbangan otak kiri dan otak kanannya.

2.      Kerwiraan

Metode permainan yang dipertunjukan membutuhkan aspek kedisiplinan dalam latihan khalayak militer yang sangat menjunjung tinggi nilai kedisiplinan.maka dari itu, kegiatan yang dilakukan dalam proses kegiatan pelatihan marching band pun dilakukan dengan ala militer. Kemungkinan bertolak belakang pada sejarah didirikannya marching band sehingga membuat marching band memiliki karakteristik yang khusus.

 

3.      Merubah sikap dan prilaku

Dilihat dari proses latihan yang harus disiplin maka semua personil mau tidak mau merubah dirinya atau melatih dirinya untuk selalu disiplin dalam latihan. Jika dilihat dari musik yang dimainkan juga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang seperti musik dalam kegiatan marching band dengan tempo lambat maka pendengar akan memperoleh kesan bahwa waktu yang harus dilaluinya berjalan perlahan begitupun sebaliknya.

4.      Team building and human skill

Pada dasarnya marching band merupakan permainan musik yang dimainkan secara berkelompok maka team building dilakukan untuk dapat memainkan alat musik. Latihan tersebut tidak dilakukan hanya satu kali maka akan mempengaruhi human skill sebagai dampak dari team builiding.

Selain itu, James R. Wells menyatakan dalam Paul K. Garison ( 1986, hlm. 50) menyatakan bahwa  “marching band aesthetic based on “the coordination and harmonious agreement of the auditory and visual elements inherent in a marching band performance which is experienced both intellectually and emotionally.” Maksudnya bahwa estetika dalam marching band terdapat atau berdasarkan pada koordinasi dan kesepakatan yang baik dari unsur pendengaran dan penglihatan dalam penampilan marching band yang dialami secara intelektual dan emosional. Wells juga mencantumkan tujuh tujuan pendidikan musik dan estetika pendidikan yang diyakini dapat berhasil dalam kegiatan marching band diantaranya:

 

1.      To develop taste and discrimination in value judgments.

2.      To develop an awareness of music in its social context.

3.      To develop flexibility and originality through the modification of behavior in performing, listening, composing, analyzing, and responding to music.

4.      To become aware of musical systems in other cultures.

5.      To develop the use of music for leisure time.

6.      To develop an understanding of the components of music and the expressive elements of music.

7.      To refine the technical aspects in the development of performance skills.

 

Berdasarkan tujuh tujuan dan estetika pendidikan yang di sebutkan oleh wells  maka dipahami bahwa marching band dapat memberikan manfaat diataranya: Mengembangkan rasa baik atau buruk dalam melakukan penilaian; mengembangkan kesadaran musik dalam konteks sosialnya;  mengembangkan fleksibilitas dan orisinalitas melalui modifikasi perilaku dalam melakukan, mendengarkan, menyusun, menganalisis, dan merespons musik; mengenal akan sistem musik dalam budaya lain; musik dapat digunakan untuk waktu luang atau mengisi waktu luang; dan mengetahui tentang komponen musik dan elemen musik ekspresif, dapat dijadikan sebagai pengembangan keterampilan kinerja. Selain itu, Istiqomah (2018) menuliskan “Beberapa pecinta dan pemerhati marching band sepakat” bahwa “…. ekstra kurikuler marching band memiliki daya pikat tersendiri, yakni memadukan edukasi dan rekreasi dalam satu cipta kreasi.”

 

Komponen Marching Band

Pada marching band terdapat beberapa komponen yaitu: alat musik, drum major/drum majorette, field commander, serta color guard (penari). Berikut penjelasan mengenai komponen-komponen marching band.

 

Alat Musik Marching Band

Alat marching band Permainan musik khususnya marching band membutuhkan pemain dan alat agar permainan musik dapat dilakukan dan dipertunjukan. Alat musik dalamm marching band tidak jauh beda dengan alat musik drum band. Menurut (Harahap, 2012; & Kirnadi, 2011) menjelaskan bahwa peralatan marching band terdiri dari alat tiup, alat pukul (percussion), dan Colour Guard line. Alat tiup terdiri dari alat tiup kayu dan alat tiup logam. Sedangkan alat pukul (percussion) terdiri dari Battery percussion dan pit percussion.  Adapun peralatan marching band terdiri dari:

1.      Alat tiup

a.    Alat tiup Kayu, terdiri dari:

Fluet/ Picolo, Clarinette, Saxophone. Contoh gambar:

 

b.      Alat tiup logam, terdiri dari:

Terompet, Mellophone, Marching Trombone, Baritone Euphoneum, Tuba. Contoh gambar:

 

2.      Alat Perkusi

a.      Battery percussion (alat pukul tidak bertangga nada), terdiri dari: Snare Drum, Multi Tom (Tim Tom), Bass Drum, Marching Cymbal.

Contoh gambar:

 

b.      Pit percussion (alat musik statis/tidak ikut berbaris), terdiri dari: Xylophone Timpani, Bells, Marimba, Vibraphone, China Gong, Chime dan lain-lain. Contoh gambar:

 

Drum Major/Drum Majorette

Istilah drum major digunakan untuk sebutan laki-laki yang memimpin barisan dalam marching band yang membawa tongkat. Sedangkan drum majorette digunakan untuk sebutan perempuan yang memimpin barisan dalam marching band yang membawa tongkat. Hal tersebut sejalan dengan Kirnadi 2011 hlm. 28 menuliskan bahwa “Drum mayor (sebutan untuk pria) dan drum majorette (sebutan untuk wanita) adalah pimpinan barisan marching band sambil membawa tongkat panjang (yakni tongkat drum major).”

 

Field Commander

Istilah field commander digunakan dalam marching band difungsikan untuk memimpin musik dalam display atau kondakter dalam memimpin sebuah lagu yang dimainkan dalam sebuah pertunjukan. Perbedaan field commender dengan drum major yaitu tugas dalam pertunjukannya. Pertunjukan dalam display dipimpin oleh field commender sedangkan drum major dalam parade  (Kirnadi, 2011; Tobing, 2018 )

 

Color Guard

Istilah color guard menurut Kirnadi (2011 hlm. 24-26) bahwa color guard fungsinya sebagai penar. Penari yang dimaksud dalam pertunjukan marching band. Color guard pada umumnya memiliki seragam yang berbeda dengan pemain musiknya. Seragam color guar tidak perlu mencolok dimaksudkan agar tidak mendominasi perhatian dalam suatu pertunjukan.

 

Color guard selain memiliki seragam, aksesoris lainnya seperti bendera, tongkat, senapan atau pedang yang digunakan untuk menambah keindahan. Adapun ukuran bendera dan tongkat menurut Kirnadi antara lain:

1.      Ukuran bendera : 75/80 cm x 125/130 cm

2.      Ukuran tongkat alumunium : 1 inch (diameter)

3.      Ukuran tongkat alumunium stainless : 5/8 atau 6/8 inch (diameter)

 

Harahap menuliskan bahwa ”Colour guard tersebut digunakan dalam pagelaran marching band secara maksimal untuk memberikan efek visual.” Alunan musik yang dimainkan dan keindahan pertunjukan yang dilihat membuat permainan musik marching band dapat dinikmati secara auditory dan visual.