Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penelitian Studi Kasus dan Contoh Penelitian Studi Kasus

 


Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2016, hlm. 2), sedangkan Narbuko, C. dan Achmad, A. (2015, hlm. 3) menyebutkan bahwa “Metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai pemahaman”.

 

Desain Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang dipilih adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Memilih studi kasus karena peneliti ingin menganalisis informasi mengenai upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan self-efficacy siswa pada ekstrakurikuler tari, serta faktor pendukung dan penghambat peningkatan self-efficacy siswa.

 

Studi kasus secara sederhana diartikan sebagai proses penyelidikan atau pemeriksaan secara mendalam, terperinci, dan detail pada suatu peristiwa tertentu atau khusus yang terjadi. Studi kasus dapat diperoleh dari metode-metode penelitian formal. Banyak disiplin ilmu yang menggunakan studi kasus dalam proses penelitiannya, baik itu ilmu sosial maupun ilmu eksakta.

 

Kata kasus yang terdapat di dalam studi kasus bisa merujuk pada individu, kelompok, peristiwa, fenomena, perilaku dan banyak lainnya. Makna yang dirujuk oleh kata kasus, dapat berbeda pada setiap penelitian atau topik. Hal ini tergantung dari si peneliti memaknainya dalam penelitian yang ia lakukan.

 

Menukil dari penelitian “Studi kasus dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan Prosedurnya” karya Mudjia Rahardjo, studi kasus berasal dari terjemahan dalam bahasa Inggris “A Case Study” atau “Case Studies”. Kata “Kasus” diambil dari kata “Case” yang menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English 3 (1989; 173), diartikan sebagai:

 

instance or example of the occurrence of sth (contoh kejadian)

actual state of affairs; situation (kondisi aktual dari keadaan lain)

circumstances or special conditions relating to a person or thing (lingkungan atau kondisi tertentu tentang orang atau sesuatu”

 

Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus

Kamaruzzaman, dkk. (2015, halaman 4) menyatakan bahwa langkah-langkah penelitian studi kasus yaitu:

1)      Pemilihan kasus: Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial.

2)      Pengumpulan data: Terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak.

3)      Analisis data: Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan.

 

4)      Perbaikan (refinement): Meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya dilakukan penyempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;

5)      Penulisan laporan: Laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, mudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnemudahkan pembaca untuk memahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehidupan seseorang atau kelompok.

 

Yani (nama samaran) menjadi korban perdagangan manusia atau human trafficking pada tahun 2013 hingga 2018. Dalam rentang waktu lima tahun, ia mengalami banyak penyiksaan dari pelaku, baik pelaku penyalur maupun pelaku transaksi. Ia mengalami banyak penyiksaan baik fisik, seksual maupun psikis. Selama itu pula, ia kerap melakukan percobaan bunuh diri. Ia merasa malu, tidak berharga, tidak bernilai dan berbagai emosi negatif lainnya. Tindakan yang ia lakukan berakhir sebagai upaya untuk menyakiti dirinya. Semua itu dilakukan, lantaran ia menganggap hal tersebut sebagai media pembebasan dirinya. Hingga pada akhir tahun 2018, Yani berhasil kabur dan mencari pertolongan.

 

Setelah itu, ia dibawa ke layanan pemulihan bagi para penyintas kasus perdagangan manusia. Kondisinya saat itu sangat tidak baik. Ia kerap menangis histeris, hingga beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri. Akan tetapi, pada akhir tahun 2019, setelah satu tahun melewati masa pemulihan, kondisi Yani jauh membaik. Ia nampak bisa bangkit dan perlahan pulih menjadi dirinya sendiri. Ia mampu menghadapi fase hidup yang membuatnya berkali-kali ingin mengakhiri hidupnya. Selama proses pemulihan sepanjang satu tahun, Yani menunjukkan perubahan besar yang membuatnya bisa menerima apa yang sudah ia lalui. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Yani memiliki resiliensi setelah mengalami kasus perdagangan manusia.

 

Itu dia pembahasan tentang studi kasus pada artikel ini. Dimulai dari pengertian, jenis-jenis, penggunaan studi kasus pada penelitian kualitatif dan kuantitatif, langkah-langkah, hingga contohnya. Semoga artikel ini bisa membantu kamu untuk lebih memahami apa itu studi kasus, ya.