Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sastra Didaktis

 


Sastra Didaktis

Sastra didaktis merupakan sastra pendidikan atau sastra yang mendidik dan dapat dijadikan sebagai penanaman konsep dan moral. Menurut Abrams (1999, hlm. 65) “the adjectve didactic which means intended to give intruction is applied to works of literature that are designed to expound a branch of knowledge, or else to embody, in imaginative or fictional form, a moral, religious, or philosophical doctrine or theme”.

 

Artinya, sastra didaktis dibatasi sebagai karya sastra yang didesain untuk menjelaskan suatu cabang ilmu, baik yang bersifat teoritis maupun praktis, atau mungkin juga untuk mengukuhkan suatu tema atau doktrin moral, religi, atau filsafat dalam bentuk fiksi, imajinatif, persuasif, dan impresif. Dalam penjelasan tersebut karya sastra dapat dikaji menggunakan pisau analisis sastra didaktis.

 

Tabel 2.1

 

            Kajian Sastra Didaktis menurut Aprilya (dalam Indriani, 2018, hlm.10)

 

Butir-butir Analisis

Deskripsi Analisis

1.     Representasi Kedidaktisan

1.                  Teknik pengungkapan: menelaah teknik pengungkapan karya sastra (acuan: struktur faktual novel, yaitu alur dan pengaluran, tokoh dan penokohan, latar-tempat, waktu, sosial, dan suasana)

2.                  Penyajian kedidaktisan: menelaah prinsip-prinsip kedidaktisan/pendidikan/pengajaran dalam karya sastra (acuan: penyampaian pengetahuan disajikan secara logis, sistematis, sistemis, fokus, dan kontekstual).

3.                  Isi/ungkapan kedidaktisan

1.                  Menemukan kesesuaian isi/ungkapan karya sastra dengan tujuan pendidikan nasional (acuan: UUSPN No. 20 Tahun 2003:

Butir tujuan pendidikan nasional:

Karya sastra berisi materi yang dapat mengembangkan potensi pembaca untuk memiliki

1.                  Kekuatan spiritual keagamaan yang dapat meningkatkan keimanan,ketakwaan,dan berakhlak mulia

2.                  Sehat jasmani

3.                  Watak/kepribadian yang bermartabat, mandiri, kreatid, demokratis,tanggung jawab, dan mampu mengendalikan diri

4.                  Kecerdasan / berilmu

5.                  Keterampilan sebagai bekal kecakapan hidup

6.                  Menemukan dimensi budaya yang termuat dalam karya sastra (acuan: dimensi budaya yang lengkap terdiri atas bahasa, ilmu pengetahuan, profesi/ pekerjaan, teknologi, seni, sistem/organisasi sosial, dan religi/agama)

7.                  Menemukan dimensi pengetahuan yang termuat dalam karya sastra (acuan: dimensi pengetahuan yang lengkap terdiri atas pengetahuan faktual, konseptual.prosedural dan metakognitif)

8.                  Menemukan pengetahuan atau ilmu pengetahuan yang menjadi sumber masalah/konflik dan solusi yang diberikan. Ilmu pengetahuan dapat mengacu pada ilmu-ilmu sains (matematika, fisika, biologi, kimia, dsb.), sosial (antropologi, sosiologi, ekonomi,geografi, sejarah, dsb.),dan humaniora (linguistik, sastra ,filsafat, dsb.).

 

Representasi kedidaktisan memuat teknik pengungkapan dan penyajian kedidaktisan. Sedangkan isi atau ungkapan kedidaktisan memuat kesesuaian isi/ungkapan karya sastra dengan tujuan pendidikan nasional, dimensi budaya yang termuat dalam  karya sastra, dimensi pengetahuan yang termuat dalam karya sastra, serta pengetahuan atau ilmu pengetahuan yang menjadi  sumber masalah/konflik dan solusi yang diberikan. Sastra didaktis relevan jika dijadikan acuan untuk memilih dan menyusun ungkapan didaktis budaya yang akan dituangkan dalam bentuk teks sastra anak, yakni buku cerita tentang landmark Kota Tasikmalaya.

 

Sejalan dengan hal itu, dalam kurikulum 2013 terdapat beragam kebudayaan yang harus dikenalkan kepada siswa, salah satunya mengenai konten budaya. Materi tersebut muncul di kelas IV (empat) semester 1. Sastra dapat dijadikan sebagai media menyampaikan informasi mengenai landmark agar lebih menarik perhatian siswa. Kompetensi dasar pada pembelajaran yang mendukung dalam pengembangan buku cerita anak mengenai Gedung Kesenian sebagai Landmark Kota Tasikmalaya, sebagai berikut:

 

Tabel 2.2

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

 

Kompetensi Inti

Mata Pelajaran

Kompetensi Dasar

9.    Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan di tempat bermain.

Bahasa Indonesisa

3.2 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang di peroleh dari teks lisan, tulis, atau visual.

Ilmu Pengetahuan Sosial

3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia, serta hubungannya dengan karakteristik ruang.

 

Tabel 2.3

(lanjutan)

10.             Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Bahasa Indonesia

4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keanekaragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia, serta hubungan dengan karakteristik ruang.

Ilmu Pengetahuan Sosial

4.2  Menyajikan hasilidentifikasi mengenai keanekaragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia, serta hubungan dengan karakteristik ruang.