Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Pembelajaran CTL : Pengertian, Tujuan, Karakteristik, Kegiatan, Startegi, Langkah-langkah, Pelaksanaan Pembelajaran CTL (Kontekstual)

 


Model Pembelajaran CTL

Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata context yang berarti  hubungan, konteks, suasana dan keadaan. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching Learning) adalah pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk berpikir secara kontekstual atau secara keadaan yang sebenarnya (nyata).

 

Adapun pendapat  Tanireja dkk. (2015, hlm. 49), yaitu.

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajrkannya dengan situasi nyata  peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

 

Johnson (2014, hlm.57) kontekstual adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak karena menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.

 

Dalam model pembelajaran kontekstual memiliki tujuh komponen utama pembelajaran efektif ‘kontruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) (Taniredja dkk.,2015, hlm. 49 ).

 

Pengembangan kemampuan menulis yang dilakukan secara kontekstual tidak hanya melalui proses pembelajaran tetapi juga melalui kegiatan pagi dan berbagai kegiatan sekolah lainnya yang selalu dipadukan dengan kegiatan menulis. Untuk mengembangkan keterampilan menulis dan menjadikan menulis sebagai sebuah kegemaran diperlukan kondisi yang mendukung.

         Goodman (2014, hlm 41) menyatakan bahwa bahasa yang mudah dipelajari apabila pembelajaran bahasa tersebut nyata, alamiah, masuk akal, menarik, relevan dengan kehidupan anak, milik anak, merupakan bagian peristiwa nyata, memiliki fungsi sosial, memberi makna, penggunaannya sesuai dengan pilihan anak, dapat dikuasai anak, serta anak memiliki kemampuan menggunakannya.

 

 

Tujuan Pembelajaran Kontekstual

Tiap pembelajaran atau model yang diterapkan memiliki tujuan yang sesuia dengan apa yang sebelumnya dipersiapkan dan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan. “Tujuan pembelajaran kontekstual adalah untuk membekali peserta didik berupa pengetahuan dan kemampuan (skill) yang lebih realistis karena inti pembelajaran ini adalah untuk mendekatkan hal – hal yang teoritis ke praktis (Tanireja dkk, 2015, hlm. 50).

 

Karaterisktik Pembelajaran Kontekstual

Menurut Johnson (dalam Nurhadi,2002, hlm. 13), ada 8 komponen yang menjadi karakteristik dalam pembelajaran kontekstual, yaitu sebagai berikut :

 

1) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningfull connection). Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat (learning by doing).

 

2) Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work). Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masayarakat.

 

3) Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning). Siswa melakukan kegiatan yang signifikan : ada tujuannya, ada urusannya dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produknya atau hasilnya yang sifatnya nyata.

 

4) Bekerja sama (collaborating). Siswa dapat bekerja sama. Guru dan siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, guru membantu siswa memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan salingberkomunikasi.

 

5) Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking). Siswa dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif : dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika dan bukti-bukti.

 

6) Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual). Siswa memelihara pribadinya : mengetahui, memberi perhatian, memberi harapan- harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa tidak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa.

 

7) Mencapai standar yang tinggi (reaching high standard). Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi : mengidentifikasi tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru memperlihatkan kepada siswa cara mencapai apa yang disebut “excellence”.

 

8)Menggunakan penilain autentik (using authentic assessment). Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk suatu tujuan yang bermakna. Misalnya, siswa boleh menggambarkan informasi akademis yang telah mereka pelajari untuk dipublikasikan dalam kehidupan nyata.

 

Kegiatan dan Starategi Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual memiliki kegiatan dan strategi pembelajaran dalam proses penerapannya. Adapun Kegiatan dan strategi pembelajaran kontekstual dapat ditunjukkan berupa kombinasi dari kegiatan-kegiatan berikut ini.

 

Hasibuan (2014, hlm. 9-10) mengemukakan ada beberapa kegiatan dan strategi pembelajaran dalam penerapan pembelajaran kontekstual yaitu.

1) Pembelajaran otentik (authentic instruction), yaitu pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam konteks yang bermakna, sehingga menguatkan ikatan pemikiran dan keterampilan memecahkan masalah-masalah penting dalam kehidupannya.

 

2) Pembelajaran berbasis inquiry (inquiry based learning), yaitu memaknakan strategi pembelajaran dengan metode-metode sains, sehingga diperoleh pembelajaran yang bermakna.

 

3) Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masala-masalah yang ada di dunia nyata atau di sekelilingnya sebagai konteks bagi siswa untuk belajar kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan untuk memperoleh konsep utama dari suatu mata pelajaran.

 

4) Pembelajaran layanan (serve learning), yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan layanan masyarakat dengan struktur sekolah untuk medrefleksikan layanan, menekankan hubungan antara layanan yang dialami den pembelajaran akademik di sekolah.

 

5) Pembelajaran berbasis kerja (work based learning), yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan konteks tempat kerja dan membahas penerapan konsep mata pelajaran di lapangan. Prinsip kegiatan pembelajaran di atas pada dasarnya adalah peneklanan pada penerapan konsep mata pelajaran di lapangan, dan menggunakan masalah-masalah lapangan untuk dibahas di sekolah.

 

Langkah-Langkah Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual memiliki langkah-langkah pembelajaran yang harus kita ketahui dan pahami setiap langkah-langkahnya agar terciptanya pembelajaran kontekstual yang sesuai tujuan pembelajaran kontestual.

 

Hasibuan (2014, hlm. 10) mengemukakan bahwa ada tujuh langkah-langkah pembelajaran CTl yaitu.

1)      Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

2)       Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik,

3)      Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4)      Menciptakan masyarakat belajar.

5)      Menghadirkan model sebagai contoh belajar.

6)      Melakukan refleksi diakhir pertemuan.

7)      Melakukan penialain yang sebenarnya dengan berbagai cara.

 

Pelaksanaan Pembelajaran Teks Eksposisi dengan Menggunakan Model Contextual Teaching Learning

Penggunaan model ctl diharapkan siswa bisa berpikir dan menemukan gagasan-gagasan, ide-ide  dengan menemukan, mengamati dan merasakan  secara nyata. Adapun langkah-langkah pembelajaran teks eksposisi dengan model ctl sebagai berikut.

1)        Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa

2)        Guru memberikan pemahaman kepada siswa tentang pembelajaran teks eksposisi

3)        Siswa diminta untuk menemukan suatu topik yang berkaitan dengan lingkungan sekolah

4)       Guru dan siswa melakukan tanya jawab terkait pembelajaran teks eksposisi

5)        Siswa diminta untuk membentuk kelompok belajar, terdiri dari 4-6 orang perkelompok.

6)        Guru menunjukan dan menjelaskan  contoh teks eksposisi yang bertemakan   lingkungan sekolah

7)       Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang pembelajaran teks eksposisi yang berkaitan dengan contoh teks eksposisi yang ditunjukkan oleh guru

8)        Siswa bersama kelompok diminta untuk keluar kelas untuk mengamati lingkungan sekolah

9)        Setelah mengamati, siswa diminta untuk membuat teks eksposisi yang bertemakan  lingkungan sekolah.

10)   Beberapa siswa diminta untuk membacakan hasil teks eksposisi yang  sebelumnya dikerjakan.