Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics)

 


Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics)

STEM merupakan sebuah akronim suatu  disiplin ilmu. STEM terdiri dari empat disiplin ilmu yaitu (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Sejalan dengan pendapat dari Kementerian Pendidikan Malaysia (2016, hlm. 1) yang mengungkapkan bahwa “Pendidikan STEM adalah pendidikan yang berasaskan kepada konsep mendidik murid dalam empat bidang; Sains, Teknologi, Kejuruteraan dan Matematik dengan mengintegrasikan dan mengaplikasikannya dalam konteks dunia sebenarnya”. STEM pada pelaksanaanya yaitu memadukan konten maupun konteks antara sains, teknologi, teknik, dan matematika untuk mengembangkan kemampuan siswa dengan proses pemecahan dalam dunia nyata.

 

Cunningham (2018, hlm. 21-22) menjelaskan keempat disiplin ilmu tersebut yaitu sebagai berikut :

1)        Science

Sains adalah tubuh pengetahuan tentang dunia fisik dan alam. Para ilmuwan berusaha untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi dunia alam dan sifat fisiknya

2)      Technology

Teknologi adalah kumpulan pengetahuan, artefak, proses, dan sistem yang dihasilkan dari rekayasa. Teknologi diproduksi oleh manusia untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan dan merupakan produk dari proses rekayasa.

3)        Engineering

Rekayasa adalah aplikasi pengetahuan untuk desain kreativitas, membangun, dan memelihara teknologi. Insinyur berusaha untuk mengoptimalkan solusi untuk masalah, kebutuhan, dan keinginan sambil mempertimbangkan sumber daya dan berbagai kendala.

4)        Mathematics

Matematika adalah ilmu tentang angka, kuantitas, dan bentuk dan hubungan di antara mereka. Matematika menggunakan angka dan simbol untuk menggambarkan hubungan antar konsep. Banyak disiplin lain, termasuk sains dan teknik, sering menggunakan "bahasa matematika".

 

Secara umum, penerapan STEM dalam perkuliahan/pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk mendesain, mengembangkan dan memanfaatkan teknologi, mengasah kognitif, manipulatif dan afektif, serta mengaplikasikan pengetahuan. Oleh karena itu, penerapan STEM cocok digunakan pada pembelajaran sains. “Pembelajaran berbasis STEM dapat melatih siswa dalam menerapkan pengetahuannya untuk membuat desain sebagai bentuk pemecahan masalah terkait lingkungan dengan memanfaatkan teknologi” (Permanasari, 2016, hlm. 29). Penerapan pengetahuan siswa dapat berkembang dan siswa mampu menghasilkan sebuah karya dan dapat memecahkan permasalahan yang cukup kompleks dengan bantuan integrasi pembelajaran berbasis STEM.

 

Bybee (2013, hlm. 101) mengatakan bahwa Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan peserta didik yang melek STEM mengacu pada individu yang mempunyai :

(1) Pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mengidentifikasi   pertanyaan dan masalah dalam situasi kehidupan, menjelaskan tentang       fenomena alam dan, dan menarik kesimpulan berbasis bukti tentang isu             permasalahan terkait STEM; (2) memahami fitur karakteristik disiplin        STEM sebagai bentuk pengetahuan, pertanyaan dan desain manusia; (3)   kesadaran tentang bagaimana disiplin STEM membentuk lingkungan      material, intelektual, dan budaya; (4) kesediaan untuk terlibat dalam isu-  isu terkait STEM dan dengan ide-ide sains, teknologi, teknik dan   matematika sebagai warga negara yang konstruktif, peduli, dan reflektif.

 

Pembelajaran STEM memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi minat dan bakat mereka agar melek atau menyukai pembelajaran yang diintegrasikan dengan pembelajaran STEM. Pembelajaran ini akan sangat interaktif dan menghasilkan budaya kolaboratif dan kerja sama apabila diterapkan di sekolah dasar.

 

Pembelajaran STEM belum banyak diterapkan di sekolah khususnya di tingkat SD. Dilapangan sering muncul kegiatan-kegiatan pemecahan masalah atau penghasilan produk sederhana, namun belum dengan pertimbangan pembelajaran STEM yang memadukan mata pelajaran lebih dari satu. Kondisi tersebut mengarahkan pemecahan masalah ataupun penghasilan produk sederhana hanya untuk satu mata pelajaran saja. STEM menerapkan pembelajaran berbasis pemecahan masalah dengan memadukan pembelajaran IPA dengan penyelidikan ilmiah dan penerapan matematika untuk merancang suatu teknologi yang direkayasa.