Tari Kreasi Dodombaan : Pengertian Tari Kreasi, Ciri-ciri Tari Kreasi, Jenis-jenis Tari Kreasi
Dodombaan sebagai Tari Kreasi
Pengertian
Tari Kreasi
Menurut
Purwatiningsih dan Ninik Harini (2004, hlm. 47) tari kreasi merupakan bentuk
tari yang timbul karena adanya kesadaran untuk mengolah, mencipta ataupun
mengubah tarian yang menjadi dasarnya. Contohnya, tari kuda lumping, tari
merak, tari batik, sendratari dwarmulan, sendratari Ramayana, tari keris dan
sebagainya. Sementara itu, menurut Rosarina
Giyartini (2007, hlm. 49) pembelajaran tari kreatif yaitu pembelajaran seni
tari di Sekolah Dasar yang mengedepankan kreativitas anak sehingga anak mampu
menggagas, mencipta dan menyajikan karya tarinya sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Atang Supriatna dan Rama Negara (2010, hlm.
40) tari kreasi adalah tarian yang gerakannya merupakan perkembangan dari gerak
tradisional. Pola-pola tarian tradisional dikembangkan menjadi bentuk tari
kreasi. Dengan demikian pola-pola tarian pada tari kreasi masih bertolak dari
tari tradisional. Soedarsono (2012, hlm 78) tari kreasi adalah suatu bentuk
garapan/karya tari setelah bentuk-bentuk tari tradisi hidup berkembang cukup
lama di masyarakat. Sedangkan menurut Sri Setyowati (2007, hlm. 9) tari kreasi
adalah ciri ciptaan seseorang dengan tehnik estetis pilihannya sendiri, tidak
terikat pada pembakuan estetis tertentu, meskipun tidak meninggalkan ciri khas
estetis daerah.
Menurut Sri Rejeki Merdekawaty (2010, hlm. 18)
tari kreasi merupakan tari ciptaan baru yangberpola pada tari ciptaan baru yang
berpola pada tari tradisional, tari kreasi baru berkembang karena pengaruh luar
dengan musik dan lagu modern yang terdapat melalui TV dan elektronik lainnya
yang berkembang saat ini. Tari kreasi adalah jenis-jenis tari yang
koreografinya masik bertolak dari tari tradisional atau pengembangan dari
pola-pola tari yang sudah ada terbentuknya tari kreasi karena dipengaruhi oleh
gaya dari daerah / negara lain maupun hasil kreativitas penciptanya (Hadi,
2007, hlm. 127). Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan
yaitu (Handoko, 2014):
1.
Tari kreasi
berpolakan tradisi yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh
kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan
busana, maupun tata teknik pentasnya.
1.
Tari kreasi baru
tidak berpolakan tradisi (non tradisi), merupakan tari yang garapannya
melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias,
dan busana maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan
pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari
tradisi mungkij saja menggunakannya tergantung pada konsep gagasan
penggarapannya
Dari beberapa uraian yang dipaparkan di atas,
tari kreasi adalah tari yang timbul karena adanya pengolahan gerak dari apa
yang sudah ada di lingkungan siswa baik berpolakan pada tradisi maupun tidak
berpolakan tradisi, serta sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Ciri-ciri
Tari Kreasi
Adapun ciri-ciri tari kreasi menurut Subekti,
dkk (2008, hlm. 134) sebagai berikut:
1.
Tema tari
Tema
tari sangat penting ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan eksplorasi
gerak. Hal ini dikarenakan tema merupakan sumber atau hal yang melatarbelakangi
penciptaan karya tari. Segala sesuatu yang ada dalam karya tari disesuaikan
dengan tema tarinya, termasuk gerakannya.
2.
Bentuk karya tari
Bentuk
karya tari perlu ditentukan sebelum melakukan gerakan. Hal ini karena bentuk
tari akan mempengaruhi hasil dari gerak
yang dicari. Eksplorasi bentuk tari tunggal akan berbeda dengan eksplorasi
bentuk tari berpasangan atau bentuk tari kelompok.
Jenis-jenis Tari Kreasi
Menurut Handoko (2014) jenis-jenis tari kreasi
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut:
1.
Tari kreasi
berpolakan tradisi yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh
kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana,
maupun tata teknik pentasnya.
2.
Tari kreasi baru
tidak berpolakan tradisi (non tradisi), merupakan tari yang garapannya
melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias,
dan busana maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan
pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari
tradisi mungkij saja menggunakannya tergantung pada konsep gagasan
penggarapannya.
Sedangkan berdasarkan koreografi, jenis tari
terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut (Mulyani, N., 2016, hlm. 65).
1.
Tari tunggal,
yaitu jenis tari yang dipentaskan atau dibawakan oleh seorang penari saja.
Contohnya, tari anjasmara, tari gatotkaca, tari kijang, tari burung, dan
lainnya.
2.
Tari berpasangan,
yaitu tarian yang dipentaskan atau dibawakan secara berpasangan yang satu sama
lainnya saling merespon. Tari berpasangan sering dihubungkan dengan tari
pergaulan dan tari perang. Contohnya, tari ketuk tilu, tari kupu-kupu, tari
merak, dan lainnya.
3.
Tari kelompok
adalah tarian yang dilakukan oleh sejumlah orang penari yang terdiri dari tiga
orang penari, empat orang penari, bahkan bisa lebih, dalam hal ini tergantung
pada kebutuhan tarian tersebut.
Tari Kreasi dalam Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 kompetensi yang dimunculkan hampir sama dengan
kurkulum-kurikulum sebelumnya, hanya saja dipilah menjadi sikap dalam
berkegiatan, pengetahuan dalam mengapresiasi dan kegiatan berkarya. Kurikulum
2013 memuat banyak penilaian proses yang bersifat kognitif dan konseptual. Hal
ini terlihat dari penilaian yang terbagi atas penilaian pengetahuan (penilaian
yang bersifat kognitif) dan keterampilan (praktek, proyek, produk dan
portofolio) sehingga siswa lebih banyak mengeksplorasi materi menuju hasil
tanpa harus banyak berkutat dikonseptual yang menyita waktu belajar.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dalam
Permendikbud Tahun 2016 mengenai tingkat kompetensi, kompetensi dan ruang
lingkup materi SBdP (Seni Budaya dan Prakarya) pada SD/MI/SDLB/PAKET A. Adapun ruang lingkup materi pada tingkat pendidikan
dasar kelas IV yaitu apresiasi dan kreasi/rekreasi karya seni tari (gerak tari
bertema, tari nusantara daerah setempat).
Tabel 2.1
Kompetensi
Dasar Seni Tari di Kelas IV
KOMPETENSI
DASAR |
KOMPETENSI
DASAR |
3.3 Mengetahui
gerak tari kreasi daerah |
4.3 Meragakan
gerak tari kreasi daerah |
Dalam pelaksaan pembelajarannya, kurikulum 2013 mengedepankan tiga aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembentukan pada aspek pengetahuan
menekankan pada tataran konsepsi dengan memahami teknik dan prosedural berkarya seni. Aspek sikap dilakukan melalui
kegiatan apresiasi dalam upaya pembentukan budaya individu yang berkarakter
dengan ciri-ciri jujur, bertanggungjawab, memiliki rasa empati dan menghargai orang lain. Aspek keterampilan
melalui kegiatan ekspresi dan kreasi dilakukan dengan mengimplementasikan
karya-karya seni yang bermanfaat dalam kehidupannya
di masyarakat, sehingga dapat mengoptimalkan kreativitas berkarya seni yang
inovatif.
Tari kreasi
dalam kajian ini merupakan materi yang digunakan dalam proses pembelajaran di
sekolah untuk memberikan nilai positif bagi siswa dalam kegiatan pendidikan
tari. Peranan guru dalam pembelajaran tari kreatif merupakan suatu konsep yang
harus dipahami untuk mendidik siswa dalam aktivitas seni.
Siswa SD kelas
tinggi pada umumnya sudah memiliki sifat
kemandirian dan rasa tanggung jawab. Meskipun presentasinya sangat kecil, pada
dasarnya memilki perasaan lebih peka dan
daya pemikirannya lebih kritis, sehingga karakteristik tari siswa kelas tinggi
sedikit berbeda dengan karakteristik kelas
rendah. Sebagaimna yang dijelaskan Purwatiningsih dan Ninik Harini (2004, hlm.
64) mengenai karakteristik tari siswa SD kelas tinggi yaitu sebagai berikut.
1.
Tema
Pada umunya tema yang
disajikan untuk siswa SD kelas tinggi merupakan hal-hal yang berhubungan dengan
kehdupan sosial atau cerita tentang
lingkungan sosial.
2.
Bentuk gerak
Siswa SD kelas tinggi
sudah memiliki keberanian dan kemampuan mengekspresikan kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukannya menjadi bentuk-bentuk gerak tari.
3.
Bentuk iringan
Siswa sudah mempunyai
kepekaan irama pada musik pengiringnya. Mereka dapat mengekspresikan gerak
tarinya dengan suasana garapan atau temanya.
4.
Jenis tari
Jenis tari
pada siswa kelas tinggi terbagi menjadi 2 macam yaitu, (1) jenis tari yang
menggambarkan kepahlawanan seperti tari satria, eka prawira, pertiwi, dan
lain-lain, (2) jenis tari yang menggambarkan kehidupan social (tari tani, tari
perang, dan lain-lain).
Tari
Kerasi Dodombaan
Berdasarkan hasil
wawancara kepada ahli tari dodombaan yaitu Tarya Rohmanudin, dodombaan adalah tari kreasi yang
berasal dari permainan tradisional Adu
Domba yang terdapat di daerah Garut. Tari kreasi ini menggunakan dodombaan sebagai properti dalam
tariannya.
Adapun unsur pendukung tari dodombaan yaitu:
1.
Desain Gerak Tari
Dodombaan
Gerak
pada tari dodombaan yaitu gerak rampak yang digabungkan dengan gerak
pencak silat.
2.
Komposisi Tari Dodombaan
Struktur
dalam tari, berkaitan dengan apa yang disebut dengan komposisi atau koreografi.
Komposisi dapat dilihat dari beberapa aspek di bawah ini:
3.
Jumlah penari dan
pola lantai
Jumlah
penari pada tari dodombaan berjumlah
30 orang diantaranya penari tari dodombaan,
pencak silat dan pemain musik. Tarian yang dilakukan merupakan tarian serempak
atau rampak. Gerakan serempak
menekankan pada keseragaman gerak dengan kebersamaan dan ketepatan iramanya.
Pola lantai yang dilakukan membentuk lingkaran atau lurus ke depan. Pola lantai
tari dodombaan memperhatikan beberapa
orang yang menampilkan pencak silat.
4.
Rias dan Busana Dodombaan
Rias
dan busana terkait erat dengan tema tari yang akan dibawakan. Jika tata rias
dan busana itu pas, dengan melihat aspek ini saja mungkin kita akan dapat
memahami tema atau karakter tarinya. Adapun rias dan busana dalam tari dodombaan yaitu menggunakan baju pangsi
dan ikat pada kepala.
5.
Properti Tari Dodombaan
Properti
adalah suatu alat yang digunakan (digerakkan) dalam menari. Properti bisa
berupa alat tersendiri, bisa pula bagian dari tata busana. Dalam tari dodombaan properti yang digunakan adalah
dodombaan dan payung.6) Musik
6.
Tari Dodombaan
Musik
pengiring yang digunakan dalam tari dodombaan
yaitu seperangkat kendang pencak silat dan beberapa sinden.
Musik
tersebut mempengaruhi gerakan tari yang secara teknis tampak paralel (berjalan
sejajar) dengan irama musiknya seperti ketukannya dan cepat-lambat atau
temponya.