Penanaman Nilai Kesopanan Berbasis Model Tadzkirah
Penanaman Nilai
Kesopanan Berbasis Model Tadzkirah
Sebagaimana yang sudah kita pahami bahwa
penanaman nilai harus diterapkan sejak dini. Penanaman ini ditunjukkan sikap
keteladanan. Hal itu didasarkan pada guru yang notaben menjadi contoh atau
teladan dalam menunjukkan akhlak terpuji dalam kehidupan. Sebelum itu, Nabi
muhammad SAW telah menjadi suri tauladan yang baik bagi kita dalam kehidupan.
Berangkat dari hal itu, penanaman sikap sopan santun harus ditunjukkan dengan
pemberian contoh, bukan hanya dengan ucapan tetapi perlu ditunjukkan. Dalam
Ariska Fatimah (2018, hlm. 5) menyatakan langkah-langkah penanaman nilai kesopanan
dengan menggunakan model tadzkirah adalah :
Tunjukkan teladan merupakan indikator pertama
model tadzkirah. Menunjukkan teladan dalam menanamkan sikap sopan santun dapat
dilakukan dengan cara bertutur kata yang baik (dalam intonasi, tekanan suara
dan irama yang wajar, tidak dengan berkata kasar); memberikan sapaan atau salam
kepada peserta didik, mengucapkan salam dan menegur dengan baik; mengetuk pintu
saat guru memasuki ruang kelas. berkata yang benar, tidak berbohong kepada
peserta didik; menghindari kata-kata yang menghina, melecehkan, merendahkan,
kasar, ataupun tidak pantas; mengucapkan maaf jika bersalah untuk mengajarkan
sportivitas dan berani mengakui kesalahan. Sikap keteladanan biasanya dimiliki
oleh semua orang, dengan demikian semua aktivitas dapat dilakukan oleh siapa
saja termasuk guru atau siswa di sekolah dalam membiasakan menanamkan nilai
sopan santun.
Indikator selanjutnya yaitu arahkan. Siswa di
sekolah dasar yang masih membutuhkan bimbingan dalam melakukan hal apapun baik
dalamhal belajar, merubah sikap, ataupun apapun yang membutuhkan bimbingan.
Dalam menanamkan sikap sopan siswa pun butuh arahan dan bimbingan. Hal yang
harus dilakukan dalam menanamkan sikap sopan tersebut diantaranya: memberikan
arahan setiap kali peserta didik bersikap yang kurang sopan, atau berkata yang
kasar atau tidak pantas; memberikan bimbingan sikap yang seharusnya dilakukan
ketika terjadi kekeliruan sikap oleh peserta didik; tidak memarahi peserta
didik dengan berkata kasar.
Motivasi merupakan hal yang diberikan kepada
setiap peserta didik dalam melakukan hal apapun, supaya siswa itu semangat
dalam melakukan hal tersebut. Dorongan motivasi dalam menanamkan sikap sopan
santun dapat dilakukan sebagai berikut, memberikan pujian setiap kali seorang
anak menunjukkan perilaku mulia atau menunjukkan sikap yang baik; serta memberikan
nasehat disertasi alasan agar peserta didik terinspirasi untuk melakukan hal
baik karena sudah mengetahui alasan.
Rasa keikhlasan itu tidak bisa diperlihatkan
dengan panca indra. Namun rasa keikhlasan itu dapat ditumbuhkan. Penanaman
sikap sopan santun dengan zakiyah ini dapat dilakukan dengan mengajarkan dan
membiasakan ikhlas dalam melakukan segala hal, contohnya ikhlas membantu orang
lain tanpa mengharapkan imbalan.
Kegiatan pembiasaan merupakan hal yang harus
senantiasa dilakukan oleh setiap orang. Agar dalam melakukan hal apapun terbiasa
melakukannya. Penanaman sikap sopan dengan kontinuitas (pembiasaan) dilakukan
dengan : membiasakan peserta didik berdoa sebelum belajar atau melakukan
sesuatu; membiasakan peserta didik berkata yang baik; membiasakan peserta didik
berkomunikasi secara beretika; membiasakan peserta didik untuk berkata jujur,
mengembalikan barang milik orang lain jika menemukan barang; serta membiasakan
peserta didik melaksanakan piket kelas secara teratur didampingi guru.
Saling mengingat merupakan hal wajib
dilakukan oleh seseorang. Dalam Al-qur’an surat al-asr pun bahwa kita harus
saling mengingatkan dalam hal kebaikan. Penanaman sikap sopan santun dengan
cara mengingatkan yang dapat dilakukan dengan: memberikan arahan, serta alasan
mengapa sikap yang tercela tidak boleh dilakukan; mengingatkan bahwa manusia
senantiasa diawasi oleh Tuhan Yang Maha Esa; meningatkan untuk selalu
membersihkan kelas agar kelas terlihat bersih dan indah; serta ingatkan untuk selalu berkata degan
bahasa yang santun dalam situasi apapun.
Selain harus mengingatkan, kita harus bisa
menasehati seseorang jika, orang tersebut tidak
bisa dingatkan. Dalam penanaman sikap sopan santun menggunakan repetition
dapat dilakukan dengan: menasehati peserta didik untuk terus melakukan kebaikan;
serta mengulang-ulang nasehat tentang kebiasaan yang baik.
Dalam hidup itu perlu pengaturan yang disebut
dengan organisasikan. Pengorgnisasian sikap itu perlu supaya kita mempunyai
batas dalam bertindak . dalam penanaman sopan santun dengan organisasi dapat dilakukan
dengan: mengendalikan emosi untuk tidak
mudah marah atau berkata-kata yang kasar ke peserta didik.
Hati merupakan bagian tubuh yang paling
sensitif dalam hal merasakan. Jika ada orang berbuat baik maka hati ini akan
senang, jika orang berbuat kurang bak maka hati ini akan sakit. Dalam penanaman
sopan santun dengan menyentuh hati dilakukan dengan : memberikan kasih sayang; berbicara
dengan penuh kelembutan; sesekali berikan hadiah kepada peserta didik; rangkul
pundaknya; serta puji peserta didik saat mereka melakukan sikap kesopanan.