Keterampilan Menulis : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Manfaat, Proses
Keterampilan Menulis
Pengertian Menulis
Indihadi (2018, hlm. 54) menyatakan “menulis dipandang sebagai
cara mengomunikasikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis.” Menulis adalah
suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat
atau medianya (Suparno dan Yunus, 2010, hlm. 3). Menurut Santosa (2005, hlm.
11) “menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan
sebuah tulisan.” Sedangkan menurut Tarigan (2013, hlm. 22) “menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik itu.”
Menulis dijelaskan sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang
diajarkan di sekolah dasar. Menulis mempunyai peranan penting dalam kehidupan
manusia, dengan menulis siswa mampu menuangkan ide-ide atau gagasan atas apa
yang siswa rasakan kedalam sebuah tulisan. Sejalan dengan pendapat tersebut,
Cahyani dan Hodijah (2007, hlm. 127) mengemukakan bahwa “menulis dipandang
sebagai keterampilan seseorang (individu) mengkomunikasikan pesan dalam tulisan.”
Kemudian hal tersebut dipertegas Tarigan (2013, hlm.. 3) yang mengungkapkan
bahwa “menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.” Burhan Nurgiyantoro dalam (Firdausia, 2016)
menyebutkan bahwa “kegiatan menulis merupakan suatu bentuk manifestasi
kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai pelajar bahasa
setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca.”
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa menulis
merupakan suatu keterampilan yang dapat dilakukan seseorang untuk menyampaikan
suatu pesan dan dikomunikasikan dalam sebuah tulisan sesuai dengan organisasi
penulisan.
Tujuan Menulis
Menulis bisa saja menginformasikan atau mengkomunikasikan sesuatu
hal yang ingin disampaikan baik itu yang sifatnya menghibur, ataupun
mengungkapkan yang berkaitan tentang perasaan.
Sejalan dengan itu Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2013, hlm. 25-26)
mengklasifikasikan tujuan menulis sebagai berikut.
1.
Assignment
Purpose (tujuan
penugasan)
Tujuan
penugasan sebenarnya tidak memiliki tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu
karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.
2.
Altruitic
Purpose (tujuan
altruistik)
Penulis
bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan pembaca,
ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan
karyanya itu.
3.
Persuasive
Purpose (tujuan
persuasif)
Tulisan
yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
4.
Informational
purpose (tujuan
penerangan)
Tulisan
ini bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada pembaca.
5.
Self
Expressive Purpose (tujuan
pernyataan diri)
Tulisan
yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para
pembaca.
6.
Creative
Purpose (tujuan
kreatif)
Tujuan
ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif
disini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan
mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan ini
bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7.
Problem Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan
masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta
menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya
sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.
Fungsi Menulis
Tarigan (2013, hlm. 22) menyatakan bahwa
Pada prinsipnya fungsi utama dari
tulisan adalah sebagai alat komunitas yang tidak langsung. Menulis sangat
penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. juga dapat
menolong berpikir secara kritis. Dapat memudahkan untuk merasakan dan menikmati
hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah
yang dihadapi, menyusun urutan pengalaman.
Sementara Saed & Al-Omari (2014)
menyatakan bahwa “Writing also helps to
improve all the other skills of listening, speaking, and reading as they are
all interrelated.” Dalam menulis
pasti ada hal yang ingin disampaikan, karena menulis memiliki fungsi. Fungsi
menulis adalah untuk berkomunikasi mengenai perasaan manusia (individu) itu
sendiri, baik menyampaikan apa kemauan yang diinginkan ataupun menyangkut
dengan masyarakat luas seperti adaptasi maupun sebagai interaksi mengenai
hubungan sosial.
Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan menulis
seseorang dapat mengekspresikan apa yang dirasakan dalam sebuah tulisan, dimana
tulisan tersebut memiliki tujuan dan fungsinya baik bagi individu itu sendiri
maupun untuk masyarakat luas.
Manfaat Menulis
Menulis merupakan penuangan ide, gagasan, perasaan juga imaji ke dalam
media tulis. Dengan demikian menulis merupakan kegiatan yang melatih pikiran
seseorang, karena menulis memerlukan informasi juga wawasan untuk membuat
karangan. Dengan tidak disadari bahwa dalam penuangan ide, gagasan, perasaan
juga imaji untuk mengembangkan topik diperlukan informasi, pengetahuan juga
referensi agar dapat menghasilkan karangan yang baik untuk pembaca.
Adapun manfaat menulis menurut Cahyani
& Rosmana (2006, hlm. 101) adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kemampuan dan potensi diri
serta pengetahuan tentang topik yang dipilih.
2.
Melatih
penulis untuk bernalar.
3.
Lebih banyak
menyerap, mencari serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang
ditulis,
4.
Menulis
melatih berpikir sistematis.
5.
Lebih mudah
memecahkan masalah.
6.
Kegiatan
menulis yang terencana akan membiasakan berpikir dan melatih seseorang untuk
berbahasa secara tertib.
Berdasarkan uraian mengenai manfaat menulis di atas, dapat
diketahui bahwa menulis memiliki manfaat terutama dalam melatih proses berpikir
dan bernalar. Karena untuk membuat karangan yang baik memerlukan informasi yang
relevan, pengetahuan yang luas juga referensi yang mendukung. Selain itu penulis
juga harus mengemas hasil karya tulisannya dengan sistematis dengan tujuan
hasil karya tulis dapat bermanfaat untuk pembaca.
Dapat ditarik simpulan bahwa menulis dapat melatih berpikir
kritis, berlatih berbahasa dengan tertib juga berlatih bernalar dengan tujuan
untuk menghasilkan karya tulis yang baik dan layak baca untuk khalayak ramai.
Proses Menulis
Tompkins dalam Indihadi (2017) mendeskripsikan proses menulis
dalam pembelajaran sebagai berikut.
Stage 1: Pre writing:
(a) Students choose a topic, (b) Students gather and organize ideas, (c)
Students identify the audience to whom they will write, and (d) Students
identify the purpose of the writing activity; Stage 2: Drafting: (a) Students
write a rough draft, (b) Students write leaads to grabs their reader’s
attention, and (c) Students emphasize content rather than machenics; Stage 3:
Revising: (a) Students share their writing in writing groups, (b)
Students participate constructively in discussions about class mates writing,
(c) Students make changes in their compositions to reflect the reactions and
comments of both teacher and classmates between the first and final drafts, and
(d) Students make substantive rather than only minor changes; Stage 4: Editing:
(a) Students proofread their own compositions, (b) Students help proofread
classmates compositions, and (c) Students increasingly identify and correct
their own mechanical errors; and Stage 5: Publishing: (a) Students publish
their writing in appropiate form, and (b) Students share their finished writing
with an appropiate audience.
Menulis sebagai suatu kebiasaan untuk menyatakan gagasan atau
pendapat secara tertulis, itu berarti menulis adalah suatu aktivitas yang
membutuhkan proses dalam pengerjaannya.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Haryadi dan Zamzani (dalam Mufti, hlm.
11-12) menyimpulkan bahwa proses menulis meliputi:
1.
Pramenulis
Tahap
ini merupakan tahap persiapan dengan menemukan ide gagasan, menentukan judul
karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk
atau jenis tulisan,
membuat kerangka, dan
mengumpulkan bahan-bahan.
Tujuannya adalah untuk
mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain
dalam menulis, sehingga apa yang ingin ditulis dapat disajikan dengan baik.
2.
Menulis
Tahap ini
merupakan tahap dimana
ide dijabarkan ke
dalam bentuk tulisan. Ide-ide tersebut dituangkan dalam bentuk kalimat
dan paragraf. Selanjutnya paragraf-paragraf itu
disusun menjadi suatu karangan yang utuh.
3.
Merevisi
Pada
tahap ini dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan, yaitu struktur
karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide
pokok dan ide
penjelas, serta sistematika
dan penalarannya. Sedangkan aspek kebebasan meliputi pilihan kata,
ejaan, dan tanda baca.
Tujuannya adalah untuk
menemukan informasi tentang
unsur-unsur karangan yang perlu disempurnakan.
4.
Mengedit
Tahap
ini dilakukan setelah tulisan atau hasil karangan dianggap sudah sempurna.
Hal-hal yang perlu diedit antara lain ukuran kertas, bentuk tulisan, penggunaan
gambar, dan ukuran spasi agar hasil tulisan lebih mudah dipahami dan menarik.
5.
Mempublikasikan
Dalam tahap publikasi ini terdapat
dua bentuk yaitu bentuk cetakan dan noncetakan. Dalam bentuk cetakan dapat
disampaikan melalui majalah atau surat kabar sedangkan dengan noncetak dapat
disampaikan dengan peragaan atau penceritaan.
Pembelajaran menulis dengan mengimplementasikan proses menulis
memiliki keunggulan. Indihadi D., & Dadan Nugraha, (2016, hlm. 106)
menjelaskan bahwa keunggulan proses menulis, yaitu:
Terdapat keunggulan belajar menulis, apabila siswa menggunakan
tahap-tahap kegiatan dalam proses menulis. Pertama, siswa dapat memilih,
memilah dan menyusun isi tulisan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya. Kedua, siswa dapat mengorganisasikan isi tulisan berdasarkan ide
(gagasan) atau topik yang dipilihnya. Ketiga, siswa dapat memilih bentuk
(media) tulisan sesuai dengan isi yang dikomunikasikan. Keempat, siswa dapat
belajar perihal penggunaan ragam bahasa tulis yang baik dan benar. Kelima,
siswa dapat belajar untuk merumuskan maksud dan tujuan menulis, serta menentukan
target pembaca hasil tulisan.