Hakikat Sastra Anak : Pengertian, Nilai, Genre Sastra Anak
Hakikat Sastra Anak
Pengertian
Sastra Anak
Sastra anak merupakan karya sastra anak yang
sesuai dengan kehidupan anak-anak yang khas milik mereka. Dengan tujuan
menghibur dan memberikan kesenangan. Karya sastra anak-anak dan dewasa itu
berbeda.
Hal
ini sejalan dengan kriteria karya sastra anak menurut Widjojoko & Hidayat
(2009, hlm. 99) yaitu sebagai berikut:
1) Kejelasan bahasa. Karya sastra anak harus
menggunakan kalimat yang sederhana dan tidak berbelit-belit.
2) Kejelasan tema. Tema hendaknya terbuka, artinya
tema itu bisa langsung ditemukan oleh anak-anak.
3) Kesederhanaan alur. Karya yang diplih hendaknya
memiliki alur maju. Hal ini terdapat karya prosa anak-anak.
4) Kejelasan perwatakan. Karya sastra yang dipilih
hendaknya yang perwatakannya digambarkan secara sederhana agar anak-anak dapat
dengan mudah menangkap sosok tokoh cerita.
5) Kesederhanaan latar. Latar dalam karya sastra
anak tidak jauh berbeda dengan lingkungan tempat tinggal anak. Hal ini untuk
mempermudah pemahaman terhadap cerita. Suasana yang akrab dengan lingkungan
anak akan memudahkan imajinasi anak.
6) Kejelasan pusat pengisahan. Karya sastra anak
mempunyai pusat pengisahan yang jelas, artinya, cerita tidak terlalu sering
berganti fokus.
Bacaan anak atau sastra anak adalah karya sastra
yang ditulis dan diterbitkan untuk anak-anak. Walapun demikian, bacaan anak
bisa saja disukai dan dibaca oleh orang dewasa. Untuk sastra anak bisa dibuat
oleh orang dewasa atau anak-anak. Bacaan anak umumnya ditulis dengan kalimat
singkat, serta pilihan kosakata dan tata bahasa yang lebih sederhana
dibandingkan dengan sastra orang dewasa. Sastra anak harus berisikan
peristiwa-peristiwa yang menyenangkan, agar ketika dibaca anak tidak
membosankan.
Nilai
Sastra Anak
Sastra
dapat mengembangkan wawasan anak menjadi perilaku insani. Dengan mengetahui
karya sastra yang luas anak akan megetahui tentang dunia. Membantu perkembangan
bahasa anak dan daya imajinasinya bertambah. Seolah-olah ia merasakan di dunia
yang sebenarnya walaupun ia tidak mengalaminya. Sastra akan menambah
pengetahuan, ide-ide dan pengalaman anak. Apa yang tidak ia ketahui akan
menjadi tahu. Supaya anak terbiasa untuk membaca karya sastra anak, maka orang
tua di rumah atau guru ketika di dalam kelas harus memfasilitasi apa-apa yang
dibutuhkan anak serta menyediakannya. Sastra harus memberi manfaat yang lebih
bagi anak-anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Huck (dalam Widjojoko &
Hidayat (2009, hlm. 100) menyatakan nilai-nilai yang bersifat personal yaitu:
1) memberikan kenikmatan; 2) memperkuat cara berpikir; 3) mengembangkan
imajinasi; 4) memberikan pengalaman mengalami; 5) mengembangkan pengalaman
berperilaku; dan 6) menyajikan yang menyeluruh.
Genre
Sastra Anak
Nonfiksi
Nurgiyantoro (2013,
hlm. 31) mengemukakan bahwa karangan nonfiksi adalah karangan yang menunjukkan
pada kebenaran faktual, sejarah, atau sesuatu yang lain yang memiliki bukti
empiris, sebagaimana karangan ilmiah yang dihasilkan anak-anak dalam pelajaran
mengarang di sekolah yang berangkat dari fakta-fakta tertentu.
Fiksi
Nurgiyantoro
(2013, hlm. 30) mengemukakan bahwa karangan fiksi adalah bentuk penulisan fiksi
prosa. Hal ini merupakan karangan yang ditulis secara prosa, bentuk uraian
dengan kalimat relatif panjang, dan format penulisan memengaruhi halaman dari
margin kiri ke kanan. Genre fiksi biasanya menunjuk pada cerita yang ditulis
relatif baru, pengarang jelas dan beredar sudah dalam bentuk buku atau cetakan
lewat media massa seperti koran dan majalah. Cerita yang termasuk ke dalam
kategori fiksi diantaranya, cerita-cerita fantasi, novel serial, novel biasa
dan cerita pendek.
Dari beberapa
genre sastra anak di atas, peneliti mengambil genre fiksi sebagai sumber data
yang digunakan untuk penelitian ini yang berupa cerita anak, karena cerita
pendek hasil karya anak sekolah dasar.