Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahan Ajar Tari Kreasi : Pengertian Bahan Ajar, Ciri-ciri Karakteristik Bahan Ajar, Jenis-jenis Bahan Ajar, Landasan Penyusunan Bahan Ajar

 


Bahan Ajar Tari Kreasi

1.             Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan bahan pokok yang harus ada dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang disusun secara sistematis. Sebagaimana yang dijelaskan dalam National Centre for Competency Based Learning (dalam Andi Prastowo, 2011, hlm. 16), bahan ajar adalah segala bentuk bahan ajar yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis maupun tak tertulis, misalnya buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif dan sebagainya. Pandangan tersebut juga dilengkapi oleh Pannen (dalam Andi Prastowo, 2011, hlm. 17) bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.


Bahan pembelajaran atau bahan ajar merupakan komponen isi pesan yang beragam dalam kurikulum yang disampaikan kepada peserta didik dengan berbagai cara. Isi pesan yang disampaikan dapat berupa fakta, konsep, prinsip/kaidah, prosedur, problema, dan lainnya yang harus dikuasai peserta didik selama proses pembelajaran. Depdiknas (2008, hlm.6) “bahan ajar atau materi pembelajaran adalah segala bentuk bahan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar”.


Bahan ajar tidak lepas dari kurikulum karena salah satu unsur yang dianggap penting dalam kurikulum adalah bahan ajar. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional material) adalah segala sesuatu pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang harus dipelajari seorang peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang diharapkan. Sejalan dengan hal itu Mahmud Arif (dalam Kurniawati, F.E, 2015, hlm.370) menyatakan bahwa ‘bahan ajar juga bisa diartikan sebagai seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran’. Oleh karena itu, guru dalam hal ini dituntut untuk mengembangkan bahan ajar semenarik mungkin agar tujuan dari pembelajaran menulis puisi dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan.


Hal ini diperkuat oleh beberapa pendapat dalam Farihah (2014, hlm. 13) yang menyatakan sebagai berikut.

(1) Iskandarwassid, bahan ajar bagi peserta didik harus benar-benar maerasakan manfaat bahan ajar atau materi setelah ia mempelajarinya; (2) Majid, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar; (3) Prastowo, bahan ajar merupakan segala bahan (informasi, alat, teks) yang disusun secara sistematis yang berisi komptensi yang akan dikuasai peserta didik digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan serta penelaahan implementasi pembelajaran; (4) Sanjaya, bahan ajar adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar untuk mencapai standar kompetensi setiap mata pelajaran.


Sejalan dengan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk bahan penunjang pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar dalam kurikulum yang telah ditentukan. Dengan kata lain, inovasi dan pengembangan bahan ajar dalam proses pembelajaran sangat diperlukan, yang secara otomatis pula guru sebagai seorang pendidik menjadi tanggung jawab untuk mengembangkannya, karena guru lah yang mengetahui kebutuhan dan ketersediaan bahan dan sarana di lingkungan sekitar peserta didik.

 

2.             Ciri-ciri / Karakteristik Bahan Ajar

Berdasarkan penulisan modul yang dikeluarkan Direktorat Guuan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003, bahan ajar memiliki beberapa karakteristik, yaitu self intructional, self contained, stand alone, adaptive, dan user friendly. (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013, hlm. 2).

Pertama. Self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajan yang dikembangkan. Untuk memenuhi karakter self intructional, maka di dalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas. Selain itu, dengan bahan ajar akan memudahkan siswa belajar secara tuntas dengan memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.

Kedua. Self contained  yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh. Jadi sebuah bahan ajar haruslah memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu buku secara utuh untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar tersebut.

Ketiga. Stand alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain, artinya sebuah bahan ajar dapat digunakan sendiri tanpa bergantung dengan bahan ajar lain.

Keempat. Adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu teknologi. Bahan ajar harus memuat materi-materi yang sekiranya dapat menambah pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman atau lebih khususnya perkembangan ilmu dan teknologi.

Kelima. User friendly yaitu setiap intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat  membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Jadi bahan ajar selayaknya hadir untuk memudahkan pembaca untuk mendapat informasi dengan sejelas-jelasnya.


Melihat beberapa karakteristik bahan ajar di atas, maka bahan ajar tari kreasi dodombaan memenuhi empat karakteristik bahan ajar yaitu (1) self intructional; (2) stand alone; (3) adaptive; dan (4) user firendly. Dikatakan memenuhi keempat karakteristik bahan ajar tersebut, karena bahan ajar tari kreasi dodombaan dapat membuat siswa membelajarkan diri sendiri, kemudian bahan ajar ini tidak bergantung dengan bahan ajar lain, dan bahan ajar ini dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman serta informasi yang disajikan didalamnya bersifat bersahabat dengan pemakainya karena menggunakan kalimat yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar.

Menurut Mudlofir (2012, hlm. 131) ciri-ciri bahan ajar yang baik yakni sebagai berikut., (1) menimnulkan minat baca; (2) ditulis dan dirancang untuk siswa; (3) menjelaskan tujuan instruksional; (4) disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel; (5) struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai; (6) memberi kesempatan siswa untuk berlatih; (7) mengakomodasi kesulitan siswa; dan (8) memberikan rangkuman.

            Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar yang mampu membuat siswa untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam proses pembelajaran sebagai berikut:

1.    Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran.

2.    Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik atau mengukur penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan emmberikan soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya.

3.    Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan siswa.

4.    Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan dengan bahan ajar ketika belajar secara mandiri.


3.             Fungsi Bahan Ajar

Menurut Pratowo dalam Lestari (2011, hlm. 8) berdasarkan strategi pembelajaran yang diguanakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menajdi tigas macam yaitu sebagai beikut:

1.    Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:

1.        Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendalian proses pembelajaran.

2.        Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.

3.    Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain:

1.        Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.

2.        Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi.

3.        Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.

4.    Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:

1.         Sebagai bahan yang terintegrasi dalam proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompok sendiri.

2.         Sebagai bahan ppendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang sedemikian rupa, makan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.


1.             Jenis-jenis Bahan Ajar

Bahan ajar dapat dikelompokkan sesuai dengan jenis dan fungsinya. Prastowo, A (2013, hlm. 40) bahan ajar menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar dan bahan ajar interaktif.

1.    Bahan cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Contohnya, handout, buku, model, LKS, brosur, leaflet dan sebagainya.

2.    Bahan ajar dengar atau program audio, yakni semua sistem yang menggambarkan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya, kaset, radio, piring dengar, dan compact disk audio.

3.    Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu yang memungkinkan sinyal radio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contohnya, video compact disk dan film.

4.    Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan/atau perilaku alam dari suatu presentasi. Contohnya, compact disk interactive.


Sejalan dengan pendapat di atas, setiap jenis bahan ajar memilki ciri tersendiri dalam penggunaannya yang dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut.

1.    Bahan Ajar Cetak

Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar cetak berupa hasil cetakan yang dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk antara lain handout, buku, modul, lembar kerja peserta didik, brosur, leaflet, wallchart, gambar dan model/market yang dipaparkan sebagai berikut:

1.    Handout

Handout pada Prastowo, A (2013, hlm.40) “handout merupakan bahan pembelajaran yang sangat ringkas, bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik”. Bahan ajar ini biasanya mencakup berbagai fakta, konsep, dan prinsip dari suatu materi pokok yang akan dipelajari dan hanya terdiri daridua komponen yaitu judul dan informasi pendukung.

2.    Buku

Buku teks pelajaran merupakan bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan atau buah pikiran dari pengarangnya yang disusun secara sistematis berdasarkan kurikulum yang berlaku. Sejalan dengan itu, “buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan yang dibuat penulisnya dengan berbagai cara, misalnya berdasarkan hasil penelitian, pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi” Majid (2008, hlm.175). Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi informasi, pengetahuan dan langkah-langkah pembelajaran dari hasil analisis terhadap kurikulum dan kompetensi dasar yang disajikan dalam bentuk tulisan. Selain buku teks, buku bergambar merupakan media yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Buku bergambar akan memadukan teks atau tulisan dengan gambar sekaligus dengan tujuan menarik perhatian peserta didik dalam pembelajaran, sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan dalam kompetensi dasar.

 

3.    Modul

Modul merupakan sebuah buku yang ditulis dengan tujuan tertentu untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara mandiri dengan atau tanpa bimbingan dari guru. Sebuah modul dapat dikatakan bermakna apabila peserta didik dapat menggunakannya dengan mudah dan berisi kompetensi dasar yang hendak dicapai.

4.    Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar kerja peserta didik adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kerja ini biasanya berisikan langkah-langkah dan petunjuk untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dirancang oleh guru. Farihah, S (2014, hlm.16) menegaskan “tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis dan tugas-tugas praktis”.

5.    Brosur

Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara sistematis dan hanya terdiri atas beberapa halaman yang dilipat tanpa dijilid, karena hanya berisi keterangan-keterangan singkat

6.    Leaflet

Leaflet merupakan bahan cetak tertulis yang didesain secara menarik dengan menggunakan ilustrasi, bahasa sederhana, singkat dan mudah dimengerti. Leaflet sebagai bahan ajar harus memuat materi-materi yang sesuai dengan satu atau lebih kompetensi dasar dalam kurikulum agar dapat mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang tentunya perlu disesuaikan pula dengan tingkat kebutuhannya.

7.                  Wallchart

Wallchart adalah bahan cetak yang biasanya berisi grafik untuk tujuan menunjukkan posisi tertentu. Wallchart didesain dengan menggunakan permainan warna, sebagai bahan ajar yang menarik agar memudahkan peserta didik dan juga pendidik.

8.    Foto/Gambar

Foto atau gambar sebagai bahan ajar tentu saja memerlukan satu rangcangakan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar peserta didik dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi dasar (Farihah, S. 2014, hlm.17). Penggunaan bahan ajar foto/gambar harus dibantu juga dengan bahan tertulis yang digunakan sebagai petunjuk cara menggunakannya. Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki beberapa kriteria, sebagai berikut:

1.                  Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan harapan/data.

2.                  Gambar bermakna dan dapat dimengerti, sehingga tidak menimbulkan persepsi lain.

3.                  Diambil dari sumber yang benar, lengkap dan rasional


1.    Model/Market

Model/market merupakan bahan ajar berupa tiruan dari benda aslinya. Model/market ini dibuat dengan mengacu pada kurikulum dan kompetensi dasar, serta dalam membuatnya perlu dibantu dengan bahan lainnya seperti bahan tertulis agar dapat memudahkan pendidik untuk mengajarkaannya kepada peserta didik. Prastowo, A (2013, hlm.67) “untuk bahan ajar berbentuk model atau market, strukturnya sama persis dengan bahan ajar berbentuk foto atau gambar, yakni terdapat lima komponen di dalamnya”. Komponen yang tersebut adalah judul, materi pokok, informasi pendukung, langkah kerja dan penilaian.

4.    Bahan Ajar Audio

Bahan ajar audio atau bahan ajar yang dapat didengar ini merupakan bahan ajar yang menjadikan suara sebagai media perantara utamanya. Bentuk-bentuk bahan ajar audio akan diuraikan sebagai berikut.

1.    Kaset/Piringan Hitam/Compact disk

Kaset/Piringan Hitam adalah “sebuah kaset dapat dibuat dan direncanakan sedemikian rupa sehingga menjad sebuah program yang dapat dipergunakan sebagai bahan ajar” (Farihah, S. 2014, hlm.18). Kaset dapat menyimpan dan digunakan untuk mengulang-ulang suara yang akan diperdengarkan kepada peserta didik.

2.    Radio

Radio adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar maupun sumber belajar. Walaupun jarang sekali pendidik yang menggunakan radio sebagai bahan ajar maupun sumber belajar ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar, tetapi program radio biasanya digunakan dengan mendengarkan berita siaran langsung mengenai suatu kejadian/fakta yang sedang berlangsung.


3.    Bahan Ajar Audio Visual

Bahan ajar audio visual merupakan media yang dapat digunakan sebagai bahan ajar yang memadukan aktivitas melihat dan mendengar secara bersamaan. Bentuk-bentuk bahan ajar audio visual diuraikan sebagai berikut:

1.    Video/Film

Video/film yang digunakan sebagai bahan ajar harus sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan.  Sebagai bahan ajar video/film dapat menyampaikan pesan yang variatif dan membuat peserta didik lebih tertarik dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

2.    Orang/Narasumber

Manusia atau orang sebagai sumber belajar dapat pula dijadikan sebagai bahan ajar yang dapat dipandang dan didengar karena peserta didik dapat memperoleh informasi dan pengetahuan darinya. Walaupun demikian, orang/narasumber sebagai bahan ajar tidak dapat berdiri sendiri, tetapi dapat dikombinasikan dengan bahan lainnya seperti bahan tertulis.

3.    Bahan Ajar Interaktif

Bahan ajar interaktif seperti CD dapat digunakan pada berbagai jenjang pendidikan juga berbagai bidang studi. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia. “Multimedia yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam sebauh proses pembelajaran” (Azizah, N. 2016, hlm.19). Bahan ajar ini memiliki unsur-unsur media secara lenkap meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis.


1.             Landasan Penyusunan Buku Pelajaran

Dalam penyusunan buku pelajaran suatu mata pelajaran perlu diketahui beberapa landasan-landasan dalam pembuatannya, yaitu :

1.    Landasan Keilmuan Pendidikan Kesenian

Salah satu landasan dalam menyusun buku pelajaran adalah keilmuan mata pelajaran. Karena untuk mengetahui cakupannya dan susunannya perlu diperhatikan struktur keilmuan yang bersangkutan. Dalam hal ini, keilmuan yang didalamnya ada bidang seni tari adalah keilmuan pendidikan kesenian. Sebagaimana dijelaskan oleh Purwatiningsih dan Ninik Harini (2004, hlm. 6) “Pendidikan kesenian merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan apresiasi estetik dan membentuk kepribadian manusia seutuhnya, seimbang baik secara lahir maupun batin, jasmani maupun pribadi, berbudi luhur sesuai dengan lingkungan dan konteks sosial budaya Indonesia”. Pendidikan seni tari disajikan secara terpadu diantara pokok bahasan-pokok bahasan yang tercakup didalamnya (inter bidang studi) maupun dengan bidang studi lainnya (antar bidang studi).

2.    Landasan Ilmu Pendidikan dan Keguruan

Pemilihan bahan, penentuan luas cakupan dan urutannya dalam pembelajaran dipertimbangkan berdasarkan kaidah-kaidah pendidikan dan keguruan. Khususnya mengenai perkembangan kognitif siswa SD, bahwa usia siswa SD berkisar antara 6 sampai 12 tahun. Siswa pada usia ini belum mampu memecahkan persoalan-persoalan nyata, seperti memecahkan masalah verbal yang kompleks, hipotesis atau persoalan-persoalan yang menyangkut masa yang akan datang, khususnya siswa kelas awal. Untuk penyajian bacaan dianjurkan agar teks yang diajarkan di sekolah dasar memperhatikan uraian berikut ini.

Tabel 2.2

Jumlah Kata Per Kelas

Kelas

Jumlah Kata

Kelas I

25 - 75 kata

Kelas II

75 - 125 kata

Kelas III

125 - 175 kata

Kelas IV

175 - 225 kata

Kelas V

225 - 275 kata

Kelas VI

275  325 kata

3.    Landasan Keterbacaan Materi dan Bahasa yang Digunakan

Landasan ini adalah mengenai keterbacaan materi dan bahasa yang digunakan. Bagaimana materi itu harus diolah agar memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahaminya. Panjang dan susunan kata, frase, kalimat dan wacana yang bagaimana yang tidak menyulitkan siswa. Begitu pula makna kata, frase dan kalimat harus diketahui mana yang memudahkan dan mana yang menyulitkan siswa.

2.             Praktik Penulisan Buku Pelajaran/Bahan Ajar


Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005), dalam praktik penulisan buku pelajaran/bahan ajar ada beberapa tahap yang harus ditempuh yaitu :

1.    Menelaah Kurikulum

Secara umum yang ditelaah dari kurikulum adalah landasan filosofis yang dijadikan dasar dalam pengembangan kurikulum. Landasan tersebut tercermin melalui pendekatan pembelajaran, tujuan pendidikan; isi, prosedur dan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan; serta sarana penilaian.

2.    Menyusun Silabus

Komponen yang harus dikembangkan dalam menyusun silabus adalah standar kompetensi/kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, dan sumber bahan.


3.    Mengkaji Keilmuan Pendidikan Kesenian

Keilmuan pendidikan kesenian merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan apresiasi estetik dan membentuk kepribadian manusia seutuhnya, seimbang baik secara lahir maupun batin, jasmani maupun pribadi, berbudi luhur sesuai dengan lingkungan dan konteks sosial budaya Indonesia. (Purwatiningsih dan Ninik Harini, 2004, hlm. 6). Pendidikan seni tari disajikan secara terpadu diantara pokok bahasan-pokok bahasan yang tercakup didalamnya (inter bidang studi) maupun dengan bidang studi lainnya (antar bidang studi).

4.    Memahami Karakteristik Siswa dan Guru

Buku pelajaran/bahan ajar yang baik mengandung isi atau materi yang sesuai dengan kurikulum. Penulisannya disesuaikan dengan usia dn kematangan siswa (termasuk perbedaan individu), memperhatikan penggunaan kosakata dan kalimat, makna dan pemahaman, penyajian materi, latihan dan praktik, pengukuran prestasi, pemecahan masalah, tujuan guru dan fisik buku (memperhatikan ilustrasi dan format).

 

 

3.             Karakteristik Bahan Ajar Sekolah Dasar

Karakteristik bahan ajar di SD harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa SD, karena secara institusional tujuan pembelajaran di SD lebih ke arah pengembangan potensi dasar siswa SD yang diperlukan untuk belajar dan pembelajaran pada tingkat pendidikan selanjutnya. Sebagaimana yang dijelaskan (M. Djaughar Siddiq, 2018) mengenai karakteristik bahan ajar untuk siswa SD secara umum yaitu bahan ajar SD hendaknya memiliki karakteristik dapat membelajarkan sendiri para siswa (self instructional), artinya bahan pembelajaran SD mempunyai kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya semua bahan yang termuat di dalamnya dan diperlukan bagi pembelajaran siswa SD.


Bahan ajar bersifat lengkap, sehingga memungkinkan siswa tidak perlu lagi mencari sumber bahan lain. Dengan kata lain, bahan ajar dapatmengatasi kekurangan buku pelajaran di SD.

1.    Bahan ajar bersifat fleksibel, dapat digunakan baik untuk belajar klasikal, kelompok dan mandiri. Bagi pembelajaran klasikal, bahan ajar memungkinkan terjadinya keseragaman persepsi siswa satu kelas terhadap materi yang dipelajari dan memungkinkan interaksi antar siswa sehingga terbentuk kebersamaan. Bahan ajar kelompok, bahan ajar memungkinkan siswa untuk bekerja sama secara intensif, sehingga terbentuklah sifat gotong royong diantara siswa. Bahan ajar mandiri dapat memberikan kesempatan kepada setiap siswa SD mempelajari bahan ajar sesuai kecepatan dan irama belajar masing-masing siswa, tanpa harus mengganggu/terganggu oleh siswa lain.

2.    Desain bahan ajar SD dibuat dalam format yang sederhana tidak terlalu kompleks dan detail, yang penting bahan ajar SD mampu merangsang perkembangan seluruh potensi dasar siswa SD.

3.    Tampilan bahan ajar SD harus menarik perhatian siswa, misalnya dengan desain sampul bergambar, berwarna-warni, dihiasi gambar-gambar yang disenangi siswa SD (gambar binatang kesayangan dan sebagainya).


Berdasarkan pemaparan teori yang diperoleh dari berbagai sumber, penulis menyimpulkan makna dari adanya produk bahan ajar tari kreasi dodombaan di sekolah dasar adalah sebagai salah satu penunjang dari proses pembelajaran seni tari menjadi lebih optimal, karena siswa diperkenalkan langsung dengan pembelajaran yang telah mereka lihat sebelumnya di kehidupan nyata.