Analisis Membelajarkan IPA Berdasarkan Materi IPA
Analisis Membelajarkan
IPA Berdasarkan Materi IPA
Memperhatikan Karakteristik
psikologis anak (berhubungan dengan
karakteristik anak SD di setiap jenjang kelas)
Siswa SD kelas IV seperti tingkatan kelas lainnya memiliki minat
terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit. Dalam materi gaya dan
gerak langkah pertama pengenalan konsep tersebut dilakukan dengan kegiatan
eksplorasi menggerakan benda-benda di sekitar sekolah. Kegiatan tersebut akan
dapat diikuti semua siswa karena hal ini menyangkut kehidupan praktis
sehari-hari yang konkrit yang menarik untuk siswa. Selanjutnya guru mengarahkan
ke materi selanjutnya mengenai macam-macam gaya dengan mengajukan pertanyaan
“gaya apa yang membuat benda tadi bergerak?” lalu memberi contoh lainnya untuk
macam-macam jenis lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
Khususnya pada usia anak di kelas tinggi anak setelah memiliki minat
terhadap satu lah anak akan merasa ingin tahu dan ingin belajar. Kesempatan ini
dapat digunakan untuk mempelajari hubungan antara gaya dan gerak dalam
kehidupan sehari-hari yang memerlukan sikap berfikir yang kritis untuk menggali
konsep tersebut. Kegiatan ini juga
dapat dilakukan dengan kegiatan berkelompok karena siswa pada usia ini sedang
senang-senangnya berkelompok.
Mengembangkan potensi
scientis ( keterampilan apa yang
akan diajarkan)
Keterampilan tersebut diperoleh melalui
kegiatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan
mengkomunikasikan. Pengaplikasian pengembangan keterampilan tersebut dalam
materi mengenai gaya dan gerak dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Kreatif, setelah diberikan contoh konkrit
mengenai gambaran konkrit tentang gaya dan gerak dengan membuka dan menutup pintu,
mendorong dan menarik meja, melempar bula ke atas serta meremas selembar kertas
siswa dituntut untuk dapat merumuskan pengertian mengenai gaya dan gerak
berdasarkan pengamatan yang mereka lakukan. Selain itu kreatif juga
dikembangkan melalui kegiatan berdiskusi dalam kelompok untuk menjawab apa
hubungan gaya dan gerak.
b. Produktif, setelah siswa mengetagui konsep
tentang gaya dan gerak siswa diberikan kesempatan untuk bertanya terkait konsep
tersebut untuk memperoleh konsep-konsep lain tentang gaya dan gerak yang lebih
spesifik yang mengarah pada sifat-sifat gaya dengan pengarahan dari guru.
Selain itu siswa ditntut untuk dapat menyimpulkan jawaban terkait masalah yang
mereka dapatkan dari kegiatan eksplorasi.
c. Kritis, selain produktif bertanya pun dapat
menjadi wadah untuk siswa berfikir secara kritis terhadap pengamatan yang telah
dilakukan dengan arahan yang merujuk pada gaya apa yg digunakan. Dan siswa
dituntut kritis dalam menemukan jawaban hubungan antara gaya dan gerak.
d. Mandiri, dengan penyampaian yang santai dan
interaktif guru menciptakan suasana belajar yang dapat memicu keberanian siswa
untuk aktif dan menggali pengetahuannya secara mandiri dengan berani bertanya
dan mengemukakan pendapatnya sendiri. Siswa juga dapat mencoba demonstrasi yang
telah guru lakukan secara mendiri untuk meyakinkan pemahaman yang telah ia
miliki. Siswa pun berikir secara mandiri didukung dengan kegiatan diskusi untuk
memantapkannya.
e. Kolaboratif, dalam menemukan konsep tentang hubungan
gaya dan gerak siswa melakukan diskusi kelompok untuk mencari jawaban yang
tepat terkait konsep gaya dan gerak.
f. Komunikatif, diskusi juga dapat menjadi sebuah
kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan komunikasi siswa, karena antara
siswa dan siswa dapat terjalin komunikasi yang efektif. Siswa belajar
mengkomunikasikan informasi yang mereka ketahui dengan komunikatif.
Memperbaiki konsepsi menjadi konsep yang sesuai (kemungkinan terjadi kesalahan
konsepsi)
Materi
tentang hubungan gaya dan gerak mungkin akan dapat terjadi miskonsepsi pada
siswa tentang pemahaman gaya akan menyebabkan benda apapun bergerak. Kegiatan yang dapat
membantu memperbaiki konsepsi salah-satunya
dengan menggunakan peta konsep. Peta
konsep selain sebagai alat peraga untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep
mengenai hubungan antara gaya dan gerak berisikan skema keterhubungan antara
gaya dan gerak dengan beberapa factor yang mempengaruhi. Dari peta konsep
tersebut siswa dapat memperbaiki konsepi yang tidak sesuai dalam pemahamannya
yaitu tentang gaya akan menyebabkan benda apapun bergerak dengan skema yang
mengarahkan bahwa gaya akan menyebabkan benda bergerak jika gaya yang diberikan
lebih besar dari berat benda itu sendiri. Untuk memperkuat pemahaman tersebut
guru memberikan contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari seperti seseorang
yang ingin memindahkan batu yang sangat besar dengan mendorong batu tersebut tidak
akan bisa melakukan hal tersebut karena batu
yang besar tersebut beratnya beberapa kali lebih besar dari berat badan
orang itu. Peta konsep dapat disiapkan oleh guru dan diperlihatkan ketika siswa
sudah menemukan jawaban hubungan gaya dan gerak, atau dibuat siswa secara
bersama-sama sebagai jawaban dari masalah hubungan jawaban gaya dan gerak dalam
kehidupan sehari-hari kemudian guru tambahkan factor-faktor yang mempengaruhi.
Membekali keterampilan dan membangun
konsep-konsep baru yang harus dikuasainya. (keterampilan
dan konsep apa yang telah dikuasai)
Keterampilan yang
dikembangkan terdapat dalam kompetensi dasar “4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang hubungan
antara gaya dan gerak” dan “4.2
Menyajikan hasil pengamatan tentang keterhubungan antargagasan ke dalam
tulisan”. Siswa
diharapkan dapat memperoleh keterampilan menyajikan hasil percobaan mengenai
gaya dan gerak dalam bentuk laporan menggunakan kosa kata baku. Selain itu
siswa diharapkan dapat mengaplikasikan hubungan gaya dan gerak pada kegiatan
permainan kasti seperti yang terdapat dalam kopetensi dasar “4.3
Mempraktikkan variasi pola dasar jalan, lari, lompat, dan lempar melalui
permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau olahraga tradisional”
Adapun konsep yang
dikembangkan dalam kompetensi dasar berikut:
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak
pada peristiwa di lingkungan sekitar. Tentang hubungan gaya dan gerak.
3.2 Mencermati keterhubungan
antargagasan yang didapat dari teks lisan, tulis, atau visual. Tentang
menghubungkan antargagasan yang dipahami.
3.3 Memahami variasi gerak dasar
jalan, lari, lompat, dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi
dan atau olahraga tradisional. Tentang variasi gerak dasar.
Dimulai
dari nyata ke abstrak, dari mudah ke sukar, dari sederhana ke rumit, dan dari
dekat ke jauh. Dengan kata lain, mulailah dari apa yang ada /di sekitar siswa
dan yang dikenal, diminati serta diperlukan siswa. (alur untuk
memahami konsep IPA)
Nyata ke abstrak, mudah kesukar,
sederhana ke rumit dan dekat ke jauh dapat dilihat dari penerapan konsep gaya
dan gerak dengan memberikan contoh aplikasinya dengan mendorong pintu, menarik
kursi dan meremas kertas. Kemudian siswa akan memproses menjadi konsep
pengertian yang bersifat abstrak dan langkah selanjutnya mengenai hubungan
antara gaya dan gerak sebagai langkah yang lebih sukar dan rumit. Hal yang
lebih jauhnya dapat dengan pembuktian bahwa tidak semua benda dapat bergerak
jika diberikan gaya karena ada factor yang dapat mempengaruhi hal tersebut.
Menciptakan
dan mengoptimalkan suasana bermain tersebut dalam kelas sehingga menjadi media
yang efektif untuk membelajarkan siswa (penciptaan
suasan belajar)
Setelah pembelajaran yang dilakukan secara
interaktif dengan kegiatan yang dapat menarik minat siswa penekanan tentang
materi gaya dan gerak dapat dilakukan dalam kegiatan permainan bola kasti
sebagai wujud pengaplikasian tentang gaya dan gerak. Ketika bola dilemparkan
disana terdapat gaya otot yang dilakukan untuk mendorong bola. Berlarinya siswa
dan menyebabkan siswa berpindah tempat karena ada usaha yang dilakukan.