Gagasan dan Ide Pendidikan di Era Society 5.0
Konsep revolusi industri 5.0 merupakan konsep yang
secara fundamental dapat mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan
satu dengan yang lain. Pada era 5.0, industri mulai menyentuh dunia
virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data, semua sudah ada di
mana-mana, dikenal dengan istilah Internet of Things (IoT).
Industri 5.0 telah memperkenalkan teknologi produksi massal yang
fleksibel, mesin akan beroperasi secara independen atau berkoordinasi dengan
manusia, mengontrol proses produksi dengan melakukan sinkronisasi waktu dengan
melakukan penyatuan dan penyesuaian produksi. Salah satu karakteristik unik
dari industri 5.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial
intelligence (AI).
Berkembangnya era revolusi industri 5.0
tentunya berdampak dalam dunia pendidikan. Era revolusi industri 5.0 telah
mengubah cara berpikir tentang pendidikan. Perubahan yang dibuat bukan hanya
cara mengajar, namun yang terpenting adalah perubahan dalam perspektif konsep
pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum untuk saat ini
dan masa depan harus melengkapi kemampuan siswa dalam dimensi pedagogik,
keterampilan hidup, kemampuan untuk hidup bersama (kolaborasi) dan berpikir
kritis dan kreatif.
Mengembangkan soft skill dan transversal
skill, serta keterampilan tidak terlihat yang berguna dalam banyak
situasi kerja seperti keterampilan interpersonal, hidup bersama, kemampuan
menjadi warga negara yang berpikiran global, serta literasi media dan
informasi.
Revolusi industri 5.0 dalam dunia
pendidikan menekankan pada pendidikan karakter, moral, dan keteladanan. Hal ini
dikarenakan ilmu yang dimiliki dapat digantikan oleh teknologi sedangkan
penerapan soft skill maupun hard skill yang
dimiliki tiap peserta didik tidak dapat digantikan oleh teknologi. Dalam hal
ini diperlukan kesiapan dalam hal pendidikan berbasis kompetensi, pemahaman dan
pemanfaatan IoT (Internet of Things), pemanfaatan virtual atau augmented
reality dan penggunaan serta pemanfaatan AI
(Artifical Intelligence).
Pengembangan kurikulum juga merupakan
salah satu hal yang mampu mengarahkan dan membentuk karakter peserta didik agar
siap menghadapi revolusi industri 5.0. Untuk memastikan kurikulum berjalan
secara optimal, guru harus memiliki kompetensi yaitu educational competence,
competence for technological commercialization, competence in globalization,
competence in future strategies serta counselor competence. Guru
juga perlu memiliki sikap yang bersahabat dengan teknologi, kolaboratif,
kreatif dan mengambil risiko, memiliki selera humor yang baik, serta mengajar
secara menyeluruh (holistik).
Pembelajaran berpusat kepada siswa (student-centered
learning), dengan kolaborasi pembelajaran (collaborative
learning), serta terintegrasi dengan masyarakat adalah hal yang
perlu dipertimbangkan oleh sekolah dan guru dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran yang mampu mengarahkan dan membentuk karakter peserta didik.
Cara-cara seperti (1) flipped classroom,
(2) mengintegrasikan media sosial, (3) Khan Academy, (4) project-based
learning, (5) moodle, dan (6) schoology,
ataupun yang berbasis teknologi lainnya dapat diintegrasikan ke dalam proses
pembelajaran tersebut sehingga peserta didik dekat dengan teknologi dan dapat
turut serta mempelajari dan mengimbangi revolusi industri 5.0 pada bidang
teknologi.
Selain peran peserta didik dan teknologi,
tenaga pendidik yang professional dan berkompeten juga akan sangat berpengaruh
untuk masa depan dunia kependidikan di era revolusi industri 5.0. Tenaga
pendidik di era society 5.0 harus memiliki keterampilan yang baik dibidang
digital dan juga berpikir kreatif. Seorang guru dituntut untuk lebih inovatif
dan dinamis dalam mengajar di kelas. Oleh karena itu ada tiga hal yang harus
dimanfaatkan pendidik di era society 5.0 seperti yang telah dijelaskan diatas
diantaranya Internet of Things pada dunia pendidikan (IoT), Virtual/Augmented
Reality dalam dunia pendidikan, Pemanfaatan Artificial
Intelligence (AI) yang bisa digunakan untuk membantu
mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh tenaga pelajar dan
peserta didik tentunya.
Selain hal tersebut tenaga pendidik juga
harus memiliki kecakapan dan memiliki kemampuan leadership, digital
literacy, communication, entrepreneurship,
dan problem solving. Karena zaman yang semakin maju
ditambah lagi di era revolusi industri 5.0 disemua sektor akan menjadi lebih
maju. Jika dunia Pendidikan tidak dipersiapkan dan mengikuti perkembangan zaman
yang begitu pesat, maka pendidikan di Indonesia akan sangat tertinggal jauh.
Tenaga pendidik di abad society 5.0 ini harus menjadi guru penggerak yang
mengutamakan murid, inisiatif untuk melakukan perubahan terutama untuk peserta
didik, mengambil tindakan tanpa ada yang menyuruh, dan terus berinovasi serta
keberpihakan kepada peserta didik.
Pada era 5.0, industri mulai menyentuh
dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data, semua sudah ada
di mana-mana, dikenal dengan istilah Internet of Things (IoT).
Industri 5.0 telah memperkenalkan teknologi produksi massal yang fleksibel, mesin akan
beroperasi secara independen atau berkoordinasi dengan manusia, mengontrol
proses produksi dengan melakukan sinkronisasi waktu dengan melakukan penyatuan
dan penyesuaian produksi. Salah satu karakteristik unik dari industri 5.0
adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Berkembangnya era revolusi industri 5.0
tentunya berdampak dalam dunia pendidikan. Era revolusi
industri 5.0 telah mengubah cara berpikir tentang pendidikan. Perubahan yang
dibuat bukan hanya cara mengajar, namun yang terpenting adalah perubahan dalam
perspektif konsep pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, pengembangan
kurikulum untuk saat ini dan masa depan harus melengkapi kemampuan siswa dalam
dimensi pedagogik, keterampilan hidup, kemampuan untuk hidup bersama
(kolaborasi) dan berpikir kritis dan kreatif. Mengembangkan soft
skill dan transversal skill,
serta keterampilan tidak terlihat yang berguna dalam banyak situasi kerja
seperti keterampilan interpersonal, hidup bersama, kemampuan menjadi warga
negara yang berpikiran global, serta literasi media dan informasi.
Tetapi sebenarnya Revolusi Industri 5.0
bukanlah hal baru. Karena merupakan antithesis dari Revolusi Industri 4.0, era
yang kembali pada masa industri. Kolaborasi manusia dan teknologi dan digital
semakin nyata.
Banyak robot yang sudah mulai diarahkan untuk
berkolaborasi dan bersentuhan langsung dengan manusia. Dapat dibayangkan
dibidang pendidikan manusia dan robot akan berkolaborasi dalam proses
pembelajaran, baik dalam ruang kelas nyata maupun virtual seperti sekarang ini.
Peserta didik bisa saja berhadapan dengan robot yang dikendalikan pendidik. Tetapi,
dengan adanya sistem yang baru di era ini peran guru tidak akan terganti oleh
teknologi. Karena disini terdapat peran guru yang tidak akan pernah bisa
digantikan oleh teknologi, diantaranya adalah interaksi secara langsung di
kelas, ikatan emosional antara guru dan siswa, dan juga penanaman karakter dan
teladan seorang guru.
Di era pandemi virus corona yang sedang
melanda bumi manusia ini, era revolusi industri 5.0 dan segala teknologi yang
ada pada era ini dirasa sangat membantu. Bahkan sekarang, semua bergantung pada
teknologi yang ada. Teknologi bak malaikat dan penolong satu satunya. Dari
pembelajaran, belajar dan pemahaman konsep, kemudian bahan ajar dan hasil
belajar semua diperoleh melalui teknologi.