Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian dan Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif


 

Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sukmadinata (2004: 243) Model Pembelajaran adalah “suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa atau mahasiswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa”.

 

Model pembelajaran memiliki kesamaan dalam beberapa hal dengan pendekatan. Begitupun Model pembelajaran memiliki kesamaan dalam beberapa hal dengan metode pembelajaran, ketiga konsep tersebut memiliki kesamaan yaitu semua berfokus pada proses pengajaran, proses pembelajaran, proses belajar mengajar, atau interaksi belajar mengajar.

 

Menurut Sumaatmadja (1984: 95) Metode pengajaran adalah: ’Suatu cara yang didalam fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan’.

 

Suatu model pembelajaran yang baik menurut Chauchan (1979) memiliki beberapa karakteristik, yaitu:“memiliki prosedur Ilmiah, hasil belajar yang spesifik, kejelasan lingkungan belajar, kriteria hasil belajar, dan proses pembelajaran yang jelas”.

 

Pembelajaran Kooperatif (kerjasama) merupakan model pembelajaran yang bertolak dari sifat dasar manusia, dan diarahkan pada pengembangan kemampuan siswa dalam realisasi sifat dasar tersebut yaitu:“Manusia adalah makhluk sosial, dalam kehidupannya selalu berada bersama orang lain, saling tergantung dan membutuhkan” (Sukmadinata, 2004: 238).

 

Atas dasar inilah model pembelajaran kooperatif ini diperlukan, karena tanpa ada kerjasama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, ataupun sekolah bahkan tanpa kerja sama tidak akan ada suatu negara.

 

Model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan kerja kelompok yang dilakukan asal-asalan. Penggunaan Model Kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik (guru) mengelola kelas lebih efektif.

 

Didalam model pembelajaran model kooperatif ini menurut Lie (2004: 31) menjelaskan:

Lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan agar lebih efektif yaitu sebagai berikut: 1) Saling ketergantungan positif, 2) Tanggung jawab perseorangan, 3) Tatap muka, 4) komunikasi antar anggota, dan 5) Evaluasi proses kelompok.

 

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukmadinata (2004: 238) didalam bukunya ditulis bahwa: “Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan akademik, keterampilan berpikir, mengintegrasikan dan menerapkan konsep pengetahuan memecahkan masalah dan meningkatkan harga diri”.

 

Apabila pendidik (guru) melaksanakan model pembelajaran kooperatif dengan menerapkan 5 unsur seperti yang diatas maka pembelajaran akan lebih efektif dan menghasilkan beberapa manfaat yang sangat baik. Selain itu, model ini juga sesuai dengan budaya Indonesia yaitu suka bergotong royong, dan saling tolong menolong.

 

Model-model Pembelajaran Kooperatif

Ada lima model utama pembelajaran kooperatif tiga model yang bersifat umum dapat digunakan dalam berbagai bidang studi, yaitu model Pembelajaran Peningkatan Prestasi Tim, Pembelajaran Permainan Tim, dan Pembelajaran Keahlian Tim. Dua model ini lain lebih bersifat khusus, yaitu pembelajaran percepatan Tim digunakan dalam matematika, dan Pembelajaran Membaca dan Komposisi Terpadu digunakan dalam Bahasa.

 

Metode pengajaran IPS dapat dibagi dua klasifikasi yaitu metode yang interaksi edukatifnya berlangsung di dalam kelas dan interaksi edukatifnya berlangsung di luar kelas.

 

Metode pembelajaran peningkatan prestasi Tim. Lebih dikenal dalam singkatan STAD (Student Teams Achievement Division), Metode Pembelajaran Permainan Tim (PPT) atau Teams Games Tournaments (TGT), dan metode pembelajaran keahlian Tim dengan nama aslinya jigsawll, ketiga metode ini merupakan metode yang interaksi edukatifnya berlangsung di dalam kelas.

 

Akan tetapi, Lie (2004) didalam bukunya yang berjudul “Cooperative Learning” memiliki beberapa teknik belajar mengajar sebagai berikut:

1)      Mencari pasangan

2)      Bertukar pasangan

3)      Berpikir-Berpasangan-Berempat

4)      Berkirim salam dan soal

5)      Kepala bernomor

6)      Kepala bernomor tersruktur

7)      Dua tinggal dua tamu

8)      Keliling kelompok

9)      Kancing gemerincing

10)  Keliling kelas

11)  Lingkaran kecil lingkaran besar

12)  Tari bambu

13)  Jigsaw

14)  Bercerita berpasangan

 

Metode-metode pembelajaran diatas semuanya dapat digunakan dalam mata pelajaran IPS. Tapi disana tidak ada metode TGT yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini.