Manusia : Manusia Individu, Manusia Sosial, Makhluk Budaya, Interaksi Manusia dengan Lingkungannya dan Hubungan Interaksi Sosial dan Dinamika Kehidupan Sosial
Manusia
Manusia adalah mahhuk yang sempurna karena diberikan akal untuk
berfikir dan menyadari
bahwa manusia itu berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya. Dengan kemampuan akal inilah,
manusia memiliki kemampuan tentang “apa yang telah, yang sedang dan yang akan
diperbuat” terutama terhadap lingkungan alam di mana manusia hidup. Dengan
kata lain bahwa manusia mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan alam dan manusia juga mampu memanfaatkan lingkungan alam untuk keberlangsungan dan
kesejahteraan manusia itu
sendiri karena manusia itu adalah makhluk “yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain)”
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan
pikiran. Dengan bekal
akal dan pikiran inilah manusia dapat mempertinggi dan meningkatkan derajat kualitas
kehidupannya melalui dorongan hasrat keingintahuan terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan
keingintahuannya inilah juga manusia berusaha mengetahui dan memahami berbagai hal yang
ada di luar dirinya
tetapi juga bertanya tentang dirinya sendiri.
a.
Makhluk
Individu
Manusia sebagai individu artinya sebagai “orang atau seorang;
pribadi orang (terpisah
dari yang lain)” (http://kbbi.web.id/individu) yang merupakan suatu
keutuhan yang tidak dapat
dibagi-bagi yaitu individu sebagai pribadi yang berbeda dari yang lain. Manusia sebagai
individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial yang sulit dipisahkan dengan
manusia lainnya. Semenjak lahir sampai dewasa bahkan ketika manusia dipanggil
oleh yang Maha Kuasa, manusia selalu bergantung dan membutuhkan orang lain dalam setiap aktivitas
kehidupannya.
Oleh karena itu, pantas dan layak dikatakan bahwa manusia itu
adalah makhluk individu
sekaligus makhluk sosial yang senantiasa memerlukan bantuan orang lain
dalam memenuhi segala kebutuhan
hidupnya. Menurut
Paula JC & Janet WK Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas
memilih makna di dalam setiap
situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun
pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
Menurut Omar
Mohammad Al - Toumi Al - Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk
yang mulia.
Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, kemampuan
berpikir / akal).
Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya berdasarkan dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan
faktor lingkungan. Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari
beberapa unsur kehidupan seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh /
fisik). Menurut Abineno J. I, manusia adalah “tubuh yang dilengkapi dengan jiwa /
berjiwa” dan bukan “jia abadi yang berada atau pun yang terbungkus di dalam sebuah
tubuh / badan yang fana / tidak nyata”.
Menurut Erbe Sentanu,
manusia merupakan makhluk sebaik - baik yang diciptakan oleh
Tuhan. Bahkan, dapat dikatakan
manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan
makhluk citaannya yang lain. Dari beberapa pengertian menurut ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa manusia adalah
makhluk ciptaan tuhan yang sempurna terdiri dari bagian tubuh, roh, yang
memiliki akal pikiran terbuka,
bebas memilih makna dalam setiap situasi, mengemban tanggungjawab atas
setiap keputusan hidup secara berkelanjutan.
Manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran dan penyadaran diri.
Dengan
kemampun yang dimiliki ini,
manusia akan menyadari tentang keberadaannya di lingkungan sekitar. Dengan kata lain, manusia akan mampu membedakan dirinya dengan segala sesuatu yang ada di luar dirinya. Selain itu, manusia bukan saja mampu berpikir tentang diri dan alam sekitarnya sekaligus manusia akan menyadari bahwa alam tempat manusia hidup merupakan bagian dari kehidupannya.
Kesadaran manusia akan dirinya sendiri merupakan perwujudan individualitas
manusia. Manusia sebagai individu atau sebagai pribadi merupakan kenyataan yang paling riil dalam
kesadaran manusia. Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan yang tak
dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan manusia yang lainnya sehingga bersifat
unik dan merupakan subjek yang otonom.
Sebagai individu, manusia adalah kesatuan yang tak dapat dibagi
antara aspek badaniah dan
rohaniahnya. Setiap manusia mempunyai perbedaan sehingga bersifat unik. Perbedaan ini berkenaan dengan postur tubuhnya, kemampuan berpikirnya, minat dan bakatnya, dunianya serta cita-citanya. Manusia yang dilahirkan kembar sekalipun tak pernah memiliki kesamaan secara
keseluruhannya. Setiap manusia
mempunyai dunianya sendiri dan tujuan
hidupnya sendiri.
Masing-masing secara sadar berupaya menunjukkan keberadaannya, ingin menjadi dirinya sendiri atau bebas
bercita-cita untuk menjadi apapun. Setiap manusia mampu menempati posisi, berhadapan,
menghadapi, memasuki,
memikirkan, bebas mengambil sikap dan bebas mengambil tindakan atas tanggung jawabnya sendiri
sehingga dapat dikatakan bahwa manusia adalah subjek dan tidak boleh dipandang
sebagai objek (Sumantri, 2015).
b.
Makhluk
Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya bahwa manusia dalam
kehidupannya selalu
berhubungan dan membutuhkan manusia lain. Manusia selalu hidup bersama dengan sesamanya dalam
masyarakat. Setiap individu mempunyai dunia dan tujuan hidupnya
masing-masing, tetapi setiap individu juga mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama
dengan sesamanya. Melalui hidup dengan sesamanya inilah manusia dapat mengukuhkan keberadaannya. Terdapat
hubungan pengaruh timbal balik
antara individu dengan masyarakatnya.
Sebaliknya, terdapat pula pengaruh dari individu terhadap
masyarakatnya. Masyarakat
terbentuk dari individu-individu, maju mundurnya suatu masyarakat
akan ditentukan oleh
individu-individu yang membangun dalam masyarakatnya. Dengan kata lain, setiap manusia
adalah individu sebagai pribadi dan adanya hubungan pengaruh timbal balik
antara individu sebagai pribadi dengan sesamanya (Sumantri, 2015).
Kenapakah manusia sebagai individu dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh sesamanya
dalam masyarakat? Pengaruh hubungan timbal balik ini adalah dalam
rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya, manusia menjalin hubungan sosial dengan manusia lainnya untuk
saling berbagi sumber daya yang mereka miliki. Kebutuhan-kebutuhan dasar hidup
manusia itu sebenarnya menggambarkan nilainilai sosial yang dihargai oleh
manusia-manusia lainnya. Nilai sosial bisa diartikan sebagai segala sesuatu yang dihargai manusia lain karena nilai
sosial terbukti memiliki
daya guna yang fungsional bagi perkembangan hidup manusia. Nilai sosial itu bisa berupa manusia,
benda, barang, hewan, sikap, perbuatan, perilaku, cara berfikir dan perasaan serta pandangan-pandangan atau ide (R.
Hermawan dan K. Rukandi, 2006).
Manusia sebagai makhluk sosial adalah sebagai individu pribadi yang
selalu
bergantung dan membutuhkan
manusia lain ketika ia tumbuh dan berkembang dalam lingkungan sosialnya. Semua
aspek yang terdapat dalam lingkungan sosialnya akan berpengaruh pada manusia sebagai individu pribadi
dan juga pada manusia
lainnya yang ada dalam lingkungan sosial tersebut. Keluarga yang meliputi ayah, ibu dan anak
menjadi bagian penting dari lingkungan sosial yang secara langsung berhubungan
dengan diri individu, sedangkan masyarakat di
sekitar merupakan lingkungan
sosial yang dikenal dan memberikan pengaruh terhadap pembentukan kepribadian
anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang berguna.
c. Makhluk Budaya
Mengapakah manusia dapat dikatakan sebagai makhluk budaya? Manusia dikatakan sebagai makhluk budaya karena budaya itu sebenarnya
dipelajari dan diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam suatu masyarakat.
Hal-hal yang dianggap baik, perlu
untuk dipertahankan dan diteruskan pada generasi berikutnya serta mungkin saja suatu masyarakat menganggap
bahwa hal-hal
tertentu tersebut ada yang perlu untuk diubah atau diperbaiki dalam budaya
mereka itu. Budaya disampaikan
kembali pada generasi berikutnya. Karena itu, setiap orang dibesarkan dengan
cara-cara yang berbeda. Individu-individu dalam masyarakat belajar dari
orang-orang di sekitarnya bagaimana berbicara, bagaimana berfikir dan bagaimana
bertindak serta bagaimana berperilaku dalam cara-cara tertentu di dalam
masyarakat tersebut. Gambar berikut di bawah ini dapat membantu menunjukkan bahwa
manusia itu merupakan makhluk individu, makhluk sosial dan sekaligus juga sebagai makhluk budaya.
c.
Interaksi
Manusia dengan Lingkungannya
Interaksi merupakan merupakan suatu bentuk hubungan timbal balik
antara
individu dengan individu,
individu dan kelompok, serta kelompok dengan kelompok. Interaksi manusia bukan hanya dengan individu dan
kelompok saja, melainkan mencakup
interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi. Dalam
interaksi tersebut, terjadi berbagai macam permasalahan yang disebut dengan
dinamika interaksi. Dinamika ini, mendorong terbentuknya suatu perubahan kepada hal yang baik atau
pun hal yang
sebaliknya. Dilihat dari partner interaksinya, interaksi yang dilakukan
manusia dapat dikelompokkan
menjadi 4 kelompok yaitu (a) interaksi manusia dengan lingkungan alam, (b)
interaksi manusia dengan lingkungan sosial, (c) interaksi manusia dengan
lingkungan budaya, dan (d) interaksi manusia dengan lingkungan ekonomi. Interaksi
manusia dengan lingkungan alam berarti usaha pemanfaatan lingkungan bagi kesejahteraan
manusia, seperti pemanfaatan hutan, sungai, laut, gunung, tambang dan sebagainya. Alam harus
dijaga agar tetap
seimbang dan kemanfaatannya berlangsung terus menerus. Dengan demikian anak cucu kita
masih dapat menikmati dan memanfaatkan lingkungan. Interaksi manusia dengan lingkungan alam dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu interaksi yang bersifat mendominasi (eksploitasi) dan
interaksi yang hanya
bersifat adaptasi.
Contoh interaksi yang mendominasi antara lain pembuatan kanal untuk mengatasi banjir, pembangunan jalan raya,
waduk, terowongan
bawah tanah, dan modifikasi cuaca. Interaksi adaptasi contohnya menggunakan pakaian tebal di
pegunungan, petani menyesuaikan cuaca saat menanam, nelayan melaut mmanfaatkan angin darat dan angin laut.
Interaksi manusia dengan
lingkungan sosial adalah hubungan antara manusia dengan manusia lainnya. Manusia adalah makhluk sosial,
dengan ciri khas setiap
orang tergantung dengan manusia lain. Ada hubungan saling membutuhkan. Contoh produsen
membutuhkan pedagang. Pedagang membutuhkan pembeli (konsumen). Demikian pula dengan kebutuhan
sosial seperti
bergotong-royong memperbaiki saluran air di lingkungan agar terhindar
dari banjir, atau perbaikan jalan
agar tidak terjadi kecelakaan, dan contoh-contoh lainnya.
Interaksi manusia dengan lingkungan budaya. Manusia berkumpul akan membentuk komunitas. Untuk menjaga keselarasan di dalam komunitas
diperlukan kesepakatan yang akan
melahirkan aturan dan juga menghasilkan kebudayaan. Interaksi manusia dengan lingkungan ekonomi adalah
aktivitas yang
dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dan menghasilkan
kegiatan ekonomi dalam
masyarakat. Sebagai mahkluk ekonom, manusia tidak bisa mencukupi kebutuhan
sendiri tetapi membutuhkan bantuan orang lain untuk mencukupi kebutuhan. Contoh interaksi lingkungan
ekonomi antara lain: jual beli
antara pedagang dan pembeli di pasar, pengiriman barang dari produsen kepada agen, pedagang, dan
konsumen.
d.
Hubungan
Interaksi Sosial dan Dinamika Kehidupan Sosial
Interaksi sosial akan menyebabkan kegiatan hidup seseorang semakin
bervariasi dan
kompleks. Jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu, individu
dan kelompok, serta kelompok dan kelompok sangat bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu yang membentuk suatu kehidupan
bermasyarakat. Masyarakat
merupakan suatu populasi yang membentuk organisasi sosial yang bersifat kompleks. Dalam
organisasi sosial terdapat nilai-nilai, normanorma, dan pranata-pranata sosial, serta
peraturan-peraturan untuk bertingkah laku dan berinteraksi dalam kehidupan
bermasyarakat.
Meskipun norma, nilai, pranata, dan peraturan dimiliki oleh setiap kelompok masyarakat dengan tingkat
peradaban berbeda, tidak menjamin setiap anggota masyarakat mengetahui
sekaligus menyetujuinya.
Kenyataan ini cenderung menyebabkan ketidakaturan atau konflik
di tengah-tengah masyarakat.
Hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam banyak hal akan selaras
dan seimbang apabila diatur dan diarahkan sebagaimana mestinya.